• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor

dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas sub-kriteria risiko

lingkungan.

Keterangan:

L.1 : Kepuasan pengguna layanan air.

L.2 : Kesenjangan komunikasi antara stakeholders terkait.

L.3 : Pengurangan jumlah karyawan shift.

L.4 : Efisiensi tenaga kerja (penyusutan tenaga kerja).

L.5 : Kesenjangan keahlian antara operator lama dan operator baru.

L.6 : Fiksasi kebutuhan dan pemesanan operating supply bahan kepada supplier.

L.7 : Lainnya….. Elemen B Elemen A L.1 L.2 L.3 L.4 L.5 L.6 L.7 L.1 L.2 L.3 L.4 L.5 L.6 L.7

- TERIMA KASIH -

65

Lampiran 2. Tabel hasil rata-rata geometrik

No Risiko Biaya Konsekuensi Kemungkinan Visibilitas

Min Max Min Med Max Min Med Max Min Med Max

T Risiko Teknis

T.1 Kerusakan instrumen 2,000,000 585,500,000 1.07 2.66 4.09 1.53 2.93 4.16 1.47 2.63 3.54 T.2 Kendala dalam mengoperasikan instrument MCP II 5,746,828 68,961,930 1.28 2.63 3.95 1.32 2.26 3.50 1.58 2.45 3.52 T.3 Masalah koneksi dengan Streaming Current Monitor. 7,746,828 310,961,930 1.15 2.19 3.68 1.34 2.35 3.27 2.02 2.70 3.44 T.4 Kesalahan kalibrasi field instrument. 5,746,828 68,961,930 1.20 1.94 3.30 1.20 1.62 2.73 1.86 2.86 3.78 T.5 Scada Vijeo Citect tidak compatible dengan peralatan yang ada. 64,371,828 127,586,930 1.07 1.83 3.21 1.32 1.86 2.95 1.97 2.78 3.78 T.6 Dukungan purna jual (suku cadang/service) HC 900 tidak optimal. 244,870,000 258,500,000 1.20 2.32 3.73 1.15 2.11 3.10 1.71 2.59 3.78 T.7 Teknologi peralatan yang ada telah ketinggalan zaman. 57,890,244 124,007,763 1.47 2.85 4.16 1.62 2.85 3.84 1.69 2.63 3.44 T.8 Ketidakcocokan instrument yang dibeli dengan kebutuhan operasi. 57,890,244 124,007,763 1.07 2.19 3.49 1.07 2.02 3.32 1.53 2.70 3.54 T.9 Kesalahan desain/penempatan peralatan. 15,000,000 80,000,000 1.20 2.32 3.48 1.20 2.42 3.56 1.53 2.63 3.40 T.10 Koneksi antara PS1 Cidanau dan WTP. Krenceng yang tidak

stabil/terputus.

522,057,828 614,011,930 1.20 2.11 3.62 1.37 2.42 3.42 1.34 2.63 3.40 T.11 Ketidaksiapan infrastruktur penunjang di PT. KTI. 55,788,494 119,003,597 1.41 2.22 3.46 1.41 2.35 3.23 1.64 2.73 3.72 T.12 Keamanan dan validitas data yang diakuisisi. 5,746,828 68,961,930 1.20 2.11 3.62 1.20 2.23 3.22 1.58 2.55 3.46 T.13 Kerusakan peralatan akibat instalasi yang tidak aman (gangguan petir,

pencurian, dll).

57,890,244 124,007,763 1.47 2.55 3.82 1.53 2.73 3.64 1.43 2.17 3.03

F Risiko Finansial

F.1 Kerugian akibat kegagalan proyek. 64,311,667 64,311,667 1.37 2.49 3.99 1.15 2.02 3.15 1.68 2.65 3.96 F.2 Kerugian akibat target waktu tidak tercapai. 5,746,828 68,961,930 1.32 2.35 3.60 1.41 2.35 3.34 1.69 2.73 3.95 F.3 Kerugian akibat kerusakan/kehilangan alat atau data. 10,746,828 681,201,930 1.47 3.02 4.25 1.37 2.52 3.68 1.51 2.38 3.94 F.4 Kerugian akibat keterlambatan proyek. 5,746,828 68,961,930 1.28 2.73 3.96 1.64 2.73 3.79 1.47 2.48 3.96 F.5 Kerugian karena adanya biaya tambahan tak terduga. 964,675 32,155,833 1.23 2.66 3.82 1.52 2.66 3.71 1.69 2.42 3.95 F.6 Keuntungan akibat ketepatan waktu proyek. 5,746,828 68,961,930 1.41 2.35 3.56 1.28 2.42 3.84 1.47 2.76 3.92 F.7 Keuntungan karena efisiensi tenaga kerja. 7,000,000 14,000,000 1.07 2.42 3.54 1.32 2.70 3.84 1.85 2.88 4.04 F.8 Keuntungan akibat waktu proyek lebih cepat. 12,746,828 82,961,930 1.23 2.26 3.42 1.41 2.26 3.31 1.93 2.96 4.37 F.9 Kesalahan estimasi biaya dan eskalasi model. 1,607,792 6,431,167 1.34 2.73 3.97 1.37 2.45 3.73 1.61 2.55 4.10 F.10 Penundaan pembiayaan. 12,746,828 82,961,930 1.37 2.66 3.84 1.58 2.66 3.34 1.45 2.68 4.06 F.11 Keterbatasan pendanaan. 5,746,828 68,961,930 1.37 2.66 3.73 1.43 2.70 3.62 1.51 2.65 3.59 F.12 Fluktuasi nilai tukar uang. 137,098,549 136,832,002 1.37 2.63 3.73 1.25 2.63 3.58 1.51 2.88 4.13 F.13 Inflasi. 23,700,344 46,734,948 1.37 2.52 3.62 1.25 2.42 3.38 1.35 2.38 3.81 F.14 reputasi dan status kelayakan dari vendor yang beragam. 6,431,167 32,155,833 1.32 2.59 3.81 1.37 2.42 3.62 1.62 2.70 3.84

