• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah penduduk Desa Bejalen sebanyak 1.717 jiwa, yang terdiri dari 51% (881 jiwa) penduduk perempuan, dan 49% (836 jiwa) penduduk laki-laki (Lihat Lampiran 1). Berdasarkan tingkat pendidikan sebanyak 30% (516) hanya lulusan SD, 20% (333) lulusan SMP, sedangkan 16% (268) orang tidak sekolah atau belum sekolah seperti yang terdapat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2

Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan (Umur 5 Tahun Keatas)

No Jenjang Pendidikan Jumlah %

1 Tidak Sekolah/ Belum Sekolah 268 16

2 Belum Tamat SD 85 5

3 Tamat SD 516 30

4 Tamat SMP 333 20

5 Tamat SMA 445 26

6 Tamat Akademik/ Perguruan Tinggi 56 3

Jumlah 1.703 100%

Sumber : RPJM Desa Bejalen Tahun 2015

Pada Tahun 2011, Desa Bejalen menjadi salah satu dari 569 desa yang direalisasikan menjadi desa wisata (Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2011) sehingga pencanangan sebagai desa wisata bukan keinginan dari masyarakat Desa Bejalen tapi berdasarkan instruksi dari pemerintah seperti yang dikatakan oleh Kepala Desa berikut ini.

“Sejak tahun 2011 Desa Bejalen telah menjadi desa wisata. Hal ini bukan keinginan dari masyarakat tetapi lebih kepada program dari Pemerintah Pusat bahwa setiap Kabupaten di Indonesia harus ada desa wisata. Sehingga dari Pemerintah Kabupaten Semarang, menunjuk Desa Bejalen sebagai desa wisata. Namun alasannya mengapa desa ini ditenjuk, dari desa tidak mengetahui.”

Pencanangan sebagai desa wisata merupakan program dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tentang PNPM Mandiri Pariwisata pada tahun 2011. Program ini merupakan program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan kepada masyarakat miskin di desa wisata, desa sekitar daya tarik dan desa sekitar usaha pariwisata. Tujuan PNPM Mandiri Pariwisata sebagai berikut: (1) Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan; (2) Meningkatkan kemampuan kreatifitas masyarakat untuk memberdayakan dirinya sendiri; (3) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan pembangunan kepariwisataan; (4) Membangun kemitraan lintas

sektor untuk melakukan akselerasi pembangunan kepariwisataan. Desa Bejalen ditetapkan sebagai desa wisata karena terletak di sekitar objek wisata Kecamatan Ambarawa diantaranya Kampoaeng Rawa, Museum Kereta Api ambarawa, monumen Palagan dan Goa Maria Kerep Ambarawa.

Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa Penyusunan Laporan Bulanan

Sesuai dengan Panduan Penyusunan APB Desa, laporan pertanggungjawaban keuangan dimulai dari penyusunan perhitungan APB Desa dimana perhitungan ini meliputi perhitungan pendapatan desa, perhitungan belanja desa, dan menyusun perhitungan pembiayaan desa.

Penyusunan perhitungan APB Desa dilakukan oleh sekertaris desa selaku

PJOK (Penanggungjawab Operasional Keuangan) dimana hal ini mencakup beberapa tahapan. Pertama sekertaris desa memeriksa dan meneliti kembali berapa target pendapatan, target belanja dan target pembiayaan desa pada peraturan desa perubahan APB Desa hal ini diungkapkan KA UR (Kepala Urusan) pemerintahan yang merangkap sebagai sekertaris desa dan didukung oleh data sekunder berupa bukti pemeiksaan terhadap buku kas (Lampiran 2) berikut.

“ Iya, saya setiap kali sudah mau habis bulan pasti memeriksa dan meneliti kembali berapa target pendapatan, target belanja dan target pembiayaan desa sampe saat ini, jadi nanti dilihat sama peraturan desa ada perubahan atau tidak.”

Setelah tahap penyusunan pemeriksaan dan penelitian kembali terhadap target pendapatan, belanja dan pembiayaan selesai maka tahap selanjutnya yaitu

sekertaris desa memeriksa dan menghitung pendapatan, belanja dan pembiayaan.

