• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelaksanaan aktualisasi dilakukan di SMP N 1 ASERA Kabupaten Konawe Utara yang melibatkan unsur-unsur antara lain sebagai berikut: Guru sebagai pendidik, peserta didik, ruang kelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi pada mentor terkait dengan pelaksanaan kegiatan aktualisasi

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Membuat Media Flash card

4

4. Melaksanakan Pembelajaran dengan media Flash Card 5. Melaksanakan evaluasi akhir

6. Membuat laporan hasil aktualisasi 1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan di lingkungan sekolah SMPN 1 Asera, Desa Walalindu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

b. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan aktualisasi ini yaitu mulai tanggal 5 September 2021 sampai dengan 13 Oktober 2021.

5

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN APARATUR SIPIL NEGARA

2.1 Gambaran Umum Organisasi 2.1.1. Profil Organisasi

SMPN 1 Asera adalah salah satu unit sekolah menengah pertama yang beralamat di Desa Walalindu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Berikut Profil dari SMPN 1 Asera yaitu :

Tabel 2.1. Data Profil sekolah

No. Data Keterangan

1. Nama Sekolah SMPN 1 ASERA

2. NPSN 40403959

3. Bentuk Pendidikan SMP

4 Status Kepemilikan Pemerintah Daerah

6. SK Pendirian 05 Oktober 1994

5. Tanggal SK Izin Operasional 05 Oktober 1994

6. Alamat Jln. Wawobaeho

7. Desa Walallindu

8. Kecamatan Asera

9. Kabupaten/Kota Konawe Utara

10. Provinsi Sulawesi Tenggara

11. Kode Pos 93353

12. Nama Kepala Sekolah Mardiana, S. Ag 2.1.2. Visi Misi Organisasi

a. Visi Organisasi

Visi SMPN 1 Asera yaitu terwujudnya warga sekolah yang berakhlak mulia, berbudaya, berprestasi, dan berwawasan lingkungan.

b. Misi Organisasi

Untuk mewujudkan visi tersebut, SMPN 1 Asera menetapkan misi sebagai berikut yaitu:

1. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah

2. Meningkatkan keprofesionalisme dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

3. Meningkatkan kemampuan warga sekolah dalam IPTEK

4. Menananmkan nilai-nilai religius dan karakter pada peserta didik 5. Menciptakan budaya sekolah yang santun, disiplin, penuh rasa

kekeluargaan, dan berwawasan lingkungan

6

6. Menanamkan kepedulian sosial dan semangat kebangsaan.

2.1.3. Nilai Organisasi

SMPN 1 Asera memiliki Nilai Organisasi yaitu:

1. Jujur 2. Disiplin

3. Tanggung jawab 4. Mandiri

2.1.4. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi SMPN 1 Asera adalah sebagai berikut:

KEPALA SEKOLAH

Mardiana, S,Ag

WAKIL KEPALA SEKOLAH Asmawati, S.Pd

GURU PKN Sri Muliana, S.Pd., M.Si

GURU BAHASA INGGRIS Asliatin, S.Pd

GURU BAHASA INDONESIA Irwanto, S.Pd.Gr

GURU IPA Nur liyasin Rufa, S.Pd

GURU MATEMATIKA

Elfira, S.Pd GURU PENDAIS

Juharna, S.Pd.I GURU OLAH RAGA dan SENI

Rahman, S.Pd., M.Pd

GURU IPS Nanang Yulianti , S.Pd

GURU PRA KARYA

Nanang Rasna, S.Pd GURU SENI BUDAYA

Hastin, S.Pd

SISWA KELAS VII SISWA KELAS VIII SISWA KELAS IX

2.1.5. Tugas Pokok dan fungsi Organisasi

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut.

1) Meningkatkan kompetensi dasar siswa di bidang akademis sesuai dengan tuntutan kurikulum.

2) Mengembangkan potensi intelektual, moral dan spiritual siswa.

3) Menumbuhkembangkan potensi social dan kebangsaan siswa.

4) Mempersiapkan siswa secara mantap untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

Tugas pokok dan fungsi pendidikan tingkat SMP tersebut berhubungan erat dengan tugas perkembangan pada tingkat sekolah menengah yaitu tugas-tugas perkembangan anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

1) Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku 3) Mencapai kemandirian emosional

4) Mengembangkan keterampilan intelektual.

