• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN USAHA PERSEROAN

Dalam dokumen CFIN Prospektus Obligasi (Halaman 73-75)

Uraian 31 Desember 30 April 2008 ¨ % 2009 ¨ % 2010

A. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN USAHA PERSEROAN

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan tidak terlepas dari risiko-risiko yang mungkin mempengaruhi hasil usaha Perseroan, baik secara mikro maupun makro. Beberapa risiko yang mempengaruhi usaha Perseroan secara umum dikelompokkan sebagai berikut:

1. Risiko Mikro Ekonomi

a. Risiko Kredit/ Pembiayaan

Perseroan menghadapi risiko pembiayaan, yaitu ketidakmampuan konsumen untuk membayar kembali fasilitas pembiayaan yang diberikan, baik pokok pinjaman maupun bunganya. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh Perseroan dalam mengelola fasilitas pembiayaan kepada konsumen antara lain hilangnya unit kendaraan dan konsumen menunggak atau tidak terbayarnya angsuran. Risiko ini timbul jika pembiayaan kepada konsumen tidak dikelola secara hati-hati sehingga menyebabkan tidak tertagihnya piutang pembiayaan kepada konsumen yang dapat mengganggu pendapatan / kinerja Perseroan. Pada saat ini kelompok konsumen terbesar yang memperoleh penyaluran kredit dari Perseroan adalah kelompok konsumen otomotif retail.

b. Risiko Pendanaan

Sebagai sebuah Perseroan yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, kemampuan Perseroan untuk mendapatkan sumber pendanaan adalah faktor yang sangat penting. Ketidakmampuan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang layak akan berdampak pada turunnya pertumbuhan Perseroan. Selain jumlah pendanaan, faktor lainnya yang turut menentukan adalah jangka waktu pendanaan dan tingkat bunga yang kompetitif. Mengingat jangka waktu pembiayaan yang bervariasi, maka sumber pendanaan harus disesuaikan dengan jangka waktu pembiayaan. Ketidakmampuan Perseroan untuk mendapatkan dana dengan jangka waktu yang sesuai dengan pembiayaan akan mengakibatkan ketidaksesuaian pendanaan yang selanjutnya berpotensi menurunkan marjin pendapatan Perseroan dan menghambat penetrasi pasar.

c. Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan risiko yang dihadapi Perseroan sehubungan dengan sistem operasional dan prosedur maupun kontrol yang tidak menunjang perkembangan kebutuhan perusahaan pembiayaan. Risiko ini mempengaruhi operasi dalam memproses transaksi usaha yang mengakibatkan terganggunya kelancaran operasi dan kualitas pelayanan kepada konsumen dan mitra usaha yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja dan daya saing Perseroan.

d. Risiko Teknologi

Risiko teknologi muncul seiring dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan pembiayaan dalam memberikan berbagai pelayanan kepada pelanggan, dimana aspek teknologi mempunyai peranan yang cukup besar dalam pelayanan tersebut. Peranan teknologi bagi Perseroan sangat penting mengingat sistem teknologi mengintegrasikan seluruh aplikasi dan database yang menjangkau seluruh cabang dan kantor pemasaran. Dampak langsung akibat ketidakmampuan Perseroan untuk terus meningkatkan sarana dan prasarana di bidang teknologi, telekomunikasi dan informasi yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja dan daya saing Perseroan. e. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang disebabkan oleh karena Perseroan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo yang akan berdampak kepada kelangsungan usaha.

f. Risiko Hukum

Risiko hukum merupakan risiko yang diakibatkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan sarana pendukungnya ataupun kelemahan pengikatan hukum serta dokumen-dokumennya yang akan berdampak kepada kelangsungan usaha Perseroan. Apabila Perseroan di masa datang merupakan pihak dalam perkara yang bersifat material, hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja keuangan dan kelangsungan usaha Perseroan.