Untuk perhitungan pendapatan pemeriksaan dan perhitungan dilakukan pada buku kas dan buku kas bantu pendapatan, untuk belanja pemeriksaan dan perhitungan yang dilakukan pada buku kas dan buku kas bantu belanja, untuk pembiayaan pemeriksaan dan perhitungan menggunakan buku kas dan buku kas bantu pembiayaan setelah itu dijumlahkan sesuai rekening APB Desa dan dimasukkan dalam format perhitungan APB Desa. Hal ini diungkapkan KA UR pemerintahan

yang merangkap sebagai sekertaris desa dan didukung oleh data sekunder berupa bukti pemeiksaan terhadap buku kas (Lampiran 2) berikut.

“Iya pasti setelah memeriksa dan meneliti kembali target pendapatan, belanja dan pembiayaan desa, saya juga memeriksa dan menghitung pendapatan, belanja dan pembiayaan desa pada buku kas dan buku kas pembantu pendapatan, belanja dan pembiayaan, setelah selesai lalu kemudian dijumlahkan sesuai dengan rekening. Untuk format perhitungannya langsung dimasukkan dalam kolom realisasi pada format perhitungan APB Desa ini dilakukan setiap setiap bulannya dengan pencatatan harian dan mingguan yang ada.”

Berdasarkan data yang diperoleh dari informan diatas dan dari data sekunder yang ada bisa dikatakan bahwa penyusunan perhitungan APB desa di Desa Bejalen sudah sesuai dengan alur penyusunan perhitungan APB Desa dimana sekertaris desa telah memeriksa dan menghitung pembiayaan dan belanja desa. Pemeriksaan tersebut menggunakan data berua buku kas umum dan buku kas pembantu penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan.

Pelaporan Realisasi APB Desa

Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APB Desa kepada Bupati/Walikota setiap semester tahun berjalan. Hal ini disampaikan oleh Ka Ur Umum Desa Bejalen sebagai berikut dan didukung oleh data sekunder berupa laporan pertanggungjawaban per semester yakni bulan juli untuk semester pertama dan bulan desember untuk semester kedua.

“Untuk pelaporan realisasi APB Desa dilakukan sebanyak dua kali, laporan tersebut merupakan laporan persemester. Semester pertama biasanya kami akan menyampaiakan laporan sekitar bulan juni atau juli untuk semeter kedua sekitar bulan januari itu menurut aturan tapi kita biasa terlambat juga. Laporan tersebut akan diserahkan ke Pemerintah Kabupaten”

Pelaporan realisasi APB Desa di Desa Bejalen sudah sesuai dengan panduan APB Desa Partisipatif yang menyebutkan bahwa pelaporan realisasi harus dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun anggaran. Laporan semester pertama dilakukan paling lambat bulan juli dan untuk semester kedua dilakukan paling lambat pada bulan desember. Laporan realisasi tersebut berisi tentang pertanggungjawaban penggunaan APB Desa dan disampaikan kepada Bupati melalui camat. Pemerintah desa telah melakukan pelaporan realisasi sebanyak dua kali setiap satu tahun anggaran. Laporan realisasi tersebut merupakan laporan persemesternya yang diserahkan kepada Bupati dimana laporan tersebut berisi tentang pertanggungjawaban penggunaan APB Desa.

Menyusun Pertanggungjawaban Anggaran Desa

Berdasarkan keterangan pemerintah Desa, BPD dan ketua RT, laporan pertanggungjawaban desa merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui penggunaan anggaran dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pemerintah kabupaten maupun kepada masyarakat. Seperti yang terlihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3

Pentingnya Laporan Pertanggungjawaban

Narasumber Pernyataan

Kepala Desa Penting sekali, pentingnya dalam arti untuk mengatakan kepada masyarakat bahwa program telah dilaksanakan walaupun masyarakat cenderung mengukur terlaksananya program dari bentuk fisik saja tapi kan pertanggungjawaban tertulis tetap harus ada, ini buat bukti bahwa laporan tertulis mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan sudah dilakukan.

KaUr

Pembangunan

Penting sekali karena merupakan laporan pertanggungjawaban, setiap kegiatan harus dicatat dan dilaporakan baik kepada kepala desa, camat, bupati maupun masyarakat.

