• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.J ROUSSEAU ( 1712-1778 ), mengatakan bahwa Negara adalah perserikatan rakyat bersama-sama yang melindungi dan mempertahankan hak

I.5 Dasar-Dasar Teori 1.5.1 Teori Negara

3. J.J ROUSSEAU ( 1712-1778 ), mengatakan bahwa Negara adalah perserikatan rakyat bersama-sama yang melindungi dan mempertahankan hak

masing-masing diri dan harta benda anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka. Bentuk-bentuk negara menurut J.J Rousseau adalah:

a. Monarki, yaitu apabila kekuasaan negara atau kekuasaan pemerintahan itu ada pada seseorang raja sebagai wakil rakyat.

b. Aristokrasi, yaitu apabila kekuasaan negara atau kekusaan pemerintah itu ada pada tangan dua orang atau lebih, dan mereka melakukan tugasnya dengan baik.demokrasi, yaitu apabila kekusaan negara dan kekuasaan pemerintahan itu berada di tangan rakyat dan berjalan dengan baik.

Negara mempunyai tujuan, dan yang merupakan tujuan negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya (bonum publicum, common good, common weal). Sedangkan tujuan dari negara Republik Indonesia adalah sebagaimana tercantum di dalam Undang- Undang Dasar 1945 ialah : “ Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi negara segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” dengan berdasarkan kepada; Ketuhanan Yang Mahaesa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pancasila) .

Lahirnya Orde Baru, berarti sebuah Orde dengan tekad kuat untuk melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen menjadi senjata ampuh bagi Soeharto untuk memperkuat simbol-simbol heroismenya.

Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, ia adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Dan berdasarkan sistem hukum yang berlaku di dalam negara. Dan dalam negara Indonesia Soeharto mempunyai andil yang sangat besar selama 32 tahun memimpin bangsa Indonesia.

Soeharto adalah kepala negara dan kepala pemerintahan negara Indonesia selama 32 tahun. Selama Soeharto berkuasa di negara Indonesia banyak hal yang telah dilakukan untuk negara Indonesia. Peran Soeharto kepada negara Indonesia tidak terlepas dari zaman keemasan Orde Baru yang lebih berfokus kepada pembangunan. Pembangunan yang dilakukan Soeharto semasa menjadi kepala negara RI adalah lebih kearah bidang ekonomi negara.

Soeharto sebagai tokoh sentral Orde Baru memulai strategi politik dan ideologisnya. Caranya, dengan menggabungkan antara pandangan hierarkis militer yang berpola ketaatan garis komando atasan kepada bawahan yang ketat di satu pihak, dan konsep stratifikasi sosial budaya Jawa yang berpola ketaatan paternalistik serba tertutup di pihak lain. Pada saat memimpin Soeharto menetapkan Trilogi Pembangunan, yaitu:

1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya akan menuju tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis pada gilirannya berbuah kepada kemajuan bangsa dan rakyat Indonesia secara keseluruhan.

Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan menerapkan tujuan ganda, yaitu tercapainya stablitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Soeharto meletakkan dasar-dasar pembangunan berkelanjutan melalui Pelita, dan menetapkan Trilogi pembangunan sebagai strategi untuk tinggal landas menuju masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera. Stabilitas nasional dibutuhkan agar bisa dilakukan pembangunan (pertumbuhan ekonomi) dan setelah adanya pertumbuhan ekonomi maka dapat dilakukan pemerataan. Maka menurut Soeharto, stabilitas nasional diperlukan untuk kelancaran pembangunan juga untuk menarik minat para investor asing guna ikut menggerakkan roda ekonomi dan membuka lapangan kerja. Sebab, tanpa pertumbuhan ekonomi tidak akan ada pemerataan hasil-hasil pembangunan. Trilogi pembangunan, Stabilitas nasional, Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan adalah strategi kunci pembangunan yang dilaksanakan dalam pemerintahan Soeharto.23

Didalam bidang politik, Soeharto melakukan penyatuan partai-partai politik sehingga pada masa itu dikenal tiga partai politik yaitu Partai Persatuan Indonesia (PPP), Golongan Karya (Golkar), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dalam

23

Dwi Ambar Sari, Beribu Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto,Jakarta: PT.Jakarta Citra, Hal:140-4-142.

upayanya menyederhanakan kehidupan berpolitik di Indonesia sebagai akibat dari politik masa presiden Soekarno yang menggunakan sistem multipartai yang berakibat pada jatuh bangunnya kabinet dan dianggap penyebab mandeknya pembangunan.

1.5.2 Birokrasi Di Indonesia

Birokrasi berasal dari kata berau yang berarti meja tulis, yang diartikan sebagai suatu tempat yang disana para pejabat bekerja. Dan adanya sisipan cracy, yang diturunkan dari kata yunani yang artinya aturan. Kamus Jerman (1813) menyatakan bahwa birokrasi sebagai wewenang atau kekuasaan yang berbagai departemen pemerintahan dan cabang-cabangnya memperebutkan sesuatu untuk kepentingan diri mereka sendiri, atau sesama warga negara.24

a. Para anggota staf secara pribadi bebas, hanya menjelaskan tugas-tugas impersonal jabatan (berkemampuan memisahkan urusan pribadi dengan urusan dinas).

Max Weber memandang birokrasi sebagai unsur pokok dalam rasionalisasi dunia modern, suatu birokrasi yang legal rasional, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

b. Ada hierarki (penjenjangan, tingkatan) jabatan yang jelas.

c. Fungsi-fungsi jabatan ditentukan secara tegas (pembagian kerja yang jelas).

d. Para pejabat diangkat berdasarkan dengan kontrak.

