• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risk Management

Dalam dokumen Laporan Tahunan | Panin Sekuritas (Halaman 84-89)

Perekonomian Indonesia mengalami pertum- buhan yang cukup menggembirakan hingga tahun 2013. Akan tetapi pengaruh ekonomi dunia dan regional masih memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia yang tercermin pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipasar modal yang menjadi indikator perekonomian Indonesia. Pergerakan IHSG yang luktuatif menimbulkan resiko investasi bagi investor dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya, termasuk perusahaan sekuritas yang menye- diakan jasa perantara pedagang efek.

Terkait dengan resiko-resiko yang berhubungan dengan perdagangan efek dan aktivitas Perusahaan, maka kehadiran divisi Manajemen Resiko menjadi suatu keharusan bagi

Perusahaan Sekuritas dewasa ini. PT.Panin Sekuritas Tbk. selalu mengedepankan pengelolaan resiko secara ketat untuk memastikan agar kelangsungan kegiatan Perusahaan berjalan dengan baik.

Pengelolaan resiko yang baikotomatis akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi nasabah dalam bertransaksi dan menyimpan investasinya melalui Perusahaan.

Prinsip Mengenal Nasabah

Berdasarkan peraturan Bapepam-LK V.D.10,

The Indonesian economy was growing well until

2013. However, the inluence of the world and

regional economies still giving the indonesian

economy a big inluence which relected in the

movement of the Jakarta Composite Index (JCI) that is an indicator of the Indonesian economy.

JCI luctuating poses investment risk for investor

and other parties invloved including the securi- ties company. Risk management division is very important for the company to control the risk associated with the securities trading and the company’s activities.. PT. Panin Sekuritas Tbk always manage risks strictly to ensure continu- ity of its activities run properly. A good Risk Management will provide security and comfort for the customer in securities trading with the company.

Know Your Customer Principle

Nomor Sub Rekening Efek dan Nomor Single Identiication(SID) dari KSEI, dan Rekening Dana Nasabah (RDN) dari pihak bank. Nasabah yang membuka lebih dari 1 (satu) rekening efek di perusahaan sekuritas yang berbeda akan meng- gunakan 1 (satu) nomor SID yang sama. Setiap nasabah diberikan nomor SID yang berbeda.

Transaksi Efek

Ketidakpastian ekonomi dunia tetap menjadi penyebab luktuasi seluruh sektor industri khu- susnya industri Pasar Modal baik global maupun lokal. Hal ini menjadikan aktivitas transaksi efek tidak lepas dari Risiko Pasar yang merupakan risiko utama. Sistem TI yang semakin canggih sangat membantu dalam menjalankan operasi manajemen risiko tersebut. Dengan adanya risiko tersebut, Manajemen Risiko menggunak- an ”haircut ratio” dengan cara menilai efek-efek berdasarkan fundamental dan likuiditas tran- saksi efek tersebut terhadap semua nasabah. Haircut ratio tersebut akan terus diperbaharui dengan menilai kelayakan efek tersebut yang terdiri dari likuiditas transaksi atas efek terse- but, dan haircut ratio yang dikeluarkan oleh regulator. Jika dalam keadaan bahwa nasabah mempunyai kewajiban, sistem ”Margin Call” dan ”Force Sell” yang lebih ketat dari ketentuan Regulator masih terus dilakukan sebagai perin- gatan kepada nasabah dan untuk memperkecil meningkatnya ”haircut ratio” yang lebih tinggi lagi. Perseroan akan memberikan waktu kepada nasabah untuk mengambil tindakan perihal memperbaiki haircut ratio. Apabila ”haircut ratio” telah menunjukan ”Force Sell” Perseroan berhak untuk menjual efek-efek yang mengaki- batkan ”haircut ratio” tinggi tanpa persetujuan dari nasabah agar ratio kembali ke tingkat yang lebih aman.

Berdasarkan peraturan Bapepam-LK V.D.6 Kep:258, Juni 2008, nomor 6 huruf b) angka 6) mengenai penjualan efek secara paksa pada saat T+5. PPE wajib menginformasikan kepada nasabah mengenai posisi saldo dana negatif pada rekening Efek reguler dan me- minta nasabah untuk menutup posisi saldo negatif dimaksud. Dengan adanya peraturan tersebut, risiko Perseroan mengenai kegagalan dalam melakukan penyelesaian transaksi efek dapat diturunkan. Kegagalan dalam melaku- kan penyelesaian transaksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan sistem, human error, efek yang belum siap dikirim, keterlambatan pembayaran, dan cidera janji dari pembeli atau penjual. Kegagalan tersebut dapat mengakibatkan kerugian pada Perseroan. Penyelenggara bursa dapat

Sub-Account number, Single Investor Identity (SID) number by KSEI and investor bank account.