PLT Sekertaris Kalau saya itu sangat penting ya karena itu merupakan bukti otentik dari penggunaan keuangan tersebut sehingga nanti bisa dibuktikan kalau keuangan tersebut benar-benar digunakan sesuai dengan rencana.

Ketua BPD Sangat penting masalahnya ketika suatu saat dari pihak pemerintah, melalui kecamatan, atau melalui Bapermasdes menanyakan kepada saya otomatis paling tidak saya tahu bisa menjawab apa yang menjadi pertanyaan mereka.

Ketua RT 10 Penting untuk mengetahui penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan.

Berdasarkan panduan penyusunan pertanggungjawaban APB Desa, tahap penyusunan pertanggungjawaban dimulai dari tahap bendahara desa menutup

buku kas pada tanggal 31 desember tahun berjalan dengan dibuatkan berita acara penutupan. Hal tersebut disampaikan oleh Ka Ur Pembanguan yang

sekaligus merupakan PJAK (Penanggungjawab Administrasi Keuangan) berikut ini dan didukung oleh dokumen bukti penutupan buku kas (Lampiran 2) berikut.

“Setiap tanggal 31 pasti akan dilakukan penutupan buku kas oleh bendahara dan dibuatkan berita acara hanya saja sekarang ini dari kecamatan dan kabupaten mengatakan bahwa tidak perlu lagi membuat berita acara penutupan karena dianggap terlalu repot sehingga yang saat ini dibuat itu register penutupan kas meskipun demikian kami tetap membuat berita acara namun hanya berupa ringkasan. Hal tersebut bisa dibuktikan melalui data sekunder berupa register penutupan buku kas dan berita acara yang terdapat pada laporan pertanggungjawaban keuangan Desa Bejalen”

Setelah tahap penutupan buku kas, tahap selanjutnya adalah penyampaian pertanggungjawaban akhir tahun kepada Kepala Desa melalui PTPKD (Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa) selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya hal tersebut disampaikan oleh Ka Ur Pembanguanan berikut ini.

“Iya pasti itu setelah selesai menutup buku kas, pertanggungjawaban akhir tahun akan langsung disampaikan kepada kepala desa melalui sekertaris desa selaku PJOK tidak lewat dari tanggal 10 seperti aturan.”

Tahap selanjutnya yaitu sekertaris desa selaku PTPKD menerima,

meneliti pertanggungjawaban keuangan akhir tahun bendahara dan menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Rancangan keputusan kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban kepala desa. Seperti yang disamapaikan oleh beberapa informan pada tabel 4 berikut.

Table 4

Penerimaan dan Penelitian Laporan Pertanggungjawaban akhir bendahara

Narasumber Pernyataan

PLT sekertaris  Menerima dan meneliti pertanggungjawaban akhir bendahara, caranya membandingkan buku kas harian dan buku kas bulanan dengan pertanggungjawaban dari bendahara.

 Iya pasti menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Rancangan keputusan kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban kepala desa. Formatnya sudah ada dari kabupaten jadi tinggal dimasukkan saja berdasarkan kolom. KA UR Umum Sekertaris desa pasti menerima dan meneliti kembali, jadi

nantinya setelah menerima sekertaris desa kemudian mencocokkan dengan buku kas harian dan buku kas mingguan, setelah balance baru diserahkan ke kepala desa sebagai rancangan peraturan desa soal pertanggungjawaban APB Desa tapi kalau belum balance maka akan dilakukan pencocokan dengan bukti-bukti lain seperti nota dan kwitansi.

Sumber: Hasil Wawancara Pemerintah Desa

Tahapan selanjutnya adalah sekertaris desa menyampaikan Rancangan

Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan keputusan kepala tentang rancangan keterangan pertanggungjawaban kepala desa kepada kepala desa. Hal ini disampaikan oleh kepala Desa berikut ini.

“Sekertaris desa pasti menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Rancangan keputusan kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban kepala desa kepada kepala desa untuk selanjutnya dibahas bersama dengan BPD.”

