Materi Pembelajaran Pengura
Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Gempa ngan Risiko Gempa BumiBumi
40
40
e.
e. Peningkatan Peningkatan kompetensi/kapasitas dirkompetensi/kapasitas diri agar i agar dapat dapat mengurangimengurangi bahaya bencana yang diakibatkan gempa bumi
bahaya bencana yang diakibatkan gempa bumi
Pendidikan PRB dilakukan secara sistematik dan terpadu dengan pendidikan Pendidikan PRB dilakukan secara sistematik dan terpadu dengan pendidikan mata pelajaran lain, untuk meningkatkan kompetensi siswa secara holistik yang mata pelajaran lain, untuk meningkatkan kompetensi siswa secara holistik yang memungkinkan potensi diri (aekti, kogniti, psikomotor) berkembang secara memungkinkan potensi diri (aekti, kogniti, psikomotor) berkembang secara optimal, agar selamat
optimal, agar selamat ketika gempa terjadi. Sejalan dengan ketika gempa terjadi. Sejalan dengan itu, itu, kurikulum disusunkurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. .
. Menyeluruh Menyeluruh dan dan berkesinambunganberkesinambungan
Substansi muatan pendidikan PRB mencakup keseluruhan dimensi kompetensi Substansi muatan pendidikan PRB mencakup keseluruhan dimensi kompetensi yang diperlukan, dimensi
yang diperlukan, dimensi kogniti, psikomotor dan aekti.kogniti, psikomotor dan aekti. g.
g. Belajar Belajar sepanjang sepanjang hayathayat
Pengembangan muatan pendidikan PRB diarahkan kepada proses Pengembangan muatan pendidikan PRB diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
berlangsung sepanjang hayat.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, dirumuskan kompetensi yang nantinya Berdasarkan pertimbangan tersebut, dirumuskan kompetensi yang nantinya dirumuskan ke dalam indikator, yang harus dikuasai siswa SMA/MAadalah : dirumuskan ke dalam indikator, yang harus dikuasai siswa SMA/MAadalah : a.
a. Memahami Memahami peristiwa peristiwa gempa gempa bumi bumi dan dan dampaknya.dampaknya. b.
b. Memahami risikoMemahami risiko, baha, bahaya, kerya, kerentanan entanan dan kapasitas dan kapasitas dirinya.dirinya. c.
c. Siap siaga Siap siaga terhadap terhadap ancaman ancaman gempa gempa bumi (rbumi (rencana encana darurat).darurat). d.
d. Mengidentikasi anMengidentikasi ancaman, caman, kerentanan kerentanan dan kapasitas dan kapasitas di lingkungan di lingkungan gempagempa bumi.
bumi. e.
e. Memahami jeMemahami jenis ketahannis ketahanan gedunan gedung dan g dan asilitas seasilitas sekolah tkolah terhadap anerhadap ancamancaman bencana.
bencana. .
. Memahami upaMemahami upaya tanya tanggap darurggap darurat sebelat sebelum, disaat, um, disaat, setelah setelah gempa bgempa bumiumi terjadi.
terjadi. g.
g. Memahami kondisi psikologi anak sebeMemahami kondisi psikologi anak sebelum, sesaat dan setelah lum, sesaat dan setelah terjaditerjadi bencana.
bencana.
Menimbang karakteristik pengorganisasian pembelajaran di SMA/SMK yang Menimbang karakteristik pengorganisasian pembelajaran di SMA/SMK yang bersiat blok bukan bersiat spiral, maka pengintegrasian pendidikan PRB ada bersiat blok bukan bersiat spiral, maka pengintegrasian pendidikan PRB ada baiknya dilakukan secara terpadu d
baiknya dilakukan secara terpadu dan menyeluruh kepada salah satu cara berikut:an menyeluruh kepada salah satu cara berikut: 1) Pengintegrasian kepada salah satu mata pelajaran pokok dan hal-hal yang 1) Pengintegrasian kepada salah satu mata pelajaran pokok dan hal-hal yang bersiat praktis yang tidak berkaitan dengan SK dan KD mata pelajaran pokok bersiat praktis yang tidak berkaitan dengan SK dan KD mata pelajaran pokok dapat diintegrasikan pada kegiatan ekstra kurikuler, misalnya hal yang berkaitan dapat diintegrasikan pada kegiatan ekstra kurikuler, misalnya hal yang berkaitan dengan mengevakuasi korban bencana gempa di integrasikan dalam kegiatan dengan mengevakuasi korban bencana gempa di integrasikan dalam kegiatan Pramuka, hal yang berkaitan dengan pertolongan pertama pada kecelakaan Pramuka, hal yang berkaitan dengan pertolongan pertama pada kecelakaan pada saat gempa bumi diintegrasikan dalam kegiatan Palang Merah Remaja. 2) pada saat gempa bumi diintegrasikan dalam kegiatan Palang Merah Remaja. 2) Pengintegrasian menjadi muatan lokal, atau 3) pengintegrasian kepada/ menjadi Pengintegrasian menjadi muatan lokal, atau 3) pengintegrasian kepada/ menjadi kegiatan ekstra kurikuler. Agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mudah kegiatan ekstra kurikuler. Agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mudah dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan, tidak disarankan untuk dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan, tidak disarankan untuk meng-integrasikan secara terpisah sepotong-sepotong menyebar kepada SK dan meng-integrasikan secara terpisah sepotong-sepotong menyebar kepada SK dan KD dari banyak mata pelajaran.
