Cover dalam Cover dalam
GEMPA BUMI
GEMPA BUMI
Bahan Pengayaan Bagi G
Bahan Pengayaan Bagi G
uru SMA/SMK/MA/MAK
uru SMA/SMK/MA/MAK
Penulis:
Penulis:
Dr. Lambas, M.sc
Dr. Lambas, M.sc
Nara Sumber:
Nara Sumber:
Dr. Ir. Eko T
Dr. Ir. Eko T
eguh
eguh
Paripurno M
Paripurno M
PUSAT KURIKULUM
PUSAT KURIKULUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
JAKARTA, 2009
JAKARTA, 2009
Pengintegrasian Pengurangan Risiko
Modul Ajar Pengintegrasian
Modul Ajar Pengintegrasian
Pengurangan Risiko Gempa Bumi
Pengurangan Risiko Gempa Bumi
Bahan Pengayaan Bagi Guru SMA/SMK/MA/MAK
Bahan Pengayaan Bagi Guru SMA/SMK/MA/MAK
Penulis:
Penulis:Dr. Lambas, MscDr. Lambas, Msc
Nara Sumber:
Nara Sumber:Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno MDr. Ir. Eko Teguh Paripurno M
Editor:
Editor:Ninil R Mitahul Jannah dan Dian AriyanieNinil R Mitahul Jannah dan Dian Ariyanie
Ilustrator Sampul :
Ilustrator Sampul :Nandana Y (SD MuhNandana Y (SD Muhammadiyah Bausasran I ammadiyah Bausasran I YYogyakarta)ogyakarta)
Ilustrator Isi
Ilustrator Isi::
Rizki Goni,
Rizki Goni, Feri Rahman, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rigan A.T.Feri Rahman, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rigan A.T.
Lay Out Isi
Lay Out Isi::
Galang Gumilar, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rudini Rusmawan,
Galang Gumilar, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rudini Rusmawan, Ardi H, Agusbobos.Ardi H, Agusbobos.
ISBN : 978-979-725-227-4
ISBN : 978-979-725-227-4
Program Safer Communities through Disaster Risk Reduction
Program Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SCDRR)(SCDRR) Jl. Tu
Jl. Tulung Agung No. 46, Jaklung Agung No. 46, Jakarta 10310, INDONESIAarta 10310, INDONESIA Telp
Telp : : +62 +62 21 21 390 390 5484 5484 (hunting)(hunting) Fax
Fax : : +62 +62 21 21 391 391 86048604 E-mail
E-mail : : secretariat@sc-drr.orsecretariat@sc-drr.orgg Website
Website : : www.sc-drr.orwww.sc-drr.orgg
Program masyarakat yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana
Program masyarakat yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana (Saer Communities through(Saer Communities through Disaster Risk Reduction disingkat SCDRR)
Disaster Risk Reduction disingkat SCDRR), merupakan proyek kerja sama antara, merupakan proyek kerja sama antaraUnited Nations Development United Nations Development Programme (UNDP)
Programme (UNDP), BAPPENAS, BNPB dan Kementerian Dalam Negeri, dengan dukungan dana UNDP,, BAPPENAS, BNPB dan Kementerian Dalam Negeri, dengan dukungan dana UNDP, Departement or International Development (DFID)
Departement or International Development (DFID)PemerintaPemerintah Inggris h Inggris dandan Australian Australian Agency Agency For For InternationaInternational l Development (AusAID)
SAMBUTAN
SAMBUTAN
II
ndonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia
ndonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia
berada di kawasan yang disebut cincin api, dimana risiko untuk terjadi
berada di kawasan yang disebut cincin api, dimana risiko untuk terjadi
bencana alam seperti tsunami, gempa
bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir dan
bumi, letusan gunung api, banjir dan
longsor sangat tinggi. Bencana alam ini telah menimbulkan ribuan korban
longsor sangat tinggi. Bencana alam ini telah menimbulkan ribuan korban
jiwa,
jiwa, kerugian
kerugian materil
materil dan
dan meninggalkan
meninggalkan banyak
banyak orang
orang untuk
untuk berjuang
berjuang
membangun kembali tempat tinggal dan mata pencahariannya.
membangun kembali tempat tinggal dan mata pencahariannya.
Kesiapsiagaan merupakan hal yang penting dan harus dibangun pada setiap tingkat Kesiapsiagaan merupakan hal yang penting dan harus dibangun pada setiap tingkat kelompok di masyarakat. Pengalaman menunjukkan bahwa kehancuran akibat kelompok di masyarakat. Pengalaman menunjukkan bahwa kehancuran akibat bencana dapat secara drastis dikurangi jika semua orang lebih siap menghadapi bencana dapat secara drastis dikurangi jika semua orang lebih siap menghadapi bencana. Sekolah adalah pusat pendidikan yang tidak hanya memberikan kita bencana. Sekolah adalah pusat pendidikan yang tidak hanya memberikan kita ilmu pengetahuan tetapi juga bekal untuk kelangsungan hidup kita, kesiapsiagaan ilmu pengetahuan tetapi juga bekal untuk kelangsungan hidup kita, kesiapsiagaan terhadap bencana merupakan bagian dari ketrampilan untuk kelangsungan terhadap bencana merupakan bagian dari ketrampilan untuk kelangsungan hidup kita. Sekolah juga seringkali menjadi tempat penghubung dan tempat hidup kita. Sekolah juga seringkali menjadi tempat penghubung dan tempat belajar bagi seluruh masyarakat. Anak-anak merupakan peserta ajar yang paling belajar bagi seluruh masyarakat. Anak-anak merupakan peserta ajar yang paling cepat dan mereka tidak hanya mampu memadukan pengetahuan beru ke dalam cepat dan mereka tidak hanya mampu memadukan pengetahuan beru ke dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan bagi keluarga kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan bagi keluarga dan masyarakatnya dalam hal prilaku yang sehat dan aman,
dan masyarakatnya dalam hal prilaku yang sehat dan aman, yang mereka dapatkanyang mereka dapatkan di sekolah. Oleh karenanya, menjadikan pencegahan bencana menjadi salah satu di sekolah. Oleh karenanya, menjadikan pencegahan bencana menjadi salah satu okus di sekolah dengan memberdayakan anak-anak dan remaja untuk memahami okus di sekolah dengan memberdayakan anak-anak dan remaja untuk memahami tanda-tanda peringatan bencana dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk tanda-tanda peringatan bencana dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan mencegah bencana, merupakan suatu langkah awal yang mengurangi risiko dan mencegah bencana, merupakan suatu langkah awal yang penting dalam membangun ketangguhan bencana seluruh masyarakat. Jadi penting dalam membangun ketangguhan bencana seluruh masyarakat. Jadi kesiapsiagaan haruslah menjadi bagian dari materi yang diberikan dalam dunia kesiapsiagaan haruslah menjadi bagian dari materi yang diberikan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah.
pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah.
Pusat Kurikulum sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam Pusat Kurikulum sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pengembangan model-model kurikulum sebagai reerensi satuan pendidikan pengembangan model-model kurikulum sebagai reerensi satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulumnya, telah berhasil dalam menyusun dalam pengembangan kurikulumnya, telah berhasil dalam menyusun serangkaian modul ajar dan modul pelatihan untuk pengintegrasian serangkaian modul ajar dan modul pelatihan untuk pengintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam tingkat satuan pendidikan. Secara pengurangan risiko bencana ke dalam tingkat satuan pendidikan. Secara keseluruhan modul ini terdiri atas 15 modul ajar dan 3 modul pelatihan, yaitu: keseluruhan modul ini terdiri atas 15 modul ajar dan 3 modul pelatihan, yaitu:
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk egrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SD.SD.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SMP.
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk egrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SMA.SMA.
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SD.egrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SD.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMP.
Modul Ajar
Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMA.egrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMA.
PUSAT KURIKULUM
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SD.egrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SD.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMP.
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMA.egrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMA.
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk egrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SD.SD.
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Kegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk ebakaran untuk SMPSMP..
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk egrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SMA.SMA.
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk egrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SD.SD.
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Begrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk anjir untuk SMPSMP..
Modul Ajar Modul Ajar PengintPengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk egrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA.SMA.
Modul Pelatihan Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana untuk SD,Modul Pelatihan Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana untuk SD,
SMP dan SMA. SMP dan SMA.
