• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Hasil Penelitian Keempat Informan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Skema 6 Ringkasan Hasil Penelitian Keempat Informan

Ringkasan Hasil Penelitian Keempat Informan Persepsi perilaku dukungan sosial

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4

- Dihargai pilihannya sebagai homoseksual

- Tidak didiskriminasi - Diterima

- Disapa dengan ramah - Dilegalkan pernikahan

sesama jenis

- Diberikan saran ketika ada masalah

- Saling bercerita - Didengarkan

- Dibiarkan atau dibebaskan menjadi homoseksual

- Dihargai pilihannya sebagai homoseksual

- Tidak didiskriminasi

- Diberikan semangat ketika dalam masalah

- Diberikan saran ketika ada masalah

- Dibiarkan atau dibebaskan untuk menjadi homoseksual

- Dihargai pilihannya sebagai homoseksual

- Tidak didiskriminasi - Diterima

- Diberikan semangat ketika dalam masalah

- Diberikan saran ketika ada masalah

- Saling bercerita - Didengarkan

- Dibiarkan atau dibebaskan untuk menjadi homoseksual

- Dihargai pilihannya sebagai homoseksual

- Tidak didiskriminasi - Diterima

- Diberikan semangat ketika dalam masalah

- Disapa dengan ramah - Diberikan saran ketika ada

masalah - Saling bercerita

- Dibiarkan atau dibebaskan untuk menjadi homoseksual

3. Hasil Persepsi Dukungan Sosial a. Dukungan Emosional

Dukungan emosional secara umum menurut persepsi informan dapat dibagi menjadi beberapa perilaku, seperti perilaku diterima orientasi informan, perilaku dihargai pilihannya sebagai homoseksual, perilaku tidak didiskriminasi menurut orientasi seksualnya, perilaku disapa dengan ramah, dan perilaku diberikan semangat ketika informan dalam masalah. Perilaku dihargai pilihannya sebagai homoseksual dan perilaku tidak didiskrimimasi menurut orientasi seksualnya dirasakan oleh semua informan sebagai dukungan sosial. Selain itu perilaku diterima orientasi seksualnya disepakati oleh informan 1, 3, dan 4 dan perilaku diberikan semangat ketika dalam masalah disepakati oleh informan 2, 3, dan 4 sebagai perilaku yang mendukung.

Perilaku dukungan emosional menurut informan juga bisa dibagi menurut sumber pemberinya. Dari hasil wawancara, terdapat empat sumber pemberi dukungan, yaitu keluarga, teman, teman homoseksual lain dan orang lain yang tidak dekat dengan informan. Dari sumber keluarga, terdapat dua perilaku yang tidak masuk ke dalam kategori perilaku di atas, seperti perilaku diberi kepercayaan untuk mencapai target (informan 1) dan perilaku ditanyai mengenai pasangan (informan 4).

sosial informan mengenai perilaku yang sama. Hal ini muncul pada perilaku tidak didiskriminasi menurut orientasi seksualnya.

Informan 1 menganggap bahwa perilaku diskriminatif dengan menghina secara verbal mengenai orientasi seksual hanya bisa dilakukan oleh teman karena informan menganggap bahwa teman seharusnya lebih tahu dibandingkan dengan orang lain, seperti yang diungkapkan informan di bawah ini,

“…tentang hubungan seksual… kalo cewe cowo kan jelas berhubungannya kaya apa. Ada yang dimasukin ada yang memasukkan. Nah kadang ada temen-temen yang.. ya nggak tau sih mereka sengaja atau nggak.. secara sadar atau nggak ngomongnya, ya kamu.. kalo kamu pake apa? Paling pake jari doang. Kaya gitu. Kalo nggak pake apa.. barang-barang. Pake timun sana. Ya kayak gitu. Nggak segitunya juga kali. Gitu sih” (S1.W3.B48-55)

“Yaa… karena itu stranger yang belum tau. Aku mikirnya belum tau ni. Emang dia bener2 polos pingin tau ni. Yauwes tak kasih tau. Beda sama temen ni. Temen deket kan kamu harusnya tau dong, ngapain tanya lagi. Jadinya beda. Bedanya karena aku ngerasa dipermainin kali ya. Orang tau kok nanya terus, ngehina apa ya…” (S1.W3.B73-78)

Hal ini berbeda dengan yang dirasakan oleh informan 3 dimana informan 3 merasa bahwa perilaku menghina secara verbal mengenai homoseksual yang diterima oleh teman dan sesama homoseksual akan dianggap sebagai bercandaan. Hal ini sesuai dengan perkataan informan berikut,

“Kalo sama temenku, aku nggak tau ya ini termasuk diskriminasi atau gimana, palingkata2 yang dikeluarkan itu yang, kasian ya cewe2 di Indonesia, udah cowo cakep dikit, banyak yang gay. Ya kayak gitu2. Kalo itu sih aku anggep itu candaan. Jadi ya aku santai aja. Karena aku udah nganggep dia bisa nerima aku dan nggak mungkin

ngomong kayak gitu yang tujuannya buat nyakitin hati. Udah tahu sama tahu lah. Dan kita juga udah saling percaya lah. Jadi paling menurutku mereka cuma candaan aja. Apalagi sama temen2 yang sesama gay. Nggak mungkin banget. Udah jelas banget mereka bercandaan. Dibuat lucu2an aja.” (S3.W2.B221-231)

b. Dukungan Instrumental

Perilaku yang dipersepsi informan sebagai dukungan instrumental adalah perilaku melegalkan pernikahan sesama jenis. Perilaku ini hanya muncul pada hasil wawancara dengan informan 1.