SID number is made speciically to the customer.

Customer who has more than 1 (one) securities account, will only has 1 (one) SID.

Securities Trading

The uncertainty of world economy is a main

cause of to the luctuation of all industries spe-

ciically in Capital Market globally. this condition

is called market risk which is the main risk. To support Risk Management in doing such action, IT System has been refurbished. The existence of that risk make Company to value the securities based on fundamental value and liquidity of se- curities trading to all client which called Haircut Ratio. Haircut Ratio will always be revised by calculating the value of the securities not only based on fundamental and technical as stated above but also haircut ratio released by Regula- tor. In the case client is in negative cash posi- tion, the provision of Margin Call and Force Sell which more stringent than Regulator’s is applied to warn and minimized the increase of Haircut ratio. Company is giving some period to clients to take action in making the haircut ratio back to safe level. If the haircut ratio shows “Force Sell”, Company has right to sell securities that causes raise in haircut ratio without giving notice to client. Therefore the Company has determined trading ratio more stringent than Regulator’s to

prevent a signiicant increase in the ratio.

According to Bapepam-LK regulation V.D.6, Kep:258, June 2008, number 6 letter b) point 6) state that Force Sell is at t+5 after the trans- action. The Company must notify the client regarding negative cash position at reguler securities account and ask client to transfer the money in making that account to be positive. With that regulation, risk of failure to settle in securities transaction can be decreased. Failure to settle the transactions can be caused by several factors, such as system failure, human er- ror, securities that cannot be delivered on time, late payments, and buyers or sellers breaking their promises. The Company could potentially

face signiicant losses due to these factors. The Stock Exchange Authorities could levy ines and

suspend further securities transactions car- ried out by the Company. In order to avoid the dangers posed by these risks, the Company has developed Standard Operating Procedures cov- ering the processing of securities orders and the settlement of transactions. These procedures

must be strictly followed by afected employees

melakukan ketentuan denda dan suspensi perdagangan efek melalui Peseroan. Dalam mengantisipasi resiko ini, Perseroan telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang akan di pantau secara berkala agar sesuai dengan segala kondisi dan harus dipatuhi oleh karyawan terkait maupun para nasabah, yang antara lain meliputi prosedur pemesanan efek dan penyelesaian transaksi efek. Pemantauan dan revisi diperlukan guna mencegah terjadinya kesalahan sistem dengan menyesuaikan dengan peraturan terbaru. Perseroan terus mengem- bangkan sistem perdagangan, baik melalui dealer maupun online trading. Perseroan menyadari jika tidak meningkatkan sistem TI, kesempatan untuk menarik nasabah baru men- jadi hilang maupun menjaga eksistensi nasabah yang ada. Oleh karena itu, pengujian sistem TI telah dilakukan secara rutin baik internal mau- pun dengan pihak eksternal, seperti bursa efek, guna memastikan bahwa transaksi efek dapat dilaksanakan dengan cepat dan akurat. Hingga saat ini Perseroan belum pernah mengalami kegagalan penyelesaian transaksi efek yang bernilai signiikan dan mempengaruhi kelangsungan usaha.

Penyelesaian Transaksi

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK V.D.3 menyatakan bahwa setiap nasabah harus mem- punyai Rekening Dana Nasabah dalam bertran- saksi Efek. Setiap perpindahan dana yang ber- hubungan dengan transaksi efek harus melalui RDN. Menurut Peraturan Bursa Efek Indonesia, setiap transaksi efek harus diselesaikan pada 3 hari setelah hari transaksi (T+3). Oleh karena itu nasabah harus memastikan ketersediaan dana di RDN sebeum transaksi dan Perseroan akan mendebit dana tersebut pada saat tanggal jatuh tempo.

Risiko Kegiatan Operasi

Risiko kegiatan operasional sangat penting untuk diperhatikan agar Perseroan tetap berja- lan lancar. Standard Operating Procedures telah dibuat dan selalu diperbaharui dan setiap divisi bekerja secara profesional dan mengacu pada SOP. Risk Management selalu mengacu pada peraturan-peraturan dari Regulator dan SRO (OJK, BEI, KSEI dan KPEI) dan peraturan terkait dalam memperbaharui SOP sehingga Perseroan selalu menjadi Perusahaan Sekuritas

and clients at all times. Monitoring and revision is needed to prevent system error by comply- ing to the latest regulations. Company has been developing trading system to anticipate the increase in securities transaction through dealer as well as online trading. Company realizes by not being able in improving the IT system, not only chances in grabbing new client will be missing but also in maintaining existing client. Therefore, Evaluation of IT system has been done routinely within internal as well as exter- nal, such as stock exchange, in order to ensure that the stock transactions can be settled fast and accurately. Thus far, the Company has never experienced a failure in settlement that has had

a material efect on the Company’s status as a

going concern.

