• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Lingkup dan Sistematika Dokumen Deskripsi PPSDM Kesehatan . 92

Dalam dokumen Pedoman Pemetaan Data SDMK (Halaman 92-99)

BAB V PENYUSUNAN DOKUMEN DESKRIPSI PPSDM KESEHATAN

5.1 Ruang Lingkup dan Sistematika Dokumen Deskripsi PPSDM Kesehatan . 92

5.1 Ruang Lingkup dan Sistematika Dokumen Deskripsi PPSDM Kesehatan

Dokumen Deskripsi Pengembangan dan Pemgembangan SDM Kesehatan merupakan salah satu Output yang dapat dihasilkan dari Pemetaan Data SDM Kesehatan. Untuk memudahkan dalam penyusunan Dokumen Deskripsi PPSDM Kesehatan secara berjenjang maka sistematika yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

BAB II : Gambaran Organisasi dan Program BAB III : Deskripsi Perencanaan SDMK BAB IV : Deskripsi Pengadaan SDMK BAB V : Deskripsi Pendayagunaan SDMK

BAB VI : Deskripsi Pembinaan dan Pengawasan Mutu SDMK BAB VII : Penutup

Lampiran-lampiran

Sesuai dengan pengertian Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan yang meliputi aspek perencanaan, pengadaan, pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan mutu sumber daya manusia kesehatan, maka ruang lingkup Dokumen Deskripsi Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan adalah :

Catatan

Titik fasyakes warna merah adalah puskesmas sedangakn warna hijau adalah Rumah Sakit

Pedoman Pemetaan Data SDM Kesehatan Tahun 2016 | BAB 93 V PENYUSUNAN DOKUMEN DESKRIPSI PPSDM KESEHATAN - Informasi yang berkaitan dengan Perencanaan SDM Kesehatan;

- Informasi yang berkaitan dengan Pengadaan SDM Kesehatan; - Informasi yang berkaitan dengan Pendayagunaan SDM Kesehatan;

- Informasi yang berkaitan dengan Pembinaan dan Pengawasan Mutu SDM Kesehatan.

Dengan demikian diharapkan dapat disusun gambaran Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan di setiap wilayah maupun secara nasional.

Secara terinci ruang lingkup masing-masing aspek dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Pendahuluan

Dalam Bab I ini memuat latar belakang, tujuan dan landasan hukum penyusunan dokumen deskripsi. Pada sub bab latar belakang perlu diuraikan kesinambungan mulai dari pembangunan kesehatan, sistem kesehatan nasional, serta pengelolaan kesehatan hingga perlunya informasi SDM Kesehatan dalam mendukung pembangunan kesehatan. Pada sub bab tujuan diuraikan mengenai tujuan penyusunan dokumen deskripsi baik secara umum maupun secara khusus. Sedangkan pada sub bab landasan hukum disebutkan dasar hukum yang terkait dengan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan. Untuk daerah apabila terdapat pengaturan spesifik daerah dapat juga diuraikan pada sub bab ini.

2. Gambaran Organisasi dan Program

Dalam Bab II ini diuraikan mengenai gambaran mengenai organisasi yang memiliki tugas pokok dan fungsi terkait dengan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan. Untuk dokumen deskripsi secara nasional, bab ini memuat organisasi Kementerian Kesehatan RI khususnya yang memiliki tugas pokok dan fungsi pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan dalam hal ini adalah Badan PPSDM Kesehatan. Untuk dokumen deskripsi provinsi, maka bab ini memuat organisasi Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota khususnya yang memiliki tugas pokok dan fungsi pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan.

Pedoman Pemetaan Data SDM Kesehatan Tahun 2016 | BAB 94 V PENYUSUNAN DOKUMEN DESKRIPSI PPSDM KESEHATAN Selain organisasi dalam bab ini juga diuraikan program atau kegiatan yang

terkait dengan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan baik yang bersifat nasional maupun yang spesifik daerah yang dilaksanakan pada tahun tersebut. Pada bab ini perlu digambarkan juga mengenai sumber daya kesehatan lain yang sangat terkait dengan sumber daya manusia kesehatan seperti sarana pelayanan kesehatan pada setiap wilayah kabupaten/kota maupun provinsi.

3. Deskripsi Perencanaan SDM Kesehatan

Perencanaan SDM Kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Dalam hal perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan terdapat empat metoda penyusunan yang dapat digunakan yaitu:

a. Health Need Method, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan atas epidemiologi penyakit utama yang ada pada masyarakat. b. Health Service Demand, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan

yang didasarkan atas permintaan akibat beban pelayanan kesehatan.

c. Health Service Target Method yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan atas sarana pelayanan kesehatan yang ditetapkan, misalnya Puskesmas, dan Rumah Sakit.

d. Ratios Method, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan pada standar/rasio terhadap nilai tertentu.