Penyusunan modul-modul tersebut merupakan hasil kerjasama antara Pusat Penyusunan modul-modul tersebut merupakan hasil kerjasama antara Pusat Kurikulum dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BAPPENAS Kurikulum dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BAPPENAS dalam sebuah
dalam sebuah Program Saer Community Through Disaster Risk Reduction (SCDRR)Program Saer Community Through Disaster Risk Reduction (SCDRR) In Development
In Development yang didanai olehyang didanai oleh United Nations Development Program (UNDP)United Nations Development Program (UNDP) yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui berbagai upaya pengurangan risiko bencana.
berbagai upaya pengurangan risiko bencana.
Setiap modul ajar dilengkapi dengan contoh-contoh silabus, rencana pelaksanaan Setiap modul ajar dilengkapi dengan contoh-contoh silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan model bahan ajar. Sedangkan modul pelatihan terdiri dari pembelajaran dan model bahan ajar. Sedangkan modul pelatihan terdiri dari panduan asilitasi dan bahan bacaan bagi pelatih mengenai penyelenggaraan panduan asilitasi dan bahan bacaan bagi pelatih mengenai penyelenggaraan penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana, sekolah siaga bencana, penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana, sekolah siaga bencana, pendidikan PRB, dan strategi pengintegrasian pendidikan PRB ke d
pendidikan PRB, dan strategi pengintegrasian pendidikan PRB ke dalam kurikulumalam kurikulum satuan pendidikan.
satuan pendidikan.
Diharapkan modul-modul tersebut dapat bermanaat dan dijadikan bahan acuan Diharapkan modul-modul tersebut dapat bermanaat dan dijadikan bahan acuan bagi para pihak yang berkepentingan dalam kesiapsiagaan di
bagi para pihak yang berkepentingan dalam kesiapsiagaan di sekolah.sekolah.
Jakarta,
Jakarta, Desember Desember 20092009
Kepala Pusat Kurikulum Kepala Pusat Kurikulum
Dra. Diah Harianti, M.Psi Dra. Diah Harianti, M.Psi
SAMBUTAN
SAMBUTAN
II
ndonesia sebagai negara kepulauan dengan l
ndonesia sebagai negara kepulauan dengan letak geograsnya pada posisi
etak geograsnya pada posisi
pertemuan 4 lempeng tektonik, merupa
pertemuan 4 lempeng tektonik, merupakan wilayah yang rawan bencana.
kan wilayah yang rawan bencana.
Selain itu dengan kompleksitas kondisi demogra, sosial dan ekonomi di
Selain itu dengan kompleksitas kondisi demogra, sosial dan ekonomi di
Indonesia yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan masyarakat
Indonesia yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan masyarakat
terhadap ancaman bencana, serta minimnya kapasitas masyarakat dalam
terhadap ancaman bencana, serta minimnya kapasitas masyarakat dalam
menangani bencana menyebabkan risiko bencana di Indonesia menjadi
menangani bencana menyebabkan risiko bencana di Indonesia menjadi
tinggi. Pada tahun 2005, Indonesia menempati peringkat ke-7 dari sejumlah
tinggi. Pada tahun 2005, Indonesia menempati peringkat ke-7 dari sejumlah
negara yang paling banyak dilanda bencana alam
negara yang paling banyak dilanda bencana alam (ISDR 2006-2009, World
(ISDR 2006-2009, World
Disaster Reduction Campaign, UNESCO).
Disaster Reduction Campaign, UNESCO).
Berangkat dari hal tersebut dan guna mendukung paradigma pengurangan Berangkat dari hal tersebut dan guna mendukung paradigma pengurangan risiko bencana di sektor pendidikan, maka Pusat Kurikulum-sebuah unit eselon risiko bencana di sektor pendidikan, maka Pusat Kurikulum-sebuah unit eselon II di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan pada Kementerian Pendidikan II di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan pada Kementerian Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Nasional bekerjasama dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BAPPENAS tengah melaksanakan kegiatan Program
BAPPENAS tengah melaksanakan kegiatan Program Saer Community ThroughSaer Community Through Disaster Risk Reduction (SCDRR) In D
Disaster Risk Reduction (SCDRR) In Development evelopment melalui dana hibah UNDP. Kegiatanmelalui dana hibah UNDP. Kegiatan ini bertujuan membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui berbagai ini bertujuan membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui berbagai upaya pengurangan risiko bencana.
upaya pengurangan risiko bencana.
Dalam kerjasama ini, Pusat Kurikulum telah mengembangkan kurikulum khususnya Dalam kerjasama ini, Pusat Kurikulum telah mengembangkan kurikulum khususnya dalam mengintegrasikan materi-materi dan kompetensi Pengurangan Risiko dalam mengintegrasikan materi-materi dan kompetensi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) ke dalam mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Bencana (PRB) ke dalam mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Jasmani yang ada di sekolah mulai dari jenjang SD atau yang sederajat sampai Jasmani yang ada di sekolah mulai dari jenjang SD atau yang sederajat sampai SMA atau ya
SMA atau yang sederajat. ng sederajat. Model Model pengintegrasian pengintegrasian materi dan kmateri dan kompetensi PRBompetensi PRB dengan mata pelajar
dengan mata pelajaran-mata pelajaran an-mata pelajaran ini ini bertujuan agar muatan kurikulum danbertujuan agar muatan kurikulum dan beban belajar tidak menjadi lebih berat. Disamping mengintegrasikan ke mata beban belajar tidak menjadi lebih berat. Disamping mengintegrasikan ke mata pelajaran yang sudah ada PRB juga bisa dijadikan muatan lokal (Mulok) serta ekstra pelajaran yang sudah ada PRB juga bisa dijadikan muatan lokal (Mulok) serta ekstra kurikuler.
kurikuler.
Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini disusun dalam rangka Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini disusun dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang bencana untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang bencana dan mensosialisasikan langkah-langkah preventi untuk mengurangi risiko bencana dan mensosialisasikan langkah-langkah preventi untuk mengurangi risiko bencana yang dapat menimpa di wilayah Indonesia. Tanpa adanya upaya terus-menerus yang dapat menimpa di wilayah Indonesia. Tanpa adanya upaya terus-menerus untuk mendiseminasikan inormasi tentang ancaman dan langkah-langkah yang untuk mendiseminasikan inormasi tentang ancaman dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko-risiko yang dapat ditimbulkannya, sulit bagi dapat diambil untuk mengurangi risiko-risiko yang dapat ditimbulkannya, sulit bagi kita untuk mewujudkan guru dan peserta didik yang tangguh dalam menghadapi kita untuk mewujudkan guru dan peserta didik yang tangguh dalam menghadapi bencana.
bencana.
Modul ini dapat menjadi salah satu solusi
Modul ini dapat menjadi salah satu solusi yang memungkinkan bagi para guru untuk yang memungkinkan bagi para guru untuk
DAN PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Materi Pembelajaran Pengura
Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Bencana ngan Risiko Bencana Gempa Bumi untuk Gempa Bumi untuk SD/MISD/MI
vi
vi
dan diketahui dalam ingatan belaka
dan diketahui dalam ingatan belaka tapi juga mendorong munculnya respon cepattapi juga mendorong munculnya respon cepat penyelama
penyelamatan yang benar dari tan yang benar dari peserta didik peserta didik ketika menghadapi bencana.ketika menghadapi bencana. Diharapkan modul ini dapat dimanaatkan, antara lain:
Diharapkan modul ini dapat dimanaatkan, antara lain:
Sebagai alat pemandu dalam membantu para guru dalam melakukanSebagai alat pemandu dalam membantu para guru dalam melakukan
pengajaran tentang pengurangan risiko bencana kepada peserta didik di pengajaran tentang pengurangan risiko bencana kepada peserta didik di sekolah sebagai upaya membangun kesiapsiagaan dan keselamatan dari sekolah sebagai upaya membangun kesiapsiagaan dan keselamatan dari bencana di sekolah.
bencana di sekolah.
Membuka peluang dan membangun kreatitas guru dalam menerapkanMembuka peluang dan membangun kreatitas guru dalam menerapkan
pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana yang disesuaikan pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana yang disesuaikan dengan konteks sekolah yang d
dengan konteks sekolah yang dibinanyaibinanya
Memberikan gambaran secara lebih sistematis dan komprehensi caraMemberikan gambaran secara lebih sistematis dan komprehensi cara
pengintegrasian pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana pengintegrasian pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana ke dalam mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri di ke dalam mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri di Sekolah.
Sekolah.
Mendorong inisiati para guru, sekolah dan gugus dalam mengupayakanMendorong inisiati para guru, sekolah dan gugus dalam mengupayakan
pengurangan risiko bencana dan membangun budaya keselamatan di pengurangan risiko bencana dan membangun budaya keselamatan di sekolah, lingkungan rumah dan
sekolah, lingkungan rumah dan lingkungan sekitar.lingkungan sekitar.
