• Tidak ada hasil yang ditemukan

219

{

BAB II

NARKOBA

DAN

ROKOK PERSPEKTIF

ISLAM

“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamr dan judi. Katakanlah,”pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya”. (al-Baqarah:219).

Istilah khamr menurut Umar bin Khaththab seperti disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir (1999/1420: 579) Juz I yaitu segala hal yang dapat dapat menghilangkan akal fikiran. Khamr juga dapat merusak agama. Mengapa demikian? Sesuai dengan namanya, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yaslimu artinya selamat atau aslama yuslimu islaman artinya menyerahkan diri, patuh, tunduk, dan menyerah. Oleh karena itu orang Islam disebut muslim. Artinya orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah SWT. Mereka akan terjamin kehidupannya di dunia dan akhirat. Dalam surat al-Baqarah ayat 112 Allah berfirman :

ﻢﻫ ﻻو ﻢﻬﻴﻠﻋ فﻮﺧ ﻻو ﻪﺑر ﺪﻨﻋ ﻩﺮﺟا ﻪﻠﻓ ﻦﺴﺤﻣ ﻮﻫو ﷲ ﻪﻬﺟو ﻢﻠﺳا ﻦﻣ ﻰﻠﺑ

نﻮﻧﺰﺤﻳ

)

ةﺮﻘﺒﻟا

:

112

(

"Ingatlah, barangsiapa berserah diri kepada Allah, sedang dia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati."

Sebagai salah satu wujud kepatuhan kepada ajaran Islam dan memelihara akalnya, maka seorang muslim dilarang mengkonsumsi segala sesuatu yang dapat merusak akal pikirannya. Karena, tanpa akal, manusia tidak dapat berfikir dengan baik dan benar serta tidak dapat menjalankan tuagsnya sebagia mansuia di muka bumi ini. Tugas manusia di muka bumi ini adalah beribadah (mengabdi) kepada Allah SWT. dan mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi dengan memakmurkan bumi ini.

Tugas pengabdian dan misi sebagai khalifah tidak dapat dijalankan tanpa adanya fikiran yang sehat dan jernih. Manusia yang terklahir dalam keadaan

suci serta bertauhid harus kembali kepada Allah SWT dalam keadaan suci. Kesucian akan terpelihara apabila manusia selalu menjaga jiwa dan pikirannya antara lain menghidnari narkoba.

2. Dasar Hukum

Dasar status hukum narkoba berdasarkan pada ayat al-Qur’an, Sunnah Rasul dan ijma’ ulama. Proses pengharaman khamr melalui tiga tahap, yaitu:

Pertama disebut sebagai sesuatu yang bahayanya lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini disebut dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 219 yang berbunyi:

ْﻔَـﻧ ْ ﻦِﻣ ُ ﺮ َـﺒْﻛَأ ﺎ َﻤُﻬ ُﻤْﺛِإ َو ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ ُﻊِﻓﺎَﻨ َﻣ َو ٌﺮﻴِﺒَﻛ ٌﻢْﺛِإ ﺎ َﻤِﻬﻴِﻓ ْ ﻞُﻗ ِﺮ ِﺴْﻴ َﻤْﻟا َو ِﺮ ْﻤَﺨْﻟا ِﻦَﻋ َﻚَﻧﻮُﻟَﺄ ْ ﺴَﻳ

ﺎ َﻤِﻬِﻌ

َﻳ َو

َنوُ ﺮﱠﻜَﻔَـﺘَـﺗ ْ ﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ِتﺎَﻳَْﻵا ُ ﻢُﻜَﻟ ُﻪﱠﻠﻟا ُﻦﱢﻴ َـﺒ ُـﻳ َﻚِﻟَﺬَﻛ َ ﻮْﻔَﻌْﻟا ِﻞُﻗ َنﻮُﻘِﻔْﻨ ُـﻳ اَذﺎ َﻣ َﻚَﻧﻮُﻟَﺄ ْ ﺴ

)

219

(

“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamr dan judi. Katakanlah,”pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya”. (al-Baqarah:219).

