Report of the Independent Auditor
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
a. Pertimbangan (lanjutan) a. Judgments (continued)
Alokasi Harga Beli dan Penurunan Nilai
Goodwill
Purchase Price Allocation and Goodwill Impairment
Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset tak berwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Entitas Anak menimbulkan
goodwill. Sesuai PSAK 22 (Revisi 2009),
“Kombinasi Bisnis”, goodwill Entitas Anak
tersebut rencananya akan diamortisasi sampai dengan tanggal 8 Januari 2021. Namun, setelah manajemen Perusahaan melakukan estimasi atas kinerja PT Indo Arabica Mangkuraja, Entitas Anak dari PT Aneka Coffee Industry, Entitas Anak, manajemen Perusahaan memutuskan untuk menurunkan
seluruh nilai goodwill tersebut dan
mencatatnya sebagai bagian dari “Beban Operasi Lainnya” (Catatan 24).
Acquisition accounting requires extensive use of accounting estimates to allocate the purchase price to the fair market values of the assets and liabilities purchased, including intangible assets. Certain business acquisitions of the Company and Subsidiaries have resulted in goodwill. Under PSAK 22 (Revised 2009), “Business Combinations”, such goodwill is planned to be amortized until January 8, 2021. However, after the Company’s management estimates the performance of PT Indo Arabica Mangkuraja, Subsidiary of PT Aneka Coffee Industry, a Subsidiary, the Company’s management agreed to impair all the goodwill and recorded as part of “Other Operating Expense” (Note 24).
b. Estimasi dan asumsi b. Estimates and assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode
berikutnya, diungkapkan di bawah ini.
Perusahaan dan Entitas Anak mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang
tersedia pada saat laporan keuangan
konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi
mengenai perkembangan masa depan,
mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan dan Entitas Anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the end of reporting period that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year/period are disclosed below. The Company and Subsidiaries based their assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments, may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company and Subsidiaries. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.
Penentuan kewajiban dan biaya pensiun dan kewajiban imbalan kerja Perusahaan dan Entitas Anak bergantung pada pemilihan
asumsi yang digunakan oleh aktuaris
independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji
tahunan, tingkat pengunduran diri
karyawan tahunan, tingkat kecacatan,
umur pensiun dan tingkat kematian.
The determination of the Company’s and Subsidiaries’ obligations and cost for pension and employee benefits liabilities is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended
December 31, 2011 and 2010
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
43
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
(lanjutan)
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
b. Estimasi dan asumsi (lanjutan) b. Estimates and assumptions (continued)
Pensiun dan imbalan kerja Pension and employee benefits
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan dan Entitas Anak yang memiliki pengaruh lebih dari 10% kewajiban imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan dan Entitas Anak berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan
Perusahaan dan Entitas Anak dapat
mempengaruhi secara material liabilitas
diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih.
Actual results that differ from the Company’s and Subsidiaries’ assumptions which effects are more than 10% of the defined benefit obligations are deferred and being amortized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Company and Subsidiaries believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s and Subsidiaries’ actual results or significant changes in the Company’s and Subsidiaries’ assumptions may materially affect its estimated liabilities for pension and employee benefits and net employee benefits expense.
Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan kerja Perusahaan dan Entitas Anak pada
tanggal 31 Desember 2011 adalah
Rp25.689.303.280 (31 Desember 2010: Rp21.017.053.511). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 28.
The carrying amount of the Company’s and Subsidiaries’ estimated liabilities for employee benefits as of December 31, 2011 is Rp25,689,303,280 (December 31, 2010: Rp21,017,053,511). Further details are discussed in Note 28.
Penyusutan aset tetap dan amortisasi biaya yang ditangguhkan
Depreciation of property, plant and equipment and amortization of deferred charges
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda, kecuali untuk bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, dan
biaya ditangguhkan diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan
estimasi masa manfaat ekonomisnya.
Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap dan biaya ditangguhkan antara 5 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan dan Entitas Anak menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan
nilai sisa aset, dan karenanya biaya
penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih atas aset tetap dan biaya
ditangguhkan Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2011 adalah masing-masing
sebesar Rp119.914.346.805 dan Rp0
(31 Desember 2010: Rp117.684.967.643 dan
Rp847.128.333). Penjelasan lebih rinci
diungkapkan dalam Catatan 11.