Semoga Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini menjadi Semoga Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini menjadi bermanaat dan membantu bagi semua guru untuk meningkatkan pengetahuan, bermanaat dan membantu bagi semua guru untuk meningkatkan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan dan membentuk sikap anak untuk menjadi lebih meningkatkan ketrampilan dan membentuk sikap anak untuk menjadi lebih tanggap terhadap ancaman bencana.
tanggap terhadap ancaman bencana.
Jakarta,
Jakarta, Desember Desember 20092009 Kepala Badan
Kepala Badan Penelitian dan PengembanganPenelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan Nasional
Pro. Dr. H. Mansyur Ramly Pro. Dr. H. Mansyur Ramly
SAMBUTAN
SAMBUTAN
M
M
enyikapi situasi kejadian bencana dan kenyataan luasnya cakupan wilayahenyikapi situasi kejadian bencana dan kenyataan luasnya cakupan wilayah tanah air yang memiliki berbagai ancaman bencana, pemerintah Indonesia tanah air yang memiliki berbagai ancaman bencana, pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah inisiati guna mengurangi risiko bencana ditanah telah melakukan sejumlah inisiati guna mengurangi risiko bencana ditanah air. Pada akhir tahun 2006 Bappenas meluncurkan buku Rencana Aksi Nasional air. Pada akhir tahun 2006 Bappenas meluncurkan buku Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) 2006 – 2009, sebagai komitmen dalam Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) 2006 – 2009, sebagai komitmen dalam mengarusutamakan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan nasional, yang mengarusutamakan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan nasional, yang merupakan pelengkap darmerupakan pelengkap dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasii Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPonal (RPJMN)JMN) 2005 – 2009 yang telah ada. Berdasarkan RAN PRB 2006 – 2009 tersebut, Pemerintah 2005 – 2009 yang telah ada. Berdasarkan RAN PRB 2006 – 2009 tersebut, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk program pencegahan dan pengurangan risiko telah mengalokasikan anggaran untuk program pencegahan dan pengurangan risiko bencana, sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) mulai tahun bencana, sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) mulai tahun 2007. Lebih lanjut pada April 2007, Pemerintah menerbitkan Undang
2007. Lebih lanjut pada April 2007, Pemerintah menerbitkan Undang – Undang Nomor– Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang menjadi tonggak sejarah 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang menjadi tonggak sejarah dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia, dan diikuti dengan peraturan dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia, dan diikuti dengan peraturan turunannya, serta dibentuknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) turunannya, serta dibentuknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) melalui Peraturan Presiden Nomor
melalui Peraturan Presiden Nomor 8 T8 Tahun 2008.ahun 2008.
Untuk mendukung prakarsa – prakarsa yang telah dimulai oleh Pemerintah Indonesia Untuk mendukung prakarsa – prakarsa yang telah dimulai oleh Pemerintah Indonesia tersebut, UNDP bekerjasama dengan Bappenas, BNPB dan Kementrian Dalam Negeri tersebut, UNDP bekerjasama dengan Bappenas, BNPB dan Kementrian Dalam Negeri telah menginisiasi sebuah program yang ditujukan untuk mewujudkan masyarakat telah menginisiasi sebuah program yang ditujukan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana dalam pembangunan atau yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana dalam pembangunan atau yang dikenal dengan Program
yang dikenal dengan Program Saer Communities Through Disaster Risk Reduction inSaer Communities Through Disaster Risk Reduction in Development (SCDRR in Development)
Development (SCDRR in Development). Program SCDRR ini kan berlangsung selama 5. Program SCDRR ini kan berlangsung selama 5 tahun (2007 – 2012) dan dirancang untuk
tahun (2007 – 2012) dan dirancang untuk mendorong agar pengurangan risiko bencanamendorong agar pengurangan risiko bencana menjadi sesuatu yang lazim dalam proses pembangunan yang terdesentralisasi. Untuk menjadi sesuatu yang lazim dalam proses pembangunan yang terdesentralisasi. Untuk mewujudkan hal itu maka upaya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana mewujudkan hal itu maka upaya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana kedalam proses pembangunan mutlak harus dijalankan. Upaya tersebut dilaksanakan kedalam proses pembangunan mutlak harus dijalankan. Upaya tersebut dilaksanakan melalui 4 pilar sasaran program SCDRR, yaitu : (1)
melalui 4 pilar sasaran program SCDRR, yaitu : (1) Diberlakukannya kebijakan, peraturanDiberlakukannya kebijakan, peraturan dan kerangka kerja regulasi pengurangan risiko
dan kerangka kerja regulasi pengurangan risiko bencana; (2) Diperkuatnya kelembagaanbencana; (2) Diperkuatnya kelembagaan pengurangan risiko bencana dan kemitraan diantara mereka; (3) Dipahaminya risiko pengurangan risiko bencana dan kemitraan diantara mereka; (3) Dipahaminya risiko bencana dan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut oleh bencana dan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut oleh masyarakat dan pengambil kebijakan melalui pendidikan dan penyadaran publik; masyarakat dan pengambil kebijakan melalui pendidikan dan penyadaran publik; (4) Didemonstrasikannya pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari program (4) Didemonstrasikannya pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari program pembangunan.
pembangunan. T
Terkaerkait it dendengan gan sassasaraaran n ketketiga iga menmengengenai ai perperlunlunya ya penpendidididikan kan dan dan penpenyadyadaraarann publik terhadap pengurangan risiko bencana, selama beberapa tahun ini pemerintah publik terhadap pengurangan risiko bencana, selama beberapa tahun ini pemerintah bersama-sama beberapa
bersama-sama beberapa lembaga swadaya lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat, dan institusi pendidikan diinstitusi pendidikan di tingkat nasional maupun daerah telah melakukan berbagai upaya dalam pendidikan tingkat nasional maupun daerah telah melakukan berbagai upaya dalam pendidikan kebencanaan, termasuk memasukkan materi kebencanaan kedalam muatan lokal, kebencanaan, termasuk memasukkan materi kebencanaan kedalam muatan lokal,
DAN DAERAH TERTINGGAL, BAPPENAS
DAN DAERAH TERTINGGAL, BAPPENAS
SELAKU NATIO
SELAKU NATIO
NAL PROJEC
NAL PROJEC
T
T
DIRECTOR SCDRR
disepakati bersama. Dilain pihak, pemetaan aktivitas pendidikan diberbagai wilayah rawan disepakati bersama. Dilain pihak, pemetaan aktivitas pendidikan diberbagai wilayah rawan bencana di Indonesia serta intervensi dan dukungan peningkatan kapasitas untuk pendidikan bencana di Indonesia serta intervensi dan dukungan peningkatan kapasitas untuk pendidikan masih sangat minim dan terpusat, khususnya di wilayah Jawa dan Sumatera. Kajian kesiapsiagaan masih sangat minim dan terpusat, khususnya di wilayah Jawa dan Sumatera. Kajian kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana yang telah dilakukan di berbagai wilayah menunjukkan rendahnya masyarakat terhadap bencana yang telah dilakukan di berbagai wilayah menunjukkan rendahnya tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah dibanding masyarakat serta aparat (LIPI, 2006 – 2007). tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah dibanding masyarakat serta aparat (LIPI, 2006 – 2007). Hal ini sangat ironis, karena sekolah adalah basis dari komunitas anak-anak, yang merupakan Hal ini sangat ironis, karena sekolah adalah basis dari komunitas anak-anak, yang merupakan kelompok rentan yang perlu dlindungi dan secara bersamaan perlu ditingkatkan pengetahuan kelompok rentan yang perlu dlindungi dan secara bersamaan perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
dan keterampilannya.
Di sisi lain, tantangan dalam mengintegrasikan upaya-upaya pengurangan risiko bencana Di sisi lain, tantangan dalam mengintegrasikan upaya-upaya pengurangan risiko bencana kedalam sistem pendidikan juga telah banyak dikaji, seperti : (1) B
kedalam sistem pendidikan juga telah banyak dikaji, seperti : (1) Beratnya beban kurikulum siswa;eratnya beban kurikulum siswa; (2) Kurangnya pemahaman guru mengenai bencana ; (3)
(2) Kurangnya pemahaman guru mengenai bencana ; (3) Kurangnya kapasitas dan keahlian guruKurangnya kapasitas dan keahlian guru dalam integrasi PRB kedalam kurikulum; (4) Minimnya panduan, silabus dan materi ajar yang dalam integrasi PRB kedalam kurikulum; (4) Minimnya panduan, silabus dan materi ajar yang terdistribusi dan dapat
terdistribusi dan dapat diakses oleh guru; (5) Terbatasndiakses oleh guru; (5) Terbatasnya sumberdaya (tenaga, biaya dan sarana);ya sumberdaya (tenaga, biaya dan sarana); dan (6) Kondisi bangunan sik sekolah, sarana dan prasarana pada ummnya memprihatinkan, dan (6) Kondisi bangunan sik sekolah, sarana dan prasarana pada ummnya memprihatinkan, tidak berorientasi pada AMDAL dan konstruksi tahan gempa.
tidak berorientasi pada AMDAL dan konstruksi tahan gempa.
