• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten."

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

RISK MANAGEMENT ANALYSIS FOR MODERNIZATION OF THE CONTROL PROCESS

PROJECT PHASE II AT PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRY, CILEGON, BANTEN

Nina Tri

Lestari

1

, Dedi Kusnadi Kalsim

2

, and Muhamad Budi Saputra

3 Departement of Civil and Environmental

Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 220, Bogor West Java, Indonesia. Email: 1nina.trilestari@gmail.com, 2dkalsim@gmail.com, 3mbudis@krakatautirta.co.id

ABSTRACT

Technology improvement has a positive impact to human life, but on the other hand there are also negative risks  that may appear. Because of this, there should be a measurement or analysis of risk management so that the risks  can be minimized. Risk management is a systematic way of looking at the risks and determining the proper  handling of those risks. PT. KTI developed a process automation system, especially the integration into SIKTI or the  entire process of reporting data and information at PT. Krakatau Tirta Industry on MCP II project. To support the  project, then conduct a study to analyze the management and risk management to determine the response that  may occur on the project MCP II. The method was based on the guidelines for Australian/New Zealand Standard  4360:2004 “Risk Management”. The main element of the risk management process, are following: communicate  and consult, establish the context, identify risks, analyze risks, evaluate risks, treat risks, monitor and review.  Establish the context are divided into five risk categories, they are technical risk, financial, work execution, field  implementation, and the environment. Total numbers of risk identified are 58 risks, but risk can be analyzed only  amounted to 55 risks because the 3 risks are intangible in terms of cost. Risk evaluation carried out by sorting the  result cost of risk into the three conditions, they are the initiation, construction, and implementation. Based on the  evaluation of risks there are six risk that requires risk control, such as the unable operator, loss due to damage or  loss of data, damage to the instrument, the connection between PS1 Cidanau and WTP is unstable or disconnect, 

the connection problem with the streaming current monitor, and the last is the installation of equipment damage  due to unsafe interference (lighting, theft, etc). Keywords: integration, modernization control process, risk, risk  management, risk management standard. 

 

 

Nina Tri Lestari. F44080028. Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten. Dibimbing oleh Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng.Dip.HE dan Muhamad Budi Saputra, ST.MEng. 2012

(2)

sebesar 0.6. Nilai ini menyatakan bahwa hasil penelitian yang didapat valid dan reliabel karena telah memenuhi syarat dimana nilai validitas rhitung > rtabel dan nilai cronbach’s alpha > rtabel. Nilai consistency indeks (CI) merupakan

parameter yang digunakan untuk memeriksa skala perbandingan berpasangan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang akan berpengaruh kepada kesahihan hasil. Sedangkan consistency ratio (CR) digunakan untuk mengetahui hubungan antara CI dengan besaran tertentu cukup baik bila memiliki CR ≤ 10%. Nilai consistency ratio yang dihasilkan untuk setiap risiko kurang dari 10%, yaitu dengan rata - rata CR sebesar 4.90%, hasil ini menunjukkan data yang didapat memiliki konsistensi yang cukup tinggi dan kesahihan hasil.

Evaluasi risiko dilakukan dengan mengurutkan risiko biaya yang dihasilkan kedalam tiga kondisi waktu, yaitu masa  inisiasi, konstruksi, dan implementasi. Berdasarkan hasil evaluasi risiko terdapat enam risiko yang memerlukan  pengendalian risiko, yaitu ketidakahlian operator, kerugian akibat kerusakan atau kehilangan data, kerusakan 

(3)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa manusia untuk terus melakukan pembaharuan teknologi yang lebih canggih, terutama dalam aspek teknik sipil dan lingkungan yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. Kemajuan teknologi akan membawa suatu risiko yang dapat memberikan pengaruh positif bagi kehidupan manusia, namun disisi lain juga terdapat pengaruh negatif yang mungkin timbul dalam penggunaanya.

Risiko merupakan suatu kombinasi dari probability dan dampak suatu kegiatan yang

akan menghasilkan respon secara langsung atau akan terjadi di masa depan. Pengaruh atau risiko positif dapat membawa suatu keuntungan dalam pelaksaan kemajuan teknologi, sedangkan risiko negatif yang ditimbulkan dapat memberikan kerugian biaya yang cukup besar sehingga membuat suatu perusahaan terhambat atau terhenti produksinya yang secara tidak langsung akan berdampak terhadap konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penanggulangan risiko yang dinamakan manajemen risiko.

Manajemen risiko merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Identifikasi risiko dilakukan dengan bantuan pendapat dari para ahli. Strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.

PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) merupakan salah satu anak perusahaan PT. Krakatau Steel melakukan suatu perkembangan perusahaan dengan menggunakan kemajuan teknologi untuk mendukung visi dan misi perusahaan. Visi PT. KTI adalah sebagai

“Perusahaan penyedia air kelas dunia”. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dilakukan suatu

Modernization Control Process (MCP) sebagai salah satu pendukung pencapaian misi

“Menyediakan air dan solusinya bagi industri dan masyarakat dengan mengutamakan

keharmonisan lingkungan”.

PT. Krakatau Tirta Industri pada project MCP I telah mengembangkan sistem control

integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converter-nya ke bagian controlling proses,

khususnya pada existing motor-motor yang ada di lapangan dan beberapa parameter proses

pengolahan air, pada tahap awal ini belum seluruhnya terintegrasi ke dalam sistem aplikasi. Untuk membuat seluruhnya terintegrasi, dilakukan pengembangan MCP Tahap II Scada sistem otomatisasi proses, khususnya integrasi ke Sistem Informasi PT. KTI (SIKTI) atau seluruh proses pelaporan data dan informasi yang ada di PT. Krakatau Tirta Industri sekarang ini.

Penentuan tahapan pengembangan dimulai dengan mengintegrasikan semua field instrument

yang belum dikoneksikan ke Scada pada interface eksisting yang terpasang di area produksi

Graha Krenceng dan Plant Cidanau.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis manajemen risiko.

(4)

2

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Risiko

Risiko didefinisikan sebagai kombinasi kemungkinan dari suatu peristiwa dan

konsekuensi (ISO/IEC Guide 73). Setiap kegiatan pasti memiliki ketidakpastian (uncertainty)

yang berpotensi untuk kejadian dan konsekuensi yang merupakan peluang untuk manfaat atau ancaman terhadap kegagalan. Pertimbangan risiko dapat dilihat dari dua perspektif dengan semakin banyak mengetahui atau memahami dua aspek dalam risiko, yaitu positif dan negatif dari risiko (AIRMIC 2002). Menurut Regan (2003) risiko diartikan sebagai suatu kemungkinan yang menimbulkan atau mengesankan kerugian atau bahaya. Definisi lain risiko adalah suatu aktivitas yang rentan akan menimbulkan dampak negatif, dengan mempertimbangkan probabilitas dan dampak dari kemunculan risiko tersebut (Stoneburner 2001). Secara umum, risiko akan bertambah jika kemungkinan atau akibatnya bertambah. Kedua-duanya harus dipertimbangkan dalam manajemen risiko (Harold 2003).

Risiko dalam setiap kejadian adalah fungsi dari kemungkinan (likelihood) dan akibat

(impact), yaitu:

Risiko = f (kemungkinan, akibat) (1)

2.2 Macam-Macam Risiko

Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu: 2.2.1 Risiko Berdasarkan Sifat

1. Risiko spekulatif (spekulatif risk). yaitu risiko yang memang sengaja diadakan, agar

dilain pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contoh: risiko yang disebabkan hutang piutang, perjudian, menjual produk, dan sebagainya.

2. Risiko murni (pure risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi dapat

menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh: risiko kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya.