The costs of property, plant and equipment are depreciated on the double-declining balance method, except for the building are depreciated on the straight-line method, and deferred charges are amortized on a straight-line method over their estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these property, plant and equipment and deferred charges to be within 5 to 20 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company and Subsidiaries conduct its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. The net carrying amounts of the Company’s property, plant and equipment and deferred charges as of December 31, 2011 are Rp119,914,346,805 and Rp0, respectively (December 31, 2010: Rp117,684,967,643 and Rp847,128,333). Further details are disclosed in Note 11.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended
December 31, 2011 and 2010
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
44
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
(lanjutan)
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
b. Estimasi dan asumsi (lanjutan) b. Estimates and assumptions (continued)
Instrumen keuangan Financial instruments
Perusahaan dan Entitas Anak mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai
wajar, yang mengharuskan penggunaan
estimasi akuntansi. Sementara komponen
signifikan atas pengukuran nilai wajar
ditentukan menggunakan bukti obyektif yang
dapat diverifikasi, jumlah perubahan
nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan dan
Entitas Anak menggunakan metodologi
penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan dan Entitas Anak. Nilai tercatat dari aset keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp110.404.320.150 (31 Desember 2010: Rp112.748.953.078) (Catatan 31), sedangkan nilai tercatat liabilitas keuangan dalam laporan perubahan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp180.927.580.860 (31 Desember 2010: Rp174.042.010.754) (Catatan 31).
The Company and Subsidiaries carries certain financial assets and liabilities at fair values, which requires the use of accounting estimates. While significant components of fair value measurement were determined using verifiable objective evidences, the amount of changes in fair values would differ if the Company and Subsidiaries utilized different valuation methodology. Any changes in fair values of these financial assets and liabilities would affect directly the Company’s and Subsidiaries’ profit or loss. The carrying amount of financial assets carried at fair values in the consolidated statements of financial position as of December 31, 2011 is Rp110,404,320,150 (December 31, 2010: Rp112,748,953,078) (Note 31), while the carrying amount of financial liabilities carried in the consolidated statements of financial position as of of December 31, 2011 is Rp180,927,580,860 (December 31, 2010: Rp174,042,010,754) (Note 31).
Pajak Penghasilan IncomeTax
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Significant judgment is involved in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company and Subsidiaries recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due.
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan diakui atas rugi fiskal, liabilitas imbalan kerja karyawan, uang muka pemasok, piutang lain-lain, piutang usaha, aset tetap, biaya emisi saham ditangguhkan, kewajiban sewa pembiayaan dan akumulasi rugi fiskal sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan.
Estimasi signifikan oleh manajemen
disyaratkan dalam menentukan jumlah aset
pajak tangguhan yang dapat diakui,
berdasarkan saat penggunaan dan tingkat
penghasilan kena pajak dan strategi
perencanaan pajak masa depan.
Deferred tax assets are recognized for unused tax losses, employee benefits liability, advances to suppliers, other receivables, trade receivables, property, plant and equipment, deferred stock issuance cost, obligation under finance lease and accumulated of tax loss to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the losses can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended
December 31, 2011 and 2010
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
45
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
(lanjutan)
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
b. Estimasi dan asumsi (lanjutan) b. Estimates and assumptions (continued)
Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Impairment of Non-financial Assets
Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.
An impairment exists when the carrying value of an asset or CGU exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm’s length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing the asset.
Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas diproyeksikan untuk sepuluh tahun ke depan dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi
signifikan di masa depan yang akan
meningkatkan kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.
The value in use calculation is based on a discounted cash flow model. The future cash flow projection is for a year of ten years and does not include restructuring activities that is not yet committed to or significant future investments that will enhance the asset’s performance of the CGU being tested. The recoverable amount is most sensitive to the discount rate used for the discounted cash flow model as well as the expected future cash inflows and the growth rate used for extrapolation purposes.
Pada tanggal 30 Juni 2011, aset dan liabilitas
ACI dinilai oleh penilai independen.
Berdasarkan penilai independen, nilai wajar
tanaman menghasilkan memiliki nilai
Rp4.412.737.172. Oleh karenanya, ACI
mencatat kerugian penurunan nilai tanaman
menghasilkan sebesar Rp1.088.231.579.
Penentuan nilai wajar bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh penilai independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat produksi, harga jual kopi pasar, estimasi biaya-biaya dan tingkat diskonto.
On June 30, 2011, ACI’s assets and liabilities have been appraised by an independent appraisal. Based on independent appraisal, the fair value of mature plantations as of June 30, 2011 amounted to Rp4,412,737,172. Accordingly, ACI recorded impairment losses on mature plantations amounting to Rp1,088,231,579. The determination of fair value is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent appraisal in calculating such amounts. Those assumption include among others, production rate, coffee’s market selling price, costs estimation and discount rate.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended
December 31, 2011 and 2010
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
46
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
(lanjutan)
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
b. Estimasi dan asumsi (lanjutan) b. Estimates and assumptions (continued)
Cadangan Penurunan Nilai Pasar dan
Keusangan Persediaan
Allowance for Decline in Market Values and Obsolescence of Inventories
Cadangan penurunan nilai pasar dan
keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Nilai tercatat persediaan Perusahaan dan Entitas Anak sebelum cadangan atas keusangan dan