Kedua, turun ayat yang menyatakan larangan salat dalam keadaan mabuk. Sebagaimana disebut dalam surat al-Nisa ayat 43 yang berbunyi:

}

ﻻ اﻮُﻨ َﻣآ َﻦﻳ ِﺬﱠﻟا ﺎ َﻬﱡـﻳَأ ﺎَﻳ ﺎَﻳ

ﻰﱠﺘ َﺣ ىَرﺎَﻜُﺳ ْ ﻢُﺘْـﻧَأ َ و َةﻼﱠﺼﻟا اﻮُﺑ َ ﺮْﻘَـﺗ

َنﻮُﻟﻮُﻘَـﺗ ﺎ َﻣ اﻮ ُﻤَﻠْﻌَـﺗ

{

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan (al-Nisa:43)

Ketiga, Khamr dilarang dikonsumsi dan harus dijauhi sebagaimana dimuat dalam QS al- Maidah ayat 90 :

}

ِﻞ َﻤَﻋ ْ ﻦِﻣ ٌ ﺲْﺟِر ُمﻻْزﻷا َ و ُبﺎ َﺼْﻧﻷا َ و ُ ﺮ ِﺴْﻴ َﻤْﻟا َ و ُ ﺮ ْﻤَﺨْﻟا ﺎ َﻤﱠﻧِإ اﻮُﻨ َﻣآ َﻦﻳ ِﺬﱠﻟا ﺎ َﻬﱡـﻳَأ ﺎَﻳ

َنﻮُﺤِﻠْﻔُـﺗ ْ ﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ُﻩﻮُﺒِﻨَﺘ ْﺟﺎَﻓ ِنﺎَﻄْﻴﱠﺸﻟا

{

]

ةﺪﺋﺎﻤﻟا

:

90

[

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman khamr, judi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Berdasarkan ayat di atas, maka khamr dilarang dikonsumsi. Khamr tiada lain adalah segala sesuatu yang dapat menghilangkan akal seperti narkoba. Jadi khamr dalam al-Qur’an yang dimaksud adalah segala jenis benda baik berupa minuman, obat-obatan, atau jenis lainnya yang dapat menghilangkan akal (memabukkan). Karena, ‘illat dari keharaman khamr termasuk narkoba yaitu memabukkan (hilang akal). Hla ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad saw. Dalam hadisnya yang berbunyi:

ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ لﺎﻗ ﺮﻤﻋ ﻦﺑ ﻦﻋ

*

ﺮﻤﺧ ﺮﻜﺴﻣ ﻞﻛ

ﺮﻜﺴﻣ ﻞﻛو

ماﺮﺣ

)

ﻢﻠﺴﻣو ىرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور

(

Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata;”Rasulullah saw. Bersabda : “setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan adalah khamr dan setiap khamr adalah haram”.(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, semua jenis apa pun yang dapat merusak akal fikiranmanusia sehingga tidak mampu lagi berfikir, haram hukumnya. Atas dasar tersebut, mengkonsumsi barang yang haram dinilai menyimpang alias berdosa.

3. Mengkonsumsi Narkoba

Sejalan dengan penjelasan hadis bahwa khamr adalah segala sesuatu yang memabukkan, maka NARKOBA sebagai zat yang memabukkan dan

menghilangkan kesadaran, maka haram hukumnya. Hal itu sejalan dengan hadis Nabi Muhammad saw. Yang artinya:

“setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamr dan setiap khamr adalah haram”.(HR. Abdullah bin Uma r.a.)

Hal demikian telah dinyatakan dalam al Qur’an yang secara tegas telah melarang mengkonsumsi khamr. Narkoba yang memberi efek negatif bagi tubuh (fisik)) maupun mental. Al-Qur’an mengisyaratakan bahwa Khamr sumber keresahan, permusuhan, dan kebencian yang akan menghancurkan persatuan dan kesatuan umat. Diterangkan dalam QS al-Maidah ayat 91:

ِﺮ ِﺴْﻴ َﻤْﻟا َ و ِﺮ ْﻤَﺨْﻟا ﻲِﻓ َءﺎَﻀْﻐ َـﺒْﻟا َ و َة َ واَﺪَﻌْﻟا ُ ﻢُﻜَﻨ ْـﻴ َـﺑ َﻊِﻗﻮُﻳ ْنَأ ُنﺎَﻄْﻴﱠﺸﻟا ُﺪﻳِﺮُﻳ ﺎ َﻤﱠﻧِإ

َنﻮُﻬَـﺘْﻨ ُﻣ ْ ﻢُﺘْـﻧَأ ْ ﻞَﻬَـﻓ ِةﻼﱠﺼﻟا ِﻦَﻋ َ و ِﻪﱠﻠﻟا ِﺮْﻛِذ ْﻦَﻋ ْ ﻢُﻛﱠﺪُﺼَﻳ َ و

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”

Akibat narkoba akal fikiran tidak sehat, tidak dapat berfikir dengan baik dan benar serta tidak dapat melaksanakan kewajiban yakni beribadah kepada Allah SWT. Serta aktifitas lainnya. Dengan mengkonsumsi narkoba sesungguhnya seseorang telah mencampakkan dirinya dalam kebinasaan. Karena akibat narkoba, organ tubuh menjadi rusak hingga dapat membawa kematian. Padahal Allah melarang seseorang untuk membiansakan diri. Hal ini dimuat dalam dalam al-Qur’an surat al-Baqoroh ayat 195 yang berbunyi sebagai berikut:

...