66

Lampiran 2. Lanjutan

No Risiko Biaya Konsekuensi Kemungkinan Visibilitas

Min Max Min Med Max Min Med Max Min Med Max

PP Risiko Pelaksanaan Pekerjaa

PP.1 Keterlambatan pelaksanaan proyek. 12,746,828 82,961,930 1.52 2.66 3.95 1.47 2.66 4.06 1.60 2.14 3.72 PP.2 Keterlamabatan penyelesaian proyek. 12,746,828 82,961,930 1.58 2.77 3.95 1.47 2.77 3.86 1.58 2.08 3.74 PP.3 Keterlambatan pengadaan instrumen. 12,746,828 82,961,930 1.64 2.96 4.28 1.37 2.73 4.06 2.17 2.52 3.96 PP.4 Pelaksanaan K3L belum maksimal. 5,000,000 36,000,000 1.28 2.42 3.73 1.47 2.52 3.75 1.81 2.73 3.95 PP.5 SOP tidak terlaksana. 5,746,828 68,961,930 1.34 2.59 3.90 1.28 2.42 3.70 1.64 2.73 3.95 PP.6 Kesalahan metode kerja konstruksi. 12,746,828 82,961,930 1.39 2.67 3.90 1.25 2.39 3.56 1.64 2.63 4.04 PP.7 Ketepatan pekerjaan dan produk desain-engineering. 5,746,828 68,961,930 1.47 2.63 3.92 1.78 2.78 3.92 1.97 3.02 4.16 PP.8 Ketepatan pengadaan instrument. 5,746,828 68,961,930 1.58 2.77 3.97 1.52 2.88 3.86 1.88 2.96 4.13 PP.9 Ketepatan pekerjaan kontruksi (jadwal dan kualitas). 5,746,828 68,961,930 1.47 2.63 3.95 1.58 2.73 4.04 1.88 3.05 4.44 PP.10 Tersedia tenaga ahli dan tenaga kerja (sumberdaya). 5,746,828 68,961,930 1.41 2.55 3.84 1.58 2.66 3.84 2.01 2.96 4.13 PP.11 Pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien. 5,746,828 68,961,930 1.37 2.45 3.65 1.23 2.26 3.40 1.66 2.58 3.84 PP.12 Pengawas proyek yang tidak berpengalaman. 5,746,828 68,961,930 1.43 2.59 3.70 1.47 2.42 3.38 1.47 2.26 3.88 PP.13 Tidak ada qualitycontrol terhadap peralatan. 8,447,918 75,393,097 1.60 2.59 4.13 1.43 2.59 3.92 1.53 2.52 3.65 PP.14 Masalah jaminan, guaranty, dan warranty. 70,742,833 128,623,333 1.28 2.52 3.92 1.28 2.42 3.81 1.47 2.35 3.48 PP.15 Kendala pengaturan pembayaran, change order, dan klaim. 67,527,250 96,467,500 1.23 2.13 3.52 1.37 2.05 3.34 1.74 2.55 3.86

IL Risiko Implementasi Lapangan

IL.1 Peraturan perpajakan cukai belum jelas untuk barang impor. 8,447,918 75,393,097 1.43 2.19 3.49 1.28 2.39 3.64 1.32 2.35 3.75 IL.2 Keamanan tidak terjamin/kurang. 5,746,828 68,961,930 1.37 2.49 3.66 1.60 2.59 3.58 1.35 2.48 3.92 IL.3 Tidak adanya pemeliharaan/perawatan. 5,746,828 68,961,930 1.35 2.24 3.44 1.23 2.11 3.21 1.47 2.45 3.66 IL.4 Operator tidak mampu mengoperasikan sistem baru. 12,746,828 82,961,930 1.73 2.88 4.22 1.83 2.78 4.01 1.41 2.45 3.36 IL.5 Operator menolak menggunakan sistem baru. 12,746,828 82,961,930 1.97 2.67 3.89 1.71 2.32 3.59 1.62 2.66 3.71 IL.6 Ketidakahlian operator sehingga menimbulkan kerusakan alat. 76,311,667 645,611,667 1.80 2.96 4.01 1.71 3.02 4.13 1.47 2.55 4.05 IL.7 Operator lebih mudah dalam memonitoring proses pengolahan air. 5,746,828 68,961,930 1.41 2.63 4.04 1.64 3.02 3.96 1.47 2.42 3.66 IL.8 SOP yang tidak siap. 5,746,828 68,961,930 1.68 2.93 4.10 1.43 2.70 3.81 1.58 2.73 4.13 IL.9 Training operator yang tidak direncanakan 12,746,828 82,961,930 1.97 3.07 4.22 1.76 2.78 4.04 1.52 2.52 3.54

L Risiko Lingkungan

L.1 Kepuasan pengguna layanan air. - - 1.41 2.63 3.92 1.52 2.63 3.90 1.20 2.23 3.58 L.2 Kesenjangan komunikasi antara stakeholders terkait. - - 1.23 2.13 3.42 1.23 2.13 3.44 1.69 2.73 4.06 L.3 Pengurangan jumlah karyawan shift. 7,000,000 14,000,000 1.20 2.02 3.49 1.39 2.59 3.81 2.13 3.21 4.37 L.4 Efisiensi tenaga kerja (Penyusutan tenaga kerja). 7,000,000 14,000,000 1.34 2.29 3.62 1.71 2.78 3.90 1.99 3.12 4.37 L.5 Kesenjangan keahlian antara operator lama dan operator baru. - - 1.64 2.81 3.90 1.60 2.73 3.92 1.93 3.05 4.41 L.6 Fiksasi kebutuhan dan pemesanan operating supply bahan kepada. supplier. 5,746,828 68,961,930 1.23 2.52 3.81 1.23 2.35 3.62 1.78 2.68 4.06

67

Lampiran 3a. Distibusi Beta PERT

No Risiko Properties Graph 50% 80% 90%

T Risiko Teknis

T.1 Kerusakan instrumen Konsekuensi 2.69 3.15 3.39

T.2 Kendala dalam mengoperasikan

instrument MCP II

Konsekuensi

2.62 3.09 3.31 T.3 Masalah koneksi dengan Streaming

Current Monitor.

Konsekuensi 2.27 2.72 2.97

T.4 Kesalahan kalibrasi field instrument. Konsekuensi 2.00 2.37 2.55 T.5 Scada Vijeo Citect tidak compatible

dengan peralatan yang ada.

Konsekuensi 1.91 2.32 2.51

T.6 Dukungan purna jual (suku

cadang/service) HC 900 tidak optimal.

Konsekuensi 2.34 2.80 3.03

T.7 Teknologi peralatan yang ada telah ketinggalan zaman.

Konsekuensi 2.83 3.27 3.49

T.8 Ketidakcocokan instrument yang dibeli dengan kebutuhan operasi.

Konsekuensi 2.19 2.63 2.84

T.9 Kesalahan desain/penempatan peralatan.

Konsekuensi 2.31 2.69 2.87

T.10 Koneksi antara PS1 Cidanau dan WTP. Krenceng yang tidak stabil/terputus.

Konsekuensi 2.17 2.56 2.78

T.11 Ketidaksiapan infrastruktur penunjang di PT. KTI.

Konsekuensi 2.26 2.62 2.79

T.12 Keamanan dan validitas data yang diakuisisi.

Konsekuensi 2.13 2.60 2.79

T.13 Kerusakan peralatan akibat instalasi yang tidak aman (gangguan petir, pencurian,dll).