penurunan nilai pasar berjumlah
Rp162.977.980.785 pada tanggal
31 December 2011 (31 Desember 2010: Rp154.065.950.383). Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 8.
Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories is estimated based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to be incurred for their sales. The provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amount estimated. The carrying amount of the Company and Subsidiaries’ inventories before allowance for obsolescence and decline in market values amounting to Rp162,977,980,785 as of December 31, 2011 (December 31, 2010: Rp154,065,950,383). Further details are contained in Note 8.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Piutang Usaha
Allowance for Impairment Losses on Trade Receivables
Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat
memenuhi kewajiban keuangannya.
Dalam hal tersebut, Perusahaan dan
Entitas Anak mempertimbangkan,
berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik
atas jumlah piutang pelanggan guna
mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan dan Entitas Anak. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha. Nilai tercatat dari piutang usaha Perusahaan dan Entitas Anak sebelum cadangan kerugian penurunan nilai berjumlah Rp63.225.349.766
pada tanggal 31 Desember 2011,
(31 Desember 2010: Rp71.391.956.493). Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6.
The Company and Subsidiaries evaluates specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Company and Subsidiaries uses judgment, based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Company and Subsidiaries expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment losses on trade receivables. The carrying amount of the Company and Subsidiaries’ trade receivables before allowance for impairment losses amounted to Rp63,225,349,766 as of December 31, 2011 (December 31, 2010: Rp71,391,956,493). Further details are contained in Note 6.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended
December 31, 2011 and 2010
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
47
4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS
Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of:
2011 2010
Kas Cash on hand
Dalam Rupiah 2.098.334.387 1.294.486.362 In Rupiah
Dalam Dolar AS In US Dollar
(US$7.614 pada tahun 2011 dan (US$7,614 in 2011 and
US$8.113 pada tahun 2010) 69.043.752 72.944.093 US$8,113 in 2010)
Bank Cash in banks
Rekening Rupiah Rupiah Accounts
PT Bank DBS Indonesia 7.742.893.174 1.308.123.614 PT Bank DBS Indonesia
PT Bank Central Asia Tbk 5.017.978.497 2.442.302.087 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Artha Graha PT Bank Artha Graha
Internasional Tbk 4.066.430.526 3.257.983.480 Internasional Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.949.121.492 298.952.975 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk 1.128.887.861 117.266.839 (Persero) Tbk Citibank N.A., Surabaya 139.307.976 32.671.698 Citibank N.A., Surabaya
Lain-lain (masing-masing di bawah Others (each below
Rp50 juta) 49.869.351 47.636.890 Rp50 million)
Rekening Dolar AS US Dollar Accounts
US$2.408.321 pada tahun 2011
dan US$2.317.788 US$2,408,321 in 2011 and
pada tahun 2010 US$2,317,788 in 2010
PT Bank DBS Indonesia 8.732.991.172 3.931.186.089 PT Bank DBS Indonesia
PT Bank Central Asia Tbk 6.796.616.075 11.828.827.289 PT Bank Central Asia Tbk
Citibank N.A., Surabaya 4.954.932.479 4.425.593.087 Citibank N.A., Surabaya
The Hongkong and Shanghai The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Banking Corporation
Limited, Surabaya 995.413.766 335.227.906 Limited, Surabaya
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 220.552.984 184.475.180 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk 138.144.905 133.877.879 (Persero) Tbk
Setara kas - deposito berjangka Cash equivalents - time deposits
Rekening Rupiah Rupiah Accounts
PT Bank DBS Indonesia - 4.000.000.000 PT Bank DBS Indonesia
PT Bank Mayapada Internasional Tbk - 2.416.097.181 PT Bank Mayapada Internasional Tbk
Rekening Dolar AS US Dollar Accounts
PT Bank DBS Indonesia PT Bank DBS Indonesia
(US$200.000) - 1.798.200.000 (US$200,000)
Jumlah Kas dan Setara Kas 44.100.518.397 37.925.852.649 Total Cash and Cash Equivalents
Tingkat suku bunga tahunan atas deposito berjangka tersebut adalah sebagai berikut:
The annual interest rates on the above time deposits are as follows:
2011 2010
Rupiah 7,00% - 8,00% 5,34% - 8,75% Rupiah
Dolar AS 0,6% - 0,90% 0,13% - 1,25% US Dollar
Perusahaan dan Entitas Anak tidak berelasi dengan bank di mana kas dan setara kas ditempatkan.
The Company and Subsidiaries do not have related party relationship with the banks where cash and cash equivalents are placed.