• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 26 Oktober 1989 dari pasangan Bapak Khairman dan Ibu Rahmah. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara.

Pendidikan formal ditempuh di SDN Keagungan 05 Jakarta, SLTPN 54 Jakarta dan SMAN 2 Jakarta. Pada tahun 2007 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama mengikuti perkuliahan penulis berkesempatan menjadi Asisten Mata Kuliah Iktiologi dan Pendidikan Agama Islam serta aktif sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan pada tahun 2010. Penyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melaksanakan penelitian yang berjudul “Konsentrasi Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) pada Fraksi Total dan Fraksi Labil dalam Sedimen Perairan Teluk Jakarta ”.

KONSENTRASI TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) PADA

FRAKSI TOTAL DAN FRAKSI LABIL DALAM SEDIMEN

PERAIRAN TELUK JAKARTA

RIZQI RAHMAN

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

DAFTAR PUSTAKA

[ANZECC] dan [ARMCANZ]. 2000. Australian and New Zealand Guidelines for Fresh and Marine Water Quality. Australian and New Zealand

Environment and Conservation Council dan Agriculture and Resource Management Council of Autralia and New Zealand, Canberra.

Afriansyah, A. 2009. Konsentrasi Cadmium (Cd) dan Tembaga (Cu) Dalam Air, Seston, Kerang dan Fraksinasinya Dalam Sedimen Di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur. [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

APHA. 1992. Standar Method For The Examination of Water and Waste Water. 18th Edition. Washington, D.C. American Public Health Association. Arman, A., Yulizon, M., dan Barokah, A. 2009. Estimasi Laju Sedimentasi dan

Geokronologi Polutan Daerah Teluk Jakarta. Prosiding Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan V tanggal 14 Oktober 2009. Badan Tenaga Atom Nasional. Jakarta.

Bendell-Young, L.I.,dan Thomas, C.A.. 1998. Linking The Sediment

Geochemistry of An Intertidal Region to Metal Avaibility in The Deposit Feeder Macoma balthica. Mar. Eco. Prog. Ser. 173:197-213.

Campbell, P.G.C., Lewis, A.G., Chapman, P.M., Crowder, A.A., Fletcher, W.K., Imber, Luoma, S.N., Stokes, P.M., dan M. Winfrey. 1988. Biologically Avaibility in Sediments. NRCC/CNRC. Ottawa, Canada.

Canadian Environmental Quality Guidelines .2002. Summary of Existing Canadian Environmental Quality Guidelines. Canadian Environmental Quality Guidelines. Winnipeg.

Connel, D.W, dan Miller, G.J.. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Diterjemahkan oleh Yanti Koestoer. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Darmono. 1995. Logamdalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Universitas

Indonesia Press. Jakarta.

Devesa-Rey, R., Diaz-Fierros, F., Barral, M.T. 2010. Trace metals in river bed sediments: An Assesment of their partitioning and bioavaibility by using multivariate exploration analysis. J. Environ. Man. 91 : 2471-2477. El Nemr, A., Khaled, A., dan El Sikaily, A. 2006 (a). Distribution and Statistical

Analysis of Leacheable and Total Heavy Metals in The Sediments of The Suez Gulf. Environ. Man. Asses., 118 : 89-112.

El Nemr, A., Khaled, A., dan El Sikaily, A. 2006 (b). Total and Leacheable Heavy Metals in Muddy and Sandy Sediments of Egyptian Coast along

Mediterranean Sea. Environ. Man. Asses., 129 : 151-168.

Eviati dan Sulaeman. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor.

Fadhlina, D. 2008. Geokimia Logam Berat Pb, Cd, Cu, dan Zn Pada Sedimen di Perairan Teluk Jakarta [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi

Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Firmansyah, I. 2007. Model Pengendalian Pencemaran Laut Untuk Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan Teluk Jakarta [Thesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Greaney, K.M. 2005. An Assesment of Heavy Metal Contamination in The Marine Sediments of Las Perlas Archipelago. Master of Science in Marine Resource Development and Protection. School of Life Sciences. Heriot – Watt University, Edinburgh.

Harahap, S. 1991. Tingkat Pencemaran Air Kali Cakung Ditinjau dari Sifat Fisika Kimia Khususnya Logam Berat dan Keanekaragaman Jenis Hewan Benthos Makro. [Thesis]. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hutagalung, H.P. 1997.Metode Analisis Air Laut, Sedimen, dan Biota Buku kedua. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pertanian Indonesia. Jakarta.