Konsekuensi 2.57 3.02 3.22

F Risiko Finansial

F.1 Kerugian akibat kegagalan proyek. Konsekuensi 2.51 3.01 3.18 F.2 Kerugian akibat target waktu tidak

tercapai.

Konsekuensi 2.38 2.76 2.96

F.3 Kerugian akibat kerusakan/kehilangan alat atau data.

Konsekuensi 2.99 3.46 3.66

F.4 Kerugian akibat keterlambatan proyek. Konsekuensi 2.76 3.19 3.42 F.5 Kerugian karena adanya biaya

tambahan tak terduga.

Konsekuensi 2.61 3.06 3.26

F.6 Keuntungan akibat ketepatan waktu proyek.

Konsekuensi 2.38 2.78 2.97

F.7 Keuntungan karena efisiensi tenaga kerja.

Konsekuensi 2.39 2.80 3.01

F.8 Keuntungan akibat waktu proyek lebih cepat.

Konsekuensi 2.26 2.63 2.82

F.9 Kesalahan estimasi biaya dan eskalasi model.

Konsekuensi 2.73 3.17 3.37

68

Lampiran 3a. Lanjutan

No Risiko Properties Graph 50% 80% 90%

F.11 Keterbatasan pendanaan. Konsekuensi 2.63 3.04 3.20 F.12 Fluktuasi nilai tukar uang. Konsekuensi 2.59 3.02 3.20

F.13 Inflasi. Konsekuensi 2.51 2.91 3.10

F.14 reputasi dan status kelayakan dari vendor yang beragam.

Konsekuensi 2.58 3.03 3.26

PP Risiko Pelaksanaan Pekerjaan

PP.1 Keterlambatan pelaksanaan proyek. Konsekuensi 2.69 3.11 3.30 PP.2 Keterlamabatan penyelesaian proyek. Konsekuensi 2.79 3.20 3.37 PP.3 Keterlambatan pengadaan instrumen. Konsekuensi 2.99 3.43 3.62 PP.4 Pelaksanaan K3L belum maksimal. Konsekuensi 2.42 2.87 3.07

PP.5 SOP tidak terlaksana. Konsekuensi 2.62 3.09 3.29

PP.6 Kesalahan metode kerja konstruksi. Konsekuensi 2.64 3.11 3.32 PP.7 Ketepatan pekerjaan dan produk

desain-engineering.

Konsekuensi 2.66 3.11 3.29

PP.8 Ketepatan pengadaan instrument. Konsekuensi 2.81 3.22 3.41 PP.9 Ketepatan pekerjaan kontruksi (jadwal

dan kualitas).

Konsekuensi 2.66 3.09 3.31

PP.10 Tersedia tenaga ahli dan tenaga kerja (sumberdaya).

Konsekuensi 2.54 2.97 3.16

PP.11 Pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien.

Konsekuensi 2.47 2.88 3.07

PP.12 Pengawas proyek yang tidak berpengalaman.

Konsekuensi 2.58 2.95 3.15

PP.13 Tidak ada quality control terhadap peralatan.

Konsekuensi 2.67 3.13 3.37

PP.14 Masalah jaminan, guaranty, dan warranty.

Konsekuensi 2.57 3.06 3.25

PP.15 Kendala pengaturan pembayaran, change order, dan klaim.

Konsekuensi 2.23 2.62 2.79

IL Risiko Implementasi Lapangan

IL.1 Peraturan perpajakan cukai belum jelas untuk barang impor.

Konsekuensi 2.25 2.62 2.79

IL.2 Keamanan tidak terjamin/kurang. Konsekuensi 2.52 2.88 3.08 IL.3 Tidak adanya

pemeliharaan/perawatan.

Konsekuensi 2.29 2.66 2.84

IL.4 Operator tidak mampu mengoperasikan sistem baru.

Konsekuensi 2.90 3.35 3.57

IL.5 Operator menolak menggunakan sistem baru.

69

Lampiran 3a. Lanjutan

No Risiko Properties Graph 50% 80% 90%

IL.6 Ketidakahlian operator sehingga menimbulkan kerusakan alat.

Konsekuensi 2.97 3.35 3.50

IL.7 Operator lebih mudah dalam memonitoring proses pengolahan air.

Konsekuensi 2.64 3.12 3.37

IL.8 SOP yang tidak siap. Konsekuensi 2.91 3.35 3.53

IL.9 Training operator yang tidak direncanakan

Konsekuensi 3.07 3.46 3.64

L Risiko Lingkungan

L.1 Kepuasan pengguna layanan air. Konsekuensi 2.62 3.06 3.26 L.2 Kesenjangan komunikasi antara

stakeholders terkait.

Konsekuensi 2.21 2.62 2.79

L.3 Pengurangan jumlah karyawan shift. Konsekuensi 2.14 2.54 2.75 L.4 Efisiensi tenaga kerja (Penyusutan

tenaga kerja).

Konsekuensi 2.37 2.75 2.91

L.5 Kesenjangan keahlian antara operator lama dan operator baru.

Konsekuensi 2.81 3.18 3.35

L.6 Fiksasi kebutuhan dan pemesanan operating supply bahan kepada supplier.

Konsekuensi 2.54 2.96 3.16

T Risiko Teknis

T.1 Kerusakan instrumen Kemungkinan 2.95 3.35 3.56

T.2 Kendala dalam mengoperasikan

instrument MCP II

Kemungkinan 2.30 2.69 2.88

T.3 Masalah koneksi dengan Streaming Current Monitor.

Kemungkinan 2.35 2.69 2.86

T.4 Kesalahan kalibrasi field instrument. Kemungkinan 1.70 1.96 2.10 T.5 Scada Vijeo Citect tidak compatible

dengan peralatan yang ada.

Kemungkinan 1.93 2.24 2.38

T.6 Dukungan purna jual (suku

cadang/service) HC 900 tidak optimal.

Kemungkinan 2.10 2.44 2.62

T.7 Teknologi peralatan yang ada telah ketinggalan zaman.

Kemungkinan 2.81 3.17 3.34

T.8 Ketidakcocokan instrument yang dibeli dengan kebutuhan operasi.

Kemungkinan 2.04 2.45 2.66

T.9 Kesalahan desain/penempatan peralatan.

Kemungkinan 2.39 2.78 2.96

T.10 Koneksi antara PS1 Cidanau dan WTP. Krenceng yang tidak stabil/terputus.

Kemungkinan 2.40 2.72 2.90

T.11 Ketidaksiapan infrastruktur penunjang di PT. KTI.

Kemungkinan 2.33 2.64 2.78

T.12 Keamanan dan validitas data yang diakuisisi.

Kemungkinan 2.18 2.56 2.71

T.13 Kerusakan peralatan akibat instalasi yang tidak aman (gangguan petir, pencurian, dll).