اﻮُﻨ ِﺴ ْ ﺣَأ َ و ِﺔَﻜُﻠ ْﻬﱠـﺘﻟا َﱃِإ ْ ﻢُﻜﻳ ِﺪْ ﻳَﺄِﺑ اﻮُﻘْﻠُـﺗ َﻻَ و

َﲔِﻨ ِﺴ ْ ﺤ ُ ﻤْﻟا ﱡﺐِ ُﳛ َﷲا ﱠنِإ

}

195

{

“Janganlah kamu jerumuskan dirimu kepada kecelakaan/kebinasaan (sebagaimana akibat) tangan-tanganmu…”

Dalam surat al-Nisa/04 ayat 29 Allah berfirman:

...

ُﻜِﺑ َنﺎَﻛ َﷲا ﱠنِإ ْ ﻢُﻜ َ ﺴُﻔﻧَأ اﻮُﻠُـﺘْﻘَـﺗَﻻَ و

ﺎ ً ﻤﻴ ِﺣَ ر ْ ﻢ

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu (dengan mencapai sesuatu yang membahayakan). Sesungguhnya Allah Maha Kasih padamu”.

Ayat di atas menunjukkan larangan untuk melakukan sesuatu yang bisa menyebabkan kerugian atau membayakan diri. Narkoba merusak fisik dan psikis sehingga mengahncurkan masa depan. Padahal, Allah SMT telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang mulai dengan diberi-Nya akal fikiran dan bentuk tubuh yang paling indah. Semua organ tubuh merupakan amanah yang harus dipelihara, dirawat serta digunakan dalam kebaikan. Sebagai bentuk tanggung jawab atas hal tersebut, manusia di akhirat kelak akan diminta pertanggungjawabannya atas semua yang dilakukannya.

Narkoba selain haram, juga termasuk kategori khabaits. Dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 157 Allah berfirman:

...

َﺚِﺋﺎ َﺒَْﳋا ُ ﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ُمﱢﺮَُﳛ َ و ِتﺎ َﺒﱢﻴﱠﻄﻟا ُ ﻢَُﳍ ﱡﻞِ ُﳛ َ و

...

...dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.

Narkoba sebagai khabaits karena membawa akibat yang buruk dan membahayakan. Rasulullah saw. Melarang manusia melakukan tindakan yang dapat membahayakan bagi diri sendiri dan saudara kita. Hal ini sebagaimana disebut dalam sabdanya:

ﱠﻠ َﺻ ِﻪﱠﻠﻟا ُلﻮ ُ ﺳَ ر َلﺎَﻗ َلﺎَﻗ ٍسﺎﱠﺒ َﻋ ِﻦْ ﺑا ِﻦَﻋ

َﻻَ و َ ر َ ﺮَﺿ َﻻ َ ﻢﱠﻠ َ ﺳ َ و ِﻪْﻴَﻠ َﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰ

َ را َ ﺮ ِﺿ

)

ﺪﲪا ﻩاور

(

Dari Ibnu Abbas ia berkata :”Rasulullah saw. Tidak boleh menmbahayakan diri sendiri dan membahayakan diri orang lain.” (HR Ahmad)

Selain al-Qur’an dan Sunnah, Majelis Ulama Indonesia juga mengeluarkan fatwa tentang penyelehgunaan narkoba yang berbunyi sebagai berikut:

• Haram hukumnya penyalahgunaan narkotika dan semacamnya, yang membawa kemudharatan yang mengakibatkan rusak mental fisiknya seseorang, serta terancamnya keamanan masyarakat dan ketahanan nasional.

Yang dimaksud dengan menyalahgunakan adalah mengkonsumsi / menggunakan, mengedarkan / memperdagangkan, memproduksi dan membantu terjadinya penyalahgunaan untuk keperluan yang tidak semestinya.