John, D. A dan Leventhal, J.S.. 1995. Bioavaibility of Metals. In Edward A. du Bray (Ed.), Preliminary Compilation of Descriptive geoenvironmental Mineral Deposit models. U. S. Department of Interior, U. S. Geological Denver, Colorado.

Kashem, M.A., Singh, B.R., Kondo, T., Imamul Huq, S.M., dan Kawai, S. 2007. Comparison of Extractability of Cd, Cu, Pb, and Zn with Sequential Extraction in Contaminated and Non-Contaminated Soils. Environ. Sci. Tech., 4(2) : 169-176.

KPPL DKI Jakarta. 1997. Laporan Tahunan Prokasih Pemda DKI Jakarta. Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan. Jakarta.

McCready, S., Birch, G.F., dan Taylor, S.E. 2003. Extraction of heavy metals in Sidney Harbour sediments using 1M HCl and 0.05M EDTA and

implications for sediment - quality guidelines. Australian J. Earth Sci., 50: 249-255.

Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut Cetakan Pertama. Pradnya Paramita. Jakarta

Palar, H. 2004. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta. Perera, P. 2004. Heavy Metal Concentrations in The Pasific Oyster; Cassostrea

gigas. Tesis. Auckland University of Technology. Auckland.

Razak,H. 2004. Laporan Akhir Penelitian Kondisi Lingkungan Perairan Teluk Jakarta dan Sekitarnya. Proyek Penelitian IPTEK Kelautan. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Rochyatun dan A. Rozak. 2007. Pemantauan Kadar Logam Berat Dalam Sedimen

di Perairan Teluk Jakarta. Makara Sains, 11:28-36

Sanusi, H. S. 2006. Kimia Laut Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sarjono, A. 2009. Analisa Kandungan Logam Berat Cd, Pb, dan Hg Pada Air dan Sedimen di Perairan Kamal Muara, Jakarta Utara. [Skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Shepard, F.P. 1954. Nomenclature Based on Sand-Silt-Clay Ratios: Journal of Sedimentary petrology. Vol.24:151-158

Situmorang, S.P. 2008. Geokimia Pb, Cr, Cu Dalam Sedimen dan Ketersediannya Pada Biota Bentik di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur. [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Villares, R., Puente,X., dan Carballeira, A. 2003. Heavy Metals in Sandy Sediments of The Rias Baixas (NW Spain). Environ. Mon. Asses., 83 : 129-144.

Yap, C.K., Ismail, A., dan Tan, S.G. 2003. Concentration, Distribution and Geochemical Speciation of Copper in Surface Sediment of The Strait of Malacca. Pak. J. Bio. Sci., 6 (12) : 1021-1026.

Lampiran 1. Data Kualitas Perairan

St. Lokasi Koordinat Kedalaman Temperatur Salinitas

Bujur Lintang (m) (0C) 1 Muara Angke 106.7675 -6.1035 3.1 27.6 2 2 Laut 106.744 -6.0939 3.2 29.7 10 3 Sungai Kamal 106.7198 -6.0877 0.93 30.8 9 4 Sungai Dadap 106.7258 -6.0919 0.97 30.4 15 5 Sungai Ciliwung 106.8296 -6.125 2.97 30.7 6 6 S. Blencong 106.9555 -6.0997 2.84 31.2 25 7 Trs. Sunter 106.9068 -6.1083 1.75 29.6 5 8 Kali Koja 106.8658 -6.1194 1.68 29.4 6 9 Kalibaru 106.9401 -6.0993 1.73 29.8 5

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

1. Timbang ± 1 gram contoh sedimen kering

2. Tambahkan 10 ml HNO3 (1:1) dan kocok secara perlahan, panaskan dengan alat pemanas pada suhu 950 C dan refluks selama 10 sampai 15 menit.

3. Sebanyak 5 ml HNO3 pekat ditambahkan ke dalam sampel dan panaskan kembali pada suhu 950 C ± 50 C kemudian refluks selama 30 menit.

4. Tambahkan kembali 5 ml HNO3 pekatkemudian dinginkan pada suhu ruang. 5. Panaskan kembali sampel pada suhu 950C ± 50C dan refluks selama 2 jam, setelah

itu dinginkan kembali pada suhu ruang.

6. Tambahkan 2 ml air suling dan 3 ml H2O2 30% setetes demi setetes ke dalam sampel dan panaskan sampai gelembung-gelembung yang muncul berkurang.