70

Lampiran 3a. Lanjutan

No Risiko Properties Graph 50% 80% 90%

F Risiko Finansial

F.1 Kerugian akibat kegagalan proyek. Kemungkinan 2.04 2.42 2.55 F.2 Kerugian akibat target waktu tidak

tercapai.

Kemungkinan 2.36 2.68 2.84

F.3 Kerugian akibat kerusakan/kehilangan alat atau data.

Kemungkinan 2.53 2.94 3.11

F.4 Kerugian akibat keterlambatan proyek. Kemungkinan 2.77 3.12 3.32 F.5 Kerugian karena adanya biaya

tambahan tak terduga.

Kemungkinan 2.63 3.02 3.19

F.6 Keuntungan akibat ketepatan waktu proyek.

Kemungkinan 2.45 2.92 3.15

F.7 Keuntungan karena efisiensi tenaga kerja.

Kemungkinan 2.66 3.08 3.29

F.8 Keuntungan akibat waktu proyek lebih cepat.

Kemungkinan 2.27 2.59 2.76

F.9 Kesalahan estimasi biaya dan eskalasi model.

Kemungkinan 2.49 2.90 3.09

F.10 Penundaan pembiayaan. Kemungkinan 2.61 2.90 3.00

F.11 Keterbatasan pendanaan. Kemungkinan 2.65 3.04 3.18 F.12 Fluktuasi nilai tukar uang. Kemungkinan 2.56 2.96 3.13

F.13 Inflasi. Kemungkinan 2.39 2.76 2.93

F.14 reputasi dan status kelayakan dari vendor yang beragam.

Kemungkinan 2.44 2.85 3.06

PP Risiko Pelaksanaan Pekerjaan

PP.1 Keterlambatan pelaksanaan proyek. Kemungkinan 2.70 3.15 3.35 PP.2 Keterlamabatan penyelesaian proyek. Kemungkinan 2.77 3.17 3.34 PP.3 Keterlambatan pengadaan instrumen. Kemungkinan 2.75 3.21 3.40 PP.4 Pelaksanaan K3L belum maksimal. Kemungkinan 2.52 2.95 3.13

PP.5 SOP tidak terlaksana. Kemungkinan 2.46 2.91 3.09

PP.6 Kesalahan metode kerja konstruksi. Kemungkinan 2.37 2.81 3.00 PP.7 Ketepatan pekerjaan dan produk

desain-engineering.

Kemungkinan 2.81 3.21 3.36

PP.8 Ketepatan pengadaan instrument. Kemungkinan 2.87 3.25 3.42 PP.9 Ketepatan pekerjaan kontruksi (jadwal

dan kualitas).

Kemungkinan 2.77 3.19 3.41

PP.10 Tersedia tenaga ahli dan tenaga kerja (sumberdaya).

71

Lampiran 3a. Lanjutan

No Risiko Properties Graph 50% 80% 90%

PP.11 Pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien.

Kemungkinan 2.28 2.67 2.85

PP.12 Pengawas proyek yang tidak berpengalaman.

Kemungkinan 2.41 2.73 2.90

PP.13 Tidak ada quality control terhadap peralatan.

Kemungkinan 2.63 3.07 3.29

PP.14 Masalah jaminan, guaranty, dan warranty.

Kemungkinan 2.48 2.95 3.14

PP.15 Kendala pengaturan pembayaran, change order, dan klaim.

Kemungkinan 2.16 2.50 2.65

IL Risiko Implementasi Lapangan IL.1 Peraturan perpajakan cukai belum

jelas untuk barang impor.

Kemungkinan 2.40 2.81 2.99

IL.2 Keamanan tidak terjamin/kurang. Kemungkinan 2.61 2.93 3.10 IL.3 Tidak adanya

pemeliharaan/perawatan.

Kemungkinan 2.15 2.49 2.66

IL.4 Operator tidak mampu mengoperasikan sistem baru.

Kemungkinan 2.82 3.21 3.41

IL.5 Operator menolak menggunakan sistem baru.

Kemungkinan 2.42 2.77 2.95

IL.6 Ketidakahlian operator sehingga menimbulkan kerusakan alat.

Kemungkinan 3.01 3.43 3.59

IL.7 Operator lebih mudah dalam memonitoring proses pengolahan air.

Kemungkinan 2.95 3.36 3.55

IL.8 SOP yang tidak siap. Kemungkinan 2.68 3.10 3.28

IL.9 Training operator yang tidak direncanakan

Kemungkinan 2.80 3.21 3.39

L Risiko Lingkungan

L.1 Kepuasan pengguna layanan air. Kemungkinan 2.63 3.05 3.24 L.2 Kesenjangan komunikasi antara

stakeholders terkait.

Kemungkinan 2.21 2.62 2.80

L.3 Pengurangan jumlah karyawan shift. Kemungkinan 2.63 3.04 3.24 L.4 Efisiensi tenaga kerja (Penyusutan

tenaga kerja).

Kemungkinan 2.82 3.17 3.32

L.5 Kesenjangan keahlian antara operator lama dan operator baru.

Kemungkinan 2.75 3.14 3.31

L.6 Fiksasi kebutuhan dan pemesanan operating supply bahan kepada. supplier.

Kemungkinan 2.38 2.78 2.97

T Risiko Teknis

T.1 Kerusakan instrumen Visibilitas 2.63 2.94 3.10

T.2 Kendala dalam mengoperasikan

instrument MCP II

Visibilitas 2.47 2.82 2.99

T.3 Masalah koneksi dengan Streaming Current Monitor.

72

Lampiran 3a. Lanjutan

No Risiko Properties Graph 50% 80% 90%

T.4 Kesalahan kalibrasi field instrument. Visibilitas 2.84 3.16 3.30 T.5 Scada Vijeo Citect tidak compatible

dengan peralatan yang ada.

Visibilitas 2.81 3.15 3.30

T.6 Dukungan purna jual (suku

cadang/service) HC 900 tidak optimal.

Visibilitas 2.62 2.99 3.19

T.7 Teknologi peralatan yang ada telah ketinggalan zaman.

Visibilitas 2.60 2.89 3.03

T.8 Ketidakcocokan instrument yang dibeli dengan kebutuhan operasi.

Visibilitas 2.64 2.98 3.14

T.9 Kesalahan desain/penempatan peralatan.

Visibilitas 2.57 2.87 3.00

T.10 Koneksi antara PS1 Cidanau dan WTP. Krenceng yang tidak stabil/terputus.

Visibilitas 2.55 2.85 3.01

T.11 Ketidaksiapan infrastruktur penunjang di PT. KTI.

Visibilitas 2.70 3.06 3.22

T.12 Keamanan dan validitas data yang diakuisisi.

