• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. TEORI PENGURBANAN 1. Ritual Pengurbanan

4. Ritual Kurban Di Israel

Ritual kurban adalah ritual utama dalam kultus Yahwe di Israel. Kultus Yahwe adalah sebuah kultus yang direkonstruksi oleh nabi dan raja-raja di Israel (terutama Daud). Secara sosiologis-politik ritual kurban dalam kultus Yahwe di Israel

73 Ibid.,191

74 Ibid., 192-193

49

mempunyai beberapa tujuan. Pertama, untuk membangun kekuatan kerajaan Daud.75 Kedua, untuk mempertegas identitas bangsa Israel ditengah-tengah peradaban bangsa dan ilah-ilah lain yang ada disekitar merekakhususnya bangsa Mesir/Kanaan.76 Ketiga, mentransformasi dan mensublimasi ritual –ritual paganisme yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang Israel.77

Menurut Luis Berkhof, ada lima teori pengurbanan dalam memahami ibadah kurban di Israel, yaitu:78

1. The gift theory melihat kurban sebagai hadiah-hadiah atau pemberian kepada dewa untuk memelihara hubungan yang baik dan mendapat perlindungan.

2. The sacramental-communion theory. Latar belakang teori ini adalah pemujaan terhadap totem. Warga komunitas ibadah bertemu pada waktu untuk menyembelih binatang totem untuk dimakan bersama sebagai tanda persekutuan mereka dengan ilahi sekaligus menerima khasiat ilahi dari totem itu.

3. The homage-theory.Kurban sejatinya adalah ungkapan penghormatan dan ketergantungan. Manusia mendekatkan diri kepada TUHAN bukan karena perasaan bersalah melainkan karena merasa bergantung pada dan menunjukkan hormat kepada TUHAN.

4. The simbol-theory. Di sini kurban dipahami sebagai simbol pemulihan relasi dengan TUHAN yang terganggu. Kehadiran darah binatang kurban yang merupakan simbol kehidupan adalah untuk memulihkan kembali relasi itu.

75William W Hallo, The Origins of the Sacrificial Cult….. dalam Patric De Miller JR, (edited), Ancient Israelite Religoin, (Philadelpia: Fortress Press, 1987), 6-7

76Morthon Smith (terj), Demi Nama Tuhan, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 16-70

77 Lih. Karen Amstrong, Sejarah Tuhan,…, 46 danArnold Toynbee, Sejarah Umat Manusia,…, 452

78Luis Berkhof, Sistematic Theology, (London: The Banner Of Truth Trust, 1949), 362-363

50

5. The piacular theory.Ritus kurban dipahami sebagai sebuah akta penebusan. Binatang kurban yang disembelih berperan sebagai penebusan yang menggantikan atau menutupi dosa dari pemberi kurban. Pemaknaan ini mengakomodir semua praktek kurban, baik yang ditemukan dalam ibadah Israel maupun ibadah di berbagai agama manusia.

Ada berbagai macam jenis dan hukum ritual pengurbanan dalam kultus Yahwe di Israel.79 Segala sesuatu yang dimakan dan diminum oleh manusia untuk pemenuhan dirinya sendiri bisa dijadikan bahan untuk pengurbanan, baik persembahan berdarah maupun tidak berdarah. Manusia mencari persekutuan dengan Tuhan lewat persembahan-persembahannya. Israel memberi kurban dan membuat berbagai aturan tentang ritus pengurbanan semata-mata untuk dapat bersekutu dengan Allah.

Persembahan biasanya mewakili orang yang mempersembahkan, dan dalam persembahan (kurban) kebebasan dan penyerahan kepada Tuhan diungkapkan. Dengan menerima persembahan, Tuhan memasuki hubungan yang erat dengan orang yang memberi persembahan.