7. Tambahkan H2O2 30% kemudian dipanaskan kembali pada suhu 950C ± 50C dan

refluks selama 2 jam.

8. Tambahkan 10 ml HCl pekat, panaskan, dan refluks selama 15 menit, dan setelah itu dinginkan kembali pada suhu ruang.

9. Setelah tahap destruksi selesai dilakukan, sampel disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman No.41 dan memasukkan hasil saringan ke dalam labu ukur 50 ml.

10. Tepatkan volume menjadi 100 ml dengan menggunakan akuades.

11. Sampel yang telah disaring dan ditepatkan kemudian diukur dengan menggunakan FAAS.

12. Perhitungan konsentrasi logam berat pada fraksi total menggunakan perhitungan menurut Hutagalung (1997) sebagai berikut:

Keterangan:

A = Konsentrasi AAS (µ g/ml) B = Volume penepatan (ml) C = Berat sedimen (g)

D = Volume pengenceran (ml)

Lampiran 3. Perhitungan konsentrasi logam berat total Cu dan Zn Zn total Cu Total

Stasiun AAS Berat Konsentrasi AAS Berat Konsentrasi (g) (µg/g) (g) (µg/g) 1 0.653 1.3269 492.260 1.248 1.3269 94.044 0.659 1.3269 496.616 1.265 1.3269 95.332 0.653 1.3269 492.260 1.265 1.3269 95.332 Rata-rata 493.712 94.902 SD 2.515 0.744 2 0.413 1.3136 314.628 0.932 1.3136 70.921 0.413 1.3136 314.628 0.949 1.3136 72.223 0.413 1.3136 314.628 0.915 1.3136 69.620 Rata-rata 314.628 70.921 SD 0.000 1.301

3 1.150 1.3199 871.497 1.769 1.3199 134.043 1.142 1.3199 864.928 1.803 1.3199 136.633 1.139 1.3199 862.738 1.812 1.3199 137.281 Rata-rata 866.388 135.985 SD 4.558 1.713 4 3.309 1.337 2475.130 4.974 1.337 372.054 3.332 1.337 2492.423 5.026 1.337 375.889 Rata-rata 2483.777 373.972 SD 12.228 2.712 5 1.130 1.343 841.443 2.803 1.343 208.743 1.145 1.343 852.203 2.752 1.343 204.925 1.150 1.343 856.507 2.709 1.343 201.742 Rata-rata 850.051 205.137 SD 7.759 3.505 6 0.408 1.3053 312.200 0.615 1.3053 47.145 0.396 1.3053 303.343 0.607 1.3053 46.490 0.408 1.3053 312.200 0.615 1.3053 47.145 Rata-rata 309.248 46.927 SD 5.113 0.378 7 0.624 1.355 460.721 1.444 1.355 106.601 0.618 1.355 456.455 1.496 1.355 110.386 0.624 1.355 460.721 1.521 1.355 112.278 Rata-rata 459.299 109.755 SD 2.463 2.891 8 1.980 1.3213 1498.349 3.701 1.3213 280.092 1.971 1.3213 1491.787 3.530 1.3213 267.155 1.983 1.3213 1500.537 3.581 1.3213 271.036 Rata-rata 1496.891 272.761 SD 4.553 6.639 9 0.202 1.3676 147.932 0.291 1.3676 21.249 0.191 1.3676 139.479 0.291 1.3676 21.249 0.188 1.3676 137.366 0.282 1.3676 20.624 Rata-rata 141.592 21.040 SD 5.591 0.361 Keterangan: Volume penepatan = 100 ml Volume pengenceran (Zn) = 10 ml

Lampiran 4. Perhitungan konsentrasi fraksi labil Cu dan Zn Zn Labil Cu Labil Stasiun