Untuk menjawab tantangan tersebut dan guna melaksanakan integrasi pengurangan risiko Untuk menjawab tantangan tersebut dan guna melaksanakan integrasi pengurangan risiko bencana ke dalam sistem pendidikan, dalam rangka mewujudkan budaya aman dan siaga bencana ke dalam sistem pendidikan, dalam rangka mewujudkan budaya aman dan siaga bencana, maka SCDRR telah mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun bencana, maka SCDRR telah mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun Strategi Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana kedalam Sistem Pendidikan Nasional. Strategi Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana kedalam Sistem Pendidikan Nasional. Strategi ini akan disahkan melalui suatu bentuk kebijakan ditingkat nasional yang diharapkan Strategi ini akan disahkan melalui suatu bentuk kebijakan ditingkat nasional yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan integrasi PRB ke dalam sistem pendidikan baik intra dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan integrasi PRB ke dalam sistem pendidikan baik intra maupun ekstrakurikuler secara nasional.
maupun ekstrakurikuler secara nasional.
Untuk mendukung implementasi kebijakan tesebut, maka SCDRR mendukung Pusat Kurikulum, Untuk mendukung implementasi kebijakan tesebut, maka SCDRR mendukung Pusat Kurikulum, Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun modul ajar dan modul pelatihan Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun modul ajar dan modul pelatihan pengintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam intra dan ekstra kurikuler. Modul-modul pengintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam intra dan ekstra kurikuler. Modul-modul ini berisi model pembelajaran, materi ajar lengkap dengan panduan pengajarannya, dalam hal ini berisi model pembelajaran, materi ajar lengkap dengan panduan pengajarannya, dalam hal integrasi PRB kedalam intra dan ekstrakurikuler.
integrasi PRB kedalam intra dan ekstrakurikuler.
Diharapkan modul-modul yang disusun oleh Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional Diharapkan modul-modul yang disusun oleh Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional ini dapat menjadi acuan standar dan/atau memperk
ini dapat menjadi acuan standar dan/atau memperkaya bahan-bahan yang sudah ada dan sudahaya bahan-bahan yang sudah ada dan sudah disusun oleh berbagai pihak lainnya, sehingga dapat bermanaat dan digunakan oleh praktisi disusun oleh berbagai pihak lainnya, sehingga dapat bermanaat dan digunakan oleh praktisi pendidikan dan
pendidikan dan pemangku kepenpemangku kepentingan lainntingan lainnya ya dalam rangka dalam rangka peningkatan kesiapsiagaanpeningkatan kesiapsiagaan sekolah terutama did
sekolah terutama didaerah rawan bencana. Taerah rawan bencana. Terima Kasierima Kasih.h.
Jakarta,
Jakarta, Desember Desember 20092009
Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Bappenas Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Bappenas Selaku National Project Director SCDRR
Selaku National Project Director SCDRR
Dr.Ir Suprayoga Hadi, MSP Dr.Ir Suprayoga Hadi, MSP
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
SAMBUTANSAMBUTAN KEPALA KEPALA PUSAT PUSAT KURIKULUM KURIKULUM IIIIII
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN,
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN,
KEMENTERIAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN NASIONAL NASIONAL VV
SAMBUTAN DIREKTUR KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL,
SAMBUTAN DIREKTUR KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL,
BAPPENAS
BAPPENAS SELAKU SELAKU NANATIONAL TIONAL PROJECT PROJECT DIRECTOR DIRECTOR SCDRR SCDRR VIIVII
DAFTAR
DAFTAR ISI ISI IXIX
DAFTAR
DAFTAR TABEL TABEL XIXI
DAFTAR
DAFTAR GAMBAR GAMBAR XIIIXIII
DAFTAR
DAFTAR KOTKOTAK AK XVXV
BAB
BAB I I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 11
1.1
1.1 Landasan Landasan dan dan Pedoman Pedoman 11 1.1.1
1.1.1 Landasan Landasan Filosos Filosos 33 1.1.2
1.1.2 Landasan Landasan Sosiologis Sosiologis 44 1.1.3
1.1.3 Landasan Landasan Yuridis Yuridis 44 1.1.4
1.1.4 Pedoman Pedoman Pengembangan Pengembangan Produk Produk 55 1.1.5
1.1.5 PengintPengintegrasian Pegrasian Pengurangan Risiko engurangan Risiko Bencana ke Bencana ke dalamdalam Sistem
Sistem Pendidikan Pendidikan Nasional Nasional 66 1.2
1.2 Kerangka Kerangka Kerja Kerja Pendidikan Pendidikan untuk untuk PengurangaPengurangan n Risiko Risiko Bencana Bencana 77 1.2.1
1.2.1 Pendidikan Pendidikan untuk Puntuk Pengurangan engurangan Risiko BencanaRisiko Bencana dan
dan Pendidikan Pendidikan untuk untuk Pembangunan Pembangunan Berkelanjutan Berkelanjutan 77 1.2.2
1.2.2 Konsep Konsep Pendidikan Pendidikan untuk untuk Pengurangan Pengurangan Risiko Risiko Bencana Bencana 88 BAB
BAB II II FENOMENA FENOMENA DAN DAN PERISTIWPERISTIWA A GEMPGEMPA A BUMI BUMI 1010
2.1
2.1 Fenomena Fenomena Gempa Gempa Bumi Bumi di di Indonesia Indonesia 1010 2.2
2.2 Peristiwa Peristiwa Gempa Gempa Bumi Bumi di di Indonesia Indonesia 1414 BAB
BAB III III PENGURANGAN PENGURANGAN RISIKO RISIKO GEMPGEMPA A BUMI BUMI 1818
3.1
3.1 PenguranPengurangan gan Risiko Risiko Bencana Bencana 1818 3.1.1
3.1.1 Bencana Bencana 1919
3.1.2
Datar Isi
Datar Isi
x
x
3.1.3
3.1.3 PengurangPengurangan an Risiko Risiko Bencana Bencana 2323 3.1.4
3.1.4 Upaya Upaya PengurangaPengurangan n Risiko Risiko Bencana Bencana 2323 3.2
3.2 Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan Gempa Gempa Bumi Bumi 2828 3.2.1
3.2.1 Tindakan Tindakan Sebelum Sebelum TTerjadi erjadi Gempa Gempa Bumi Bumi 2828 3.2.2
3.2.2 Tindakan Tindakan Saat Saat TTerjadi erjadi Gempa Gempa Bumi Bumi 3434 3.2.3
3.2.3 Tindakan Tindakan Setelah Setelah TTerjadi erjadi Gempa Gempa Bumi Bumi 3636 BAB
BAB IV IV MAMATERI TERI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENGURANGAN PENGURANGAN RISIKO RISIKO GEMPGEMPA A BUMI BUMI 3939
4.1
4.1 Identikasi Identikasi Materi Materi PembelajarPembelajaran an PenguranPengurangan gan Risiko Gempa Risiko Gempa Bumi Bumi 3939 4.2
4.2 Pemetaan Pemetaan Indikator Indikator Siswa Siswa 4141 4.3
4.3 Pendekatan Pendekatan Kegiatan Kegiatan Belajar Belajar Mengajar Mengajar 4343 BAB
BAB V PENGINTEGRASIAN MAV PENGINTEGRASIAN MATERI POKOK PENGURANGANTERI POKOK PENGURANGAN
RISIKO GEMPA BUMI KE DALAM KURIKULUM
RISIKO GEMPA BUMI KE DALAM KURIKULUM
TINGKAT
TINGKAT SASATUAN TUAN PENDIDIPENDIDIKAN MENENGAH KAN MENENGAH AATTAS AS (SMA /SMK/MA) (SMA /SMK/MA) 4444
5.1
5.1 PenginPengintegrasian tegrasian PenguranPengurangan Risiko gan Risiko Gempa Gempa BumiBumi ke
ke dalam dalam Mata Mata Pelajaran Pelajaran 4545 5.1.1
5.1.1 Identikasi Mata PIdentikasi Mata Pembelajaran embelajaran tentang Ptentang Pengurangan Risikoengurangan Risiko
Bencana. 47
Bencana. 47
5.1.2
5.1.2 Analisis KompeAnalisis Kompetensi Dasar tensi Dasar Mata PMata Pelajaranelajaran yang
yang dapat dapat di di integrasikan integrasikan dengan dengan PRB PRB 4848 5.1.3
5.1.3 PenyusunPenyusunan Silabus an Silabus integrasi Sintegrasi Standar Kompetensi/tandar Kompetensi/ Kompetensi
Kompetensi Dasar Dasar (SK/KD) (SK/KD) 5151 5.1.4
5.1.4 PenyusunPenyusunan an Rencana Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan PembelajarPembelajaran an (RPP) (RPP) 5757 5.2.