Musa selama memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir telah menetapkan berbagai aturan tata pemberian korban kepada Allah. Hal utama dan terpenting dalam kurban persembahan adalah kurban harus sempurna, tidak bercacat, jantan dan yang sulung.80 Kurban harus dipersembahkan oleh seorang imam yang sudah memenuhi syarat,81 darah binatang kurban disembelih dihadapan Allah dan manusia. Darahnya diperuntukan untuk Allah sedangkan daging, kulit dan kotorannya harus dibakar habis dan orang yang membakarnya harus pulang untuk mencuci pakainnya sampai bersih (Immat 16:27-8). Jika syarat-syarat tersebut sudah dilaksanakan, maka kurban itu dinyatakan

79Untuk lebih jelas bisa dilihat di Kitab Imamat 1:1-7:38

80 Gordon J Wenham, The Book of Leviticus, (Michigan: Grand Rapids, 1985), 55

81Dalam Ibrani 5:1. Syarat menjadi Imam adalah:1). seorang di antara saudaranya, 2). Dia diurapi oleh Allah, 3). Ia mengatasnamai saudara-saudarnya dalam urusan dengan Allah, dan4).

Mempersembahkan kurban syukur dan pengampunan dosa

51

layak. Semua atribut dan ritus kurban di PL adalah mengandung makna penebusan ataupun pendamaian. Oleh karena itu seluruh sistem pengorbanan yang telah ditentukan dalam ritus kurban di Israel diberikan kepada manusia sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah.

Walaupun bangsa Israel tidak dapat mengambil hati Allah hanya dengan pemberian mereka ataupun kurban persembahan yang mereka beri. Akan tetapi kurban-kurban yang diberikan manusia kepada Tuhan bertujuan untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah. Manusia tidak dapat bertemu secara langsung kepada Allah, karena manusia adalah orang berdosa. Allah adalah Kudus, dan manusia tidak dapat memberi persembahan yang cukup untuk membersihkan dosa-dosanya. Tidak ada seorangpun yang wajahnya kotor dapat bertemu dengan Tuhan. Lalu pertanyaannya adalah bagaimana manusia yang penuh dengan dosa dapat mendekati Allah?

Jawabannya adalah manusia harus memberi korban. Ketika manusia datang ke hadirat Allah, dia harus mempersembahkan sebuah kehidupan kepada Allah. Ini penting untuk memahami apa yang dipersembahkan bukan sesuatu yang sudah mati, tetapi dengan kehidupan yakni darah. Hal ini sesuai dengan apa yang diyakini orang Israel, sebagaimana dalam Kitab Imamat bahwa darah adalah kudus, karena kehidupan itu kudus maka darah sejajar dengan dengan kehidupan. Tetapi karena manusia tidak mampu mempersembahkan hidupnya (dengan darahnya), itulah sebabnya digantikan dengan mengorbankan kehidupan binatang. Hidup manusia sebagai pendosa sudah hilang, dan seharusnya dihukum mati. Tetapi Allah mengizinkan manusia untuk membawa sebuah kehidupan lain (yakni binatang yang terbaik) dan mempersembahkannya saat ia datang beribadah. Itulah sebanya manusia mempersembahkan kurban kepada Allah sebagai salah satu cara untuk bertemu dan berdamai dengan Allah.

52

Secara religius, tujuan utama dilaksanakannya ritual pengurbanan dalam tradisi Israel adalah sebagai “atonement” yakni proses rekonsiliasi, pendamai/mendamaikan manusia manusia yang penuh dosa terhadap Allah yang Maha Kudus. Oleh karena itu dalam Alkitab ritual persembahan kurban yang paling banyak dilakukan adalah persembahan kurban penghapusan dosa. Sehingga penumpangan tangan dari si pendosa ke atas binatang yang akan disembelih (Imamat 1:4;16;21-22) jelas menunjukan pemindahan dosa dari pelaku kepada binatang yang dikurbankan.

Ibadah kurban dalam Perjanjian Lama yang digariskan oleh Musa tidak sekadar bermakna perayaan dan simbol, tetapi juga spiritual. Ritus pengurbanan berdarah itu berkarakter nubuatan dan merupakan Injil yang dikemas dalam HukumTaurat.

Menurut Berkhof, “ritus-ritus itu didesain untuk membayang-bayangkan vicarious suffering Yesus Kristus dan kematiannya sebagai penebus dosa manusia.”82 Hal yang sama juga dikatakan oleh Rayland, “hampir seluruh terma kunci sistem pengorbanan dalam Perjanjian Lama digunakan untuk mendeskripsikan kehidupan, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus sebagai kurban di dalam Perjanjian Baru.83 Sehingga untuk memahami makna pengorbanan Kristus kita perlu memahami sistim ritual pengurbanan di dalam Perjanjian Lama.

Dokumen terkait