Report of the Independent Auditor
RISIKO KEUANGAN
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES
Risiko-risiko utama yang timbul dari Perusahaan dan Entitas Anak adalah risiko harga komoditas, risiko piutang, risiko kurs dan risiko likuiditas.
Kepentingan mengatur risiko-risiko tersebut
menjadi perhatian khusus mengingat adanya fluktuasi di pasar uang Indonesia maupun
internasional. Direksi Perusahaan membuat
kebijakan untuk mengelola risiko yang dirangkum di bawah ini:
The main risks arising from the Company and Subsidiaries are commodity price risk, credit risk, foreign exchange rate risk and liquidity risk. The importance of managing these risks has significantly increased in light of the considerable change and volatility in both Indonesian and international financial markets. The Company’s Directors review and approve the policies for managing these risks which are summarized below:
a. Risiko Harga Komoditas a. Commodity Price Risk
Kegiatan usaha utama Perusahaan dan Entitas Anak adalah pengolahan karet remah yang berasal dari bahan baku slab dan mengolah
kopi instan dan kopi bubuk, yang
menggunakan biji kopi sebagai bahan baku yang utama. Risiko yang dihadapi Perusahaan dan Entitas Anak antara lain adalah fluktuasi harga karet dan kopi dan tersedianya pasokan bahan baku slab dan kopi.
The Company’s and Subsidiaries' main business activity are processing raw materials slab into crumb rubber and manufacturing instant and roasted ground coffee, which use coffee beans as the main raw materials. Risks faced by the Company and Subsidiaries are, among others, fluctuations in raw materials slabs and coffee’s price and availability of raw materials slab and coffee supply.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended
December 31, 2011 and 2010
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
93
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
a. Risiko Harga Komoditas (lanjutan) a. Commodity Price Risk (continued)
Untuk mengatasi risiko fluktuasi harga,
manajemen melaksanakan operasional
bisnisnya secara bijaksana dan hati-hati dalam pembelian bahan baku dan penjualan barang jadi dengan menerapkan strategi pembelian dan penjualan antara lain yang mengacu pada
SICOM (Singapore Commodity Exchange).
Adapun risiko, pasokan bahan baku dapat diminimalkan karena lokasi pabrik berada di Sumatera Selatan yang merupakan sentral produksi karet terbesar di Indonesia. Lebih lanjut lagi, manajemen juga melaksanakan kebijakan usaha secara bijaksana dengan menjaga persediaan minimal biji kopi untuk beberapa bulan produksi dan melakukan kontrak komoditas berjangka, jika diperlukan.
To overcome the risk of price fluctuations, management implement the business prudently and carefully in the purchase of raw materials slab and selling crumb rubber based on the purchase and sales strategy, which refers to SICOM (Singapore Commodity Exchange). As for the risk, the supply of raw materials slab can be minimized because of the location of plants located in South Sumatra which is the largest rubber production centers in Indonesia. In addition, the management also has implemented prudent business policy by maintaining sufficient buffer stock of coffee bean for several months of production and entered into future commodity contracts, if necessary.
b. Risiko Piutang b. Credit Risk
Perusahaan dan Entitas Anak melakukan kegiatan usaha ekspor produk karet remah dan kopi dan juga penjualan lokal kopi. Selama ini
tidak pernah ada masalah ataupun
keterlambatan pembayaran dari pembeli
karena Perusahaan dan Entitas Anak sangat
selektif dalam melakukan hubungan
dagangnya dengan pembeli yang memiliki rekam jejak yang sangat kredibel dan dapat dipercaya.
The Company and Subsidiaries export crumb rubber and coffee and also have domestic sales for coffee. Until now there’s no problem or delay in the payment from the buyer because the Company and Subsidiaries are very selective in their commercial relationships with buyers who are highly credible and trustworthy.
c. Risiko Kurs c. Foreign Exchange Rate Risk
Pendapatan Perusahaan dan Entitas Anak sebagian besar dalam bentuk Dolar AS (“US$”) karena hasil penjualan/pendapatan dalam mata uang US$, yang mana pendanaan yang diperoleh dari bank dalam bentuk mata uang US$, jadi secara tidak langsung sudah terjadi
lindung nilai secara alami (natural hedge).