Setelah kepala desa menerima rancangan Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Rancangan keputusan kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban kepala desa maka tahap selanjutnya adalah penyampaian kedua rancangan tersebut untuk dibahas bersama dengan BPD dalam rangka memperoleh persetujuan bersama seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Bejalen berikut ini.

“Jadi rancangan dulu diserahkan ke BPD nanti kita tentukan tanggalnya kapan lalu kita bahas dan akhirnya untuk menuju ke bukan lagi rancangan

peraturan pertanggungjawaban dan keterangan tapi peraturan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Keputusan kepala desa baru diserahkan ke kecamatan kemudian ke pemerintah kabupaten lalu diundangkan lolos atau tidak.”

Penyampaian rancangan paling lambat 1 (satu) bulan setelah anggaran berakhir, kemudian setelah rancangan Keputusan kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban dimusyawarahkan ditetapkan menjadi keputusan kepala desa dan rancangan peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa setelah dibahas dan mendapat persetujuan BPD ditetapkan menjadi peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa. Hal ini disampaikan oleh ketua BPD berikut ini.

“Jadi penyampaian rancangan pertanggungjawaban ke BPD itu biasanya tepat waktu tapi tidak jarang juga lewat dari satu bulan setelah anggaran berakhir, nanti setelah kedua rancangan pertanggungjawaban itu dibahas dan disetujui maka baru boleh ditetapkan sebagai Keputusan Kepala desa dan menjadi Peraturan desa tentang pelaksanaan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.

Dalam panduan penyusunan pertanggungjawaban penetapan peraturan desa paling lambat bulan januari setelah tahun anggaran berakhir namun untuk penetapan peraturan di Desa Bejalen pada prakteknya kadang molor seperti yang dikatakan Kepala Desa berikut ini.

“Kalau prakteknya kadang molor, tapi kalau juklaknya 1 bulan. kendala memang banyak sekali terutama SDM artinya sekarang kan jamannya komputer semua, ini memang sangat menentukan untuk pelaksanaan atu pengSPJan ini benar-benar ada kendala distu. Yang kedua ini kendalanya juga dilapangan masalah perhitungan, membuat perhitungan terutama pasir kan kurang tepat harga, pangajuannya beberapa bulan baru alokasinya jadi biasanya sudah terjadi perubahan harga misalnya semen harganya 54 belum termasuk pajak sedangkan indek dari kabupaten 48

jadi harus di musayawarakan dan menanyakan. Ini bisa dijadikan temuan padahal harga di lapangan begitu.”

Berdasarkan keterangan dari semua informan menyatakan bahwa laporan pertanggungjawaban merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menilai kinerja pemerintah desa dan sebagai sarana pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dan kegiatan kepada pemerintah Kabupaten dan masyarakat luas. Laporan pertanggunggungjawaban juga merupakan bentuk pengendalian terhadap kemungkinan penyelewengan anggaran. Berdasarkan data-data tersebut diatas terlihat bahwa secara umum proses penyusunan pertanggungjawaban anggaran desa telah sesuai dengan panduan penyusunan pertanggungjawaban anggaran desa, meskipun masih terdapat kekurangan yaitu ketidak tepatan waktu dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban.. Pada tahap penyampaian rancangan Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Rancangan keputusan kepala desa tentang keterangan pertanggungjawaban kepala desa kepada BPD kadang kala terjadi keterlambatan yang disebabkan oleh minimnya kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki pemerintah Desa Bejalen dalam mengoperasikan komputer.

Berbeda dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh handika (2015) yang menyatakan bahwa format penyusunan rancangan APB Desa kadang kala memiliki format penyusunan yang berbeda antara di kabupaten dan di kecamatan. Untuk format penyusunan laporan pertanggungjawaban tidak mengalami perbedaan yang menyebabkan pengembalian karena perbedaan format. Format yang digunakan oleh Desa Bejalen dalam proses penyusunan pertanggungjawaban anggaran merupakan format satu-satunya yang diberikan dari kabupaten. Dari kabupaten juga memberikan pelatihan-pelatihan teknis dan Bimtek (Bimbingan Teknis) mengenai penyusunan laporan pertanggungjawaban anggaran.

Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa disampaikan kepada Bupati melalui Camat. Hal ini sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah Desa Bejalen terhadap pelaksanaan anggaran

dan kegiatan yang telah dilakukan seperti yang dikatakan oleh Bapak Nuwo Sugiarto berikut ini.

“Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa diserahkan ke Kabupaten melalui camat, jadi diperiksa dulu dikecamatan kalau sudah tidak ada masalah langsung dikirim ke Kabupaten ini sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap pelaksanaan selama satu tahun anggaran.”

Untuk waktu penyampaian diaturan mengatur paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa ditetapkan namun realisasinya kadang terlambat seperti keterangan dari beberapa informan ditabel 5 berikut.

Tabel 5

Waktu Penyampaian Laporan

Narasumber Pernyataan

Kepala Desa Untuk penyampaian di fasilitasi tapi kalau terlambat kita kirim sendiri kesana kalau di kabupaten batasnya paling lambat harus masuk 10 januari meskipun masih banyak desa-desa yang terlambat termasuk kami pernah beberapa kali terlambat. Walaupun sebenarnya tidak boleh terlambat.

Ka Ur Umum Untuk ketepatan waktu kami sangat memperhatikan karena kalau laporan belum jadi padahal batas waktunya sudah dekat maka dari kecamatan dan kabupaten akan terus menagih namun namanya juga kemampuan manusia terbatas jadi kadang molor. BPD Pernah mengalami keterlambatan penyampaian.

Ka Ur

Pembangunan

Kalau penyampaian Laporan pertanggungjawaban kami pernah terlambat beberapa kali namun kami juga pernah meraih penghargaan peringkat pertama pada Tahun 2012 sebagai desa yang berhasil mayampaikan laporan tepat waktu.

Sumber hasil wawancara Pemerintah Desa Bejalen

Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa yang disampaikan kepada Bupati akan dievaluasi oleh Bupati, bentuk evaluasinya biasanya akan disampaikan langsung dari kabupaten biasanya berpengaruh

terhadap anggaran untuk periode berikutnya seperti yang disampaikan oleh Bapak Nuwo Sugiarto berikut.

“ Evaluasi dari Bupati bisanya diberi tahukan langsung dari kabupaten jadi misalnya terjadi keterlambatan peyampaian laporan ke kabupaten maka uang yang akan diterima untuk periode berikutnya pun akan terlambat pencairannya”.

Berdasarkan keterangan dari semua informan diatas, dapat dikatakan bahwa penyampaian laporan pertanggungjawaban anggaran yang meliputi Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dan Keputusan Kepala Desa tentang Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa telah disampaikan kepada Bupati sesuai dengan pasal 16 ayat 1 Peraturan menteri dalam negeri nomor 37 Tahun 2007. Laporan pertanggungjawaban akhir ini merupakan bagian dari pelaopran realisasi APB Desa yang dilakukan persemesternya. Namun pada prakteknya terdapat kekurangan yaitu keterlambatan penyampaian laporan pertanggungjawaban yang seharusnya paling lambat disampikan pada tanggal 7 (tujuh januari). Keterlambatan tersebut dikarenakan proses penyusunan yang membutuhkan waktu lama akibat kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh penrangkat desa bejalen seperti yang disebutkan pada proses penyusunan laporan pertanggungjawaban. Akibat dari keterlambatan tersebut berdampak pada pencairan dana untuk periode berikutnya yang akan cair terlambat pula. Biasanya setelah sampai di Bupati tidak akan di evaluasi lagi karena tahapan evaluasi sudah dilakukan ditingkat kecamatan sebelum diteruskan ke Kabupaten.

Transparansi

Pemerintah Desa Bejalen telah melakukan upaya-upaya yang bertujuan atau diharap kan mampu mewujudkan prinsip transparansi laporan pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Desa Bejalen adalah memberikan informasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa melalui BPD, ketua RW dan ketua RT untuk selanjutnya disampaikan kemasyarakat luas dalam pertemuan di masing-masing RT serta terbukanya akses bagi mayarakat yang hendak bertanya

langsung dengan datang kekantor desa atau menyampaikan melalui RT/RW selaku perwakilan masyarakat. Namun usaha pemerintah untuk mewujudkan Desa Bejalen yang transparan, tidak sejalan dengan antusiasme masyarakat terhadap laporan pertanggungjawaban keuangan desa itu sendiri sebagaimana yang terdapat pada table6 pernyataan informan berikut ini:

Tabel 6

Upaya Transparansi Pemerintah Desa kepada Masyarakat

Narasumber Pernyataan

Kepala Desa Kami selalu terbuka soal keuangan desa, selain memberikan laporan tertulis kepada BPD, RT dan RW untuk diteruskan ke masyarakat kami juga terbuka bagi siapa pun yang berkepentingan yang hendak bertanya langsung datang kekantor desa. Namun kalau ditanya masalah minat masyarakat, masyarakat desa cenderung tidak terlalu memperhatikan laporan pertanggungjawaban secara tertulis maupun yang ditempel dipapan pengumuman, bagi masyarakat Desa Bejalen yang terpenting bagi mereka adalah bentuk fisiknya sudah ada atau sudah selesai. Masyarakat desa juga beranggapan bahwa sudah ada BPD, RT/ RW jadi mereka percaya dengan perwakilan masyarakat tersebut tapi kita tetap berusaha memberikan informasi dengan cara lisan ke masyarakat agar mereka tetap mengetahui angaran-angaran yang diterima dan digunakan. Sekertaris Desa Disini segala sesuatu pengeluaran dan lain sebagainya harus

transparan sehingga masyarakat bisa tahu terutama lewat BPD. ketika sudah ada SPJ (Surat pertanggungjawaban) BPD akan mendapat tembusan kemudian dsebarkan kepada masyarakat sebagai bukti bahwa pelaporan tidak ada manipulasi.

Ketua RT 02 Kita dikumpulkan dibalai desa tiap kali LPJ jadi disana diberikan fotocopyan yang berisi laporan pelakasanaan anggaran dan kegiatan kemudian dijelaskan. Tapi kalau masalah ketertarikan masyarakat desa, orang sini tidak terlalu berminat untuk tahu pertanggungjawaban tertulisnya kayak apa yang penting bentuknya udah.

Ketua RT 06 Pemerintah desa sudah transparan jadi selain dikasih fotocopyan yang berisi laporan pelakasanaan anggaran dan kagiatan, juga ditempel dipapan pengumuman.

BPD Semua kegiatan dan penggunaan dana pasti diberi tahu ke masyarakat melalui pertemuan-pertemuan denganpemerintah desa dan RT/RW.

Kaur

Pembanguanan

Kita pasti memberikan informasi yang terbuka kepada masyarakat melalui BPD,RT/RW yang kemudian bertugas untuk menyampaikan kepada masyarakat luas.

Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Desa Bejalen dalam mewujudkan prinsip transparansi yang baik sudah sesuai dengan Permendagri pasal 4 ayat 7 nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Cara yang dilakukan pemerintah desa Bejalen yaitu memberikan informasi-informasi yang dianggap perlu bagi masyarakat Desa Bejalen sebagai bukti pelaksanaan anggaran dan kegiatan. Bentuk penyampaian informasi yang dilakukan oleh pemerintah yaitu secara lisan dan tulisan. Informasi mengenai laporan pertanggungjawaban akhir diberitahu melalui RT/RW dan BPD.

Namun RT/RW dan BPD yang diharapkan mampu menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat luas cenderung pasif. Minat masyarakat desa untuk mengetahui pelaporan pertanggungjawaban di Desa Bejalen tergolong sangat rendah. Masyarakat desa Bejalen mempunyai pemahaman bahwa yang terpenting bagi mereka adalah bentuk fisik dari suatu pembangunan itu telah selesai sehingga laporan pertanggungjawaban secara tertulis tidak lagi menjadi penting. Disini peran RT/RW dan BPD selaku orang-orang yang dipercaya masyarakat dan selaku perantara pemerintah kepada masyarakat harus lebih berperan aktif dalam mensosialisasikan laporan pertanggungjawaban tersebut kepada masyarakat.

Akuntabilitas

Sama seperti transparansi, pemerintah Desa Bejalen juga telah melakukan upaya-upaya yang bertujuan atau diharapkan mampu mewujudkan prinsip dan asas akutabilitas yang baik. Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah

Dokumen terkait