5.2. PenginPengintegrasian Ptegrasian Pengurangan Risiko Gempa engurangan Risiko Gempa Bumi SebagaiBumi Sebagai Pelajaran
Pelajaran Muatan Muatan lokal lokal 6060 5.2.1
5.2.1 Analisis Analisis Konteks Konteks Mata Mata Pelajaran Pelajaran Muatan Muatan Lokal Lokal 6262 5.2.2
5.2.2 PenyusunPenyusunan Staan Standar Kompendar Kompetensi tensi dandan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Kompetensi Dasar Muatan Lokal Pengurang
Pengurangan an Risiko Risiko Gempa Gempa Bumi Bumi 6363 5.3
5.3 PenginPengintegrasian tegrasian PenguranPengurangan gan Risiko BencRisiko Bencanaana Pada
Pada Kegiatan Kegiatan PengembangPengembangan an Diri Diri 7171 DAFTAR
DAFTAR ISTILAISTILAH H 7575
DAFTAR
DAFT
DAFT
AR
AR
T
T
ABE
ABE
L
L
TaTabel 2.1 bel 2.1 Kejadian Gempa bumi di Indonesia dalam kurun waktuKejadian Gempa bumi di Indonesia dalam kurun waktu 200
200 tahun tahun serta serta jumlah jumlah Korban Korban Jiwa. Jiwa. 1515 Ta
Tabel 3.1 bel 3.1 Skala Richter (SR). Skala Richter (SR). 3030 Ta
Tabel 3.2 bel 3.2 Skala MMI Kekuatan Gempa Bumi. Skala MMI Kekuatan Gempa Bumi. 3131 Ta
Tabel 3.3 bel 3.3 Hubungan antara Skala Richter dengan MMI. Hubungan antara Skala Richter dengan MMI. 3232 Ta
Tabel 4.1 bel 4.1 Materi PembelajarMateri Pembelajaran Penguranan Pengurangangan Risiko
Risiko Gempa Gempa Bumi Bumi 4141
Ta
Tabel 4.2 bel 4.2 Indikator Prilaku Siswa untuk PeIndikator Prilaku Siswa untuk Pembelajaranmbelajaran Penguran
Pengurangan gan Risiko Risiko Gempa Gempa Bumi Bumi 4141 Ta
Tabel 5.1 bel 5.1 Materi PembelajarMateri Pembelajaran Penguranan Pengurangan Risiko Gempa Bumi gan Risiko Gempa Bumi 4747 Ta
Tabel 5.2 bel 5.2 Analisis KD mata pelajaran yanAnalisis KD mata pelajaran yang dapat diintegrasikang dapat diintegrasikan dengan
dengan PRB PRB 4949
Ta
Tabel 5.3 bel 5.3 Analisis Kompetensi Dasar (KD) untuk Mata PAnalisis Kompetensi Dasar (KD) untuk Mata Pelajaranelajaran T
Terintegrasi Perintegrasi Pengurangan Risiko Gempa Bumi engurangan Risiko Gempa Bumi 5252 Ta
Tabel 5.4 bel 5.4 Analisis Standar Kompetensi dan KompeteAnalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnsi Dasar untuk Mata Pelajaran Muatan
untuk Mata Pelajaran Muatan Lokal PenguranganLokal Pengurangan Risiko
Risiko Gempa Gempa Bumi Bumi 6666
Ta
Tabel 5.5 bel 5.5 Contoh PContoh Pengembangan Silabus Muatan Lengembangan Silabus Muatan Lokal Penguranganokal Pengurangan Risiko
Risiko Gempa Gempa 6868
Ta
Tabel 5.6 bel 5.6 Format IntegrFormat Integrasi PRB Ke dalam kegiatan ekstrakulikuler asi PRB Ke dalam kegiatan ekstrakulikuler 7272 Ta
Tabel 5.7 bel 5.7 PenyusunPenyusunan Silabus Integrasi PRB untuk Pan Silabus Integrasi PRB untuk Pramuka ramuka 7373 Ta
Datar Tabel
Datar Tabel
xii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
GambarGambar 2.1 2.1 Potensi Potensi Gempa Gempa bumi bumi di di Indonesia. Indonesia. 1212 Gambar
Gambar 2.2 2.2 Enam Enam Wilayah Wilayah Gempa Gempa bumi bumi di di Indonesia. Indonesia. 1212 Gambar
Gambar 2.3 2.3 Daerah Daerah Sebaran Sebaran Bencana Bencana Gempa Gempa Bumi Bumi 1414 Gambar
Gambar 3.1 3.1 Model Model Hubungan Hubungan antara antara Risiko Risiko Bencana,Bencana, Kerentanan
Kerentanan dan dan Bahaya. Bahaya. 1919 Gambar
Gambar 3.2 3.2 Gempa Gempa bumi bumi di di YYogya,27 ogya,27 Mei Mei 2006. 2006. 2020 Gambar
Gambar 3.3 3.3 Persentase Persentase Orang Orang TTerkena erkena BencanaBencana Berdasarkan
Berdasarkan jenis jenis Bencana. Bencana. 2121 Gambar
Gambar 3.4 3.4 Bangunan Bangunan yang yang rusak rusak akibat akibat goncangan goncangan gempagempa (Ground
(Ground Motion). Motion). 2424
Gambar
Gambar 3.5 3.5 Bangunan Bangunan yang yang mengalamimengalami liqueactionliqueaction akibatakibat gempa
gempa bumi bumi di di Aceh Aceh pada pada tahun tahun 2005. 2005. 2525 Gambar
Gambar 3.6 3.6 Longsor Longsor akibat akibat gempa gempa bumi. bumi. 2525 Gambar
Gambar 3.7 3.7 Struktur Struktur Bangunan Bangunan TTahan ahan Gempa Gempa bumi. bumi. 2525 Gambar
Gambar 3.8 3.8 PenyusunPenyusunan an Perabot. Perabot. 2929 Gambar
Gambar 3.9 3.9 Beberapa Beberapa bentuk bentuk simulasisimulasi penyelama
penyelamatan tan diri diri saat saat terjadi terjadi gempa gempa bumi. bumi. 2929 Gambar
Gambar 3.10 3.10 Seismogra Seismogra Horizontal. Horizontal. 3434 Gambar
Gambar 3.11 3.11 Seismogra Seismogra Vertikal. Vertikal. 3434 Gambar
Datar Gambar
Datar Gambar
xiv
DAFTAR KOTAK
DAFTAR KOTAK
KotakKotak 5.1 5.1 Contoh Contoh RPP RPP Integrasi Integrasi materi materi gempa gempa bumi bumi ke ke dalam dalam matamata
pelajaran 58
Datar Kotak
Datar Kotak
xvi
1.1 Landasan dan Pedoman
1.1 Landasan dan Pedoman
Berdasarkan hasil Konerensi Sedunia tentang Pengurangan Risiko Bencana Berdasarkan hasil Konerensi Sedunia tentang Pengurangan Risiko Bencana yang diselenggarakan pada tanggal 18-22 Januari 2005 di Kobe, Hyogo, Jepang; yang diselenggarakan pada tanggal 18-22 Januari 2005 di Kobe, Hyogo, Jepang; dan dalam rangka mengadopsi Kerangka Kerja Aksi 2005-2015 dengan tema dan dalam rangka mengadopsi Kerangka Kerja Aksi 2005-2015 dengan tema ‘Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana’ memberikan ‘Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana’ memberikan suatu kesempatan untuk menggalakkan suatu pendekatan yang strategis dan suatu kesempatan untuk menggalakkan suatu pendekatan yang strategis dan sistematis dalam meredam kerentanan dan risiko terhadap bahaya. Konerensi sistematis dalam meredam kerentanan dan risiko terhadap bahaya. Konerensi tersebut menekankan perlunya mengidentikasi cara-cara untuk membangun tersebut menekankan perlunya mengidentikasi cara-cara untuk membangun ketahanan bangsa dan komunitas terhadap bencana.
ketahanan bangsa dan komunitas terhadap bencana.
