• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis dilahirkan di Tuban pada tanggal 2 Oktober 1992 dari pasangan Bapak Sriyono dan Ibu Danis. Penulis adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Jatirogo dan pada tahun yang sama diterima di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum beberapa mata kuliah di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, diantaranya Biologi Tanah, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Perencanaan Tata Ruang dan Penatagunaan Lahan serta Pengantar Ilmu Tanah pada tahun 2014. Penulis juga aktif di beberapa kegiatan kemahasiswaan diantaranya, sebagai bendahara di Departemen Minat dan Bakat BEM Fakultas Pertanian tahun 2012, sebagai anggota di Badan Olahraga dan Seni Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah tahun 2013, Paguyuban Bidik Misi IPB dan Ikatan Pelajar Mahasiswa Ronggolawe Tuban (IPMRT) serta menjadi pengajar di Lembaga Percepatan

Belajar “SIMPLE”.

Penulis juga aktif di beberapa acara kepanitian diantaranya Seminar Nasional Ilmu Tanah, Cross Country Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan 2013, penanggung jawab kontingen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan dalam perlombaan SERI-A and Action Fakultas Pertanian 2013, Kampanye Ayo Kita Makan Ikan (AKMI) IPB, Gebyar Nusantara IPB dan Malam Penganugerahaan dan Pentas Karya Fakultas Pertanian (Mahakarya) 2012.

NUNING EMIASIH. Analisis Spasial Perubahan Penggunaan dan Fragmentasi Lahan di Wilayah Pinggiran Jakarta. Dibimbing oleh DYAH RETNO PANUJU dan BAMBANG HENDRO TRISASONGKO.

Tingginya aktivitas di suatu wilayah akan berdampak terhadap peningkatan perubahan penggunaan lahan dan perubahan struktur lanskap yang berasosiasi dengan tingkat fragmentasi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan penggunaan lahan dan tingkat fragmentasi lahan pertanian serta lahan terbangun di wilayah pinggiran Jakarta. Keberadaan sawah, galian C dan hutan menambah dinamika perubahan penggunaan lahan di wilayah kajian secara signifikan. Hasil analisis fragmentasi lahan pertanian menunjukkan bahwa kecamatan yang berdekatan dengan kota besar cenderung memiliki parameter NumP rendah, yang mengindikasikan bahwa poligon kawasan terbangun telah menyatu menjadi satu kesatuan poligon yang kompak. Wilayah yang dipengaruhi oleh kota besar yaitu Jakarta dan Kota Depok memiliki laju penurunan nilai NumP dan TE yang kecil sedangkan nilai MPS dipengaruhi oleh kedekatan dengan Kota Depok. Analisis fragmentasi lahan terbangun menunjukkan bahwa wilayah di pinggiran kota besar memiliki laju peningkatan nilai NumP dan TE yang lebih kecil serta penurunan nilai MPS yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah yang jauh dari kota besar. NumP, TE dan MPS dapat digunakan untuk mengetahui laju pembangunan dan pola pembangunan di suatu wilayah. Wilayah yang dipengaruhi kota besar cenderung mengalami laju pembangunan yang lebih rendah dan stabil dengan pola lahan terbangun yang relatif lebih homogen sedangkan wilayah yang berjauhan dengan kota besar cenderung mengalami laju pembangunan yang lebih besar dan kompleks dengan pola lahan terbangun yang cenderung lebih heterogen. Hasil analisis regresi berganda untuk skala desa dan RT menunjukkan variabel utama yang berpengaruh terhadap fragmentasi lahan pertanian adalah kepemilikan lahan dan aksesibilitas sedangkan terhadap lahan terbangun adalah kepemilikan lahan, harga lahan dan aksesibilitas.

ABSTRACT

NUNING EMIASIH. Spatial Analysis of Land Use Change and Land Fragmentation in The Fringe Teritory of Jakarta. Supervised by DYAH RETNO PANUJU dan BAMBANG HENDRO TRISASONGKO.

