• Tidak ada hasil yang ditemukan

Acacia mangium Willd., merupakan jenis asli yang tumbuh di Indonesia.

Didaerah asalnya di kepulauan Maluku, jenis ini tumbuh secara alamiah di daerah

dimana tumbuh tanaman Kayu Putih (Melleleuca leucadendron) ; (Sindusuwarno

dan Utomo, 1979).

Pada mulanya jenis ini ditana m sebagai jalur penyekat bakar terutama pada

daerah bekas perladangan yang ditumbuhi oleh alang – alang. A. mangium Willd

memenuhi syarat tumbuh untuk sekat bakar, yaitu cepat menutup tanah, tetap

hijau (daun tebal) di samping itu bentuk batang lurus dan baik.

Acacia mangium Willd termasuk jenis Legum yang tumbuh cepat, tidak

memerlukan persyaratan tumbuh yang tinggi dan tidak begitu terpengaruh oleh

jenis tanahnya. Kayunya bernilai ekonomi karena merupakan bahan yang baik

untuk finir serta perabot rumah yang menarik seperti: lemari, kusen pintu, dan

jendela serta baik untuk bahan bakar. Tanama A. mangium Willd yang berumur

tujuh dan delapan tahun menghasilkan kayu yang dapat dibuat untuk papan

partikel yang baik (Anonim, 2011e)

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Fabales Famili: Fabaceae Upafamili: Mimosoideae Bangsa: Acacieae Genus: Acacia

Spesies: A. mangium Willd

2) Daerah penyebaran.

Menurut Sindusuwarno dan Utomo, (1979), informasi daerah penyebaran

A. mangium Willd dapat disampaikan sebagai berikut :

a. Australia Timur bagian Utara 180 Lintang Selatan.

b. Irian Jaya bagian Selatan, yaitu Fak- fak Agunda (Babo) dan

Tomage (Kokas), tumbuh didataran rendah dengan lahan kurus.

3) Syarat tumbuh/ habitat

Anonim (1982), mengemukakan, bahwa A. mangium Willd seperti halnya

tanaman pionir lainnya tidak menuntuk persyaratan tumbuh yang tinggi, dan dapat

tumbuh dengan baik pada lahan yang miskin dan tidak subur, pada padang alang -

alang bekas tebangan dan cepat beradaptasi.

A, mangium Willd. mampu tumbuh dengan baik pada ketinggian 30 meter

sampai 130 meter dari permukaan laut. Jenis tanah dimana A. mangium Willd

ditemukan tumbuh baik, yaitu di Seram Barat adalah podsolik merah kuning di

dataran rendah dan tanah komplek dipegunungan. Selain itu dapat tumbuh di

tengah alang – alang yang rapat dengan ketinggian 0,5 meter dan tanah sarang

serta berbatu koral.

4) Perakaran.

A. mangium Willd. Merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai

perakaran yang relative dalam, dengan banyak akar lateral yang bercabang –

cabang tumbuh menyear di sekitar akar tunggangnya (Anonim, 1982). Dinyatakan

pula A. mangium Willd sebagaimana suku Fabaceae lainnya, padanya terjadi

simbiosis mutualisme yang menguntungkan dengan bakteri tanah dari genus

Rhizobium. Bakteri ini menembus akar – akar muda didalam lapisan permukaan

tanah yang berudara dan menggandakan diri untuk membentuk bintil akar yang

membengkak pada permukaan tanah.

Lebih lanjut Bukman dan Brady (1982), menjelaskan bahwa organisme

bintil akar itu hidup dalam bintil akar mengambil N bebas dari udara tanah dan

permukaan akar, seperti bisul pada daun atau cabang pohon yang disebabkan oleh

serangga. Masuknya organism itu biasanya melalui bagian dalam serabut akar.

Akhirnya mereka setelah menempuh jalan sepanjang serabut akar memasuki kulit

sel akar halus, dimana pertumbuhan bintil dimulai dan di tempat itu fiksasi

nitrogen terjadi.

5) Pembungaan dan Pembuahan

Pada umur 2 tahun A. mangium Willd sudah milai berbunga dan berbuah,

serta mampu menghasilkan viable seed. Pohon berbunga dan berbuah sepanjang

tahun dalam jumlah yang melimpah. Lebih lanjut dikatakan bahwa benih pohon

ini disusun secara longitudinal di dalam polong. Suatu pita orange terang,

diketahui sebagai tali pusat (aryllus) yang selalu menempel disetiap bijinya

didalam buah polong (Sindusuwarno dan Utomo, 1979).

Panenan dapat dilakukan dua kali dalam setahun. Di Fak – fak, Irian Jaya,

berdasarkan informasi yang diperoleh panen dapat dilakukan pada bulan Juni/ Juli

dan Januari/ Februari, sedangkan di Seram Barat buag dapat dipanen pada bulan

Agustus/ September dan Februari/ Maret (Sindusuwarno dan Utomo, 1979).

6) Pembiakan

A. mangium Willd dapat langsung ditanam dilapangan dengan

menggunakan benih dengan cara tungal (direct seed) tetapi pena naman melelui

persemaian terlebih dahulu akan menghasilkan yang lebih baik. A. mangium Willd

dapat disilangkan dengan A. auriculiformis baik secara alami maupun buatan.