Dengan keterangan di atas, mengkonsumsi narkoba hukumnya haram. Demikian pula mengedarkan, menjual, serta memproduksinya termasuk haram pula sehingga orang yang mengambil keuntungan dari penjualan tersebut sama dengan memakan uang haram. Dalam masalah jual beli narkoba, Rasulullah saw. Pernah bersabda dalam hadisnya sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukahri dan Muslim sebagai berikut:

ﷲا لﻮﺳر ﻊﲰ ﻪﻧأ ﺮﺑﺎﺟ ﻦﻋ

}

ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ

{

ﺔﻜﲟ ﻮﻫو ﺢﺘﻔﻟا مﺎﻋ

ﺔﺘﻴﳌاو ﺮﻤﳋا ﻊﻴﺑ مﺮﺣ ﻪﻟﻮﺳرو ﷲا نإ لﻮﻘﻳ

ﷲا لﻮﺳر ﺎﻳ ﻞﻴﻘﻓ مﺎﻨﺻﻷاو ﺮﻳﺰﻨﳋاو

ﺎ ﺢﺒﺼﺘﺴﻳو دﻮﻠﳉا ﺎ ﻦﻫﺪﻳو ﻦﻔﺴﻟا ﺎ ﻰﻠﻄﻳ ﻪﻧﺈﻓ ﺔﺘﻴﳌا مﻮﺤﺷ ﺖﻳأرأ

ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ ﰒ ماﺮﺣ ﻮﻫ ﻻ لﺎﻘﻓ سﺎﻨﻟا

}

ا ﻰﻠﺻ

ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲ

{

ﻚﻟذ ﺪﻨﻋ

اﻮﻠﻛﺄﻓ ﻩﻮﻋﺎﺑ ﰒ ﻩﻮﻠﲨأ ﺎﻬﻣﻮﺤﺷ ﻢﻬﻴﻠﻋ مﺮﺣ ﺎﳌ ﷲا نإ دﻮﻬﻴﻟا ﷲا ﻞﺗﺎﻗ

ﻪﻨﲦ

)

ﻢﻠﺴﻣو يرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور

(

Dari Jabir bahwasanya di amendengar Rasulullah saw. bersabda: ketika itu sedang berada di Mekah, :Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan penjualan khamar, bangkai, babi, dan berhala. Kemudian Nabi ditanya,” Ya Rasulallah, bagaimana dengan lemak bangkai yang dijadikan untuk mengecet perahu, untuk dilumurkan di kulit supaya berminyak dan untuk menyalakan lampu? Nabi menjawab:”Tidak boleh, itu tetap haram. Lalu Nabi melanjutkan sabdanya;”Allah membinasakan orang-orang Yahudi ketika mengharamkan lemak kepada mereka , mereka beralasan lalu menjualnyadan memakan hasil penujualan tersebut.”

Dari hadis di atas dapat difahami bahwa berbisnis narkoba haram hukumnya. Para pengedar narkoba telah melakukan dosa besar dan patut mendapatkan hukuman. Bahkan menurut Yusuf al-Qarshawy pengedar narkoba pantas untuk dihukum mati, karena mereka telah memperdagangkan roh umat manusia untuk memperkaya diri sendiri. Alasan pengharaman khamr termasuk narkoba merupakan sesuatu yang masuk akal (rasional) karena bahaya yang ditimbulkannya merusak seluruh sendi-sendi kehidupan. Allah SWT. Menyuruh melakukan ibadah dan melarang berbagai perbuatan tercela tiada lain agar terpeliharanya lima hal yaitu agama, akal, keturunan, harta, dan jiwa.

Jika manusia mengkonsumsi narkoba, pada dasarnya telah merusak lima hal tersebut. Karena, akibat narkoba akal fikiran menjadi rusak, tidak dapat berfikir dan menjalankan perintah agama sehingga lama-kelamaan akan lenyap keimanannya. Demikian pula, dengan mengkonsumsi narkoba jiwanya hancur, hartanya tidak akan habis dan dia bisa tidak memiliki regenerasi karena dia sendiri menghampiri kehancuran yaitu kematian yang sia-sia. Atas dasar tersebut, menjauhi narkoba merupakan suatu usaha untuk memelihara akal, agama, keturunan, harta, dan jiwa.

B. ROKOK

Masalah rokok tidak ditemukan dalilnya yang jelas. Namun, status hukumnya ditentukan berdasarkan ijtihad. Dalam masalah rokok ada beberapa pendapat. Pertama, ulama yang menyatakan haram walaupun tridak sampai

dosa besar kecuali jika benar-benar membahayakan. Kedua, ulama yang menyatakan makruh. Kelompok ketiga secara mutlak menghalalkan rokok. Kelompok empat menyatakan bahwa rokok bersifat fleksibel , bahkan bisa berlaku lima hukum taklif, yaitu wajib, haram, sunnah, makruh, dan mubah tergantung kondisi.