Visibilitas 2.50 2.85 2.99

T.13 Kerusakan peralatan akibat instalasi yang tidak aman (gangguan petir, pencurian, dll).

Visibilitas 2.18 2.48 2.63

F Risiko Finansial

F.1 Kerugian akibat kegagalan proyek. Visibilitas 2.67 3.11 3.26 F.2 Kerugian akibat target waktu tidak

tercapai.

Visibilitas 2.76 3.13 3.33

F.3 Kerugian akibat kerusakan/kehilangan alat atau data.

Visibilitas 2.47 2.91 3.12

F.4 Kerugian akibat keterlambatan proyek. Visibilitas 2.59 3.01 3.25 F.5 Kerugian karena adanya biaya

tambahan tak terduga.

Visibilitas 2.51 2.92 3.13

F.6 Keuntungan akibat ketepatan waktu proyek.

Visibilitas 2.74 3.18 3.39

F.7 Keuntungan karena efisiensi tenaga kerja.

Visibilitas 2.89 3.26 3.46

F.8 Keuntungan akibat waktu proyek lebih cepat.

Visibilitas 3.00 3.41 3.63

F.9 Kesalahan estimasi biaya dan eskalasi model.

Visibilitas 2.64 3.08 3.29

F.10 Penundaan pembiayaan. Visibilitas 2.70 3.16 3.34

F.11 Keterbatasan pendanaan. Visibilitas 2.62 2.99 3.13 F.12 Fluktuasi nilai tukar uang. Visibilitas 2.85 3.32 3.52

F.13 Inflasi. Visibilitas 2.42 2.88 3.09

F.14 reputasi dan status kelayakan dari vendor yang beragam.

73

Lampiran 3a. Lanjutan

No Risiko Properties Graph 50% 80% 90%

PP Risiko Pelaksanaan Pekerjaan

PP.1 Keterlambatan pelaksanaan proyek. Visibilitas 2.29 2.66 2.85 PP.2 Keterlamabatan penyelesaian proyek. Visibilitas 2.25 2.64 2.82 PP.3 Keterlambatan pengadaan instrumen. Visibilitas 2.67 2.98 3.13 PP.4 Pelaksanaan K3L belum maksimal. Visibilitas 2.75 3.15 3.33

PP.5 SOP tidak terlaksana. Visibilitas 2.77 3.19 3.37

PP.6 Kesalahan metode kerja konstruksi. Visibilitas 2.66 3.12 3.34 PP.7 Ketepatan pekerjaan dan produk

desain-engineering.

Visibilitas 3.04 3.45 3.60

PP.8 Ketepatan pengadaan instrument. Visibilitas 3.01 3.40 3.58 PP.9 Ketepatan pekerjaan kontruksi (jadwal

dan kualitas).

Visibilitas 3.09 3.54 3.76

PP.10 Tersedia tenaga ahli dan tenaga kerja (sumberdaya).

Visibilitas 2.96 3.34 3.51

PP.11 Pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien.

Visibilitas 2.62 3.03 3.21

PP.12 Pengawas proyek yang tidak berpengalaman.

Visibilitas 2.35 2.76 3.00

PP.13 Tidak ada quality control terhadap peralatan.

Visibilitas 2.55 2.92 3.11

PP.14 Masalah jaminan, guaranty, dan warranty.

Visibilitas 2.41 2.78 2.93

PP.15 Kendala pengaturan pembayaran, change order, dan klaim.

Visibilitas 2.65 3.01 3.17

IL Risiko Implementasi Lapangan IL.1 Peraturan perpajakan cukai belum

jelas untuk barang impor.

Visibilitas 2.39 2.82 3.01

IL.2 Keamanan tidak terjamin/kurang. Visibilitas 2.54 2.96 3.19 IL.3 Tidak adanya

pemeliharaan/perawatan.

Visibilitas 2.49 2.87 3.06

IL.4 Operator tidak mampu mengoperasikan sistem baru.

Visibilitas 2.44 2.78 2.94

IL.5 Operator menolak menggunakan sistem baru.

Visibilitas 2.67 3.05 3.22

IL.6 Ketidakahlian operator sehingga menimbulkan kerusakan alat.

Visibilitas 2.63 3.09 3.29

IL.7 Operator lebih mudah dalam memonitoring proses pengolahan air.

Visibilitas 2.45 2.85 3.07

IL.8 SOP yang tidak siap. Visibilitas 2.76 3.23 3.43

IL.9 Training operator yang tidak direncanakan

74

Lampiran 3a. Lanjutan

No Risiko Properties Graph 50% 80% 90%

L Risiko Lingkungan

L.1 Kepuasan pengguna layanan air. Visibilitas 2.26 2.68 2.87 L.2 Kesenjangan komunikasi antara

stakeholders terkait.

Visibilitas 2.80 3.24 3.42

L.3 Pengurangan jumlah karyawan shift. Visibilitas 3.25 3.64 3.82 L.4 Efisiensi tenaga kerja (Penyusutan

tenaga kerja).

Visibilitas 3.17 3.56 3.72

L.5 Kesenjangan keahlian antara operator lama dan operator baru.

Visibilitas 3.08 3.51 3.70

L.6 Fiksasi kebutuhan dan pemesanan operating supply bahan kepada. supplier.

Visibilitas 2.76 3.14 3.34

Lampiran 3b. Distribusi probabilitas seragam

No Risiko Graph 50% 80% 90%

T Risiko Teknis

T.1 Kerusakan instrumen 311,871,015 478,383,705 531,096,920 T.2 Kendala dalam mengoperasikan

instrument MCP II

37,498,821 56,902,313 62,549,848 T.3 Masalah koneksi dengan Streaming

Current Monitor.

169,053,923 256,602,714 286,048,463 T.4 Kesalahan kalibrasi field instrument. 36,975,810 55,565,506 61,576,711 T.5 Scada Vijeo Citect tidak compatible

dengan peralatan yang ada.

97,059,529 116,071,250 122,081,778 T.6 Dukungan purna jual (suku

cadang/service) HC 900 tidak optimal.

251,694,556 255,818,480 257,383,905

T.7 Teknologi peralatan yang ada telah ketinggalan zaman.

90,248,352 110,768,692 117,315,081 T.8 Ketidakcocokan instrument yang

dibeli dengan kebutuhan operasi.

92,264,486 110,770,708 117,333,361 T.9 Kesalahan desain/penempatan

peralatan.

47,736,596 67,797,559 72,655,144 T.10 Koneksi antara PS1 Cidanau dan

WTP. Krenceng yang tidak stabil/terputus.

566,295,633 592,938,784 603,410,332

T.11 Ketidaksiapan infrastruktur penunjang di PT. KTI.