Settlement

Based on Bapepam-LK regulation V.D.3, state that every customer must have investor account for securities trading. Any fund movement relat- ed to securities trading must pass through this account. According to BEI regulation, that every transaction in regular market must be settled in 3 days after the transaction (T+3). Therefore, in the case of buying transaction, the customer must guarantee the availability of fund before the transaction at investor account and The Company will debit the fund on the settlement date, vice versa in selling transaction.

Operational Risk

Operational risk is a very important risk to be maintained for the Company to stay on track. Standard Operating Procedures had been de- veloped and renewed and every division works professionally to maintain the operational of the division to comply with the SOP. Risk Management always comply with regulations and SRO (OJK, BEI, KSEI, and KPEI) and related regulations in updating SOP so that Panin Sekuritas always to be the reliable Securi-

ini muncul karena fundamental efek tersebut kurang baik atau keadaan makroekonomi yang kurang baik. Jika Risiko tersebut tidak diper- hatikan secara baik, akan berakibat tidak ter- tagihnya piutang nasabah sehingga berkurang- nya pendapatan Perseroan. Untuk mencegah hal ini terjadi, Perseroan mewajibkan nasabah untuk memastikan ketersediaan dana. Perseroan telah membangun sistem TI yang dapat memberikan informasi secara terintegra- si antara back oice dan front oice sehingga dapat memberikan informasi secara cepat apabila terjadi pengurangan nilai jaminan. Perseroan juga membuat SOP yang harus diikuti oleh pihak manajemen dana karyawan terkait. SOP tersebut dibuat khusus mengenai Limit transaksi dan pengendalian pembiayaan rekening.

Risiko kedua adalah efek dikeluarkan dari daftar efek margin yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia karena kurangnya likuiditas dan fundamental yang kurang baik. Ketika terdapat efek yang dikeluarkan dari daftar efek margin, nilai jaminan portfolio nasabah mengalami penurunan. Oleh karena itu Bursa Efek Indonesia dan Perseroan meberikan waktu 5 hari (T+5) setelah efek tersebut dikeluarkan dari daftar margin. Perseroan akan memberi- tahukan kepada nasabah bahwa terdapat efek yang dikeluarkan dan meminta client untuk mengembalikan haricut ratio ke level yang aman. Perseroan memberitahukan kepada nasabah untuk mengambil tindakan seperti menjual efek atau menyetorkan dana untuk mengembalikan haircut ratio ke level yang aman.

Divisi Manajemen Risiko membedakan, mengendalikan serta meminimalisir risiko dengan mengacu kepada peraturan-peraturan terkait, Risiko Pasar serta Risiko lain yang ber- potensi muncul. Oleh karena itu level risiko Perseroan masih dalam level aman.

Penjamin Emisi Efek

Dalam aktivitas Penjaminan Emisi Efek, risiko utama yang dihadapi adalah tidak diminatinya efek-efek yang ditawarkan Perseroan kepada nasabah, sehingga Perseroan berkewajiban untuk membeli efek-efek tersebut dan men- jadi bagian portofolio efek Perseroan. Hal ini disebabkan oleh fundamental efek yang kurang baik serta kondisi makro ekonomi dan industri yang kurang mendukung pada saat efek diter- bitkan. Perusahan akan mengalami kerugian apabila nilai efek-efek tersebut turun.

of pledged securities. This risk can arise either because the pledged securities are fundamen- tally weak, or as a result of unexpected adverse macroeconomic developments. If these risks are not managed properly, they can result in uncollectible receivables and a loss of potential revenue for the Company. In order to pre- vent this from occurring, the Company always

inquires customers to have a suicient amount

of collateral with a strong fundamental. The Company also has developed real time informa-

tion systems that integrate front and back oice

operations to quickly anticipate any adverse movements in the value of collateral. The Company has also developed Standard Operating Procedures that must be followed

by the management and afected employees.

These procedures specify requirements for

inancing limits, and controls on inancing

accounts.