Keharaman rokok berdasarkan landasan logika dan hasil penelitian medis dan ahli lingkungan hidup bahwa rokok membahayakan diri si perokok (perokok aktif) dan bagi orang sekitar yang berada dekat perokok (perokok pasif). Diantara akibat dari rokok yaitu merusak badan, harta serta memperbudak nafsu. Argumen rokok harama berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Merokok termasuk kategori yang khabaits, dengan berdasar pada ayat al-Qur’an surat al-A’raf ayat 157 yang berbunyi:

...

َﺚِﺋﺎ َﺒَْﳋا ُ ﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ُمﱢﺮَُﳛ َ و ِتﺎ َﺒﱢﻴﱠﻄﻟا ُ ﻢَُﳍ ﱡﻞِ ُﳛ َ و

...

...dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.

Dikatakan khabaits karena aromanya yang tidak sedap serta mengakibatkan efek negatif. Dalam masalah ini, Nabi pernah melarang orang yang mengkonsumsi makanan yang tidak sedap untuk menjauh. Hal ini tercermin dalam hadis sebagai berikut:

ﻲﺒﻨﻟا ﻦﻋ ﺮﺑﺎﺟ ﻦﻋ

}

ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ

{

ًﻼﺼﺑ وأ ًﺎﻣﻮﺛ ﻞﻛأ ﻦﻣ لﺎﻗ

ﺎﻧﺪﺠﺴﻣ لﺰﺘﻌﻴﻟ وأ ﺎﻨﻟﺰﺘﻌﻴﻠﻓ

ﺮﻫﺎﻄﻟا ﻲﺑأ ﺔﻳاور ﻲﻓو ﺎﻧﺪﺠﺴﻣ لﺰﺘﻌﻴﻟ وأ

ﻪﺘﻴﺑ ﻲﻓ ﺪﻌﻘﻴﻟو ﺔﻠﻣﺮﺣو

)

ﺪﻤﺣاو ﻢﻠﺴﻣو ىرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور

(

Diriwayatkan dari Jabir Rasulullah bersabda;” Siapa yang makan bawang putih atau bawang merah, hendaknya dia menjauhi kami, (dalam riwayat lain) jauhilah masjid kami, dalam riwayat Abi Thahir dan Harmalah (Nabi bersabda): “Hendaklah tinggal di rumahnya.” (HR al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad) dari Kitab al-Jam’u bayn al-Shahihayn al-Bukhari dan Muslim karya Muhammad bin Futuh al-Hamidy, Juz 2 hlm 233, Tahqiq DR. Ali Husain al-Bawwab (Libanon: Dar Ibn Hazm, 1423H/2002M), Cet II.

Dalam hadis di atas, Rasulullah menyuruh orang yang mengkonsumsi bau bawang merah dan bawang putih untuk tidak ke mesjid karen aaromanya

yang tidak sedap. Jika, hal itu demikian, maka setiap makanan yang aromanya tidak sedap termasuk hal yang terkandung dalam hadis di atas, termasuk rokok.

2. Merokok sebagai perbuatan mubadzir

Merokok tidak memebrikan manfaat, bahkan menimbulkan penyakit dan membuang uang sia-sia. Allah SWT melarang ummat manusia menghambur-hamburkan harta untuk perbuatan isa-sia. Dalam surat al-Isra/17 ayat 26-27 disebutkan yang artinya:

(26) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

(

27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Dalam hadis riwayat Jabir yang ditakhrij al-Bukhari dalam kitabnya Jami’ al-Musnad al-Shahih al-Muhtashar min umur Rasulillah saw wa ayyamih juz II hlm 121 disebutkan bahwa:

َأ

ِلﺎ َﻤْﻟا ِﺔَﻋﺎَﺿِإ ْ ﻦَﻋ ﻰَﻬَـﻧ َ ﻢﱠﻠ َﺳَ و ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠ َﺻ ﱠﻲِﺒﱠﻨﻟا ﱠن

“Sesungguhnya Nabi saw. melarang menyia-nyiakan harta.. (HR al-Bukhari) Merokok ternmasuk menyia-nyiakan harta karena tidak ada manfaat serta membuang uang sia-sia, termasuk akibat negatif rokok itu sendiri. Secara empirik rokok telah menimbulkan berbagai ragam penyakit khususnya bagi diri perokok, berarti dia telahg mencampakkan dirinya pada kebinasaan. PADAHAL Allah melarang manusia mencampakkan diri pada kebinasaan sebagaimana dlaam firman-Nya dalam surat al-Baqarah (2) ayat 195 yang berbunyi:

...