Pada bulan Januari 2005, lebih dari 4.000 perwakilan pemerintah, organisasi Pada bulan Januari 2005, lebih dari 4.000 perwakilan pemerintah, organisasi non-pemerintah, institusi akademik, dan sektor swasta berkumpul di Kobe, Jepang, pemerintah, institusi akademik, dan sektor swasta berkumpul di Kobe, Jepang, pada
pada World Conerence on Disaster ReductionWorld Conerence on Disaster Reduction (WCDR)(WCDR) kesebelas. Konerensi tersebutkesebelas. Konerensi tersebut mengakhiri perundingan-perundingan tentang Kerangka Kerja Aksi Hyogo mengakhiri perundingan-perundingan tentang Kerangka Kerja Aksi Hyogo 2005-2015 (Hyogo Framework For Action/HFA) : Membangun Ketahanan Bangsa 2005-2015 (Hyogo Framework For Action/HFA) : Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas terhadap Bencana. Kerangka Aksi ini diadopsi oleh 168 negara dan dan Komunitas terhadap Bencana. Kerangka Aksi ini diadopsi oleh 168 negara dan menetapkan tujuan yang jelas – secara substansiil mengurangi kerugian akibat menetapkan tujuan yang jelas – secara substansiil mengurangi kerugian akibat bencana, baik korban jiwa maupun kerugian terhadap aset-aset sosial, ekonomi, bencana, baik korban jiwa maupun kerugian terhadap aset-aset sosial, ekonomi, dan lingkungan suatu masyarakat dan negara – dan merinci seperangkat prioritas dan lingkungan suatu masyarakat dan negara – dan merinci seperangkat prioritas untuk mencapai tujuan setindaknya pada tahun 2015.
untuk mencapai tujuan setindaknya pada tahun 2015. HF
HFA menekankan bahwa pengurangan risiko bencana adalah iA menekankan bahwa pengurangan risiko bencana adalah isu sentral kebijakansu sentral kebijakan pembangunan, selain juga menjadi perhatian berbagai bidang ilmu, kemanusiaan, pembangunan, selain juga menjadi perhatian berbagai bidang ilmu, kemanusiaan, dan lingkungan. Bencana merusak hasil-hasil pembangunan, memelaratkan rakyat dan lingkungan. Bencana merusak hasil-hasil pembangunan, memelaratkan rakyat dan negara. Tanpa usaha yang serius untuk mengatasi kerugian akibat bencana, dan negara. Tanpa usaha yang serius untuk mengatasi kerugian akibat bencana, bencana akan terus menjadi penghalang besar dalam pencapaian Sasaran bencana akan terus menjadi penghalang besar dalam pencapaian Sasaran Pembangunan Milenium. Untuk membantu pencapaian hasil yang dii
Pembangunan Milenium. Untuk membantu pencapaian hasil yang dii nginkan, HFAnginkan, HFA mengidentikasi lima Prioritas Aksi yang spesik: (1) Membuat
mengidentikasi lima Prioritas Aksi yang spesik: (1) Membuat pengurangan risikopengurangan risiko bencana sebagai prioritas; (2) Memperbaiki inormasi risiko dan peringatan dini; bencana sebagai prioritas; (2) Memperbaiki inormasi risiko dan peringatan dini; (3) Membangun budaya keamanan dan ketahanan; (4) Mengurangi risiko pada (3) Membangun budaya keamanan dan ketahanan; (4) Mengurangi risiko pada sektor-sektor utama; (
sektor-sektor utama; (5) 5) Memperkuat kesiapan untuk bMemperkuat kesiapan untuk bereaksi.ereaksi.
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Pendahuluan
2
2
HF
HFA memberikan suatu kesempatan untuk menggalakkan A memberikan suatu kesempatan untuk menggalakkan suatu pendekatan yangsuatu pendekatan yang strategis dan sistematis dalam meredam kerentanan dan risiko terhadap bahaya. strategis dan sistematis dalam meredam kerentanan dan risiko terhadap bahaya. Konerensi tersebut menekankan perlunya mengidentikasi cara-cara untuk Konerensi tersebut menekankan perlunya mengidentikasi cara-cara untuk membangun ketahanan bangsa dan komunitas terhadap bencana. Karena bencana membangun ketahanan bangsa dan komunitas terhadap bencana. Karena bencana dapat diredam secara berarti jika masyarakat mempunyai inormasi yang cukup dan dapat diredam secara berarti jika masyarakat mempunyai inormasi yang cukup dan didorong pada budaya pencegahan dan ketahanan terhadap bencana, yang pada didorong pada budaya pencegahan dan ketahanan terhadap bencana, yang pada akhirnya memerlukan pencarian, pengumpulan, dan penyebaran pengetahuan akhirnya memerlukan pencarian, pengumpulan, dan penyebaran pengetahuan dan inormasi yang
dan inormasi yang relevan tentang bahaya, kerentanan, dan kapasitas.relevan tentang bahaya, kerentanan, dan kapasitas.
Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha antara lain: (1) menggalakkan Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha antara lain: (1) menggalakkan dimasuk-kannya pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana sebagai bagian kannya pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana sebagai bagian yang relevan dalam kurikulum pendidikan di semua tingkat dan menggunakan yang relevan dalam kurikulum pendidikan di semua tingkat dan menggunakan jalur
jalur ormal ormal dan dan inormal inormal lainnya lainnya untuk untuk menjangkau menjangkau anak-anak anak-anak muda muda dan dan anak- anak-anak dengan inormasi; menggalakkan integrasi pengurangan risiko bencana anak dengan inormasi; menggalakkan integrasi pengurangan risiko bencana sebagai suatu elemen instrinsik dalam dekade 2005–2014 untuk Pendidikan bagi sebagai suatu elemen instrinsik dalam dekade 2005–2014 untuk Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan Berkelanjutan (United Nations Decade o Education or Sustainable(United Nations Decade o Education or Sustainable Development)
Development); (2) menggalakkan pelaksanaan penjajagan risiko tingkat lokal; (2) menggalakkan pelaksanaan penjajagan risiko tingkat lokal dan program kesiapsiagaan terhadap bencana di sekolah-sekolah dan dan program kesiapsiagaan terhadap bencana di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lanjutan; (3) menggalakkan pelaksanaan program dan lembaga pendidikan lanjutan; (3) menggalakkan pelaksanaan program dan aktivitas di sekolah-sekolah untuk pembelajaran tentang bagaimana meminimalisir aktivitas di sekolah-sekolah untuk pembelajaran tentang bagaimana meminimalisir eek bahaya; (4) mengembangkan program pelatihan dan pembelajaran tentang eek bahaya; (4) mengembangkan program pelatihan dan pembelajaran tentang pengurangan risiko bencana dengan sasaran
pengurangan risiko bencana dengan sasaran sektor-sektor tertentu, misalnya: parasektor-sektor tertentu, misalnya: para perancang pembangunan, penyelenggara tanggap darurat, pejabat pemerintah perancang pembangunan, penyelenggara tanggap darurat, pejabat pemerintah tingkat lokal, dan sebagainya; (5) menggalakkan inisiati pelatihan berbasis tingkat lokal, dan sebagainya; (5) menggalakkan inisiati pelatihan berbasis masyarakat dengan mempertimbangkan peran tenaga sukarelawan sebagaimana masyarakat dengan mempertimbangkan peran tenaga sukarelawan sebagaimana mestinya untuk meningkatkan kapasitas lokal dalam melakukan mitigasi dan mestinya untuk meningkatkan kapasitas lokal dalam melakukan mitigasi dan menghadapi bencana; (6) memastikan
menghadapi bencana; (6) memastikan kesetaraan akses kesempatan memperolehkesetaraan akses kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan bagi perempuan dan konstituen yang rentan; dan (7) pelatihan dan pendidikan bagi perempuan dan konstituen yang rentan; dan (7) menggalakkan pelatihan tentang sensitivitas gender dan budaya
menggalakkan pelatihan tentang sensitivitas gender dan budaya sebagai bagian tak sebagai bagian tak terpisahkan dari pendidikan
terpisahkan dari pendidikan dan pelatihan tentang pengurangan risiko bencana.dan pelatihan tentang pengurangan risiko bencana. ‘Kampanye Pendidikan tentang Risiko Bencana dan Keselamatan di Sekolah’ yang ‘Kampanye Pendidikan tentang Risiko Bencana dan Keselamatan di Sekolah’ yang dikoordinir oleh UN/ISDR
dikoordinir oleh UN/ISDR(United Nations/International Strategy or (United Nations/International Strategy or Disaster Reduction)Disaster Reduction) hingga penghujung tahun 2007 dengan didasari berbagai pertimbangan. hingga penghujung tahun 2007 dengan didasari berbagai pertimbangan. Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan selama kejadian bencana, terutama anak adalah kelompok yang paling rentan selama kejadian bencana, terutama yang sedang bersekolah pada saat berlangsungnya kejadian. Pada saat bencana, yang sedang bersekolah pada saat berlangsungnya kejadian. Pada saat bencana, gedung sekolah hancur, mengurangi usia hidup murid sekolah dan guru yang gedung sekolah hancur, mengurangi usia hidup murid sekolah dan guru yang sangat berharga dan terganggunya hak memperoleh pendidikan sebagai dampak sangat berharga dan terganggunya hak memperoleh pendidikan sebagai dampak bencana. Pembangunan kembali sekolah juga memerlukan waktu yang tidak bencana. Pembangunan kembali sekolah juga memerlukan waktu yang tidak sebentar dan pastilah sangat mahal.