AAS Berat Kadar AAS Berat Kadar (g) (µg/g) (g) (µg/g) 1 1.596 1.1201 284.985 3.621 1.1201 64.649 1.584 1.1201 282.786 3.629 1.1201 64.803 1.599 1.1201 285.425 3.629 1.1201 64.803 Rata-rata 284.399 64.752 SD 1.414 0.089 2 1.202 1.1041 217.729 2.250 1.1041 40.757 1.224 1.1041 221.744 2.241 1.1041 40.601 1.204 1.1041 218.175 2.259 1.1041 40.913 Rata-rata 219.216 40.757 SD 2.201 0.156 3 2.411 1.1028 437.310 4.871 1.1028 88.333 2.404 1.1028 435.970 4.853 1.1028 88.020 2.406 1.1028 436.417 4.828 1.1028 87.551 Rata-rata 436.566 87.968 SD 0.682 0.393 4 3.337 1.1176 597.251 12.319 1.1176 220.454 3.337 1.1176 597.251 12.362 1.1176 221.225 3.337 1.1176 597.251 12.362 1.1176 221.225 Rata-rata 597.251 220.968 SD 0.000 0.445 5 2.372 1.1108 427.065 7.621 1.1108 137.211 2.360 1.1108 424.848 7.681 1.1108 138.297 2.362 1.1108 425.291 7.526 1.1108 135.503 Rata-rata 425.735 137.004 SD 1.173 1.408 6 1.204 1.1466 210.088 1.534 1.1466 26.766 1.190 1.1466 207.510 1.543 1.1466 26.916 1.190 1.1466 207.510 1.543 1.1466 26.916 Rata-rata 208.369 26.866 SD 1.488 0.087 7 1.611 1.1239 286.651 4.181 1.1239 74.402 1.633 1.1239 290.596 4.190 1.1239 74.556 1.606 1.1239 285.775 4.190 1.1239 74.556 Rata-rata 287.674 74.505 SD 2.568 0.089

8 2.672 1.1076 482.559 9.914 1.1076 179.014 2.667 1.1076 481.670 9.879 1.1076 178.391 2.667 1.1076 481.670 9.922 1.1076 179.170 Rata- rata 481.966 178.858 SD 0.514 0.412 9 0.665 1.1317 117.527 0.560 1.1317 9.903 0.660 1.1317 116.656 0.560 1.1317 9.903 0.658 1.1317 116.221 0.560 1.1317 9.903 Rata- rata 116.801 9.903 SD 0.665 0.000 Keterangan: Volume penepatan = 20 ml Volume pengenceran (Zn) = 10 ml

Lampiran 5. Prosedur Analisis Ukuran Butiran Sedimen (Sudjadi et al., 1971

in Eviati dan Sulaeman, 2009)

1. Timbang 10 gr contoh tanah < 2mm, masukkan ke dalam gelas piala 800 ml dan tambahkan 50 ml H2O2 10% kemudian biarkan semalam.

2. Tambahkan 25 ml H2O2 30% dan panaskan hingga tidak berbusa.

3. Tambahkan 180 ml air bebas ion dan 20 ml HCl 2 N, didihkan selama ± 10 menit dan diamkan sampai dingin kembali.

4. Encerkan dengan air bebas ion menjadi 700 ml.

5. Cuci dengan air bebaas ion menggunakan penyaring Berkefield atau diendap tuangkan sampai bebas asam, kemudian tambahkan 10 ml larutan peptisator Na4P2O7

4 %.

6. Pada pemisahan pasir, tanah yang telah diberi peptisator diayak dengan ayakan 50 mikron sambil dicuci dengan air bebas ion. Setelah itu filtrat ditampung dalam silinder 500 ml untuk pemisahan debu dan liat. Butiran yang tertahan ayakan dikeringkan pada suhu 1050 C dan timbang (berat pasir = A g).

7. Pada pemisahan debu dan liat, filtrate dalam silinder diencerkan menjadi 500 ml, aduk selama 1 menit dan segera pipet sebanyak 20 ml ke dalam pinggan aluminium.

Keringkan filtrat pada suhu 1050 C dan timbang (berat debu + liat + peptisator = B gr).

8. Pada pemisahan liat, aduk lagi filtrate selama 1 menit dan biarkan selama 3 jam 30 menit pada suhu kamar. Suspensi liat dipipet sebanyak 20 ml pada kedalaman 5,2 cm dari permukaan cairan dan masukkan ke dalam pinggan aluminium. Keringkan pada suhu 1050 C dan timbang (berat liat + peptisator = C gr).

9. Bobot peptisator pada pemipetan 20 ml adalah 0.0095 g. Angka 25 adalah factor yang dikonversikan dalam 500 ml dari pemipetan 20 ml.