86,354,356 106,115,314 112,653,630 T.12 Keamanan dan validitas data yang

diakuisisi.

36,030,758 56,336,519 62,441,490 T.13 Kerusakan peralatan akibat instalasi

yang tidak aman (gangguan petir, pencurian, dll).

90,511,628 111,019,399 117,098,983

F Risiko Finansial

75

Lampiran 3b. Lanjutan

No. Risiko Graph 50% 80% 90%

F.2 Kerugian akibat target waktu tidak tercapai.

37,554,693 57,100,787 63,183,732 F.3 Kerugian akibat

kerusakan/kehilangan alat atau data.

334,025,967 541,071,905 610,155,566

F.4 Kerugian akibat keterlambatan proyek.

38,237,004 57,414,687 62,439,181 F.5 Kerugian karena adanya biaya

tambahan tak terduga.

16,321,650 25,692,106 28,853,584 F.6 Keuntungan akibat ketepatan waktu

proyek.

38,841,698 56,622,569 62,602,735 F.7 Keuntungan karena efisiensi tenaga

kerja.

10,508,878 12,531,290 13,173,570 F.8 Keuntungan akibat waktu proyek

lebih cepat.

48,466,912 68,842,834 75,698,536 F.9 Kesalahan estimasi biaya dan

eskalasi model.

4,208,407 5,612,826 6,005,427 F.10 Penundaan pembiayaan. 48,638,434 68,981,024 75,637,293 F.11 Keterbatasan pendanaan. 39,318,480 57,918,429 63,383,195 F.12 Kerugian akibat fluktuasi nilai tukar

uang.

103,735,118 124,853,707 130,806,520 Keuntungan akibat fluktuasi nilai

tukar uang

102,078,080 123,429,067 130,531,376

F.13 Inflasi. 35,847,031 42,549,452 44,590,997

F.14 Reputasi dan status kelayakan dari vendor yang beragam.

19,291,340 26,795,441 29,527,209 PP Risiko Pelaksanaan Pekerjaan

PP.1 Keterlambatan pelaksanaan proyek. 48,675,085 68,868,601 75,736,732 PP.2 Keterlamabatan penyelesaian proyek. 50,338,238 69,333,387 77,130,445 PP.3 Keterlambatan pengadaan instrumen. 46,817,304 69,725,973 76,660,031 PP.4 Pelaksanaan K3L belum maksimal. 21,011,275 29,718,820 32,577,898 PP.5 SOP tidak terlaksana. 38,390,142 57,059,107 63,044,488 PP.6 Kesalahan metode kerja konstruksi. 47,680,485 68,345,435 74,772,787 PP.7 Ketepatan pekerjaan dan produk

desain-engineering.

36,728,705 56,432,081 62,318,801 PP.8 Ketepatan pengadaan instrument. 38,224,851 55,376,062 63,046,066 PP.9 Ketepatan pekerjaan kontruksi

(jadwal dan kualitas).

38,345,533 56,071,660 63,396,540 PP.10 Tersedia tenaga ahli dan tenaga

kerja (sumberdaya).

76

Lampiran 3b. Lanjutan

No. Risiko Graph 50% 80% 90%

PP.11 Pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien.

36,973,218 57,205,252 62,791,134 PP.12 Pengawas proyek yang tidak

berpengalaman.

36,184,225 54,795,933 62,008,304 PP.13 Tidak ada qualitycontrol terhadap

peralatan.

42,480,761 61,130,061 68,860,057 PP.14 Masalah jaminan, guaranty, dan

warranty.

99,027,615 117,674,066 123,346,919 PP.15 Kendala pengaturan pembayaran,

change order, dan klaim.

81,487,606 90,614,678 93,431,272

IL Risiko Implementasi Lapangan IL.1 Peraturan perpajakan cukai belum

jelas untuk barang impor.

41,681,061 62,746,255 68,587,146 IL.2 Keamanan tidak terjamin/kurang. 37,595,955 56,976,649 62,645,942 IL.3 Tidak adanya

pemeliharaan/perawatan.

37,553,887 56,334,906 62,815,431

IL.4 Operator tidak mampu mengoperasikan sistem baru.

48,015,526 68,960,416 76,332,553 IL.5 Operator menolak menggunakan

sistem baru.

46,137,112 68,620,699 76,208,334 IL.6 Ketidakahlian operator sehingga

menimbulkan kerusakan alat.

341,196,900 528,365,035 585,857,373 IL.7 Operator lebih mudah dalam

memonitoring proses pengolahan air.

37,459,503 58,197,722 63,569,017

IL.8 SOP yang tidak siap. 37,524,748 57,286,003 63,569,832 IL.9 Training operator yang tidak

direncanakan

47,332,299 68,863,729 75,713,476 L Risiko Lingkungan

L.1 Kepuasan pengguna layanan air. L.2 Kesenjangan komunikasi antara

stakeholders terkait.

L.3 Pengurangan jumlah karyawan shift. 10,635,311 12,663,507 13,408,370 L.4 Efisiensi tenaga kerja (Penyusutan

tenaga kerja).

10,340,957 12,599,346 13,308,370 L.5 Kesenjangan keahlian antara

operator lama dan operator baru. L.6 Fiksasi kebutuhan dan pemesanan

operating supply bahan kepada. supplier.

77

Lampiran 4. Analisis risiko dengan Confidence Level 50%, 80%, dan 90%.

No Risiko Biaya kepercayaan risiko

50% 80% 90% 50% 80% 90%

T Risiko Teknis

T.1 Kerusakan instrumen Rp 311,871,015 Rp 478,383,705 Rp 531,096,920 20.87 30.98 37.36 T.2 Kendala dalam mengoperasikan instrument MCP II Rp 37,498,821 Rp 56,902,313 Rp 62,549,848 14.90 23.41 28.53 T.3 Masalah koneksi dengan Streaming Current Monitor. Rp 169,053,923 Rp 256,602,714 Rp 286,048,463 14.46 21.73 26.31 T.4 Kesalahan kalibrasi field instrument. Rp 36,975,810 Rp 55,565,506 Rp 61,576,711 9.66 14.69 17.61 T.5 Scada Vijeo Citect tidak compatible dengan peralatan yang ada. Rp 97,059,529 Rp 116,071,250 Rp 122,081,778 10.35 16.34 19.73 T.6 Dukungan purna jual (suku cadang/service) HC 900 tidak optimal. Rp 251,694,556 Rp 255,818,480 Rp 257,383,905 12.89 20.45 25.34 T.7 Teknologi peralatan yang ada telah ketinggalan zaman. Rp 90,248,352 Rp 110,768,692 Rp 117,315,081 20.69 29.92 35.22 T.8 Ketidakcocokan instrument yang dibeli dengan kebutuhan operasi. Rp 92,264,486 Rp 110,770,708 Rp 117,333,361 11.83 19.18 23.73 T.9 Kesalahan desain/penempatan peralatan. Rp 47,736,596 Rp 67,797,559 Rp 72,655,144 14.13 21.51 25.44 T.10 Koneksi antara PS1 Cidanau dan WTP. Krenceng yang tidak stabil/terputus. Rp 566,295,633 Rp 592,938,784 Rp 603,410,332 13.32 19.88 24.26 T.11 Ketidaksiapan infrastruktur penunjang di PT. KTI. Rp 86,354,356 Rp 106,115,314 Rp 112,653,630 14.17 21.11 24.96 T.12 Keamanan dan validitas data yang diakuisisi. Rp 36,030,758 Rp 56,336,519 Rp 62,441,490 11.62 18.98 22.54 T.13 Kerusakan peralatan akibat instalasi yang tidak aman (gangguan petir, pencurian, dll). Rp 90,511,628 Rp 111,019,399 Rp 117,098,983 15.12 23.03 27.46