g. Risiko Reputasi dan Risiko Strategis

Risiko reputasi merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan. Mengingat reputasi dan kepercayaan merupakan pondasi penting dalam industri pembiayaan, maka hilangnya kepercayaan nasabah dapat berdampak langsung pada menurunnya jumlah nasabah dan pendapatan, serta peningkatan biaya untuk aktivitas publikasi. Sedangkan risiko strategis merupakan risiko yang disebabkan oleh tidak tepatnya penetapan dan pelaksanaan strategi Perseroan, termasuk kurang responsifnya Perseroan terhadap perubahan eksternal. Apabila hal-hal tersebut terjadi maka dapat menimbulkan dampak yang merugikan kondisi keuangan, likuiditas dan hasil operasional Perseroan.

h. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perseroan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku yang akan berdampak kepada kegiatan usaha Perseroan. Apabila terjadi pelanggaran terhadap salah satu dari peraturan perundang-undangan ataupun ketentuan lain yang berlaku, maka risiko yang mungkin terjadi adalah sanksi bagi Perseroan yang dapat berupa sanksi finansial berbentuk denda material maupun sanksi non finansial berbentuk teguran tertulis, sanksi ketidaklayakan dan ketidakmampuan bagi manajemen Perseroan ataupun pembekuan kegiatan usaha Perseroan. Hal ini dapat menurunkan kinerja Perseroan baik secara finansial maupun secara non finansial.

2. Risiko Makro Ekonomi a. Risiko Perekonomian

Risiko perekonomian adalah risiko yang timbul sehubungan dengan perubahan kondisi perekonomian nasional secara umum yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja Perseroan, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Risiko ini mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung kepada Perseroan, seperti misalnya penyaluran kredit, kualitas aktiva produktif, biaya pendanaan yang selanjutnya berdampak pada kegiatan Perseroan dan pendapatan Perseroan.

b. Risiko Sosial dan Keamanan

Gejolak sosial dan keamanan dapat berdampak luas pada sektor ekonomi. Gejolak ini mengakibatkan turunnya berbagai kegiatan di berbagai sektor industri, termasuk sektor kendaraan bermotor. Apabila hal tersebut terjadi, maka mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dan menurunkan pendapatan Perseroan.

c. Risiko atas Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh pemerintah mempengaruhi kondisi sumber dana maupun penggunaan dana. Kebijakan uang ketat mengakibatkan sumber dana yang mengecil yang kemudian mengakibatkan naiknya tingkat suku bunga. Sedangkan deregulasi akan melonggarkan sumber dana yang selanjutnya mengakibatkan turunnya tingkat bunga. Apabila Perseroan tidak melakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi perubahan kebijakan moneter, Perseroan mengalami hambatan dalam memperoleh sumber dana pada tingkat bunga yang menguntungkan. Situasi tersebut menurunkan aktifitas Perseroan maupun hasil usaha yang diperoleh.

d. Risiko Persaingan

Sektor usaha pembiayaan konsumen, terutama untuk pembiayaan kendaraan bermotor makin diminati oleh para pelaku industri pembiayaan, investor, dan perbankan mengingat masih besarnya pangsa pasar pada sektor usaha pembiayaan ini. Beralihnya fokus bisnis beberapa perusahaan pembiayaan dengan menitikberatkan pada sektor usaha pembiayaan konsumen atas kendaraan bermotor serta diizinkannya bank-bank untuk langsung memberikan fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor akan menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat di sektor usaha pembiayaan. Dampak persaingan ini terutama tercermin dalam pemberian tingkat suku bunga, uang muka, jangka waktu, serta hadiah dan promosi lainnya. Dengan semakin tingginya tingkat persaingan, apabila Perseroan tidak mampu mempertahankan pangsa pasar, maka akan berakibat menurunnya penjualan Perseroan.

e. Risiko Supply dan Demand

Risiko tingkat ketersediaan dan permintaan atas kendaraan bermotor dan terjadinya perubahan daya beli masyarakat dapat berakibat menurunnya penjualan Perseroan.

B. RISIKO INVESTASI YANG BERKAITAN DENGAN OBLIGASI

Dalam dokumen CFIN Prospektus Obligasi (Halaman 73-75)