sebentar dan pastilah sangat mahal.
Kampanye ditujukan kepada murid sekolah dasar dan menengah, para guru, Kampanye ditujukan kepada murid sekolah dasar dan menengah, para guru, pembuat kebijakan pendidikan, orangtua, insinyur dan ahli bangunan. Selain pembuat kebijakan pendidikan, orangtua, insinyur dan ahli bangunan. Selain itu juga ditujukan kepada lembaga pemerintah yang bertanggung-jawab atas itu juga ditujukan kepada lembaga pemerintah yang bertanggung-jawab atas isu manajemen bencana, mendiknas, para pemimpin politik di tingkat nasional, isu manajemen bencana, mendiknas, para pemimpin politik di tingkat nasional, pembuat keputusan di masyarakat, dan otoritas
pembuat keputusan di masyarakat, dan otoritas lokal. Pesan yang bisa disampaikanlokal. Pesan yang bisa disampaikan antara lain: (1) pendidikan tentang risiko bencana menguatkan anak-anak dan antara lain: (1) pendidikan tentang risiko bencana menguatkan anak-anak dan
membantu membangun kesadaran yang lebih besar isu tersebut di dalam membantu membangun kesadaran yang lebih besar isu tersebut di dalam masyarakat; (2) asilitas bangunan sekolah yang bisa menyelamatkan hidup dan masyarakat; (2) asilitas bangunan sekolah yang bisa menyelamatkan hidup dan melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dari suatu kejadian melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dari suatu kejadian bencana alam; dan (3) pendidikan tentang risiko bencana dan asilitas keselamatan bencana alam; dan (3) pendidikan tentang risiko bencana dan asilitas keselamatan di sekolah akan membantu negara-negara menuju ke arah pencapaian Tujuan di sekolah akan membantu negara-negara menuju ke arah pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium.
Pembangunan Millenium.
Sekolah dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap generasi muda, Sekolah dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap generasi muda, yaitu dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan menyampaikan pengetahuan yaitu dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan menyampaikan pengetahuan tradisional dan konvensional kepada generasi muda. Untuk melindungi tradisional dan konvensional kepada generasi muda. Untuk melindungi anak-anak dari ancaman bencana alam diperlukan dua prioritas berbeda namun tidak anak dari ancaman bencana alam diperlukan dua prioritas berbeda namun tidak bisa dipisahkan aksinya yaitu pendidikan untuk mengurangi risiko bencana dan bisa dipisahkan aksinya yaitu pendidikan untuk mengurangi risiko bencana dan keselamatan dan keamanan sekolah.
keselamatan dan keamanan sekolah.
Sekolah juga harus mampu melindungi anak-anak dari suatu kejadian bencana Sekolah juga harus mampu melindungi anak-anak dari suatu kejadian bencana alam. Investasi dalam memperkuat struktur gedung sekolah sebelum suatu alam. Investasi dalam memperkuat struktur gedung sekolah sebelum suatu bencana terjadi, akan mengurangi biaya/anggaran jangka panjang, melindungi bencana terjadi, akan mengurangi biaya/anggaran jangka panjang, melindungi generasi muda penerus bangsa, dan memastikan kelangsungan kegiatan generasi muda penerus bangsa, dan memastikan kelangsungan kegiatan belajar-mengajar setelah kejadian bencana. Pendidikan di sekolah dasar dan menegah mengajar setelah kejadian bencana. Pendidikan di sekolah dasar dan menegah membantu anak-anak memainkan peranan penting dalam penyelamatan hidup dan membantu anak-anak memainkan peranan penting dalam penyelamatan hidup dan perlindungan aset/milik masyarakat pada
perlindungan aset/milik masyarakat pada saat kejadian bencana. Menyelenggarakansaat kejadian bencana. Menyelenggarakan pendidikan tentang risiko bencana ke dalam kurikulum
pendidikan tentang risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah sangat membantusekolah sangat membantu dalam membangun kesadaran akan isu tersebut di lingkungan masyarakat.
dalam membangun kesadaran akan isu tersebut di lingkungan masyarakat.
Mengurangi risiko bencana dimulai dari sekolah. Seluruh komponen, dalam hal Mengurangi risiko bencana dimulai dari sekolah. Seluruh komponen, dalam hal ini anak-anak sekolah, para guru, para pemimpin masyarakat, orangtua, maupun ini anak-anak sekolah, para guru, para pemimpin masyarakat, orangtua, maupun individu yang tertarik dengan pendidikan
individu yang tertarik dengan pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatantentang risiko bencana dan keselamatan di sekolah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, institusi lok di sekolah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, institusi lok al/al/ regional/nasional/ internasional
regional/nasional/ internasional, sektor swasta dan publik untuk dapat , sektor swasta dan publik untuk dapat berpartisipasiberpartisipasi secara akti. Keterlibatan media juga diperlukan untuk
secara akti. Keterlibatan media juga diperlukan untuk mendorong sebuah budayamendorong sebuah budaya ketahanan terhadap bencana dan keterlibatan komunitas yang kuat dalam rangka ketahanan terhadap bencana dan keterlibatan komunitas yang kuat dalam rangka kampanye pendidikan publik secara terus-menerus dan dalam
kampanye pendidikan publik secara terus-menerus dan dalam konsultasi publik dikonsultasi publik di segenap lapisan masyarakat. Bencana?! Jika Siap Kita Selamat.
segenap lapisan masyarakat. Bencana?! Jika Siap Kita Selamat.