F Risiko Finansial

F.1 Kerugian akibat kegagalan proyek. Rp 64,311,667 Rp 64,311,667 Rp 64,311,667 13.69 22.60 26.40 F.2 Kerugian akibat target waktu tidak tercapai. Rp 37,554,693 Rp 57,100,787 Rp 63,183,732 15.48 23.14 28.09 F.3 Kerugian akibat kerusakan/kehilangan alat atau data. Rp 334,025,967 Rp 541,071,905 Rp 610,155,566 18.70 29.57 35.57 F.4 Kerugian akibat keterlambatan proyek. Rp 38,237,004 Rp 57,414,687 Rp 62,439,181 19.77 30.01 36.88 F.5 Kerugian karena adanya biaya tambahan tak terduga. Rp 16,321,650 Rp 25,692,106 Rp 28,853,584 17.21 26.96 32.53 F.6 Keuntungan akibat ketepatan waktu proyek. Rp 38,841,698 Rp 56,622,569 Rp 62,602,735 16.01 25.86 31.72 F.7 Keuntungan karena efisiensi tenaga kerja. Rp 10,508,878 Rp 12,531,290 Rp 13,173,570 18.38 28.09 34.27 F.8 Keuntungan akibat waktu proyek lebih cepat. Rp 48,466,912 Rp 68,842,834 Rp 75,698,536 15.44 23.28 28.30 F.9 Kesalahan estimasi biaya dan eskalasi model. Rp 4,208,407 Rp 5,612,826 Rp 6,005,427 18.02 28.32 34.30 F.10 Penundaan pembiayaan. Rp 48,638,434 Rp 68,981,024 Rp 75,637,293 18.59 28.13 32.38 F.11 Keterbatasan pendanaan. Rp 39,318,480 Rp 57,918,429 Rp 63,383,195 18.29 27.67 31.87 F.12 Kerugian akibat fluktuasi nilai tukar uang. Rp 103,735,118 Rp 124,853,707 Rp 130,806,520 18.88 29.67 35.23 Keuntungan akibat fluktuasi nilai tukar uang. Rp 102,078,080 Rp 123,429,067 Rp 130,531,376 18.88 29.66 35.23 F.13 Inflasi. Rp 35,847,031 Rp 42,549,452 Rp 44,590,997 14.53 23.14 28.08 F.14 Reputasi dan status kelayakan dari vendor yang beragam. Rp 19,291,340 Rp 26,795,441 Rp 29,527,209 17.00 26.79 33.15

78

Lampiran 4. Lanjutan

No Risiko Biaya kepercayaan risiko

50% 80% 90% 50% 80% 90%

PP Risiko Pelaksanaan Pekerjaa

PP.1 Keterlambatan pelaksanaan proyek. Rp 48,675,085 Rp 68,868,601 Rp 75,736,732 16.69 26.05 31.52 PP.2 Keterlamabatan penyelesaian proyek. Rp 50,338,238 Rp 69,333,387 Rp 77,130,445 17.39 26.76 31.69 PP.3 Keterlambatan pengadaan instrumen. Rp 46,817,304 Rp 69,725,973 Rp 76,660,031 22.01 32.74 38.45 PP.4 Pelaksanaan K3L belum maksimal. Rp 21,011,275 Rp 29,718,820 Rp 32,577,898 16.84 26.67 32.01 PP.5 SOP tidak terlaksana. Rp 38,390,142 Rp 57,059,107 Rp 63,044,488 17.87 28.71 34.27 PP.6 Kesalahan metode kerja konstruksi. Rp 47,680,485 Rp 68,345,435 Rp 74,772,787 16.65 27.25 33.23 PP.7 Ketepatan pekerjaan dan produk desain-engineering. Rp 36,728,705 Rp 56,432,081 Rp 62,318,801 22.74 34.42 39.75 PP.8 Ketepatan pengadaan instrument. Rp 38,224,851 Rp 55,376,062 Rp 63,046,066 24.25 35.55 41.73 PP.9 Ketepatan pekerjaan kontruksi (jadwal dan kualitas). Rp 38,345,533 Rp 56,071,660 Rp 63,396,540 22.75 34.90 42.45 PP.10 Tersedia tenaga ahli dan tenaga kerja (sumberdaya). Rp 36,492,712 Rp 55,022,816 Rp 62,737,459 19.85 30.19 35.74 PP.11 Pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien. Rp 36,973,218 Rp 57,205,252 Rp 62,791,134 14.75 23.31 28.04 PP.12 Pengawas proyek yang tidak berpengalaman. Rp 36,184,225 Rp 54,795,933 Rp 62,008,304 14.64 22.16 27.41 PP.13 Tidak ada qualitycontrol terhadap peralatan. Rp 42,480,761 Rp 61,130,061 Rp 68,860,057 17.89 27.99 34.57 PP.14 Masalah jaminan, guaranty, dan warranty. Rp 99,027,615 Rp 117,674,066 Rp 123,346,919 15.35 25.03 29.81 PP.15 Kendala pengaturan pembayaran, change order, dan klaim. Rp 81,487,606 Rp 90,614,678 Rp 93,431,272 12.71 19.75 23.43