َﻦﻴِﻨ ِﺴْﺤُﻤْﻟا ﱡﺐ ِﺤُﻳ َﷲا ﱠنِإ اﻮُﻨ ِﺴْﺣَأ َو ِﺔَﻜُﻠْﻬﱠـﺘﻟا ﻰَﻟِإ ْ ﻢُﻜﻳ ِﺪْﻳَﺄِﺑ اﻮُﻘْﻠُـﺗ َﻻَو

}

195

{

195. ...Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik

Rokok dapat mengakibatkan efek negatif bagi perokok dan orang yang mengisap rokok itu, artinay dia telah merusak dan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Padahal ini bertentangan dengan ajaran agama yang melarang membahayakan diri sendiri dan orang lain sebagaimana sabda Rasul riwayat Ibnu Majah dan Ahmad bahwa beliau bersabda: “Janganlah membnuata bahaya pada diri sendiri dan jangan pula membahayakan orang lain.”

Atas dasar tersebut sangat jelas merokok bukan suatu perbuatan terpuji, dengan kata lain pelarangan yang secara tersirat tampak walaupun tidak menyebutkan jenisnya. Tentu kita harus melihat bahwa tidak adanya petunjuk kata-kata rokok menunjukkan fleksibiltas hukum Islam yang mengakomodir semua jenis yang dapat menimbulkan bahaya bagi setiap manusia. Dengan menggunakan akal sehat semua isyarat yang ada dalam al-Qur’an maupun sunnah dapat menjadi dasar bagi status larangan rokok.

Argumentasi tentang pelarangan rokok dapat pula dilihat pada pendapat Imam besar dalam hukum Islam atau dikenal dengan istilah Imam Madzhab. Dalam madzhab Hanafi dinayatkan bahwa rokok hukumnya haram. Demikian antara laon menurut Syaikh Muhamamd al-‘Aini. Dalam mazdhab Hanbali disebutkan rokok sebagai makruh dan dapat menajdi haram. Ulama Syafi’iyyah seperti ‘Abdurrahman al-Ghazzi, Ibrahim bin Jam’an dan murid-muridnya seperti Abu Bakar al-Ahdal, al-Qulyubi, al-Buhaerumi dan lain-lain menyatakan bahwa merokok itu haram walaupun tidak termasuk kategori dosa besar. Sementara itu dalam Mazdhab Hanbali tidak disebutkan secara jelas, tetapi Syaikh Khalid bin Ahmad seorang tokoh pengikut Madzhab Hanbali menyatakan bahwa dilarang bermakmum kepada penghisap rokok, juga kepada orang yang memperjualbelikannya atau penjual barang-barang lain yang memabukkan.

Demikian pula ulama kontemporer seperti Muhammad Shalih al-‘Atsimayn dalam bukunya al-Fatawa al-Muhimmah (t.t.:591-592) menyatakan bahwa merokok hukumnya haram. Beliau mengemukakan argumentasi ayat al-Qur’an tentang larangan menyia-nyiakan harta (al-A’raf: 31) dan ayat tentang larangan membinasakan diri sendiri (QS. al-Nisa/04:29) serta hadis Nabi Muhammad saw. tentang larangan menyia-nyiakan harta. Dia juga berargumen

dengan pendapat ahli kesehatan tentang efek negatif dari bahaya rokok. Hal senada dikemukakan Dr. Yusuf Qardhawi dalam al-Halal wa al-Haram Fil Islam,

١٤٠٩:٧٧) bahwa Jika rokok dipastikan membawa bahaya saat dikonsumsi, maka rokok hukumnya haram. Khususnya jika sudah dikuatkan oleh pembuktikan dokter, bagi orang tertentu. Andai pun, belum dibuktikan bahayanya bagi kesehatan, maka rorok tetap haram. Karena menyia-nyiakan harta pada perkara yang tidak membawa manfaat bagi agama dan dunia. Nabi s.a.w melarang tindakan menyia-nyiakan harta. Keharaman rokok ini semakin kuat, jika harta itu lebih berguna bila dipakai untuk kepentingan hidupnya dan kebutuhan keluarga.”

Sementara itu di Indonesia Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah mengeluarkan fatwa No. 6/SM/MTT/III/2010 Tentang Hukum Merokok. Argumentasi yang dikemukakan yaitu al-Qur’an tentang khabaits (QS. 07:157), tentang menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan-lahan (QS.2: 195 dan 4: 29, 2) serta adanya kandungan racun dalam rokok yang membahayakan.