2.2.2 Risiko Berdasarkan Dapat Tidaknya Dialihkan

1. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek

yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.

2. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko

spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

2.2.3 Risiko Berdasarkan Asal Timbulnya

1. Risiko internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, Misalnya

risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko

(5)

3

2. Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar

perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik,

dan sebagainya

.

Selain macam – macam risiko diatas, Trieschmann, Gustavon, Hoyt (2001), juga

mengemukakan beberapa macam risiko yang lain, diantaranya :

1. Risiko Statis dan dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian berubah karena waktu)

a. Risiko statis yaitu risiko yang asalnya dai masyarakat yang tidak berubah dan

berada dalam keseimbangan stabil. Risiko statis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh risiko spekulasi statis: menjalankan bisnis ekonomi stabil. Contoh risiko murni statis: ketidakpastian dari terjadinya sambaran petir, angin

topan, dan kematian secara acak (random).

b. Risiko Dinamis yaitu risiko yang timbul karena terjadinya perubahan dalam

masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis: urbanisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan undang-undang atau perubahan peraturan pemerintah.

2. Risiko Subyektif dan Obyektif

a. Risko subyektif: risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang

mengalami keraguan atau cemas akan terjadinya kejadian tertentu.

b. Risiko obyektif: probabiltas menyimpang aktual dari yang diharapkan sesuai

pengalaman.

Gambar 1.Types of risk (Triesmann 2001)

2.3 Definisi Manajemen Risiko

Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin terjadi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen risiko. Beberapa definisi manajemen risiko antara lain :

Manajemen risiko merupakan suatu proses dalam mengidentifikasi risiko, penilaian risiko dan pengambilan langkah-langkah untuk mengurangi risiko sehingga risiko tersebut

RISK

PURE

STATIC

OBJECTIVE SUBJECTIVE

DYNAMIC

OBJECTIVE

SPEKULATIVE

STATIC

SUBJECTIVE

DYNAMIC

(6)

4

berada pada tingkat yang dapat diterima. Kegiatan dalam manajemen adalah kegiatan memperbesar probabilitas dan dampak dari peristiwa-peristiwa positif dan meminimalisasi probabilitas dan dampak dari peristiwa-peritiwa yang tidak diinginkan dalam pencapaian suatu tujuan (Crouhy 2001). Clough and Sears (1994) menyatakan bahwa manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian. Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari

ketidakpastian pada sebuah organisasi (William 1995). Sedangkan menurut Dorfman (1998)

manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami exposure terhadap suatu kerugian. Tindakan manajemen risiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-macam risiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen risiko yaitu mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek konstruksi, sedangkan tindakan memperbaiki adalah untuk mengurangi efek-efek ketika risiko terjadi atau ketika risiko harus diambil (Shen 1997).

Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari risiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi risiko (Uher 1996). Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu (Soeharto 1999):

1. Identifikasi risiko

2. Analisa dan evaluasi risiko

3. Respon atau reaksi untuk menanggulangi risiko tersebut

Gambar 2 . Contoh penyebab risiko – risiko penting (AIRMIC 2002) FINANSIAL RISK

Interest Rates Foreign Exchange Credit

Contracts Natural Events Suppliers Environment

HAZARD RISK Regulation

Culture

Board Composition

OPERATIONAL RISK

STRATEGIC RISK

Competition Customer Changes Customer Demand

Industry Changes

Accounting Controls Information System Liquidity and Cash Flow

Research and Development Intelectual Capital

Recruitment Supply Chain

Public Access Employess Properties Product & Services

M & A Integration

(7)

5

2.4 Manfaat Manajemen Risiko

Manfaat yang ditawarkan oleh manajemen risiko adalah:

1. Menghindarkan kemungkinan munculnya hasil-hasil yang tidak dapat diterima dan

mengejutkan secara biaya.

2. Pembuatan keputusan dari proses-proses manajemen yang sedang berlangsung dengan

bersifat lebih terbuka dan transparansi.

3. Sistematis dan tepat dimana prosesnya menyediakan pengertian yang lebih baik

mengenai suatu masalah yang berhubungan dengan suatu aktivitas.

4. Pelaporan yang lebih efektif dan terstruktur dalam memenuhi kebutuhan perusahaan

5. Keluaran atau outcome yang lebih baik, dalam bentuk efisiensi dan efektivitas dari

aktivitas-aktivitas suatu departemen.

6. Penilaian yang tepat dari proses-proses inovatif untuk mengekspos risiko sebelum risiko

tersebut benar-benar muncul dan mengizinkan keputusan berdasarkan informasi pada nilai keuntungan.

Menurut Darmawi (2005) manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam lima kategori utama yaitu :

1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.

2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.

3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.

4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan

terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.

5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur

pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak

langsung menolong meningkatkan public image.

Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara lain sebagai berikut ini (Darmawi 2005):

1 Survival.

2. Kedamaian pikiran.

3. Memperkecil biaya.

4. Menstabilkan pendapatan perusahaan.

5. Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan.

6. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan.

7. Merumuskan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

Suatu kondisi ketidakpastian akan memunculkan risiko. Dalam konteks perusahaan atau organisasi, risiko merupakan ketidakmampuan potensial dalam pencapaian suatu tujuan. Salah satu contoh adalah ketidakmampuan dalam merealisasikan target produksi yang berakibat pada naik turunnya produksi. Ketidakmampuan ini terjadi akibat adanya hambatan teknis yang bersumber pada kondisi internal maupun eksternal perusahaan yang terdiri dari dua komponen yaitu probabilitas (kemungkinan) gagal dalam mencapai hasil dan konsekuensi (akibat) gagal

(8)

6

Dua komponen diatas digunakan untuk menghindari ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam penilaian suatu risiko. Komponen tersebut membuat analisa risiko lebih terukur dan jelas. Terdapat faktor lain yang mungkin secara signifikan membantu munculnya risiko, seperti frekuensi kejadian, sensitivitas waktu, dan ketergantungan antar risiko yang dapat pula dipakai secara langsung atau tidak dalam metodologi penetapan urutan risiko (US Dept of defence extension 2003).

2.5 Proses Manajemen Risiko

2.5.1 Identifikasi Risiko

Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat sangat penting dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:

1. Brainstorming

2. Survei

3. Wawancara

4. Informasi historis

5. Kelompok kerja

2.5.2 Analisa Risiko

Tahap selanjutnya adalah pengukuran risiko dengan cara mengetahui potensial

terjadinya severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Analisis risiko

adalah suatu pendekatan kearah pengembangan satu pemahaman serta kesadaran menyeluruh tentang risiko yang berhubungan dengan satu variabel tertentu. Masalah pokok dengan membuat keputusan tentang investasi dalam satu proyek adalah suatu proses yang meliputi ramalan yang ditandai ketidakpastian sehingga patut dipertimbangkan. Berdasarkan hal

tersebut, dikembangkan suatu teknik Monte Carlo Simulation (MCS) yang merupakan

pengembangan dari pemodelan unsur-unsur ketidakpastian (Xiofeng 2008). Untuk menghindari atau mengurangi kesalahan pada penilaian risiko, maka tiap-tiap level dampak dan probabilitas dapat didefinisikan dengan jelas dan dikonversikan ke dalam angka-angka tertentu. Pembangunan sebuah model yang bersifat global analisis maupun dinamis analisis diharapkan mampu menjawab semua permasalahan yang ditimbulkan (Elizabeth 2009).

Penyusunan model yang terpenting adalah menggunakan data historical yang diolah secara

statistik dan metode kuantitatif.

Teknik-teknik kuantitatif tersebut menurut Norris (2000) adalah:

1. Analisis sensitivitas. Secara sederhana, analisis sensitivitas menentukan efek pada

keseluruhan proyek dari perubahan salah satu variabel risiko seperti keterlambatan desain atau material.