IL Risiko Implementasi Lapangan

IL.1 Peraturan perpajakan cukai belum jelas untuk barang impor. Rp 41,681,061 Rp 62,746,255 Rp 68,587,146 12.93 20.80 25.02 IL.2 Keamanan tidak terjamin/kurang. Rp 37,595,955 Rp 56,976,649 Rp 62,645,942 16.67 24.95 30.46 IL.3 Tidak adanya pemeliharaan/perawatan. Rp 37,553,887 Rp 56,334,906 Rp 62,815,431 12.29 18.99 23.13 IL.4 Operator tidak mampu mengoperasikan sistem baru. Rp 48,015,526 Rp 68,960,416 Rp 76,332,553 19.94 29.89 35.73 IL.5 Operator menolak menggunakan sistem baru. Rp 46,137,112 Rp 68,620,699 Rp 76,208,334 17.69 26.20 31.15 IL.6 Ketidakahlian operator sehingga menimbulkan kerusakan alat. Rp 341,196,900 Rp 528,365,035 Rp 585,857,373 23.50 35.41 41.31 IL.7 Operator lebih mudah dalam memonitoring proses pengolahan air. Rp 37,459,503 Rp 58,197,722 Rp 63,569,017 19.14 29.94 36.65 IL.8 SOP yang tidak siap. Rp 37,524,748 Rp 57,286,003 Rp 63,569,832 21.53 33.52 39.63 IL.9 Training operator yang tidak direncanakan Rp 47,332,299 Rp 68,863,729 Rp 75,713,476 21.64 31.92 37.34

79

Lampiran 4. Lanjutan

No Risiko Biaya kepercayaan risiko

50% 80% 90% 50% 80% 90%

L Risiko Lingkungan

L.1 Kepuasan pengguna layanan air. 15.63 25.12 30.28

L.2 Kesenjangan komunikasi antara stakeholders terkait. 13.65 22.23 26.69

L.3 Pengurangan jumlah karyawan shift. Rp 10,635,311 Rp 12,663,507 Rp 13,408,370 18.29 28.11 34.10 L.4 Efisiensi tenaga kerja (Penyusutan tenaga kerja). Rp 10,340,957 Rp 12,599,346 Rp 13,308,370 21.16 31.00 35.98

L.5 Kesenjangan keahlian antara operator lama dan operator baru. 23.78 35.01 40.98

L.6 Fiksasi kebutuhan dan pemesanan operating supply bahan kepada. supplier. Rp 38,842,760 Rp 57,224,744 Rp 62,861,671 16.66 25.88 31.36

80

Lampiran 5. Evaluasi Risiko

No. Risiko Deskripsi

Peluang atau ancaman Risiko dalam biaya Kepercayaan risiko level 90%

A Risiko masa inisiasi

1 Scada Vijeo Citect tidak compatible

dengan peralatan yang ada.

Menyebabkan kerugian baik waktu penggantian ataupun biaya yang sudah dikeluarkan untuk membeli alat tersebut

Ancaman Rp 122,081,778 19.73

2 Dukungan purna jual (suku

cadang/service) HC 900 tidak optimal.

Mengakibatkan terjadinya penambahan biaya untuk membeli

suku cadang atau service yang dilakukan.

Ancaman Rp 257,383,905 25.34

3 Teknologi peralatan yang ada telah

ketinggalan zaman.

Berpengaruh terhadap waktu atau proses yang cukup lama serta tenaga kerja yang dibutuhkan cukup banyak sehingga biaya yang dikeluarkan pun tinggi.

Ancaman Rp 117,315,081 35.22

4 Ketidakcocokan instrument yang dibeli

dengan kebutuhan operasi.

Mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya pengeluaran. Ancaman Rp 117,333,361 23.73

5 Kesalahan desain/penempatan

peralatan.

Mengakibatkan proses integrasi tidak dapat tercapai Ancaman Rp 72,655,144 25.44

6 Ketidaksiapan infrastruktur penunjang

di PT. KTI.

Mengakibatkan pelaksanaan proyek terhambat dan semakin lama karena adanya waktu tambahan untuk menyiapkan infrastruktur pendukung

Ancaman Rp 112,653,630 24.96

7 Keamanan dan validitas data yang

diakuisisi.

Berpengaruh terhadap kebenaran data yang dihasilkan Ancaman Rp 62,441,490 22.54

8 Masalah jaminan, guaranty, dan

warranty.

Mengakibatkan proses jaminan, guaranty, dan warranty

terhambat.

Ancaman Rp 123,346,919 29.81

9 Peraturan perpajakan cukai belum jelas

untuk barang impor.

Mengakibatkan tertundanya kedatangan instrument yang

dibutuhkan

Ancaman Rp 68,587,146 25.02

10 Penundaan pembiayaan. Peningkatan biaya operasional dan tenaga kerja Ancaman Rp 75,637,293 32.38

11 Keterbatasan pendanaan. Mengakibatkan kerugian dikarenan terjadinya penundaan proyek

dan terhambatnya proses integrasi

Ancaman Rp 63,383,195 31.87

12 Reputasi dan status kelayakan dari

vendor yang beragam.

Berpengaruh terhadap kepercayaan antara stakeholders terkait Ancaman Rp 29,527,209 33.15

13 Tersedia tenaga ahli dan tenaga kerja

(sumberdaya).

Memberikan kemudahan bagi perusahaan karena proses integrasi menjadi lebih cepat

Peluang Rp 62,737,459 35.74

81

Lampiran 5. Lanjutan

No. Risiko Deskripsi

Peluang atau ancaman Risiko dalam biaya Kepercayaan risiko level 90%

B Risiko masa konstruksi

1 Kerusakan instrumen saat konstruksi Menyebabkan kinerja dari proses integrasi terganggu atau terhenti

dan mengakibatkan kerugian baik waktu maupun biaya.

Ancaman Rp 531,096,920 37.36

2 Keterlambatan pelaksanaan proyek. Mengakibatkan kerugian biaya dan waktu bagi perusahaan. Ancaman Rp 75,736,732 31.52

3 Keterlambatan penyelesaian proyek. Mengakibatkan kerugian biaya dan waktu bagi perusahaan. Ancaman Rp 77,130,445 31.69

4 Keterlambatan pengadaan instrumen. Mengakibatkan kerugian biaya dan waktu bagi perusahaan. Ancaman Rp 76,660,031 38.45

5 Pelaksanaan K3L belum maksimal. Mengakibatkan terjadinya kerugian karena adanya tenaga kerja

yang terluka dan biaya tambahan akibat kecelakaan kerja

Ancaman Rp 32,577,898 32.01

6 Kesalahan metode kerja konstruksi. Mengakibatkan waktu penyelesaian menjadi lebih lama dari

waktu yang telah disepakati

Ancaman Rp 74,772,787 33.23

7 Ketepatan pekerjaan dan produk

desain-engineering.

Mengakibatkan waktu pelaksanaan proyek lebih efisisen Peluang Rp 62,318,801 39.75

8 Ketepatan pengadaan instrument. Mengakibatkan pelaksanaan proyek berjalan sesuai rencana Peluang Rp 63,046,066 41.73

9 Ketepatan pekerjaan kontruksi (jadwal

dan kualitas).

Mengakibatkan proses inregrasi berjalan sesuai rencana. Peluang Rp 63,396,540 42.45

Dokumen terkait