Pada dasarnya kebutuhan SDM kesehatan dapat ditentukan berdasarkan : - Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat.

- Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan; atau - Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan.

- Standar atau ratio terhadap nilai tertentu.

Beberapa determinan dalam perencanaan kebutuhan SDM adalah Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun keadaan sosial budaya dan keadaan darurat/bencana; pertumbuhan ekonomi; dan berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.

Pedoman Pemetaan Data SDM Kesehatan Tahun 2016 | BAB 95 V PENYUSUNAN DOKUMEN DESKRIPSI PPSDM KESEHATAN Pada bab ini digambarkan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan perencanaan

SDM Kesehatan yang dilaksanakan pada tahun tersebut. Selain itu bab ini harus menggambarkan kebutuhan sumberdaya manusia kesehatan utamanya kebutuhan tenaga kesehatan di wilayah bersangkutan atau nasional pada tahun bersangkutan. Dengan demikian bab ini lebih banyak mengulas mengenai data dan informasi serta hasil analisis kebutuhan tenaga kesehatan guna menunjang pembangunan kesehatan.

Pedoman yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan sumber daya manusia kesehatan adalah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta di Rumah Sakit.

Pada bab ini perlu diuraikan mengenai gambaran berbagai sarana pelayanan kesehatan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat yang berada di wilayah bersangkutan.

4. Deskripsi Pengadaan SDM Kesehatan

Pengadaan tenaga kesehatan berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat melalui pendidikan dan/atau pelatihan (pasal 25). Penyelenggaraan pendidikan dan/atau pelatihan tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah dapat mengadakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Pengadaan tenaga kesehatan perlu dilakukan dengan memperhatikan jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat; jumlah sarana pelayanan kesehatan; dan jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja pelayanan kesehatan yang ada. Pedoman yang terkait dengan pengadaan tenaga kesehatan adalah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1199/MENKES /PER/X/2004 tentang Pedoman Pengadaan Tenaga Kesehatan Dengan Perjanjian Kerja di Sarana Kesehatan Milik Pemerintah.

Pada Bab ini digambarkan berbagai upaya yang dilaksanakan dalam rangka pengadaan SDM Kesehatan guna memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan.

Pedoman Pemetaan Data SDM Kesehatan Tahun 2016 | BAB 96 V PENYUSUNAN DOKUMEN DESKRIPSI PPSDM KESEHATAN Selain itu perlu juga diuraikan gambaran produksi tenaga kesehatan yang ada

di wilayah bersangkutan, dalam hal ini gambaran mengenai berbagai jenis dan jumlah institusi pendidikan yang ada di wilayah bersangkutan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun masyarakat. Pada bab ini juga memuat tentang uraian berbagai jenis pelatihan yang terkait pengadaan SDM Kesehatan termasuk jumlah peserta pelatihan pada tahun tersebut.

5. Deskripsi Pendayagunaan SDM Kesehatan

Pengaturan mendasar terkait dengan pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan khususnya tenaga kesehatan tertera pada pasal 26 Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan untuk pemerataan pelayanan kesehatan. Selain itu pemerintah daerah dapat mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai kebutuhan daerahnya. Pendayagunaan tenaga kesehatan perlu dilakukan dengan memperhatikan jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat; jumlah sarana pelayanan kesehatan; dan jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja pelayanan kesehatan yang ada. Penempatan tenaga kesehatan tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan hak tenaga kesehatan dan hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata.

Model pendayagunaan tenaga kesehatan yang dapat dilaksanakan adalah permanen, semi permanen, dan temporer. Model pendayagunaan tenaga kesehatan permanen adalah penempatan tenaga kesehatan berdasarkan formasi pegawai negeri sipil yang ada pada tahaun tersebut. Model pendayagunaan tenaga kesehatan semi permanen adalah pengangkatan tenaga kesehatan pegawai tidak tetap (PTT) seperti dokter, dokter gigi dan bidan PTT baik PTT pusat maupun PTT daerah. Model pendayagunaan temporer adalah penempatan tenaga kesehatan melalui penugasan khusus tenaga kesehatan, seperti penugasan khusus D3 kesehatan di puskesmas, penugasan khusus di rumah sakit bergerak, penugasan residen di rumah sakit. Model

Pedoman Pemetaan Data SDM Kesehatan Tahun 2016 | BAB 97 V PENYUSUNAN DOKUMEN DESKRIPSI PPSDM KESEHATAN pendayagunaan tenaga kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah dapat

digambarkan sebagai berikut.