Hasil keturunannya akan lebih baik dan lebih tinggi dari pada kedua induknya

7) Produksi

Pada tempat tumbuh yang baik, pada umur Sembilan tahun A. mangium

Willd dapat mencapai tinggi 23 meter dengan diameter 23 centimeter dan rata –

rata mampu menghasilkan kayu 41,5 m3 perhektar. Pada lahan yang terganggu

dan gersang bekas perladangan liar, pada tanah lempung yang sudah kurus dengan

dasar batu vulkanis, A. mangium Willd dapat tumbuh baik dan mampu

memproduksi kayu rata – rata 20 m3 per hektar pertahunnya. Kayu

gelondongannya dalam ukuran besar dapat di gergaji atau dikupas, kayunya tebal

dank keras , berwarna coklat muda,dengan kayu gubal yang tipis keras dan padat.

Kayunya baik untuk particle board, pulp dan peralatan rumah tangga

(Sindusuwarno dan Utomo, 1979).

8) Penanaman dan pemeliharaan.

a. Pengangkutan bibit.

Pengangkutan bibit dari persemaian ke lokasi penanaman harus dilakukan

dengan hati- hati agar bibit tidak mengalami kerusakan selama dalam

perjalanan. Bibit yang telah diseleksi dimasukan kedalam peti atau

keranjang dan disarankan agar bibit tidak ditumpuk. Bibit disusun rapat

hingga tidak bergerak jika dibawa. Jumlah bibit yang diangkut ke lapangan

hendaknya disesuaikan dengan kemampuan menanam. Bibit yang diangkut

diusahakan bibit yang sehat dan segar. Hindarkan bibit dari panas matahari

b. Waktu penanaman.

Penanaman dilakukan setelah hujan lebat pada musim hujan, yaitu dalam

bulan Oktober sampai Januari. Pengamatan mulainya hujan lebat sangat

perlu, karena bib it yang baru ditanam menghendaki banyak air dan udara

lembab. Bibit yang ditanam ke lapangan adalah bibit yang telah berumur

3-4 bulan di bedeng sapih dengan ukuran tinggi 25-30cm.

c. Teknik penanaman.

Bibit ditanam tegak sedalam leher akar. Apabila terdapat akar cabang yang

menerobos keluar dari tanah dalam kantong plastik, dipotong aga tidak

tertanam terlipat dalam lubang tanaman. Sebelum ditanam, tanah dalam

kantong plastik dipadatkan lalu kantong plastik dibuka perlahan- lahan,

tanah serta bibit di keluarkan baru ditanam. Bibit ditanam berdiri tegak

pada lubang yang telah dibuat pada setiap ajir, kemudian diisi dengan

tanah gembur sampai leher akar. Tanah yang ada di sekelilingnya ditekan

agar menjadi padat.

d. Pemeliharaan.

Meliputi kegiatan penyiangan, penyulaman, pendangiran dan pemupukan,

kegiatan pemeliharaan dilakukan tiga bulan sekali selama 2tahun stelah

penanaman di lapangan.

1. Penyiangan.

Kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan tanaman pokok dan

belukar dan tumbuhan pengganggu lainnya. Oleh karena

kedua. Penyiangan dikerjakan sepanjang kiri-kanan larikan tanaman

selebar 50 cm.

2. Penyulaman.

Penyulaman dilakukan pada tahun pertama selama musim hujan.

Tanaman yang mati atau merana disulam denga n bibit dari

persemaian dan diulang selama hujan masih cukup. Apabila lahan di

sekitar tanaman sangat terbuka maka dapat diberi mulsa.

3. Pendangiran.

Kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan penyiangan dimana tanah

di sekitar tanaman akan digemburkan lebih kurang seluas lubang

tanam

4. Pemupukan.

Pemupukan diberikan setelah dilakukan penyiangan

dan pendangiran, pupuk ditaburkan di sekeliling tanaman Akasia

mengikuti alur lubang tanaman dan ditimbun tanah. Pupuk yang

digunakan dapat merupakan campuran yang membentuk kandungan

NPK dapat pula digunakan urea; TSP; KCL dengan perbandingan 1 :

2 : 1. Pemberian pupuk disesuaikan dengan pengalaman dalam

pemberian pupuk.

9) Hama dan penyakit.

Adanya semut (Componotus sp) dan rayap (Coptotermes sp) yang membuat

sarang pada bagian dalam kayu A.mangium Willd, mengakibatkan menurunnya

Xystrocera sp. famili Cerambicidae yang biasa menggerek kayu Paraserianthes

falcataria, selain itu sejenis ulat belum diketahui jenisnya telah menyebabkan

gugurnya daun A. mangium Willd.

Beberapa jenis serangga A. mangium Willd :

a. Ropica grisepsparsa, menyerang bagian batang

b. Platypus sp, menyerang bagian batang

c. Xylosandrus semipacus, menyerang bagian batang

d. Pterotama plagiopheles, menyerang daun.

III. METODA PENELITIAN

Dokumen terkait