2. Analisis probabilistik. Analisis ini melakukan spesifikasi sebuah distribusi probabilitas

untuk tiap risiko dan kemudian mempertimbangkan efek dari kombinasi risiko. Bentuk

umum dari analisis probabilistik menggunakan teknik sampling yang dikenal dengan

Simulasi Monte Carlo.

Potensi suatu risiko dapat diketahui dari probabilitas dan dampak suatu risiko. untuk

mengukur bobot risiko, dapat digunakan skala likert dari 1 – 5 seperti Tabel 1. yang disarankan

(9)

7

Tabel 1. Potensi risiko

No Skala Probabilitas Dampak

1. Sangat rendah Hampir tidak mungkin terjadi Dampak kecil

2. Rendah Kadang terjadi Dampak kecil pada biaya, waktu,

dan kualitas

3. Sedang Mungkin tidak terjadi Dampak sedang pada biaya, waktu,

dan kualitas

4. Tinggi Sangat mungkin terjadi Dampak substansial pada biaya,

waktu, dan kualitas

5. Sangat tinggi Hampir pasti terjadi Mengancam kesuksesan proyek

Sumber : JISC InfoNet

2.5.3 Evaluasi risiko

Australian/New Zealand Standard “Risk Management menerangkan bahwa evaluasi

risiko dilakukan untuk memahami risiko yang diperoleh pada tahap analisis risiko untuk membuat keputusan mengenai langkah selanjutnya yang harus dilakukan, dimana keputusan tersebut meliputi risiko yang membutuhkan pengelolaan risiko, aktivitas pengelolaan risiko mana yang harus dilakukan, dan risiko mana yang perlu diprioritaskan dalam pengelolaan risiko. Proses evaluasi risiko akan menentukan risiko yang membutuhkan mitigasi dan bagaimana prioritas mitigasi. Kriteria dalam pengambilan keputusan harus konsisten dengan konteks internal, eksternal, dan manajemen risiko yang telah didefinisikan.

2.5.4 Pengelolaan Risiko

Menurut Australian/New Zealand Standard “Risk Management“ terdapat beberapa jenis

cara mengelola risiko:

1. Riskavoidance yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung

risiko sama sekali. Proses pengambilan keputusan dilakukan dengan

mempertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.

2. Riskreduction disebut juga riskmitigation yaitu merupakan metode untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.

3. Risk transfer yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu

kontrak (asuransi) maupun hedging.

4. Risk deferral merupakan dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.

5. Risk retention, walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.

2.5.5 Implementasi Manajemen Risiko

Mengimplementasikan metode yang telah direncanakan sesuai dengan respon yang akan digunakan untuk menangani risiko. Terdapat dua cara implementasi respon risiko, yaitu respon

langsung dan respon darurat. Respon langsung (immediate response) melakukan suatu

modifikasi terhadap rencana awal (planning) sehingga risiko yang teridentifikasi berkurang

(10)

8

dalam perencanaan langkah-langkah tindakan terhadap respon yang hanya akan diimplementasikan jika konsekuensi yang tidak diinginkaan dari risiko yang telah teridentifikasi muncul (Norris 2000).

2.5.6 Monitoring Risiko

Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu proyek. Praktik, pengalaman, dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko. Monitoring proses sangat penting dilakukan mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah, sehingga ketika suatu risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.

2.6

Crystal Ball

Professional Edition

Crystal Ball Professional Edition adalah suatu perangkat lunak yang dilengkapi dengan spreadsheet berbasis analisis dengan tools Monte Carlo (Crystal Ball), time series forecasting (CBPredictor), dan optimization (OptQuest). Program ini juga mencakup Crystal Ball dan CB Predictor Developer Kit untuk membangun custom interface dan proses penggunaan Visual Basic untuk aplikasi.

2.6.1 Statistik

Statistik dasar yang digunakan dalam Crystal Ball adalah:

1. Mengukur sentral tendensi, yaitu; mean, median, dan mode.

Gambar 3. Grafik ukuran sentral tendensi (User Manual Crystal Ball)

2. Mengukur variabel, yaitu mengukur variasi, standar deviasi, koefisien variabilitas, dan

range.

3. Mengukur data set, yaitu statistik yang menggambarkan data set berupa skewness,

kurtosis, dan mean standard error.

Skewness menyatakan suatu nilai kemiringan dari distribusi frekuensi yang tidak

simetris. Kurva A menggambarkan skewness positif (kemiringan bergerak kearah kanan)

(11)

9

Kurtosis mengacu pada sifat puncak suatu distribusi. Misalkan Gambar 4. merupakan pembagian upah dalam sebuah perusahaan besar. Kurva A memiliki puncak yang cukup tinggi, karena sebagian besar karyawan menerima upah yang sama, dan hanya sebagian kecil yang menerima upah lebih tinggi atau kecil. Kurva B dengan puncak yang relatif datar menunjukkan

penyebaran upah cukup merata. Berdasarkan kurva statistik, maka kurva A memiliki kurtosis

yang lebih tinggi dibandingkan kurva B.

(a)

(b)

Gambar 4. a. Skewness, dan b. Kurtosis (User Manual Crystal Ball)

Terdapat beberapa statistik yang menggambarkan hubungan set data, yaitu koefisien

korelasi dan peringkat korelasi. Pengukuran data lainnya yaitu, certainty, percentile, dan

confidence interval. Grafik korelasi disajikan pada Gambar 5.

(a) (b) (c)

Gambar 5. a Korelasi negatif, b. Korelasi nol, dan c. Korelasi positif (User Manual Crystal Ball 2008)

2.6.2 Metode simulasi sampel

Crystal Ball adalah program untuk simulasi data yang menyediakan dua pilihan metode

sampling, yaitu Monte Carlo dan latin Hypercube. Monte Carlo secara acak memilih setiap

(12)

10

penggunaan input acak dan distribusi probabilitas. Simulasi Monte Carlo adalah simulasi

statistik yang khusus menggunakan bilangan acak (random) sebagai parameter masukan

(input). Teknik Monte Carlo adalah skema model yang menghitung parameter-parameter stochastic atau deterministic dalam sampel acak (Hamdy 2007).

Latin Hypercube memilih nilai-nilai secara acak, tetapi penyebaran nilai acak dilakukan

merata pada masing-masing asumsi yang ada pada distribusi. Crystal Ball membagi

probabilitas setiap asumsi distribusi ke segmen yang tidak tumpang tindih, masing-masing memiliki probabilitas yang sama seperti Gambar 6.

Gambar 6. Probabilitas latin Hypercube (User Manual Crystal Ball 2008)

2.6.3 Distribusi Crystal Ball

Crystal Ball merupakan program userfriendly atau mudah dioperasikan dan dipahami.

di dalam Crystal Ball terdapat beberapa teorema yang dapat digunakan, yaitu

Kolmograv-Sminov, Darling, dan Chi-Square.

Program Crytal Ball memiliki tiga macam karakteristik, yaitu:

1. Assumption cell atau sel-sel asumsi. 2. Decision cell atau sel-sel keputusan. 3. Forecast cell atau sel-sel peramalan.

Assumption cell adalah nilai atau variabel yang tidak diketahui pasti masalah yang akan diselesaikan. Sel ini harus berupa nilai numerik dan bukan formula atau teks dan didefinisikan

sebuah distribusi probabilitas yang dapat dipilih, seperti; normal, uniform, exponential,

geometric, weibull, beta, hyper geometric, gamma, logistic, pareto, extreme, value, negative, binomial, dan costum. Decision cell berisi nilai numerik atau angka bukan formula atau teks atau menjelaskan variabel yang memiliki interval nilai tetrtentu sehingga didapat nilai optimal.