Semua model pendayagunaan tenaga kesehatan dipengaruhi oleh kebijakan baik secara nasional maupun kebijakan daerah sehingga terjadi perkembangan dari waktu ke waktu.

Bab ini memuat gambaran berbagai pelaksanaan model pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada serta berbagai perkembangan kebijakan terkait dengan pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan.

6. Deskripsi Pembinaan dan Pengawasan Mutu SDM Kesehatan

Salah satu komponen penting dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pengembangan sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan diperlukan upaya pembinaan dan pengawasan mutu sebagai bagian dari pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan.

Tujuan utama pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan adalah untuk meningkatkan kualitas SDM Kesehatan sesuai kompetensi yang diharapkan dalam mendukung kebutuhan pembangunan kesehatan. Pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan juga ditujukan untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat sebagai pelaku pembangunan kesehatan dan konsumen pelayanan kesehatan. Pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan dilakukan dengan melaksanakan standardisasi, sertifikasi dan lisensi, dengan meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya seperti Organisasi Profesi Kesehatan, dan pemerintah daerah.

5.2 Sumber Data

Sumber Data dalam menyusun Dokumen Deskripsi PPSDM Kesehatan diambil dari Instrumen Pemetaan Data SDM Keehatan, melalui pengolahan sederhana, minimal memuat informasi-informasi sebagai berikut :

Pedoman Pemetaan Data SDM Kesehatan Tahun 2016 | BAB 98 V PENYUSUNAN DOKUMEN DESKRIPSI PPSDM KESEHATAN 1. Form A1 : Data Individu Keadaan SDMK di fasyankes

Dari Form A1 dapat dihasilkan beberapa keluaran diantaranya :

- Jumlah SDMK berdasarkan Jenis Tenaga (Sesuai Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014)

- Jumlah SDMK berdasarkan Wilayah (Provinsi, Kabupaten/kota, Fasyankes)

- Jumlah SDMK berdasarkan Status Kepegawaian - Jumlah SDMK berdasarkan Jenis kelamin - Jumlah SDMK berdasarkan Jenjang pendidikan - Jumlah SDMK berdasarkan Program Studi - dll

2. Form A2 : Data Individu SDMK yang melanjutkan pendidikan Dari Form A2 dapat dihasilkan beberapa keluaran diantaranya :

- Jumlah Dokter yang mengikuti PPDS

- Jumlah Dokter Gigi yang mengikuti Program PDGS

- Jumlah SDMK yang mengikuti Tugas Belajar (Pusat maupun Daerah) - Jumlah SDMK yang mengikuti Ijin Belajar

- Prosentase Jenjang Pendidikan yang diambil

- Prosentase Pendidikan Berkelanjutan Per Rumpun Ketenagaan - dll

3. Form A3 : Data Individu SDMK yang mengikuti Diklat

Dari Form A3 dapat dihasilkan beberapa keluaran diantaranya :

- Jumlah Peserta Diklat berdasarkan Kodifikasi Pelatihan (permenkes 844/2006)

- Jumlah Peserta Diklat Berdasarkan Ketenagaan - Jumlah Institusi Penyelenggara Pelatihan - dll

4. Form A4 : Data Individu Ijin dan Registrasi Tenaga Kesehatan Dari Form A4 dapat dihasilkan beberapa keluaran diantaranya :

- Jumlah Tenaga Kesehatan yang sudah teregistrasi - Jumlah Tenaga Kesehatan yang memiliki Ijin Praktek

Pedoman Pemetaan Data SDM Kesehatan Tahun 2016 | BAB 99 V PENYUSUNAN DOKUMEN DESKRIPSI PPSDM KESEHATAN - dll

5. Form A5 : Data Individu SDMK WNA di fasyankes

Dari Form A5 dapat dihasilkan beberapa keluaran diantaranya :

- Sebaran SDMK WNA yang bekerja di Fasyankes Indonesia (Berdasarkan Wilayah)

- Asal Negara SDMK WNA - dll

6. Form B1 : Data Agregat Keadaan SDMK di fasyankes

- Jumlah SDMK berdasarkan Wilayah (Provinsi, Kabupaten/kota, Fasyankes)

- Jumlah SDMK berdasarkan Status Kepegawaian - Jumlah SDMK berdasarkan Jenis kelamin - Jumlah SDMK berdasarkan Jenjang pendidikan - Jumlah SDMK berdasarkan Program Studi - dll

Dalam dokumen Pedoman Pemetaan Data SDMK (Halaman 92-99)

Dokumen terkait