Human activities will affect on an increasing of land-use change and landscape structure associated with the level of land fragmentation. This research aims to assess the dynamics of land use change and the fragmentation level of agricultural land and built-up land in peri urban of Jakarta. The existence of paddy fields, excavation C and forests accelerate the dynamics of land use change significantly in the study area. The result of agricultural land fragmentation analysis shows that districts which were closer to large cities tend to have lower NumP parameter, which indicates that built-up polygon has united into a single compact polygon. Areas affected by major cities i.e Jakarta and Depok has small TE and NumP, while MPS value was only influenced by the proximity to Depok. The analysis of built-up land fragmentation shows that the fringe of big city has a smaller rate of NumP and TE and more significant decrease of MPS compared to region farther from the big city. NumP, TE and MPS can be used to determine the rate of development and the pattern of development in the region. Areas affected by large cities are likely to have a stable lower rate of development with a homogeneous built-up land, whereas the distant regions to big cities are possibly to have a complex and greater rate of development with a heterogeneous built-up land. The results of multiple regression analysis for the village and neighborhood (RT) scale show that the main variables influencing agricultural land fragmentation are land ownership and accessibility, while factors affecting built- up land fragmentation are land ownership, land prices and accessibility.

Keywords : distance, land fragmentation, MPS, multiple regression analysis, NumP, TE

Penggunaan lahan merupakan wujud aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan (Oyinloye et al. 2011). Semakin intensifnya aktivitas manusia di suatu wilayah akan berdampak terhadap peningkatan perubahan penggunaan lahan (Purwantoro et al. 2013). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya perubahan penggunaan lahan disebabkan beragamnya aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, faktor sosial ekonomi dan tingginya pertumbuhan penduduk (Bereitschaft et al. 2007, Cakir et al. 2008, Dewan et al. 2012). Lebih lanjut, Kamusoko et al. (2007) menyatakan bahwa selain berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan, aktivitas manusia juga berpengaruh terhadap keseimbangan distribusi lahan, penyempitan lahan dan perubahan struktur lanskap yang berasosiasi terhadap tingkat fragmentasi lahan.

Fragmentasi lahan dapat terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Berdasarkan hasil penelitian Bereitschaft et al. (2014), pertumbuhan perkotaan yang cepat dan kompleks menyebabkan tingkat fragmentasi lahan yang lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Tingginya fragmentasi lahan di perkotaan secara tidak langsung akan mempengaruhi daerah di sekitarnya yang disebut dengan daerah pinggiran kota. Wilayah pinggiran kota merupakan zona transisi antara daerah perkotaan dan perdesaan dengan dominasi lahan pertanian dimana karakteristiknya dipengaruhi oleh kombinasi penggunaan lahan dengan perubahan sosial yang dinamis. Ketersediaan lahan yang masih luas dan kemudahan aksesibilitas menjadikan wilayah pinggiran kota sebagai alternatif untuk melakukan investasi dan menjadi tujuan tempat tinggal bagi para pendatang. Kondisi ini menyebabkan penurunan sektor pertanian dan peningkatan sektor infrastruktur serta terjadinya konflik kepentingan antar berbagai aktor didalamnya (Sari et al. 2007).

Salah satu contoh konflik kepentingan yang dimaksud adalah ketidakmampuan petani dalam mempertahankan lahan akibat tekanan investor untuk membangun infrastruktur, akibatnya kepemilikan lahan pertanian pun semakin sempit dan memicu terjadinya fragmentasi lahan (Firman 2000). Kondisi ini akan berdampak cukup besar dalam aktivitas pengelolaan sumberdaya dan pengaturan pemanfaatan ruang di suatu wilayah (Serrano et al. 2002). Dampak lain yang ditimbulkan diantaranya penurunan luas lahan garapan, penurunan produksi primer, perubahan komposisi dan konfigurasi yang ditandai dengan penurunan penggunaan lahan serta perubahan karakteristik spasial (Dewan et al. 2012, Kamusoko et al. 2007).

Berbagai dampak fragmentasi lahan telah banyak dikaji oleh para peneliti. Namun, informasi tersebut dianggap belum cukup lengkap terutama di wilayah pinggiran perkotaan sehingga diperlukan informasi lain berupa pola sebarannya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi pola sebaran fragmentasi lahan pertanian dan lahan terbangun serta mengkaji tingkat dan penyebab fragmentasi dalam kaitannya dengan dinamika penggunaan lahan di pinggiran wilayah Jakarta. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu masukan bagi proses perencanaan wilayah di lokasi tersebut.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan formulasi permasalahan di atas, penelitian ini secara spesifik bertujuan untuk: a) mengkaji dinamika perubahan penggunaan lahan di wilayah pinggiran Jakarta pada tahun 2001 dan 2013, b) menelaah tingkat fragmentasi lahan pertanian dan lahan terbangun di wilayah pinggiran Jakarta, c) menganalisis faktor penyebab terjadinya fragmentasi lahan dan perubahan penggunaan lahan.

Dokumen terkait