Sementara kelompok yang menilai rokok tidak haram berargumen bahwa rokok tidak secara jelas nashnya disebut dalam al-Qur’an maupun sunnah. Namun, tidak ada sanggahan atas fakta empiris tentang bahaya rokok itu terhadap kesehatan.

Dengan melihat argumen dari ayat al-Qur’an maupun hadis yang secara tersirat serta logika empiris pengaruh negatif dari merokok, maka seharusnya perilaku tersebut ditinggalkan alias hukumnya lebih kuat merujuk pada kondisi larangan. Sesuatu yang menurut akal memberikan negatif pasti agama memberikan petunjuk, karena semua ajaran yang ada dalam Islam bersifat rasional termasuk dalam keharaman narkoba serta efek negatif rokok.

Do’a

Nabi Muhammad saw. bersabda bahwa Do’a adalah senjata orang-orang yang beriman. Untuk diterima do’a ada beberapa langkah, yaitu hendaknya dimulai dengan pujian, lalu shalawat, mohon ampunan, serta permohonan yang diinginkan. Berdo’alah dengan sungguh-sungguh, penuh kekhusyuan

serta merendahkan diri kita kepada Allah SWT. Berikut ini Do’a yang dianjurkan untuk menghindari narkoba dan sejenisnya yang buruk serta do’a bagi penderita agar minta kesembuhan

Do’a Mohon Perlindungan Dari perbuatan Narkoba

ﺎﻤﻛ ﺪﻤﳊا ﻚﻟ ﺎﻨﺑر ﺎﻳ ﻩﺪﻳﺰﻣ ﰱﺎﻜﻳو ﻪﻤﻌﻧ ﰱاﻮﻳ اﺪﲪ ﲔﳌﺎﻌﻟا بر ﷲ ﺪﻤﳊا

لﻼﳉ ﻰﻐﺒﻨﻳ

ﻪﺟاوزاو ﻪﺑﺎﺤﺻاو ﻪﻟا ﻰﻠﻋو ﺪﻤﳏ ﺎﻧﺪﻴﺳ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﺳو ﻞﺻ ﻢﻬﻠﻟا ﻚﻧﺎﻄﻠﺳ ﻢﻴﻈﻋو ﱘﺮﻜﻟا ﻚﻬﺟو

تﺎﺟﺎﳊا ﻊﻴﲨ ﺎﻨﻟ ﻰﻀﻘﺗو تﺎﻓﻵاو لاﻮﻫﻷا ﻊﻴﲨ ﻦﻣ ﺎ ﺎﻨﻴﺠﻨﺗ ةﻼﺻ ﻪﺗﺎﻳرذو

(alhamdulilllahi rabbil ‘alamin hamdan yuwafi ni’amahu wa yukafi mazidah ya Rbbana Lakalhamd kma yanbaghi lijalali wajhikalkarimi wa ‘adhimi shulthanik allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina Muhamamdin wa ‘ala alihi wa ashhabihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi shalatan tunjina biha min jami’il ahwali wal afat wa taqdhi lana jami’al hajat)

Ya Allah Ya Tuhan Kami

Atas Rahmat dan hidayah-Mu, izinkanlah kami memohon agar keluarga kami, Anak-anak kami, saudara-saudara kami dan bangsa kami terhindar dari bahaya dan malapetaka

Ya Allah ya Tuhan Kami, Jauhkanlah anak-anak kami, saudara-saudara kami, dan bangsa kami dari narkoba yang haram itu serta dari berhenti dari narkoba seumur hidup Ya Allah ya Tuhan kami berilah kami kekuatan untuk menjauhi narkoba yang menyesatkan, mematikan, dan mendekati murka-Mu jauh dari rahmat-Mu

"Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan sehingga terjerumus pada perbuatan yang hina

Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau berikan kepada kami ujian yang kami tidak sanggup menghadapinya

Ya Allah ya Tuhan kami perkenankanlah permohonan kami, hanya Engkau lah kami memohon dan Engkau lah yang selalu memperkenankan semua permohonan kami.