Sedangkan forecast cell merupakan sel formula dari assumption cell.

Angka yang dihasilkan merupakan suatu variabel random. Variabel random merupakan

variabel yang nilainya ditentukan oleh kesempatan atau peluang. Istilah random disebabkan

tidak ada cara untuk memperkirakan angka yang akan muncul.

(a)

(b)

Gambar 7. a. Variabel random diskrit dan b. Variabel random kontinu

0 120

(13)

11

Terdapat dua macam variabel random, yaitu diskrit dan kontinu. Variabel random

diskrit hanya mengisis nilai-nilai tertentu yang terpisah dalam suatu interval. Jika digambarkan

di atas garis interval, variabel random diskrit akan berupa sederetan titik-titik yang terpisah.

Variabel random kontinu akan berupa sederetan titik yang tersambung membentuk garis lurus

(Mulyono 2007). Kemunculan nilai variabel random diasumsikan sebagai suatu probabilitas,

sehingga kemungkinan kemunculan random variabel yang bersifat discrete dan continue

diartikan sebagai discrete probability dan continues probability (Walpole 2007). Discrate

probability distribution menggambarkan perbedaan, nilai tak hingga, dan nilai integer.

Disribusi ini terlihat berbeda untuk setiap tinggi kolom. Continue probability distribution

mengasumsikan semua nilai berada pada kisaran yang mungkin, termasuk range nilai yang tak

hingga. Distribusi ini memiliki kurva yang solid dan halus.

Langkah pertama dalam memilih distribusi probabilitas harus berdasarkan data yang ada, menggunakan pemahaman secara fisik mengenai kondisi-kondisi variabel data. Tabel 2.

menjelaskan distribusi probabilitas berdasarkan Crystal Ball.

Tabel 2. Distribusi probabilitas berdasarkan kegunaan dan bentuk data.

Distribution Condition Application Examples

Normal

 Mean value is most likely.

 It is symmetrical about the

mean.

 More likely to be close to

the mean than far away.

Natural phenomena. People’s heights, reproduction rates, inflation. Triangular

 Minimum and maximum are

fixed.

 It has a most likely value in

his range, which forms a triangle with the minimum and maximum. When you know the minimum, maximum, and most-likely

value, useful

with limited data.

Sales estimates, number of cars sold in a week, inventory numbers, marketing cost.

Lognormal

 Upper and lower limits are

unlimited.

 Distribution is positively

skewed, with most values near lower limit.

 Natural logarithm of the

distribution is a normal distribution.

Situations where values are positively skewed.

Real estate prices, stock prices, pay scales, oil reservoir size.

Uniform

Discrete Uniform

 Minimum is fixed.

 Maximim is fixed.

 All values in range are

equally likely to occur.

 Discrete uniform is the

discrete equivalent of the uniform distribution.

When you know the range and all possible values are equally likely.

A real estate appraisal, leak on a pipeline.

(14)

12

Tabel 2. Lanjutan

Distribution Condition Application Examples

Binomial

Yes-No

For each trial, only 2

outcomes are possible; usually, success or failure.

Trials are independent.

Probability is the same from

trial to trial.

The Yes-No distribution is

equivalent to the Binomial distribution with one trial.

Describes the number of times an event occur in a fixed number of trials, also used for Boolean logic (true/false or on/off)

Number of head in 10 flips on a coin, likelihood of success or failure.

Beta

Minimum and maximum

range is between 0 and a positive value.

Shape can be specified with

two positive values, alpha, and beta.

Represents variability over a fixed range, describes empirical data.

Representing the reliability of a company's devices.

BetaPERT

Minimum and maximum are

fixed.

It has a most likely value in

this range, which forms a triangle with the minimum and maximum; betaPERT forms a smoothed curve on the underlying triangle.

When you know the minimum, maximum, and most likely

value, useful

with limited data. Similar to Triangular, but especially for project management Exponential

Distribution describes the

time between occurrences.

Distribution is not affected by

previous events. Describes events that recur randomly. Time between incoming phone calls, time between customer arrivals.

Gamma

Possible occurrences in any

unit of measurement is not limited.

Occurrences are independent.

Average number of

occurrences is constant from unit to unit.

Applied for physical quantities, such as the time between events when the event process is not completely random.

Demand for expected number of units sold during lead time, meteorological processes (pollutant concentrations). Weibull

This flexible distribution can

assume the properties of other disributions.

When shape parameters equal

1, it is identical to

Exponential, when equal to 2, it is identical to Rayleigh.

Fatique and failure tests or other physical quantities

Failure time in a reliability study, breaking strength of a material in a control test

Max Extreme

Min Extreme

Conditions and parameters are complex. See: Castilo, Enrique. Extreme Value Theory in

Engineering. London;

Academic Press, 1988.

Describes largest value (Max Extreme) or smallest value (min Extereme) of a response over time or the breaking strength of materials.

(15)

13

Tabel 2. Lanjutan

Distribution Condition Application Examples

Logistic

Conditions and parameters are complex. See: Fishman, G. Springer Series in Operation Research. NY: Springer-Verlag. 1996.

Descibes growth. Growth of a

population as a function of time, some chemical reactions.

Student’s t

Midpoint values is

most-likely.

It is symmetrical about the

mean.

Approximates the Normal

distribution when degrees of freedom are equal to or greater than 30.

Econometric data. Excange rates.

Pareto

Conditions and parameters are complex. See: Fishman, G. Springer Series in Operation

Research. NY:

Springer-Verlag. 1996. Analyzes other distributions associated with empirical phenomena. Investigating distributions associated with city population sizes, size of companies, stock prices

fluctuations.

Poisson

Number of possible

occurrences is not limited.

Occurrences are independent.

Average number of

occurrences is the same from unit to unit.

Describes the number of times an event occur in a given interval (usually time).

Number of telephone calls per minute, number of defects per 100 square yards of material.

Hypergeometric

Total number of items

(population) is fixed.

Sample size (number of trials)

is a portion of the population.

Probability of success

changes after each trials.

Describes the number of times an event occurs in a fixed number of trials, but trials are dependent on previous results.

Chance of a picked part being defective when selected from a box (without replacing picked parts to the box for the next trial).

Neg Binomial

Number of trials is not fixed.

Trials continue to the γth succes (trials never less than δ).

Probability of success is the

same from trial to trial.

Models the distribution of the number of trials or failures until the γth successful occurrence

Number of sales calls before you close 10 order.

Geometric

Number of trials is not fixed.

Trials continue until the first

success.

Probability of success is the

same from trial to trial.

Describes the number of trials until the first successful occurrence.

Number of times you spin a roulette wheel before you win, how many wells to drill before you hit oil.

Custom

Very flexible distribution, used to represent a situation you cannot

describe with other distribution types.

Can be either continuous or discrete or a combination of both.

Used to input an entire set of data point from a range of cells.

(16)

14

III. METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian dilakukan mulai dari bulan Maret 2012 hingga juni 2012, bertempat di PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Provinsi Banten.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer dengan program Microsoft Excel, Crystal Ball, dan perangkat lunak statistik. Bahan-bahan yang digunakan adalah serangkaian data primer dan sekunder untuk mengidentifikasi risiko dan menentukan risiko biaya seperti:

1. Data primer berupa kuesioner dan wawancara

2. Data sekunder berupa rancangan anggaran biaya dan materi proyek modernisasi kontrol

proses tahap II.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan pedoman Australia/New

Zealand Standard 4360:2004 tentang “Risk Management”.