Padatnya kurikulum pendidikan nasional tidak boleh kita jadikan alasan untuk
Padatnya kurikulum pendidikan nasional tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidak tidak melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana di sekolah secara berkelanjutan. melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana di sekolah secara berkelanjutan. Pembelajaran tentang pengurangan risiko bencana di sekolah-sekolah bisa Pembelajaran tentang pengurangan risiko bencana di sekolah-sekolah bisa dilaksanakan dengan mengintegrasikan materi pembelajaran pengurangan dilaksanakan dengan mengintegrasikan materi pembelajaran pengurangan risiko bencana ke dalam (1) mata pelajaran pokok/paket, (2) muatan lokal, dan (3) risiko bencana ke dalam (1) mata pelajaran pokok/paket, (2) muatan lokal, dan (3) ekstrakurikuler dan pengembangan diri. Atau secara khusus
ekstrakurikuler dan pengembangan diri. Atau secara khusus mengembangkan danmengembangkan dan menyelenggarakan kurikulum muatan lokal dan ektrakurikuler/pengembangan menyelenggarakan kurikulum muatan lokal dan ektrakurikuler/pengembangan diri yang didedikasik
diri yang didedikasikan khusus untuk pendidikan pengurangan risiko bencana.an khusus untuk pendidikan pengurangan risiko bencana. 1.1.1 Landasan Filosofs
1.1.1 Landasan Filosofs
Bencana merupakan suatu bentuk gangguan terhadap kehidupan dan Bencana merupakan suatu bentuk gangguan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat, oleh karena itu, secara losos, pengurangan risiko penghidupan masyarakat, oleh karena itu, secara losos, pengurangan risiko
Pendahuluan
Pendahuluan
4
4
Indonesia, yaitu melindungi segenap rakyat dan bangsa, serta seluruh Indonesia, yaitu melindungi segenap rakyat dan bangsa, serta seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Upaya melindungi segenap rakyat dan bangsa dikuatkan pula dengan hak Upaya melindungi segenap rakyat dan bangsa dikuatkan pula dengan hak setiap orang atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, setiap orang atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dari ancaman ketakutan untuk untuk berbuat atau
dari ancaman ketakutan untuk untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yangtidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi, hak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan merupakan hak asasi, hak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperolehsehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (P
pelayanan kesehatan (Pasal 28G ayat (1) dan asal 28G ayat (1) dan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945.Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945. 1.1.2 Landasan Sosiologis
1.1.2 Landasan Sosiologis
Ada tiga pertimbangan sosiologis yang patut diketengahkan, yaitu Pertama Ada tiga pertimbangan sosiologis yang patut diketengahkan, yaitu Pertama secara geogras, demogras dan geologis, Indonesia merupakan negara secara geogras, demogras dan geologis, Indonesia merupakan negara rawan bencana, baik bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, seperti rawan bencana, baik bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, seperti kegagalan atau mala praktik teknologi. Kedua, adalah bahwa perkembangan kegagalan atau mala praktik teknologi. Kedua, adalah bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi sosial masyarakat, telah ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi sosial masyarakat, telah menimbulkan dampak negati terhadap lingkungan yang berakibat pada menimbulkan dampak negati terhadap lingkungan yang berakibat pada terjadinya bencana. Ketiga, adalah kondisi struktur manajemen bencana terjadinya bencana. Ketiga, adalah kondisi struktur manajemen bencana itu sendiri. Kematian, cidera dan kerugian materi, serta masalah lingkungan itu sendiri. Kematian, cidera dan kerugian materi, serta masalah lingkungan dan ekonomi dapat dikurangi apabila penyelenggaraan penanggulangan dan ekonomi dapat dikurangi apabila penyelenggaraan penanggulangan bencana telah dilakukan secara komprehensi yang mencakup pendekatan bencana telah dilakukan secara komprehensi yang mencakup pendekatan yang bersiat pencegahan, pengurangaan risiko, tindakan kesiapsiagaan yang bersiat pencegahan, pengurangaan risiko, tindakan kesiapsiagaan tindakan tanggap terhadap bencana, serta upaya pemulihan. Disamping itu, tindakan tanggap terhadap bencana, serta upaya pemulihan. Disamping itu, pendekatan yang mengedepankan pentingn
pendekatan yang mengedepankan pentingnya partisipasi dari ya partisipasi dari semua tingkatsemua tingkat pemerintahan, baik pemerintah pusat dan daerah, mengambil peran yang pemerintahan, baik pemerintah pusat dan daerah, mengambil peran yang akti dalam menciptakan manajemen bencana yang eekti. Serta pentingnya akti dalam menciptakan manajemen bencana yang eekti. Serta pentingnya partisipasi publik d
partisipasi publik dan pemangku kepentingan dalam penanganan bencana.an pemangku kepentingan dalam penanganan bencana. 1.1.3 Landasan
1.1.3 Landasan YYuridisuridis
Pertimbangan yuridis adalah menyangkut masalah-masalah hukum serta peran Pertimbangan yuridis adalah menyangkut masalah-masalah hukum serta peran hukum dalam penanganan bencana. Hal ini dikaitkan dengan peran hukum hukum dalam penanganan bencana. Hal ini dikaitkan dengan peran hukum dalam pembangunan, baik sebagai pengatur perilaku, maupun instrumen dalam pembangunan, baik sebagai pengatur perilaku, maupun instrumen untuk penyelesaian masalah. Hukum sangat diperlukan, karena hukum atau untuk penyelesaian masalah. Hukum sangat diperlukan, karena hukum atau peraturan perundang-undangan dapat menjamin adanya kepastian dan peraturan perundang-undangan dapat menjamin adanya kepastian dan keadilan dalam penanganan bencana. Undang-Undang No.24 Tahun 2007 keadilan dalam penanganan bencana. Undang-Undang No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana ditempatkan guna memberikan jawaban tentang Penanggulangan Bencana ditempatkan guna memberikan jawaban atau solusi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan penangan atau solusi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan penangan bencana, merupakan landasan yuridis paling dekat
bencana, merupakan landasan yuridis paling dekat untuk pelaksanaan usaha-untuk pelaksanaan usaha-usaha pengurangan risiko bencana di I
1.1.4 Pedoman pengembangan produk
1.1.4 Pedoman pengembangan produk
Program pendidikan pengurangan risiko bencana (PRB) bertujuan untuk Program pendidikan pengurangan risiko bencana (PRB) bertujuan untuk meminimalisir risiko bencana dan meningkatkan kapasitas sekolah dalam meminimalisir risiko bencana dan meningkatkan kapasitas sekolah dalam melaksanakan pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan, mitigasi, dan melaksanakan pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan, mitigasi, dan peringatan dini. PRB oleh satuan pendidikan dapat dilakukan dengan cara peringatan dini. PRB oleh satuan pendidikan dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan materi pendidikan pengurangan risiko bencana dalam mengintegrasikan materi pendidikan pengurangan risiko bencana dalam kurikulum yang berlaku di sekolah, mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan kurikulum yang berlaku di sekolah, mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri dan
pengembangan diri dan ekstrakurikulerekstrakurikuler, dan , dan bahan ajar.bahan ajar. Dasar hukum yang menjadi
Dasar hukum yang menjadi pedoman perancangan dan pengembangan serialpedoman perancangan dan pengembangan serial modul dan modul pelatihan adalah:
modul dan modul pelatihan adalah: 1.
1. Undang-undang NoUndang-undang No. 20 . 20 TTahun 2003 ahun 2003 tentang Sistem tentang Sistem Pendidikan NasionalPendidikan Nasional.. 2.
2. Undang-undang NoUndang-undang No. 23 . 23 TTahun 2002 ahun 2002 tentang Ptentang Perlindungan Anak.erlindungan Anak. 3.
3. Undang-undang NoUndang-undang No. 24 . 24 TTahun 2007 ahun 2007 tentang Ptentang Penanggulangan enanggulangan Bencana.Bencana. 4.
4. Undang-undang No. 17 TUndang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunanahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional T
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - ahun 2005 - 2025.2025. 5.
5. Peraturan Presiden No. 7 Peraturan Presiden No. 7 Tahun Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 - 2009.
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 - 2009.
6. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional 6. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pendidikan.
7. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional 7. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggul
Penanggulangan angan Bencana.Bencana.
8. Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2008 tentang Pengesahan ASEAN 8. Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2008 tentang Pengesahan ASEAN
Agreemen
Agreement on t on Disaster Management and Disaster Management and Emergency Response (PersetujuanEmergency Response (Persetujuan ASEAN mengenai Penanggulangan Bencana dan
ASEAN mengenai Penanggulangan Bencana dan Penanganan Darurat).Penanganan Darurat). 9. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan 9. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggul
Penanggulangan angan Bencana.Bencana. 10. Peratur
10. Peraturan Mendiknas an Mendiknas No. 22 TNo. 22 Tahun 2006 tentang Standar ahun 2006 tentang Standar Isi.Isi. 11.
11. PeraturPeraturan an Mendiknas Mendiknas No. 23 No. 23 TTahun ahun 2006 tentang 2006 tentang Standar KStandar Kompetensiompetensi Lulusan.
Lulusan.
12. Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi 12. Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi
dan Standar Kompetensi Lulusan, yang
dan Standar Kompetensi Lulusan, yang disempurnakan dengan Peraturandisempurnakan dengan Peraturan Mendiknas No.
Mendiknas No. 6 Tah6 Tahun 2007.un 2007.
13. Peraturan Mendiknas No. 40 Tahun 2006 tentang Organisasi
13. Peraturan Mendiknas No. 40 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tdan Tata Kerjaata Kerja Balitbang Depdiknas.
Balitbang Depdiknas. 14.
14. PeraturPeraturan an Mendiknas Mendiknas No. 50 No. 50 TTahun ahun 2007 tentang 2007 tentang Standar Standar PengelolPengelolaanaan Pendidikan oleh
Pendidikan oleh Pemerintah Provinsi.Pemerintah Provinsi. 15.
15. PeraturPeraturan an Mendiknas Mendiknas No. 24 Tahun 2007 No. 24 Tahun 2007 tentang Standar tentang Standar Sarana danSarana dan Prasarana untuk SD/MI,
Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTSMP/MTs, dan s, dan SMA/MA.SMA/MA. 16. Surat Edaran Mendiknas