The second risk is that securities is taken out of margin securities list issued by Indonesia Stock Exchange because of several factors such as lack of liquidity in securities trading and also funda- mental reason. When such securities be taken out of margin securities list, the value of client’s portfolio collateral is decreasing. Therefore, Indonesia Stock Exchange and Company gives T+5 since the securities taken out of margin list for the client to bring back the haircut ratio to safe level. Company will notify the client to take actions such as selling the securities or topping up the fund to minimize the negative cash balance in order to bring back the haircut ratio to safe level.

Risk Management Div. has been diferentiating,

maintaining and also reduce risks of Company by referring to associated Regulations, Market Risk, and other risks that probably may occur. Therefore, Risk level faced by Company are still in safe level and under controlled.

Underwriting

In Underwriting activities the main risk faced

by the Company is that clients do not ind the securities ofered by the Company attractive.

This forces the Company to purchase the unsold securities using the Company’s portfolio. This can happen due to weak fundamentals of the

security issue being ofered, unfavorable mac- roeconomic conditions, and/or adverse industry conditions at the time the securities are being

issued. The Company will sufer loss if the values

of those securities decrease.

Untuk mengantisipasi risiko tersebut, Perseroan selalu melakukan analisis yang mendalam terha- dap kinerja perusahaan yang akan melakukan corporate action sebelum Perseroan bertindak sebagai penjamin emisi. Guna mengetahui besarnya minat investor atas efek yang ditawarkan, Divisi Corporate Finance bekerja sama dengan Divisi Transaksi Efek dalam menawarkan efek-efek yang akan diterbitkan.

Asset Management

Untuk aktivitas Manajemen Aset, risiko utama yang dihadapai Perseroan adalah adanya penu- runan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana akibat penurunan nilai efek-efek yang menjadi bagian portofolio Reksa Dana. Apabila tidak segera diatasi, hal ini akan berdampak pada penurunan tingkat kepercayaan nasabah dan akan melakukan pencairan Reksa Dana. Dalam menghadapi resiko tersebut, Perseroan selaku Manajer Investasi telah melakukan berbagai antisipasi, seperti melakukan analisis mendalam atas efek – efek yang akan menjadi bagian portofolio Reksa Dana, serta menempatkan sebagian dana Reksa Dana pada instrumen pasar uang yang likuid dan dalam jumlah yang cukup. Manajer Investasi juga selalu melaku- kan program edukasi kepada pemegang unit penyertaan mengenai karakteristik Reksa Dana, serta secara berkala memberikan gambaran mengenai prospek investasi di pasar modal dan Reksa Dana.

Dari sisi operasional, PAM membuat dan menerapkan SOP (Standard Operating Procedure) yang komprehensif untuk semua kegiatan transaksi dari pembelian, penjualan, dan pengalihan reksa dana. Selain itu, PAM juga menerapkan prinsip mengenal nasabah yang ketat agar sesuai dengan semua ketentuan BAPEPAM-LK.

Dengan adanya penerapan manajemen resiko tersebut, hingga saat ini Perseroan dapat mengantisipasi setiap kemungkinan terjadinya resiko dan selalu menjaga kondisi Perseroan agar selalu berada pada tingkat yang aman.

In order to anticipate this risk the Company conducts in-depth analysis and due diligence on

irms being underwritten. In order to gauge client interest on the securities ofered,

the Corporate Finance Division has worked closely with the Equity and Fixed Income Division

to ofer the new-issue securities.

Asset Management

For activities in Asset Management, the main risk faced by the Company is the decline of Net Asset Value due to the decline of underlying assets. If this decline is not anticipated properly,

the investors will lose conidence quickly and

redeem their mutual fund units. In facing this risk, the Company, acting in the capacity of an Investment Manager, has implemented several anticipatory measures, such as conducting in- depth analysis on potential securities being con- sidered for mutual fund inclusion, and by putting

aside a suicient portion of the funds into liquid money market instruments. In an efort to stem

unit holders from spuriously redeeming their funds, the Investment Manager also constantly runs programs to educate unit holders on the characteristics of the mutual funds and routinely presents its outlooks on capital market and mutual fund investments.

From the operational side, PAM developed and performs a comprehensive SOP (Standard Operating Procedure) for all transactions including subscription, redemption and switch- ing of mutual funds. In addition, PAM also applies strict Know Your Customer to comply with all the provisions of Bapepam-LK’s regulation.

With the implementation of the aforementioned risk management measures, the Company has thus far successfully anticipated each risk and maintained the Company’s operational risk at a safety level.

Focus

We always focus towards a better

Dalam dokumen Laporan Tahunan | Panin Sekuritas (Halaman 84-89)