Tahapan penelitian terdiri dari: 3.3.1 Penentuan Konteks Risiko

Penentuan konteks dilakukan dengan melakukan konsultasi dan wawancara kepada para ahli di PT. KTI yang terkait dalam proyek MCP II. Teknik wawancara dilakukan untuk

mengetahui materi dan rancangan anggaran biaya proyek MCP II (Modernization Control

Process II). Penentuan konteks bertujuan untuk menentukan ruang lingkup manajemen risiko

yang mungkin pada proyek MCP II yang telah dilakukan.

3.3.2 Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko merupakan proses mengidentifikasi apa, mengapa, dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko. Identifikasi risiko merupakan pengembangan dari konteks risiko. Hasil identifikasi risiko tersebut kemudian disusun dalam bentuk kuesioner (Lampiran 1) yang kemudian disebarkan kepada karyawan PT. KTI yang terkait dalam proyek MCP II.

Tabel 3. Contoh skala ordinal pada kuesioner 1

No. Kriteria 2 1 0

ya cukup tidak

1 Apakah anda mengetahui tentang proyek

modernisasi kontrol proses tahap II?

(17)

15

Skala pengukuran variabel dalam kuesioner penelitian ini menggunakan skala nominal, skala ordinal, dan skala perbandingan berpasangan. Skala nominal merupakan tingkat untuk mengkategorikan. Contoh pertanyaan untuk skala nominal adalah jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Skala ordinal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga tertinggi atau sebaliknya. Contoh skala ordinal disajikan pada Tabel 3. dan Tabel 6.

Skala perbandingan berpasangan (pairwaise comparison) digunakan untuk menentukan

kepentingan relatif dari elemen-elemen dan kriteria-kriteria yang disajikan pada Tabel 4. dan 5.

Tabel 4. Skala penilaian kriteria perbandingan berpasangan

Nilai Keterangan

1 Faktor vertikal sama penting dengan faktor horizontal

3 Faktor vertikal lebih penting dengan faktor horizontal

5 Faktor vertikal jelas lebih penting dengan faktor horizontal

7 Faktor vertikal sangat jelas lebih penting dengan faktor horizontal

9 Faktor vertikal mutlak lebih penting dengan faktor horizontal

2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan

1/(2-9) Kebalikan dari keterangan nilai 2-9

Sumber: Saaty (1983)

Tabel 5. Contoh matriks skala perbandingan berpasangan

Fak

to

r

v

er

tik

al

Faktor horizontal

A1 A2 A3 A4 A5

A1 1

A2 1

A3 1

A4 1

A5 1

3.3.3 Analisis Risiko

Analisis risiko dilakukan untuk menentukan tingkatan probabilitas, konsekuensi yang akan terjadi, dan visibilitas suatu risiko.

Tabel 6. Contoh skala ordinal pada kuesioner 2

N

o. Risiko/Opportunity

Konsekuensi Probabilitas Visibilitas

Min Med Max Min Med Max Min Med Max

1. Kerusakan instrumen 1 2 4 1 3 4 1 2 3

2. Lainnya

Sumber: Data kuesioner

Setiap parameter dibagi kedalam lima kriteria penilaian, yaitu: Kriteria penilaian konsekuensi risiko, yaitu:

1 : Sangat rendah

2 : Rendah

3 : Sedang

4 : Tinggi

(18)

16

Kriteria penilaian probabilitas risiko, yaitu:

1 : Tidak pernah : 0 kali /tahun

2 : Jarang : < 2 kali/tahun

3 : Kadang-kadang : 2 – 5 kali/tahun

4 : Sering : 5 – 10 kali/tahun

5 : Sangat sering : > 10 kali/tahun

Kriteria penilaian visibilitas risiko dibagi, yaitu:

1 : Sangat visibel

2 : Visibel

3 : Cukup visibel

4 : Tidak visibel

5 : Sangat tidak visibel

Masing-masing nilai yang diberikan oleh responden pada setiap parameter tiap risiko digabungkan dengan menggunakan rata-rata geometrik pada persamaan 2.

��

= �

�=1

(2)

Keterangan

��

: rata – rata geometrik

n : jumlah responden

�� : penilaian oleh responden ke-i

Π : perkalian

Dalam penggunaan kuesioner perlu dilakukan pengujian instrumen, yaitu uji validitas dan reliabilitas. Uji ini untuk menguji kebenaran dari data yang dihasilkan. Uji validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid bila alat ukur yang digunakan menunjukkan apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2004). Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah pernyataaan-pernyataan pada kuesioner relevan atau tidak. Uji reliabilitas digunakan untuk menyatakan apakah alat ukur yang digunakan dapat memberikan hasil yang konsisten. Syarat valid adalah rhitung > rtabel, sedangkan syarat reliabilitas adalah r cronbach’s alpha > rtabel.

Pengujian reliabilitas dan validitas data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistik. Bahan yang diuji berupa skala ordinal mengenai pemahaman karyawan PT. KTI

terhadap proyek MCP II. Pengujian instrumen consistency ratio untuk skala perbandingan

berpasangan dilakukan secara manual dengan bantuan Microsoft Excel. Consistency ratio

merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa perbandingan berpasangan yang

dilakukan konsisten atau tidak. Perhitungan consistency ratio dapat dihitung dengan rumus:

CI =(π−n)

(n−1) (3)

CR =CI

(19)

17

Keterangan:

CI : consistency index

CR : consistency ratio

π : nilai rata-rata dari consistency vector

n : banyaknya alternatif

IR : indeks random yang didapat dari tabel Oarkridge

Syarat consistency ratio < 10%. Nilai Index random disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7.IndexRandom

n RI

1 0.00

2 0.00

3 0.58

4 0.90

5 1.12

6 1.24

7 1.32

8 1.41

9 1.45

10 1.49

11 1.51

12 1.48

13 1.56

14 1.57

15 1.59

Sumber : Saaty (1994)

Rata-rata geometrik yang dihasilkan dari setiap probabilitas, konsekuensi, dan visibilitas

risiko dianalisis dengan menggunakan software Crystal Ball dengan precision control on

confidence level sebesar 95% dengan iterasi sebanyak 1000 kali. Distribusi probabilitas yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua, yaitu:

1. Distribusi Beta PERT (Beta PERT Distribution)

Distribusi ini digunakan untuk mengukur setiap probabilitas, konsekuensi, dan visibilitas risiko. Distribusi Beta Pert merupakan distribusi yang menggambarkan situasi dimana nilai minimum, maksimum, dan nilai yang disukai diketahui. Distribusi ini

hampir sama dengan distribusi segitiga (triangular distribution), namun distribusi ini

memiliki nilai perbedaan yang lebih halus dibandingkan distribusi segitiga.

2. Distribusi seragam (Uniform Distribution)

Distribusi ini digunakan untuk mengukur risiko biaya yang mungkin terjadi. Distribusi seragam merupakan distribusi dengan kondisi nilai minimum dan maksimum telah ditetapkan. Distribusi ini mengasumsikan bahwa semua nilai merata disekitar nilai minimum dan nilai maksimum.

Dari setiap distribusi probabilitas yang digunakan, kemudian dicari nilai keandalan sebesar; 50%, 80%, dan 90% dari masing-masing risiko. Selanjutnya, dilakukan pehitungan tingkatan risiko dari hasil yang didapat dengan keandalan 90%. Rumus tingkat risiko adalah:

(20)

18

3.3.4 Evaluasi Risiko

Membandingkan tingkat risiko yang dihasilkan dengan kriteria Australian/New Zealand

Standard Risk Management 4360:2004. Tingkat biaya risiko yang dihasilkan dari setiap risiko

kemudian diurutkan berdasarkan waktu kejadian. Waktu kejadian risiko dibagi kedalam tiga kondisi, yaitu pada saat inisiasi, masa konstruksi, dan implementasi (masa setelah konstruksi). Selanjutnya, dilakukan pembagian evaluasi dari setiap kondisi, yaitu risiko diterima dan risiko

prioritas pemantauan (monitoring). Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut

masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian. Tetapi bila tingkat risiko ditetapkan tinggi maka perlu pengendalian terhadap risiko tersebut.