c. Dukungan Informasi

Perilaku yang dipersepsi informan sebagai dukungan informasi adalah perilaku memberikan saran ketika informan sedang ada masalah. Perilaku ini diangggap sebagai dukungan oleh semua informan. Pada informan 1, informan menambahkan bahwa pemberian saran yang baik adalah pemberian saran yang sama seperti ketika sedang memberi saran kepada heteroseksual,

“Kaya aku cerita aku tengkar sama ini, kayak gini gini gini. Ya mereka menanggapi ceritaku seperti mereka menanggapi seseorang yang mayoritas itu menurutku udah suatu dukungan” (S1.W2.B50-53)

Selain itu, pada informan 1 juga dibandingkan mengenai pemberian saran yang bersifat menolak orientasi seksualnya ketika diberikan oleh teman dan orang yang tidak dekat dengan informan. Informan lebih bisa menerima ketika pemberian saran yang bersifat menolak

orientasi seksualnya, diberikan oleh teman dibandingkan oleh orang lain yang tidak begitu dikenalnya.

“Kecuali emang temen yang udah tau dalem-dalemnya aku, dia ngasih tau mbok kamu tu kayak gini, jangan sama cewe atau apa, aku lebih bisa nerima daripada kalau dia stranger.” (S1.W2.B65-68)

Pada informan 4, pemberian saran ketika informan ada masalah bisa dilakukan oleh teman sesama homoseksual dan keluarga. Informan menjelaskan bahwa anggota keluarga, khususnya mama, memberikan saran kepada informan mengenai maslaah relasi romantisnya.

“Mama aku selalu mendukung, selalu tau pacar aku siapa. Loh kenapa gak sama ini lagi? Iya mah putus. Oh yaudah jangan berantem2, selalu bina hubungan silaturahmu yang baik” (S4.W1.B186-188)

d. Dukungan Pertemanan

Perilaku yang merupakan dukungan pertemanan hanya muncul pada hasil wawancara tiga informan (Informan 1, 3, dan 4). Secara umum, perilaku yang dipersepsi oleh ketiga informan tersebut sebagai dukungan pertemanan ialah perilaku saling mengobrol atau bercerita. Selain itu perilaku yang merupakan dukungan pertemanan adalah didengarkan. Perilaku dukungan pertemanan yang muncul pada informan 4 adalah ketika bertemu dan ditemani oleh teman dekatnya.

“Oohh, ada. Temen2 deket, temen2 main. Karena tiap hari ketemu ya pastinya ada. Kerjaanku bukan kerjaan kantoran gitu jadi pasti ada. Ditemenin atau apa gitu pasti ada” (S4.W1.B132-134)

Menurut informan 3, perilaku saling cerita lebih dianggap sebagai dukungan jika dilakukan oleh teman dibandingkan oleh orang yang tidak dekat dengan informan. Hal ini disebabkan karena perilaku saling cerita kemungkinan besar tidak akan muncul bersama dengan orang yang tidak dekat dengan informan

“Hem… kalo posisinya sama orang yang nggak deket sih, aku nggak bakal cerita duluan sih sama mereka. Karena itu kan masalah pribadi, terus pentingnya apa ke mereka, ke aku juga kalo aku ngomongin hal-hal yang kaya gitu. Tapi kalo orangnya itu tau aku gay, dan aku lagi mencari bahan obrolan sih, bisa-bisa aja. Tapi kayaknya kalo aku nggak temen deket sih kayaknya nggak deh. Lebih ke nggak.” (S3.W2.B207-213)

e. Dukungan Lain

Dari perilaku-perilaku yang sudah disebutkan oleh informan, terdapat perilaku yang tidak dapat dikategorikan ke dalam keempat jenis dukungan sosial di atas. Perilaku-perilaku tersebut kemudian disusun sehingga dapat digolongkan menjadi satu perilaku umum yaitu perilaku dibiarkan atau dibebaskan untuk menjadi homoseksual Perilaku dipersepsi oleh keempat informan sebagai dukungan sosial.

“Ketika sosial memandang kita berbeda, kan kita juga menjadi beban to. Nah itu semacam menjadi.. ya itu beban. Ketika orang membiarkan aku menjadi seperti ini aku menganggap itu sebagai dukungan” (S1.W1.B60-63)

“Dukungan sih buat aku. Nggak ikut campur gitu lo. Aku kan nggak suka orang-orang yang ikut campur. Emang mereka ngasih makan aku apa, ngatur-ngatur” (S2.W2.B26-28)

“Ya. Let me be. Biarin aku jadi seperti ini. Tanpa harus ngumbar2 kalo aku gay atau gimana. Tapi nggak harus yang jadi akrab, kemana sama aku, makan sama aku. Nggak yang gitu juga. Udah tau yang, oh. Yaudah gitu aja” (S3.W2.B296-298)

“mereka itu tidak secara langsung mendukung, tapi juga nggak ngelarang. Mungkin, mungkin, kasarannya ialah, yasudahlah. Mungkin ya. Ya orang aku juga nggak mengganggu kita kok, ya ngapain nglarang-nglarang. Tapi mereka nggak ndukung juga karena mungkin itu yang dilarang agama, itu yang nggak dilegalkan di negara ini, tapi ya, mereka mungkin udah di dalam mode yang yaudah lah, biarin aja. Toh dia temen kita juga. Kita kerja bareng. Mungkin lo ya. Aku nggak tau juga, mungkin itu yang terjadi” (S4.W1.B68-76)

Dokumen terkait