Revenue of the Company and Subsidiaries were mainly in United States Dollars (“US$”) because the sales/revenues are denominated in US$, funding from banks is also in US$ currency, thus indirectly having natural hedge.
Pembelian bahan baku dibayar dengan Rupiah dimana pada saat pembelian bahan baku, Perusahaan dan Entitas Anak mengkonversi sejumlah Dolar AS-nya menjadi Rupiah sesuai
dengan kebutuhan operasional. Untuk
menghindari implikasi fluktuasi nilai Rupiah terhadap US$, bahan baku yang telah diolah dijual dalam mata uang US$.
The payment for the purchase of raw materials is in Rupiah which at the time of purchase of raw materials, the Company and Subsidiaries convert some United States Dollar amount into Rupiah for operation only. To avoid the implications of fluctuations in Rupiah against the US$, the raw materials that have been processed are sold in US$.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended
December 31, 2011 and 2010
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
94
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
d. Risiko Likuiditas d. Liquidity Risk
Dalam menjalankan operasi usahanya,
Perusahaan dan Entitas Anak membutuhkan likuiditas pembiayaan untuk pengadaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Jumlah likuiditas
pembiayaan yang diperlukan sangat
tergantung pada tingkat harga komoditas.
Untuk mengatasi kebutuhan likuiditas,
Perusahaan dan Entitas Anak selain
mendayagunakan modal kerja sendiri, juga mendapatkan dukungan pembiayaan modal kerja dari kreditur perbankan.
In conducting its business, the Company and Subsidiaries require liquidity to finance the procurement of raw materials, work in process and finished goods inventory. The amount of liquidity financing needed depends on the level of commodity prices. To overcome the liquidity needs, beside using its own capital, the Company and Subsidiaries also obtained additional working capital from banks.
33. STANDAR AKUNTANSI REVISI YANG TELAH DITERBITKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF
33. REVISED ACCOUNTING STANDARDS THAT HAVE BEEN PUBLISHED BUT NOT YET EFFECTIVE
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang
relevan terhadap pelaporan keuangan
Perusahaan dan Entitas Anak namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2011:
The following are several published accounting standards by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Company and Subsidiaries but not yet effective for 2011 financial statements are as follows:
· PSAK 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan
Nilai Tukar Valuta Asing”. PSAK revisi ini
menjelaskan bagaimana memasukkan
transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
· PSAK 10 (Revised 2010) “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”. The revised PSAK prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.
· PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. PSAK ini
mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat
memahami informasi mengenai investasi
entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset,
penentuan jumlah tercatat, pembebanan
penyusutan, dan rugi penurunan nilainya.
· PSAK 16 (Revised 2011) “Property, Plant and Equipment”. The PSAK prescribe the accounting treatment for property, plant and equipment so that users of the financial statements can discern information about an entity's investment in its property, plant and equipment and the changes in such investment. The principal issues in accounting for property, plant and equipment are the recognition of the assets, the determination of their carrying amounts and the depreciation charges and impairment losses to be recognizedd in relation to them.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended
December 31, 2011 and 2010
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
95
33. STANDAR AKUNTANSI REVISI YANG TELAH DITERBITKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)
33. REVISED ACCOUNTING STANDARDS THAT HAVE BEEN PUBLISHED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued)
· PSAK 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan
Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”. PSAK revisi ini mengatur tentang penentuan biaya manfaat purnakarya dalam laporan keuangan pemberi kerja yang memiliki program
manfaat purnakarya. Dengan demikian
Pernyataan ini melengkapi PSAK 24 (Revisi 2010).