Evaluasi data dilakukan dengan membagi tingkat risiko kedalam dua kategori, yaitu:

1. Risiko yang menjadi prioritas utama memiliki risiko > 50,000,000/bulan. Risiko yang

masuk kedalam kategori ini akan diperlakukan suatu upaya dan pemantauan yang lebih tinggi, dengan harapan dampak dan kemungkinan risiko yang akan terjadi dapat berkurang.

2. Risiko yang diterima memiliki tingkat risiko < Rp 50,000,000/bulan. Risiko yang

masuk kedalam kategori ini dianggap sebagai risiko yang tidak memerlukan pemantauan atau upaya.

3.3.5 Pengendalian Risiko

Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada, serta meningkatakan visibilitas dengan menggunakan berbagai alternatif metode.

3.3.6 Monitor dan Review

Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta

mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.

3.3.7 Komuniksi dan Konsultasi

(21)

19

Gambar 8. Tahapan penelitian

Penentuan konteks

Identifikasi risiko

Analisis risiko

Evaluasi Risiko

Pengendalian risiko

Tingkat nilai risiko Tingkat Risiko

biaya

Software statistik Ms. Excel Crystal Ball

+

K

om

un

ikas

i da

n kons

ul

tas

i

Pem

an

tau

an d

an r

evi

ew

- Validitas - Reliabilitas

Consistency Ratio

- Probabilitas - Konsekuensi - Visibilitas

+

Risiko diterima

Kuesioner

Tidak

(22)

20

Gambar 9. Proses pengendalian risiko (AS/NZS 4360:2004)

K o m u n i k a s i d a n K o n s u l t a s i M o n i t o r d a n R e v i e w Risiko yang diterima Risiko yang diterima

Peringkat dan evaluasi Risiko

Diterima

Pertimbangan biaya dan keuntungan yang ada

Merekomendasikan strategi pengendalian

Pemilihan strategi pengendalian

Persiapan rencana pengendalian

Mengurangi probabilitas

Mengurangi konsekuensi

Meningkatkan

visibilitas Pencegahan

Kembali Mengurangi probabilitas Mengurangi konsekuensi Meningkatkan

visibilitas Mencegah

(23)

21

IV.

PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II

4.1 Latar Belakang

Untuk mendukung visi dan misi perusahaan PT. Krakatau Tirta Industri, maka Divisi Operasi menyelenggarakan suatu program pengembangan dengan melakukan suatu otomatisasi. PT. Krakatau Tirta Industri pada proyekt tahap I telah mengembangkan sistem

kontrol integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converter ke bagian controlling proses

khususnya pada existing motor-motor yang ada di lapangan dan beberapa parameter proses

pengolahan air, pada tahap I belum seluruhnya terintegrasi ke dalam sistem aplikasi. Untuk membuat seluruhnya terintegrasi, maka dilakukan pengembangan Tahap II Scada sistem otomatisasi proses khususnya integrasi ke SIKTI atau seluruh proses pelaporan data dan

informasi yang ada di PT. KTI sekarang ini, dimana fieldinstrument yang belum dikoneksikan

ke bagian converter automatic proses akan direalisasikan, sehingga tahapan development

modernisasi automatisasi ini dapat sesuai dengan konsep arah dan tujuan manajemen khususnya di Direktorat Operasi dan pada proyek Scada tahap II, akan dioptimasikan sejauh mana modernisasi diintegrasikan sesuai dengan arah bisnis strategik PT. KTI sekarang dan akan datang.

4.2 Manfaat Proyek

Modernization Control Process

4.2.1 Efektivitas

Proses penjernihan air telah banyak mengalami kemajuan dari masa ke masa sejak didirikannya PT. Krakatau Tirta Industri. Peningkatan volume kebutuhan air pun menyebabkan bertambahnya aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung peningkatan tersebut.

Pengembangan sistem kontrol integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converternya ke

bagian controlling proses dapat membantu proses penjernihan air untuk mengurangi human

error, efisiensi waktu dan tenaga kerja.

4.2.2 Easy Monitoring and Recording

Integrasi hasil database Scada monitoring field instrument pada proses penjernihan air

dengan SIKTI mempermudah monitoring pada proses penjernihan air. Aplikasi yang akan

dipakai untuk mengintegrasikan software atau tools dalam sistem otomatisasi kontrol proses

terhadap interface yang ada di mesin, dioptimalisasikan Scada dengan Vijeo Citect. Vijeo

Citect merupakan paket software Scada dari Schneider yang memiliki fleksibilitas, reliabilitas,

integrasi, mudah digunakan, accessibility, architectures types, runtime application, dan

keamanan.

4.2.3 Mewujudkan Misi KTI

(24)

22

untuk menguasai teknologi air bersih, khususnya dibidang manajemen operasi, perawatan serta rekayasa teknologi air bersih sehingga mampu menjadi perusahaan yang handal.

4.3 Sistem

Configuration

Secara hirarki operasional, topologi sistem kontrol proses terpasang menggunakan

Vijeo Citect Scada untuk visualization control desk sebagai interface antara operator dengan

field instruments. Pada sistem kontrol proses desain baru ini terdapat chart recorder/trending untuk merekam data atau kejadian selama operasional proses kontrol. Secara terpisah tetapi

terintegrasi, data field instruments process di monitoring dan diakuisisi oleh PLC dan Horner

melalui converter serial ke Internet Protocol (IP) Adam.

Gambar 10. Sistem configuration Vijeo Citect Scada

4.3.1 Vijeo Citect Scada (supervisor control and data acquisition)

Vijeo Citect adalah paket software Scada dari Schneider yang sangat flexible, simple,

dan terorganisir untuk menangani supervisi pada proses industrial plant. Software terintegrasi

tools yang berbeda untuk mempermudah intuisi dan kreatifitas dalam membuat desain HMI.

Vijeo Citect juga mendukung fasilitas multilanguages serta memiliki library driver protocol

komunikasi untuk berbagai jenis device (PLC’s, controller, motor drives, data acquisition

module, dan lainnya). Mempunyai kemudahan dalam merekam data proses berupa trending

dan data dapat di-export kedalam Microsoft Excel, Acces, dan lainnya sebagai report.

Vijeo Citect memiliki beberapa fitur utama menarik antara lain :

Flexibility dan reliability, artinya Vijeo Citect memiliki fleksiblitas dan reabilitas untuk

membuat development dan desain HMI pada proses kontrol serta monitoring data proses

(25)

23

Integration. Software Vijeo Citect memiliki project explorer dimana terintegrasi semua

komponen yaitu: graphic builder dan project editor.

Ease of use.

Accessibility.

Architectures type. Scada Winlog telah support berbagai protocol driver untuk

mengakomodasi interconnect dengan berbagai macam device.

Runtime applications. Mode runtime applications sangat membantu dalam otomatisasi running applications saat booting awal PC.

Security : access groups authorized. Definisi Group akan menentukan level dan

kapasitas dari pengguna dalam authorisasi akses aplikasi proyek.

Gambar 11.Architectures type Vijeo Citect Scada

Integrasi sistem HMI Scada Vijeo Citect yang dikoneksikan ke sistem atau realtime

yang sudah berjalan di SIKTI menggunakan Vijeo Citect dari Schneider Electric adalah:

1. Komunikasi Scada dan SIKTI berbasis pada database, konsep database HMI Scada

Vijeo Citect mengacu kepada konsep pengelolaan sisi data yang tersimpan dalam

sebuah database. Konsep ini dikenal dengan Database Management System (DBMS).

