• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN SISTEM PENGAMANAN

D. RUANG LINGKUP DAN SISTEMATIKA

Ruang lingkup SOP Pengamanan Obvitnas Candi Borobudur terdiri dari 3 (tiga) dokumen yang tak terpisahkan yaitu :

SOP Pengamanan Obvitnas Candi Borobudur

Di dalam SOP Pengamanan Obvitnas Candi Borobudur yang melibatkan beberapa pihak berkepentingan di dalamnya, mencakup standard-standard prosedur mengenai :

a. SOP Pengamanan Pengunjung

b. SOP Pengamanan dan Pengawalan Tamu VVIP dan VIP c. SOP Penanganan Pencurian (tertangkap tangan) d. SOP Penanganan Awal terhadap Teror Bom e. SOP Penanganan Kebakaran

f. SOP Penanganan Unjuk Rasa

Instruksi Kerja Pengamanan Obvitnas Candi Borobudur Instruksi kerja merupakan petunjuk atau tata cara dalam melakukan satu jenis aktifitas, berbeda dengan SOP yang menggambarkan pengendalian banyak aktifitas dari suatu proses. Instruksi kerja pada SOP Pengamanan Obvitnas Candi Borobudur terdiri dari : a. Instruksi Kerja Pengaturan Kunjungan di Candi Borobudur b. Instruksi Kerja Pengaturan Jaga dan Patroli

f. Instruksi Kerja Pengaturan Kegiatan Fotografer dan Guide g. Instruksi Kerja Pengaturan Parkir Kendaraan di Zona I Candi

Borobudur

Pedoman Sistem Pengamanan Obvitnas Candi Borobudur

yang meliputi :

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang B. Dasar

C. Maksud dan Tujuan

D. Ruang Lingkup dan Sistematika E. Pengertian atau Definisi

BAB II Identifikasi Obyek BAB III Pola Pengamanan

BAB IV Administrasi dan Sarana Prasarana Penunjang BAB V Penutup

E. PENGERTIAN

1. Standar adalah ukuran tertentu kriteria maupun langkah-langkah teknis yang dipakai sebagai patokan menuju suatu pelayanan/kinerja yang harus dicapai;

2. Standar Operasional Prosedur (untuk selanjutnya disingkat SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan;

3. Obyek Vital Nasional (untuk selanjutnya disingkat Obvitnas) adalah kawasan/lokasi; bangunan/instalasi atau usaha yang menyangkut hajat orang banyak, kepentingan, dan sumber pendapatan negara yang bersifat strategis;

otoritas melakukan pengelolaan obvitnas; dalam SOP ini yang dimaksud pengelola Obvitnas Candi Borobudur ialah Balai Konservasi Borobudur; pengelola Obvitnas Taman Wisata Borobudur adalah PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

5. Identifikasi kewilayahan adalah identifikasi potensi aset dan kekhasan Obvitnas Candi Borobudur untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang lingkup dan tanggung jawab pengelolaan keamanan dan ketertiban;

6. Identifikasi potensi kerawanan adalah mengidentifikasikan potensi baik yang diakibatkan ancaman maupun gangguan sehingga kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat bekerja secara optimal;

7. Pengamanan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan serta penegakan hukum terhadap setiap ancaman dan gangguan keamanan;

8. Pengamanan Obvitnas adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan serta penegakan hukum terhadap setiap ancaman dan gangguan keamanan yang ditujukan kepada Obvitnas;

9. Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri;

10. Tamu VIP (Very Important Person), VVIP (Very Very Important

Person) adalah pejabat negara /tamu negara yang karena

kepentingan dan kedudukan tertentu sehingga memerlukan pengamanan khusus;

12. Tamu dengan kepentingan khusus adalah tamu yang telah memiliki izin atau diizinkan untuk melakukan kegiatan pemanfaatan di Obvitnas Candi Borobudur (pemotretan, sembahyang, penelitian, dan kegiatan pemanfaatan lain yang telah memiliki ijin);

13. Tamu dengan kebutuhan khusus adalah tamu atau pengunjung penyandang cacat, misal pengunjung dengan kursi roda atau pengunjung tuna netra;

14. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain untuk penumpang dan barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus. Dalam hal ini ialah Mobil Pemadam Kebakaran, Mobil Ambulance, Mobil Gegana, Mobil Olah TKP Kepolisian, dan Mobil Evakuasi untuk Pengamanan; 15. Personil adalah orang-orang atau karyawan/pegawai yang

menjalankan atau melayani pekerjaan-pekerjaan dalam suatu organisasi/kantor pemerintahan atau swasta untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan.

16. Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji (upah); pegawai; pekerja. Dalam hal ini ialah personil kantor Balai Konservasi Borobudur, pegawai tetap maupun tidak tetap. 17. Petugas adalah orang yang ditugaskan untuk melakukan

sesuatu ; dalam hal ini ialah personil kantor Balai Konservasi Borobudur yang ditugaskan untuk melakukan suatu tugas/ pekerjaan di area Obvitnas Candi Borobudur

18. Satuan Pengamanan (untuk selanjutnya disingkat Satpam) yang selanjutnya disingkat Satpam adalah satuan atau kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi atau badan usaha untuk melaksanakan pengamanan dalam rangka keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya

19. Ancaman adalah segala sesuatu perbuatan atau tindakan perseorangan, kelompok,dan organisasi baik berasal dari dalam maupun luar negeri, yang berasal dari lingkungan eksternal maupun internal, yang dinilai dapat berpotensi membahayakan kepentingan dan kelangsungan beroperasinya Obvitnas;

20. Gangguan adalah segala bentuk perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok, maupun kejahatan terorganisasi yang sudah nyata dan menimbulkan kerugian berupa korban jiwa, kerusakan Obvitnas serta mengakibatkan ketakutan dan perasaan tidak aman dan nyaman kepada pegawai/karyawan Obvitnas;

21. Pre-emtif adalah segala usaha kegiatan untuk menghilangkan kondisi yang tidak menguntungkan dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bentuk-bentuk ancaman pada Obvitnas;

22. Preventif adalah segala usaha kegiatan pencegahan terjadinya bentuk-bentuk ancaman terhadap Obvitnas;

23. Represif adalah melakukan penindakan terhadap ancaman dan gangguan pada Obvitnas sesui dengan ketentuan dan atau hukum yang berlaku;

24. Situasi Aman adalah keadaan dimana situasi dan kondisi pada suatu kawasan yang secara umum aman, tertib, dan nyaman. Pada Obvitnas Candi Borobudur, indikator situasi aman adalah sebagai berikut:

a. Situasi berjalan normal dan semua fungsi berjalan baik sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan; b. Masyarakat tidak merasakan terjadinya gangguan

keamanan yang bersifat langsung;

c. Skala terjadinya kriminalitas dan gangguan keamanan masih tergolong wajar dan terkendali;

d. Jumlah pengunjung Candi Borobudur kurang dari 10.000 orang per hari. Tingkat kerawanan semakin tinggi seiring meningkatnya jumlah pengunjung. Berdasarkan pengalaman, jumlah pengunjung yang lebih dari 10.000 orang per hari menyebabkan sulitnya pengaturan ketertiban dan kenyamanan;

a. Besarnya potensi akan munculnya kasus-kasus kriminalitas pada lingkungan Obvitnas Candi Borobudur seperti vandalisme, pencurian, pelanggaran dan tindak pidana lainnya;

b. Munculnya ancaman aksi teror yang mengganggu ketenangan dan ketentraman dengan tujuan-tujuan yang tidak bertanggung jawab;

c. Munculnya keresahan akibat konflik antar pengunjung dan antar kelompok masyarakat, namun belum bersifat destruktif;

d. Jumlah pengunjung Candi Borobudur lebih dari 10.000 orang per hari.

26. Situasi Sangat Rawan adalah keadaan yang mencerminkan hilangnya situasi aman, tentram, dan nyaman pada masyarakat dan adanya berbagai bentuk-bentuk gangguan yang nyata. Pada Obvitnas Candi Borobudur situasi sangat rawan dapat terjadi karena tindakan sabotase teror, blokade, dan tindakan kriminalitas yang serius, dengan indikator sebagai berikut:

1. Terjadinya tindakan aksi terorisme ataupun gangguan keamanan serius yang bersifat terus menerus;

2. Terjadinya kasus-kasus pencurian yang teroganisir; 3. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus,

gempa bumi, dan tanah longsor;

4. Kondisi ketidakstabilan keamanan masyarakat yang berpotensi dapat berimbas pada keamanan Obvitnas Candi Borobudur.

27. Vandalisme adalah perbuatan merusak dan/atau

menghilangkan terhadap benda dengan sengaja (dalam hal ini cagar budaya).

28. Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan, misalnya

waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. 29. Bom adalah suatu alat peledak terbuat dari isian bahan

peledak yang dikemas dalam suatu pembungkus dan dilengkapi dengan suatu alat mekanis sebagai penyala/ peledak penghantar yang akan membuat bom itu meledak. 30. Handak adalah bahan atau zat yang berbentuk padat, cair,

gas, atau campuran beberapa zat kimia yang lain, apabila dkenai suatu aksi berupa panas, benturan atau gesekan akan berubah secara kimiawi dan berlangsung dalam waktu yang sangat singkat disertai efek dan tekanan (ledakan) yang sangat besar

BAB II

Dokumen terkait