· PSAK 18 (Revised 2010), “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans”. The revised PSAK concerned with the determination of the cost of retirement benefits in the financial statements of employers having plans. Hence this Standard complements PSAK 24 (Revised 2010).
· PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. PSAK
revisi ini mengatur akuntansi dan
pengungkapan imbalan kerja dan
mensyaratkan pengakuan liabilitas dan beban jika pekerja telah memberikan jasanya dan entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari jasa tersebut.
· PSAK 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”. The revised PSAK establish the accounting and disclosures for employee benefits and requires the recognation of liability and expense when an employee has provided service and the entity consumes economic benefit arising from the service.
· PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”. PSAK ini
mengatur kebijakan akuntansi dan
pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee
maupun lessor terkait dengan sewa, yang
berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan
jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan
dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.
· PSAK 30 (Revised 2011), “Leases”. The PSAK prescribes, for lessees and lessors, the appropriate accounting policies and disclosure to apply in relation to leases which applies to agreements that transfer the right to use assets even though substantial services by the lessor may be called for in connection with the operation or maintenance of such assets.
· PSAK 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak
Penghasilan”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan mendatang untuk pemulihan/(penyelesaian) jumlah tercatat aset/(liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan; dan transaksi dan kejadian lain pada periode kini yang diakui dalam laporan keuangan entitas.
· PSAK 46 (Revised 2010), “Accounting for Income Taxes”. The revised PSAK prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery/(settlement) of the carrying amount of assets/(liabilities) that are recognized in the statement of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
· PSAK 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan:
Penyajian”. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
· PSAK 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”. The revised PSAK establish the principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.
· PSAK 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis
Saham”. PSAK revisi ini mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.
· PSAK 53 (Revised 2010), “Share-based Payment”. The revised PSAK specify the financial reporting by an entity when it undertakes a share-based payment transaction.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended
December 31, 2011 and 2010
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
96
33. STANDAR AKUNTANSI REVISI YANG TELAH DITERBITKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)
33. REVISED ACCOUNTING STANDARDS THAT HAVE BEEN PUBLISHED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued)
· PSAK 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK ini mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian.
Persyaratan pengungkapan informasi
instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
· PSAK 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”. The PSAK establishes principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. Requirements for presenting information about financial instruments are in PSAK 50 (Revised 2010): Financial Instruments: Presentation. Requirements for disclosing information about financial instruments are in PSAK 60: Financial Instruments: Disclosures.
· PSAK 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”.
PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
· PSAK 56 (Revised 2011), “Earnings per Share”. The revised PSAK prescribed principles for the determination and presentation of earnings per share, so as to improve performance comparisons between different entities in the same period and between different reporting periods for the same entity.
· PSAK 60, “Instrumen Keuangan:
Pengungkapan”. PSAK ini mensyaratkan
pengungkapan dalam laporan keuangan yang
memungkinkan para pengguna untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan; dan sifat dan luas risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.
· PSAK 60, “Financial Instruments: Disclosures”. The PSAK requires disclosures in financial statements that enable users to evaluate the significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.
· ISAK 15, “PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti,
Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya”.
· ISAK 15, “PSAK 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”.
· ISAK 20, “Pajak penghasilan - Perubahan
Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”.
· ISAK 20, “Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”.
· ISAK 24, ”Evaluasi Substansi beberapa
Transaksi yang Melibatkan suatu Bentuk Legal Sewa”.
· ISAK 24, “Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease”.
· ISAK 25, ”Hak atas Tanah”. · ISAK 25, “Land Rights”.
· PPSAK 10, ”Pencabutan PSAK 51”. · PPSAK 10, “Revocation of PSAK 51”.
Perusahaan dan Entitas Anak sedang
mengevaluasi dampak dari standar akuntansi yang direvisi dan baru tersebut dan belum menentukan
dampaknya terhadap laporan keuangan
konsolidasian.
The Company and Subsidiaries are presently evaluating and has not yet determined the effects of these revised and new accounting standards on its consolidated financial statements.