KD dari banyak mata pelajaran.
Selanjutnya adalah, bila muatan pendidikan PRB dintegrasikan dengan Selanjutnya adalah, bila muatan pendidikan PRB dintegrasikan dengan suatu mata pelajaran atau muatan lokal, diperlukan merumuskan Standar suatu mata pelajaran atau muatan lokal, diperlukan merumuskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan Pendidikan PRB. Membuat Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan Pendidikan PRB. Membuat
perencanaan pembelajaran dan evaluasi muatan Pendidikan PRB atas dasar perencanaan pembelajaran dan evaluasi muatan Pendidikan PRB atas dasar SK dan KD muatan Pendidikan PRB kedalam silabus dan RPP. Bila muatan SK dan KD muatan Pendidikan PRB kedalam silabus dan RPP. Bila muatan Pendidikan PRB diintegrasikan
Pendidikan PRB diintegrasikan dengan Program Pembiasaan, maka selanjutnyadengan Program Pembiasaan, maka selanjutnya adalah menyusun program pelaksanaan muatan Pendidikan PRB
adalah menyusun program pelaksanaan muatan Pendidikan PRB tersebut.tersebut. Adapun materi pembelajaran pengurangan risiko gempa bumi untuk setiap Adapun materi pembelajaran pengurangan risiko gempa bumi untuk setiap jenjang kelas adalah sebagai berikut:
jenjang kelas adalah sebagai berikut:
Ta
Tabel 4.1: bel 4.1: Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Gempa Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Gempa BumiBumi
Gempa bumi tektonik Gempa bumi tektonik Gempa bumi vulkanik Gempa bumi vulkanik Ukuran kekuatan gempa Ukuran kekuatan gempa Kapasitas/ kerentanan Kapasitas/ kerentanan
Hubungan bencana dengan kekuatan Hubungan bencana dengan kekuatan gempa dan kapasitas/
gempa dan kapasitas/ kerentanakerentanann Tindakan-tindakan a
Tindakan-tindakan antisipatif ntisipatif
Tindakan-tindakan y
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukanang perlu dilakukan ketika gempa terjadi
ketika gempa terjadi
Tindakan-tindakan y
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukanang perlu dilakukan sesaat setelah gempa terjadi
sesaat setelah gempa terjadi
4.2. Pemetaan Indikator Siswa
4.2. Pemetaan Indikator Siswa
TTabel 4.2: Indikator Prilaku Siswabel 4.2: Indikator Prilaku Siswa untuk Pembelaja untuk Pembelajaran Penguraaran Pengurangan Risiko Gempa Bumingan Risiko Gempa Bumi
MATERI MATERI vulkanik vulkanik Ukuran kekuatan Ukuran kekuatan gempa gempa terjadi terjadi ketika gempa terjadi
Materi Pembelajaran Pengura
Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Gempa ngan Risiko Gempa BumiBumi
42 42 Tindakan-tindak-an yTindakan-tindak-ang perlu an yang perlu dilakukan sesaat dilakukan sesaat setelah gempa setelah gempa terjadi terjadi gempa terjadi gempa terjadi kerentanan kerentanan kekuatan gempa kekuatan gempa dan kapasitas/ dan kapasitas/ kerentanan kerentanan Tindakan-tindakan Tindakan-tindakan terjadi terjadi yang terjadi yang terjadi terjadi terjadi
diri saat gempa terjadi diri saat gempa terjadi
Tindakan-tindak-an yTindakan-tindak-ang perlu an yang perlu dilakukan ketika dilakukan ketika gempa terjadi gempa terjadi
dungi diri ketika gempa terjadi dungi diri ketika gempa terjadi
perkirakan kekuatannya perkirakan kekuatannya menyelamat
menyelamatkan kan diridiri
simulasi penyelamatan diri saat gempa
simulasi penyelamatan diri saat gempa terjaditerjadi
MATERI MATERI
4.3.