رﺎﻨﻟا باﺬﻋ ﺎﻨﻗو ﺔﻨﺴﺣ ةﺮﺧﻵا ﰱو ﺔﻨﺴﺣ ﺎﻴﻧﺪﻟا ﰱ ﺎﻨﺗآ ﺎﻨﺑر

ﺎﻤﻋ ةﺰﻌﻟا بر ﻚﺑر نﺎﺤﺒﺳ

ﻠﺳﺮﳌا ﻰﻠﻋ مﻼﺳو نﻮﻔﺼﻳ

ﲔﳌﺎﻌﻟا بر ﷲ ﺪﻤﳊاو ﲔ

ﻪﺗﺎﻛﺮﺑو ﷲا ﺔﲪرو ﻢﻜﻴﻠﻋ مﻼﺴﻟا

Do’a Mohon Penyembuhan Dari Penyakit Akibat Narkoba

أ

ﻢﻴﻈﻌﻟا ﷲا ﺮﻔﻐﺘﺳ

أ

ﻢﻴﻈﻌﻟا ﷲا ﺮﻔﻐﺘﺳ

أ

ﰱﺎﻜﻳو ﻪﻤﻌﻧ ﰱاﻮﻳ اﺪﲪ ﲔﻤﻠﻌﻟا بر ﷲ ﺪﻤﳊا ﻢﻴﻈﻌﻟا ﷲا ﺮﻔﻐﺘﺳ

ﻰﻐﺒﻨﻳ ﺎﻤﻛ ﺎﻤﻛ ﺪﻤﳊا ﻚﻟ ﺎﻨﺑر ﺎﻳ ﻩﺪﻳﺰﻣ

ﻚﻧﺎﻄﻠﺳ ﻢﻴﻈﻋو ﱘﺮﻜﻟا ﻚﻬﺟو لﻼﳉ

ﻰﻠﻋ ﻢﻠﺳو ﻞﺻ ﻢﻬﻠﻟا

تﺎﻓﻵاو لاﻮﻫﻷا ﻊﻴﲨ ﻦﻣ ﺎ ﺎﻨﻴﺠﻨﺗ ةﻼﺻ ﻪﺗﺎﻳرذو ﻪﺟاوزاو ﻪﺑﺎﺤﺻاو ﻪﻟا ﻰﻠﻋو ﺪﻤﳏ ﺎﻧﺪﻴﺳ

تﺎﺟﺎﳊا ﻊﻴﲨ ﺎﻨﻟ ﻰﻀﻘﺗو

(

astaghfirullahal ‘azhim astaghfirullahal ‘azhim astaghfirullahal ‘azhim alhamdulilllahi rabbil ‘alamin hamdan yuwafi ni’amahu wa yukafi mazidah ya Rbbana Lakalhamd kma yanbaghi lijalali wajhikalkarimi wa ‘adhimi shulthanik allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina Muhamamdin wa ‘ala alihi wa ashhabihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi shalatan tunjina biha min jami’il ahwali wal afat wa taqdhi lana jami’al hajat

Ya Allah Ya Tuhan Kami, Engkaulah Yang Maha Pengampun atas segala kesalahan Ya Allah Yang Maha Gafur, ampunilah segala dosa-dosaku dan dosa ibu bapakku, kasihanilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil

Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Engkaulah pemelihara manusia, hilangkanlah derita, sebuhkanlah penyakit ku ini, Engkaulah Dzat Maha Penyembuh tiada kesembuhan kecuali Engkau. Ya Allah aku mohon padamu agar aku sehat.

Ya Allah Ya Tuhanku, tolonglah aku janganlah Engkau menimpakan azab atas perbuatan yang telah aku lakukan

Ya Allah berilah aku kekuatan agar dapat menahan rasa sakit yang aku derita ini Ya Allah jauhkanlah aku dari siksa api neraka, jadiknlah aku menjadi hamba-Mu

Ya Allah Yang Maha pemberi, terimalah segala permohonan hamba, hanya kepada-Mu hamba meminta, perkenankanlah semua permohonan hamba, Amin ya Rabbal’alamin

Referensi:

al-Qur’an al-Karim

Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Muassasah al-Risalah: 1999M/1420M. Juz V

Al-‘Atsimayn, Muhammad bin Shalih. al-Fatawa al-Muhimmah. Maktabah Nurul Huda, t.t.

al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il, al-Jami’ al-Shahih al-Mukhtash Ar min Umur Rasulillah saw. wa Ayyamih, Dar Thuq al-Najah, Cet I, 1422H

al-Hamidy, Muhammad bin Futuh. al-Jam’ bayn al-Shahihayn al-Bukhari wa Muslim, Tahqiq DR. Ali Husain al-Bawwab Juz II, Bayrut: Dar Ibn Hazm, 1423H/2002M

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Juz 8, Dar Thayyibah, Cet II, 1999M/1420H Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah

Al-Qardhawi, Yusuf. al-Halal wa al-Haram Fil Islam, 1409 al-Qusyairi, Muslim bin al-Hajjaj. Shahih Muslim.

BAB III

PANDANGAN GEREJA KATOLIK

Dokumen terkait