Salah satu dari sekian teknologi database yang menggunakan konsep SQL adalah

MYSQL dan adopsi ini sudah diterapkan pada SIKTI.

2. Scada hanya memberikan data realtime (sesaat) yang akan disimpan pada temporary

server otomatisasi proses (sebagai data source otomatis) sehingga inisiasi data

pemulihan Scada akan dilakukan oleh server SIKTI, disimpan dengan file extention

Access database, sehingga sourcedatabase ini dapat dijadikan master tragger interface

Scada ke SIKTI dengan sistem yang telah digabungkan ke SIKTI realtime.

3. Manipulasi data secara realtime langsung berhubungan dengan port I/O pada mesin

proses produksi dengan data realtime dari Scada yang akan dibuatkan interfacetragger

ke SIKTI sehingga pembacaan sources database dapat langsung diakomodasi oleh

SIKTI (Gate Interface Scada Data ke SIKTI).

4. Entry manual yang selama ini dilakukan sudah tidak dipakai lagi jika menggunakan data akuisisi dari Scada otomatisasi.

5. Security Scada sistem sudah dilengkapi dengan fitur login dengan level otorisasi yang dapat diset sesuai kebutuhannya, administrator dan engineer dengan otorisasi penuh sedang untuk level operator dengan otorisasi terbatas.

4.3.2 Control Platform

Horner merupakan Programmable Logic Controller (PLC), sistem yang terbuka. Selain

itu mempunyai fasilitas untuk interface dengan sistem lain (non vendor) karena menggunakan

protocol Modbus.

Stand Alone Client Server Single server

2 Client Web Server

(26)

24

Platform Kontrol dan IO sistem yang menjadi kelebihan Horner adalah :

Open system dan flexibility.

Lowers costs, more options, dan easy-to-use.

Compact device : combining controller, operator interface, i/o, dan networking.

Simply dan customizing design.

Reliable as a traditional controller.

Spare parts easily available.

Horner memiliki fasilitas dalam mendesain aplikasi logika melalui builder terintegrasi

yaitu Cscape. Cscape suatu free software yang mengkombinasikan graphical ladder diagram

programming dengan operator interface development untuk mengintegrasi kontrol package

secara lengkap. Cscape memiliki fitur yang powerful seperti IEC-1131 style free form, drag

dan drop ladder editor, memiliki 100 functions block dalam form pilihan, seperti fungsi conversion, string handling, advanced math, flow control dan masih banyak lagi. Operator interface didesain sesederhana mungkin untuk membuat screen tampilan operator interface.

Tampilan screen dapat dipanggil dari logic ladder atau operational tersendiri. I/O

configuration merupakan tools untuk mengkonfigurasi I/O melalui Cscape secara manual

maupun otomatis dengan support lebih 60 I/O modules dapat dipilih dari from, built-in

expansion, dan remote I/O semua dapat ditangani dalam tools ini.

4.3.3 Mesin HC900 Hybrid Controller

HC900 hybrid controller memiliki proses yang canggih dan logic controller desain

modular, scalable yang dibangun untuk bekerja diberbagai proses peralatan dengan biaya yang

hemat. Logic controller (LC) dilengkapi dengan layar sentuh sehingga mudah dioperasikan

bagi operator. Controller hybrid memiliki arsitektur fleksibel yang dapat mengakomodasi

aplikasi bersyarat dan dengan fitur canggih serta konektivitas serbaguna mampu mengontrol

penyesuaian pinpoint. HC900 hybrid controller juga mampu menyederhanakan poses

dokumentasi dan menghilangkan filling errors. Modular dan scalable pada HC900 hybrid

controller tersedia dalam tiga ukuran kisi dan tiga level performa CPU untuk menangani berbagai otomatisasi yang diminta, menyediakan fleksibilitas dengan memberikan kebutuhan bagi pengguna, yang dapat berkembang seperti yang diinginkan. Berbasis windows, perangkat

lunak hybrid control designer mampu mengoperasikan lebih dari Ethernet, sehingga mudah

untuk mengkonfigurasi logika kontrol dan interface operator. Layar sentuh interface operator

dan pengguna mampu memberikan efisiensi, operasi intuitif, mengurangi atau menghilangkan

kesalahan, memperbaiki kecepatan akses data, dan proses pengawasan. Logic controller (LC)

termasuk modul pilihan dalam CPUcontroller, beberapa ukuran kisi I/O dan remote I/O per

sistem kisi yang menyediakan fleksibilitas. LC juga menyediakan PID (proportional integral

derivative) controllerloop yang lebih unggul dan kuat dalam pengolahan analog dari banyak

logika kontrol tanpa kompromi terhadap performa logika proses upgrade UMC800 ke Hybrid

tersebut diharapkan seluruh controller engginee dapat sesuai dengan proses bisnis yang

dibutuhkan oleh PT. KTI. dan sejalan dengan visi dan misi kedepannya.

4.3.4 Streaming Current Monitor

Latar Belakang reinfrastruktur ini sudah lama direncanakan oleh Divisi Operasi namun

pada tahap dua proyek modernisasi kontrol proses ini akan disertakan streaming current

(27)

25

dengan paten sensor desain yang didalamnya menggunakan extended live teknologi. Streaming

current monitor adalah alat yang digunakan untuk mengukur muatan kecil, partikel suspensi

dalam suatu cairan/air. SCM adalah satu-satunya instrument online yang dapat digunakan

untuk mengontrol stabilitas partikel dalam air dengan cara menggumpalkan kemudian mendapat kontrol umpan balik dari dosis koagulan. Beberapa keunggulannya adalah dapat

merekam chemical savings, memelihara kualitas air, memberikan proteksi terhadap gangguan

ketidaknormalan dalam proses koagulasi kimia, feedback kontrol, mengoptimalkan treatment,

dan teknologi. Kedepannya PT. KTI mempunyai patented design (keakuan desain yang

dipatenkan), dapat memonitor dengan teknologi digital, modbus yang optional, low cost dalam

mengganti elemen sensor dan replaceable electrodes. Fitur-fitur tersebut jika telah diadposi

oleh PT. KTI diharapkan akan membawa dampak yang baik bagi bisnis khususnya dalam pengelolaan air bersih yang handal dan terpercaya.

Gambar 12. Diagram streaming current meter dalam WTP

Pembangunan Scada sistem dengan HMI Scada Vijeo Citect (proyek tahap I) telah

membuat 9 konten gambar proses di layar, diantaranya adalah ; overall proses, area PS1, PS2,

PS3, PS4, dan area PS5, accelerator, GLF dan Trending, yang secara keseluruhan

dikoneksikan ke interface yang menghubungkan ke 30 unit motor di lapangan dengan

menggunakan modul Horner sebagai interface ke Enginee UMC.

4.4

Ruang Lingkup

Ruang lingkup untuk pekerjaan Modernization Control Proscess produksi tahap I (MCP

I), programmable logic controller (PLC) melakukan monitoring data proses penjernihan air

yang akan dikumpulkan dalam database untuk interconnect dengan web service server PT.

KTI (SIKTI) yang meliputi:

Accelator

Reuse backwash station

Pump station I –Cidanau

Pump station II –Krenceng reservoir

Pump station III – reservoir dan water tower

Raw water Mixer

Flocculator

Clarifier Filter

Dosing Pump Controller Current MeterStreaming

(28)

26

Pump station IV – reservoir

Pump station V – reservoir

Dosing pump – Chemical Station

Run hour, kWh meter, amper motor.

Ruang lingkup untuk pekerjaan Modernization Control Proscess Produksi tahap II

(MCP II) ini meliputi inventarisasi instrument dan peralatan control eksisting di lapangan,

wirring, installation dan integrasi instrument dan control kedalam Scada sistem sebagai berikut:

Enginee UMC800 Upgradeable to Hybrid HC900 controller.