24

Syafuan Rozi. Zaman Bergerak Birokrasi di Rombak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Hal:9-10

e. Mereka dipilih berdasarkan kualifikasi professional, berdasarkan suatu diploma (ijazah) yang diperoleh melalui ujian.

f. Mereka memiliki gaji berjenjang menurut kedudukan didalam hierarki dan hak-hak pension. Pejabat dapat selalu menempati posnya dan dalam keadaan tertentu dapat juga diberhentikan.

g. Pos jabatan adalah lapangan kerjanya sendiri atau lapangan kerja pokoknya. Terdapat suatu struktur karir dan promosi dimungkinkan berdasarkan senioritas maupun keahlian.

h. Pejabat mungkin tidak sesuai dengan posnya, maupun dengan sumber yang tersedia dalam pos tersebut.

i. Pejabat tunduk dalam sistem displiner dan kontrol yang seragam. Bagi weber, birokrasi atau aparat administrasi ini merupakan unsur terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan organisasi.organisasi ini merupakan alat untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh sebab itu, perhatian weber tertuju pada struktur yang diatur secara normatif dan mekanisme untuk mempertahankan struktur itu.

Max Weber membangun konsep birokrasi berdasar teori sistem kewarganegaraan yang dikembangkannya. Ada tiga jenis kewenangan yang berbeda. Kewenangan tradisional (traditional authority) mendasarkan legitimasi kewenangan pada tradisi yang diwariskan antar generasi. Kewenangan kharismatik (charismatic authority) mempunyai legitimasi kewenangan dari kualitas pribadi dan yang tinggi dan bersifat supranatural. Dan, Kewenangan legal-rasional (legal-rational authority) mempunyai legitimasi kewenangan yang bersumber pada

peraturan perundang-undangan. Dalam analisis Weber, organisasi “tipe ideal” yang dapat menjamin efisiensi yang tinggi harus mendasarkan pada otoritas legal-rasional.

Sebagai commpetiting theory atau teori pembanding , Harold Crouch melihat bahwa kepolitikan birokratik di Indonesia mengandung tiga ciri utama, yaitu:25

1. Konprehensif bidang aktifitasnya dalam kontrol atau pengelolaannya secara langsung.

Pertama, lembaga politik yang dominan adalah birokrasi.

Kedua, lembaga-lembaga politik lainnya seperti parlemen, partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan berada dalam keadaan lemah sehingga tidak mampu mengimbangi atau mengontrol kekuasaan birokrasi.

Ketiga, massa diluar birokrasi secara politik adalah pasif, yang sebagian merupakan kelemahan partai politik.

1.5.3. Negara Birokratik-Otoriterisme dan Industrialisasi

Seperti yang diungkapkan oleh O’Donnell, bentuk pemerintahan korporatisme berhubungan dengan dua proses yang saling berkaitan satu sama lain. Pertama, apa yang disebut dengan proses pendalaman, Industrialisasi. Secara sederhana pendalaman Industrialisasi adalah perluasan atau ekspansi produksi industri yang tidak hanya barang-barang konsumsi, akan tetapi juga melingkupi barang-barang setengah jadi (intermediate) dan barang-barang modal. Kedua, terjadi perluasan (expansion) dari tipe baru negara, yakni birokrasi-otoriterisme. Tipe baru negara ini kenyataannya, yaitu lebih:

25

2. Dinamis dalam laju pertumbuhannya dibandingan masyarakat secara keseluruhan;

3. Penetrasi dengan cara mensubordinasikan berbagai wilayah private dari masyarakat secara keseluruhan;

4. Represif dalam perluasan dan keampuhan koersif yang dijalankan; 5. Birokratis dalam formalitas dan diferensiasi dari strukturnya; dan

6. Teknokratis, yang berkaitan dengan tumbuhnya tim-tim ahli/teknokrat dalam melakukan aplikasi teknik-teknik, rasional-formal yang tepat guna (efficientis).

Selanjutnya negara birokratik-otoriterisme juga berkaitan secara erat dengan modal internasional, karena kebutuhan ekspansi industrialisasi membutuhkan modal asing.

Dalam kertas kerjanya, O’Donnel secara lebih terinci menunjukkan ciri-ciri dari negara birokratik-otoratisme sebagai berikut :

1) Posisi pemerintah tertinggi biasanya dipengang oleh kelompok-kelompok setelah melalui jenjang karir yang berhasil dalam organisasi-organisasi yang terbirokratis secara ketat dan kompleks yakni angkatan bersenjata dan perusahaan-perusahaan swasta besar.

2) Peniadaan politik (politik exclusion), yang mempunyai tujuan untuk menutup jalur-jalur akses politik dari sektor populer dan aliansi-aliansinya dari sektor populer dan aliansi-aliasinha sehingga mengdeaktifikasi mereka secara politik. Ini dilakukan tidak hanya melalui cara-cara represif, tetai juga melalui

imposisi vertikal (korporatif) yang dikontrol oleh negara dengan membentuk organisasi-organisasi seperti serikat buruh, misalnya.

3) Peniadaan ekonomi (economi exclusion) yakni bertujuan mengurangi atau menunda untuk jangka waktu yang tidak terbatas aspirasi ekonomi dari sektor populer.

4) Depolitisasi, yang berguna untuk mengurangi isu-isu politik uuntuk kemudian dijadikan masalah-masalah teknis yang hanya dapat dipecahkan melalui cara-cara interaksi di antara pada eselon tingkat tinggi dalam organisasi-organisasi yang disebutkan diatas.

5) Sangat berkaitan dengan satu tahap transformasi penting di dalam mekanisme akumulasi kapital masyarakat, dimana perubahan-perubahan tersebut, pada dasarnya merupakan bagian dari kapitalisme pinggiran dan bergantung yang dicirikan dengan industrialisasi yang ekstensif.

I.6 Metodologi Penelitian

Dokumen terkait