4.3. Pendekatan Pendekatan Kegiatan Kegiatan Belajar Belajar MengajarMengajar
T
Terapan erapan pendidikan pendidikan kesiapsiagaan kesiapsiagaan bencana bencana maupun maupun pendidikan pendidikan bencana,bencana, bermuara pada (1) Pemahaman tentang bencana, (2) Pemahaman tentang bermuara pada (1) Pemahaman tentang bencana, (2) Pemahaman tentang kerentanan, (3) Pemahaman tentang kerentanan sik dan asilitas-asilitas kerentanan, (3) Pemahaman tentang kerentanan sik dan asilitas-asilitas penting untuk keadaan darurat bencana, dan (4) Sikap dan kepedulian penting untuk keadaan darurat bencana, dan (4) Sikap dan kepedulian terhadap risiko bencana.
terhadap risiko bencana. Tujuan
Tujuan pendidikan pendidikan pengurangan pengurangan risiko risiko bencana, bencana, dalam dalam pelaksanaan pelaksanaan di di sekolahsekolah perlu dijabarkan menjadi indikator perilaku siswa. Penetapan indikator perilaku perlu dijabarkan menjadi indikator perilaku siswa. Penetapan indikator perilaku siswa dalam pengurangan risiko bencana memper
siswa dalam pengurangan risiko bencana mempertimbangan beberapa aspek,timbangan beberapa aspek, yaitu:
yaitu: 1.
1. perkembangan perkembangan psikologis anpsikologis anak, diperlukan ak, diperlukan terutama dalterutama dalam menenam menentukantukan isi/materi yang diberikan kepada anak agar tingkat keluasan dan isi/materi yang diberikan kepada anak agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan anak dan peristiwa kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan anak dan peristiwa bencana yang dialami oleh anak.
bencana yang dialami oleh anak. 2.
2. berbasis lingkunberbasis lingkungan, dengan gan, dengan mengutamakan nilai-nmengutamakan nilai-nilai kearian ilai kearian lokal. Inilokal. Ini mempunyai makna bahwa siswa diajak untuk bersahabat dengan alam mempunyai makna bahwa siswa diajak untuk bersahabat dengan alam lingkungan sekitar yang sarat dengan nilai-nilai
lingkungan sekitar yang sarat dengan nilai-nilai kearian lokal.kearian lokal.
3. mempunyai nilai aplikati yang tinggi, karena siswa bisa langsung 3. mempunyai nilai aplikati yang tinggi, karena siswa bisa langsung menerapkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang benar-benar menerapkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang benar-benar diperlukan pada saat bencana maupun tanggap darurat.
diperlukan pada saat bencana maupun tanggap darurat.
Adapun pendekatan yang dapat dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran Adapun pendekatan yang dapat dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran PRB, agar lebih menyenangkan siswa, sebaiknya digunakan pendekatan PRB, agar lebih menyenangkan siswa, sebaiknya digunakan pendekatan cooperative learning
cooperative learning dan simulasi, serta pendekatan dan metode lainnya jikadan simulasi, serta pendekatan dan metode lainnya jika diperlukan. Pendidikan pengurangan risiko bencana adalah sebuah proses diperlukan. Pendidikan pengurangan risiko bencana adalah sebuah proses pembelajran bersama yang bersiat interakit di tengah masyarakat dan pembelajran bersama yang bersiat interakit di tengah masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada. Cakupan pendidikan pengurangan risiko bencana lembaga-lembaga yang ada. Cakupan pendidikan pengurangan risiko bencana lebih luas daripada pendidikan ormal di sekolah dan universitas. Termasuk lebih luas daripada pendidikan ormal di sekolah dan universitas. Termasuk di dalamnya adalah pengakuan dan penggunaan kearian tradisional dan di dalamnya adalah pengakuan dan penggunaan kearian tradisional dan pengetahuan terhadap bencana (UN-ISDR).
pengetahuan terhadap bencana (UN-ISDR).
Pengintegrasian materi ajar PRB di dalam kurikulum harus dikembangkan Pengintegrasian materi ajar PRB di dalam kurikulum harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan KTSPpengembangan KTSP. Oleh k. Oleh karena itu arena itu perlu adanyaperlu adanya kajian terhadap mata pelajaran-mata pelajaran yang dapat dikembangkan kajian terhadap mata pelajaran-mata pelajaran yang dapat dikembangkan dengan materi ajar PRB gempa bumi. Untuk
dengan materi ajar PRB gempa bumi. Untuk jenjang SMA/SMK/MA/MAK, matajenjang SMA/SMK/MA/MAK, mata pelajaran tersebut diantaranya adalah Geogra, Fisika dan IPS.