 Parameter-parameter yang akan dioptimalkan dan dikoneksikan ke Scada

(koagulant,current streaming in technology), end point proses dari jartes dengan streaming current ke Scada, sebagai kontrol akuisisi data chemical savings, maintain water quality, overdose protection, feedback control, easily retrofitted optimize treatment.

 Migrasi data program ke hybridcontroller dan integrasi fieldinstrument baru, sehingga

sistem kontrol proses menjadi lebih handal dan akurat.

 Pemasangan power meter untuk PS1.

Wirring interface gate dari RTU motor PS1, dikoneksikan ke Scada sebagai fungsi monitoring status motor dari plant cidanau.

 Supervisi integrator dan tim MCP II produksi dalam pembangunan HMI Scada Vijeo

Citec (jika dalam Script tahap I harus ada pengembangan atau pertambahan

programmable) sesuai penambahan instruksi ke field instrumen yang akan di

koneksikan ke Scada sistem.

 Penempatan server client di DTC Cidanau sebagai pusat repository data dan informasi

link SCADA ke server pusat (Graha Krenceng).

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(29)

27

4.4.1 Instalasi Proyek Tahap I yang Telah Terpasang

Integrasi ke Scada dan SIKTI telah dilakukan pada tahap awal. Data dan informasi telah

tersedia di Scada sistem dengan SQL databasenya yang di tragger-kan ke SIKTI, sehingga

dapat dijadikan alat monitoring akuisisi data dan informasi yang secara langsung atau

realonline di monitor, dikontrol dan dikoreksi secara langsung di SIKTI. Pengelompokan equipment, device atau field instrument (double link), yang mengkoneksikan seluruh

motor-motor sebanyak 30 unit, 15 motor-motor besar (soft staker interface), twido 13 pompa dosing dengan

prioritas identifikasi motor yang dikoneksikan dengan memasang modul Horner ke lokasi

yang ideal (diruang panel control room), untuk penggantian switch terdapat 5 motor pada

(Pump Station) PS2, impelar alum, impelar kapur, 2 motor pompa kapur, 1 motor PS4 (61M1),

4 pompa booster, 6 motor accelator (impelar dan bridge). Parameter proses peralatan yang

ada diproduksi antara lain; controller UMC Twido, memograph, power meter, dimana pada

UMC800 AI Card yang terpasang terdiri atas 26 level Control IO yaitu greenleaf filter (20

level), tower (1 level), reservoir (2 level), waduk (1 level), bak kapur (1 level), dan bak alum (1

level). PH Control terdiri dari 6 I/O; accelator I, II, III (1 level), PH air bersih (1 level), PH air

baku (1 level), dan PH depolec (1 level). Seluruh I/O tersebut telah wirring ke interface

(otomatisasi proses). Parameter interface antara lain; ampere, Kwh, PH, debit, totalizer, level,

preasure, flow airbaku, PS4-tower). Peralatan level kapur (2 buah) dan meter kecil-PDAM

belum tersedia sehingga belum dapat dikoneksikan. Cara untuk menghubungkan ke interface

mesin memograph UMC800 adalah dengan menggunakan converter ke Ethernet dengan

ADAM 4570, modebus UMC Horner menggunakan ADAM 4572. Converter pada ADAM

Etnernet menggunakan IP static address pada range class IP yang akan disesuaikan.

interkoneksi wirring dari selector switch ke motor menggunakan relay Horner Smart Relay.

Identifikasi (libraryan wirring cable), penamaan atau tagging ditentukan dengan menggunakan

lokasi devicesnumber PS1 MTR 001.

4.2.2 Tahapan Proyek II Infrastruktur Jejaring Lan, Wirring Interface, dan Instalasi Software atau Toggle Client Scada ke Plant PS1

Tahapan ini menyiapkan konsep desain realonline dari PS1 ke Plant Krenceng atau di

kantor pusat Graha Divisi Operasi, dimana telah disiapkan ruang DTC (Data centre) di ruang

Control Room sebagai pusat data dan informasi akuisisi dan migrasi integrasi data Scada

sistem dan SIKTI integrasi. Aplikasi yang akan dipakai untuk mengintegrasikan tools dalam

sistem otomatisasi kontrol proses terhadap interface yang ada di mesin, dioptimalisasikan

Scada dengan Vijeo Citect, dengan memodifikasi Script penambahan instruksi terhadap

interface yang baru (proyek II) yang akan dikoneksikan ke sistem otomatisasi proses.

Selanjutnya, mengidentifikasi kompatibelitas antara engginee UMC800 (obsolence) kedalam

Mesin yang baru HC900 hibrid controller (honeywell process solution), interface, dan

port-port yang akan dikoneksikan ke sistem dalam hal ini Scada dan desainnya dengan

menggunakan aplikasi tools HMI Scada Vijeo Citect yang sudah di install pada server

otomatisasi proses secara realonline dan realtime yang sudah kontinu dijalankan.

4.5 Target

4.5.1 Target End Point terhadap Proyek Modernisasi Kontrol Proses Otomatisasi Tahap II

(30)

28

Alternatif 1: Jaringan kabel telepon yang ada di reinfrastruktur yaitu dengan mengganti

kabel dropt wire atau kabel telepon dengan yang baru (existing yang lama banyak

terdapat sambungan akibat putus (tertimpa pohon) sehingga dampak dari

terputus/sambungan tersebut akan menyebabkan jaringan drop (terputusnya networking

atau koneksi ke server).

Alternatif 2: Jaringan untuk koneksi ke Server pusat (DTC Graha Krenceng) di-upgrade

dengan layanan servis;

b. Lease Line Network Telephone dan layanan VSAT dari Indosat.

c. Pemasangan power meter PS1

d. Pemasangan RTU motor PS1

e Optimalisasi parameter yang ada di PS1 yang memungkinkan untuk dikoneksikan ke

sistem.

f. Pemasangan CCTV di lokasi DAM dan plant motor di PS1

4.5.2 Lokasi Plant Krenceng

a. Upgrade UMC800 ke teknologi Hybrid HC900 compatible, termasuk panel dan

marshaling atau cabinet antara panel HC900 dengan ins

Gambar

Gambar 14. Communication link Krenceng – Cidanau
Table 8. Analisis Stakeholders
Tabel 9. Identitas karyawan PT. KTI
Tabel 10. Kuesioner 1: Pertanyaan ini untuk menguji pengetahuan dan pemahaman mengenai proyek MCP II
+7

Referensi

Dokumen terkait

dalam kisah perpisahan dan pergulatan para murid terhadap pesan – pesan Yesus terutama tentang “ketidak – hadiran-nya” dari mereka, dan penderitaan yang akan mereka

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: Penerapan Bimbingan Belajar dalam Mendisiplinkan siswa SD Muhammadiyah 5 Surakarta, Teknik Pelaksanaan Bimbingan Belajar dalam

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Pembagian Jasa Pelayanan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku tebu dalam pembuatan gula pasir di Pabrik Gula Bone Arasoe dikategorikan pengendalian baik

Keragaman antar famili jagung ungu ketan (UK) secara kualitatif terdapat pada beberapa nomor famili yaitu antara lain: UK1 dan UK4 memiliki keragaman warna biji,

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data terkait dengan penanganan keluhan pelanggan melalui media (complaint handling in media) yang dilakukan oleh perusahaan

Faktor keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh pihak-pihak yang memiliki hubungan darah secara langsung serta kerabat dekat terhadap status anak

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari akad pembiayaan murabahah dan margin keuntungan kpr tapak ib terhadap proses keputusan pembelian