Lampiran 6. Perhitungan Kandungan Bahan Organik Total

Stasiun Berat Cawan kosong (g) Berat Cawan kosong (g) Berat

cawan + Berat cawan+

Pemanasan 105 C Pemanasan 600 C Sampel basah Sampel kering 105C 1 17.3466 17.3464 18.57 17.8021 2 18.524 18.5238 19.6383 18.9178 3 17.889 17.8888 19.0673 18.2003 4 17.4499 17.4498 18.8985 17.8931 5 16.0502 16.05 17.3295 16.3478 6 25.9421 25.9385 27.472 26.4729 7 26.4377 26.4372 27.69 26.8216 8 27.6593 27.659 28.8498 27.9406 9 26.446 26.4449 27.8856 27.3782 Berat cawan+ Sedimen Kering Sedimen Kering %LOI Sampel kering 600C 1050 C/ 24 jam 6000 C/ 1jam 17.7189 0.4555 0.3725 8.30% 18.8664 0.3938 0.3426 5.12% 18.146 0.3113 0.2572 5.41% 17.8035 0.4432 0.3537 8.95% 16.2812 0.2976 0.2312 6.64% 26.408 0.5308 0.4695 6.13% 26.7382 0.3839 0.301 8.29% 27.8588 0.2813 0.1998 8.15% 27.3386 0.9322 0.8937 3.85%

RINGKASAN

RIZQI RAHMAN. Konsentrasi Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) pada Fraksi Total dan Fraksi Labil dalam Sedimen Perairan Teluk Jakarta. Dibimbing oleh TRI PRARTONO.

Penelitian dengan topik fraksinasi logam berat dalam sedimen ini bertujuan untuk mengkaji sumber logam berat Cu dan Zn dalam sedimen Perairan Teluk Jakarta dengan menganalisa konsentrasi total dan fraksi labil agar dapat menganalisa ketersediaan logam berat terhadap biota.

Penelitian meliputi pengambilan contoh di lapangan dan analisis di Laboratorium Pencemaran P2O-LIPI, Jakarta Utara. Sedimen diambil pada tanggal 21-22 April 2011 dan analisis laboratorium dilakukan pada bulan Mei-Juli 2011. Penelitian ini terdiri dari 9 stasiun yang tersebar di muara sungai yang mewakili bagian barat, tengah, dan timur perairan Teluk Jakarta.

Metode yang digunakan untuk analisis logam berat total dan fraksi labil logam berat Cu dan Zn pada sedimen yaitu prosedur ekstraksi aquaregia dan HCl test. Metode pipet digunakan untuk analisis komposisi butiran sedimen dan %LOI (Loss on Ignition) untuk mengukur kandungan bahan organik total dalam sedimen.

Kedalaman perairan Teluk Jakarta pada stasiun pengamatan berkisar 0.93-3.2 meter, dimana stasiun terdangkal yaitu Stasiun 3 dan terdalam yaitu Stasiun 2. Nilai kualitas perairan pada stasiun pengamatan yaitu suhu perairan berkisar 27.6- 31.2 0C dan salinitas perairan berkisar 2-25. Tipe sedimen perairan Teluk Jakarta pada stasiun pengamatan secara umum didominasi oleh lanau dengan persentasi antara 6,7%-72.4% dengan persentasi terkecil pada Stasiun 9 dan persentasi terbesar pada Stasiun 5. Sedimen pada stasiun penelitian mempunyai nilai LOI berkisar 3.85%-8.95% dengan nilai terendah pada Stasiun 9 dan tertinggi pada Stasiun 4. Konsentrasi logam Cu dan Zn dalam fraksi total berkisar pada rentang 21.04 μg/g-373.97 μg/g dan 141.59 μg/g-2483.78 μg/g. Konsentrasi Cu fraksi labil berkisar antara 9.90 µg/g-220.97 µg/g dan konsentrasi Zn labil berkisar pada 116.80-597.25 µ g/g. Konsentrasi total dan labil Cu dan Zn, terendah pada Stasiun 9 dan tertinggi pada Stasiun 4. Persentase fraksi labil mendominasi logam Cu pada kisaran 47.07%-68.23% pada semua stasiun kecuali Stasiun 9. Persentase fraksi labil logam Zn pada kisaran 24.05%-82.49% pada stasiun 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 9 sedangkan fraksi non labil logam Zn berkisar 17.51%-75.95% pada Stasiun 4 dan 8. Persentase logam berat Cu dan Zn dalam fraksi labil (non resisten) yang mudah diserap oleh biota bentik memiliki nilai rata-rata di atas 50% dengan Cu sebesar 61.56% dan Zn sebesar 55.17%. Berdasarkan nilai persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan logam sudah tidak lagi dalam kondisi yang alami dan berhubungan erat dengan masukan antropogenik sehingga berbahaya bagi biota.

Dokumen terkait