II
ntegrasi pendidikan pengurangan risiko bencana kedalam Kurikulum Tingkatntegrasi pendidikan pengurangan risiko bencana kedalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimaknai sebagai menggabungkan muatan pendidikan Satuan Pendidikan (KTSP) dimaknai sebagai menggabungkan muatan pendidikan PRB dan muatan KTSP, atau memasukkan muatan pendidikan PRB dalam PRB dan muatan KTSP, atau memasukkan muatan pendidikan PRB dalam muatan KTSPmuatan KTSP. Pengintegrasian pendidikan PRB . Pengintegrasian pendidikan PRB dilakukan dengan dilakukan dengan memperhatikanmemperhatikan keterpaduan dan kesinambungan muatan pendidikan PRB dan muatan KTSP keterpaduan dan kesinambungan muatan pendidikan PRB dan muatan KTSP (termasuk program ekstra kurikuler yang dimiliki sekolah), sumber daya yang (termasuk program ekstra kurikuler yang dimiliki sekolah), sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan
dimiliki untuk melaksanakan pendidikan PRB. Pengintegrasian muatan pendidikanpendidikan PRB. Pengintegrasian muatan pendidikan PRB dapat dilakukan dengan muatan
PRB dapat dilakukan dengan muatan mata pelajaran pokok, mata pelajaran muatanmata pelajaran pokok, mata pelajaran muatan lokal, dan/atau program ekstra
lokal, dan/atau program ekstra kurikuler. Penkurikuler. Pengintegrasian dilakukan secara terpadugintegrasian dilakukan secara terpadu sehingga menyatu, saling terkait dan berkesinambungan secara harmonis.
sehingga menyatu, saling terkait dan berkesinambungan secara harmonis.
Pengintegrasian dilakukan dengan mempertimbangkan muatan pendidikan PRB, Pengintegrasian dilakukan dengan mempertimbangkan muatan pendidikan PRB, standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pokok d
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pokok dan muatan lokal,an muatan lokal, objek kajian mata pelajaran pokok, program pembiasaan, dan/ atau ketersediaan objek kajian mata pelajaran pokok, program pembiasaan, dan/ atau ketersediaan sumber daya guru yang ak
sumber daya guru yang akan melaksanakannya. Cara pengintegran melaksanakannya. Cara pengintegrasian yang dipilihasian yang dipilih mempunyai implikasi tuntutan pengerjaan administrati yang berbeda-beda mempunyai implikasi tuntutan pengerjaan administrati yang berbeda-beda sebelum pelaksanaan pendidikan PRB dilakukan.
sebelum pelaksanaan pendidikan PRB dilakukan.
Pengintegrasian pendidikan PRB ada baiknya dilakukan secara terpadu dan Pengintegrasian pendidikan PRB ada baiknya dilakukan secara terpadu dan menyeluruh kepada salah satu cara berikut: mata pelajaran pokok, muatan lokal, menyeluruh kepada salah satu cara berikut: mata pelajaran pokok, muatan lokal, atau kegiatan ekstra kurikuler. Agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mudah atau kegiatan ekstra kurikuler. Agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mudah dilakukan secara menyeluruh dan
dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.berkesinambungan.
Selanjutnya adalah, bila muatan pendidikan PRB dintegrasikan dengan muatan Selanjutnya adalah, bila muatan pendidikan PRB dintegrasikan dengan muatan mata pelajaran, merumuskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan mata pelajaran, merumuskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan Pendidikan PRB. Membuat perencanaan pembelajaran dan evaluasi muatan Pendidikan PRB. Membuat perencanaan pembelajaran dan evaluasi muatan Pendidikan PRB atas dasar SK dan KD muatan Pendidikan PRB kedalam silabus Pendidikan PRB atas dasar SK dan KD muatan Pendidikan PRB kedalam silabus dan RPP. Bila muatan Pendidikan PRB diintegrasikan dengan Program Pembiasaan, dan RPP. Bila muatan Pendidikan PRB diintegrasikan dengan Program Pembiasaan, maka selanjutnya adalah menyusun program pelaksanaan muatan Pendidikan PRB maka selanjutnya adalah menyusun program pelaksanaan muatan Pendidikan PRB tersebut
tersebut
Permen Diknas No. 41 T
Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses mengamanatkan ahun 2007 tentang Standar Proses mengamanatkan bahwabahwa proses pembelajaran untuk mencapai KD dilakukan secara interakti, inspirati, proses pembelajaran untuk mencapai KD dilakukan secara interakti, inspirati, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi akti, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi akti, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan sik serta psikologis peserta didik. sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan sik serta psikologis peserta didik.