5) Berperilaku soial yang bertanggungjawab 6) Mencapai peran social sebagai pria/wanita

7) Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif 8) Mencapai kemandirian perilaku ekonomis

9) Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

2.1.6. Tugas Pokok dan Fungsi Guru 1. Tugas Guru

Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru,yakni :

a. Merencanakan pembelajaran.

b. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.

c. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

d. Membimbing dan melatih peserta didik / peserta didik;

e. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

f. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai;

g. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diantaranya:

a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;

b. Menyusun silabus pembelajaran;

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;

e. Menyusun alat ukur/soalsesuai mata pelajaran;

f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya;

g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;

h. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;

i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas);

j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah/madrasah dan nasional;

k. Membimbing guru pemula dalam program induksi;

l. Membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstra kurikuler proses pembelajaran;

m. Melaksanakan pengembangan diri

n. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan o. Melakukan presentasi ilmiah.

2. Fungsi Guru

Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas guru yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang terkandung dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No.14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :

a. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

b. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;

c. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis;

d. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

e. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

2.1.7. Data-Data Dan Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja a. Data PTK SMP Negeri 1 Asera

Tabel 2.2. Data Guru Guru/St

af

Jumlah Keterangan

Guru Tetap ( PNS ) 6 Orang Aktif

GTT / Guru Bantu 9 Orang Aktif

Guru PNS Dipekerjakan - -

Staf Tata Usaha PNS 1 Orang Aktif

Staf Tata Usaha Non PNS 1 Orang Aktif

b. Data Siswa SMP Negeri 1 Asera

Tabel 2.3. Data Siswa No. Kelas Jumlah

Rombel

Jumlah Siswa

Wali Kelas Kurikulum L P Total

1. VII 1 3 9 1

2

NoviSelindri Rusdin, S.Pd K13

2. VIII 1 4 8 1

c. Data Ketuntasan Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tabel 2.4 Data Siswa Kelas IX

No

. Nama Siswa Nilai Keterangan

1. ACA SETNANI 50 TIDAK TUNTAS

2. AL FAJAR 50 TIDAK TUNTAS

3. AL FITRA 70 TIDAK TUNTAS

4. ELVI 70 TIDAK TUNTAS

5. IMAYANSAH 66 TIDAK TUNTAS

6. INDA ULMIZ 65 TIDAK TUNTAS

7. MUH. RIDWAN 75 TUNTAS

8. NAIRA AZAHRA 78 TUNTAS

9. REFI MARISKA 78 TUNTAS

10. ASSYIFA AULYA 80 TUNTAS

11. AMELIA EVA

SAFITRI 75 TUNTAS

12. ANDRIANI 60 TIDAK TUNTAS

13. BISRAPIN 78 TUNTAS

Persentase 41,67%

2.1.8. Identifikasi dan Penetapan Isu a. Identifikasi Isu

Berdasarkan pengalaman penulis di SMPN 1 Asera, penulis menemukan beberapa isu sebagai berikut:

Table 2.5. Identifikasi Isu

1. Kurangnya penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa kelas IX SMPN 1 Asera

2. Rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris

3. Rendahnya kemampuan berbahasa Inggris siswa Kelas IX SMPN 1 Asera

b. Penetapan Isu

Berdasarkan hasil identifikasi isu yang disebutkan diatas, perlu dilakukan proses analisisis untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni teknik APKL (Actual, Problematic, khalayak dan layak) mempertimbangkan tingkat Aktual, problematic, khalayak dan layak setiap variable dengan rentang skor 1-5.

1. Actual (aktual),yaitu isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat di bicarakan dalam masyarakat.

2. Problematic (Problematik), artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif.

3. Khalayak, artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.

4. Layak, artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Tabel. 2.6. Penetapan Isu Menggunakan APKL

No Identifikasi Isu Kriteria

Jum Peringkat

A P K L

1 Kurangnya Penguasaan kosakata Bahasa Inggris Siswa kelas IX di SMPN 1 Asera

5 5 4 5 19 1

2 Rendahnya minat belajar siswa

terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris 4 4 4 3 15 3 3 Rendahnya kemampuan berbahasa

Inggris siswa kelas IX di SMPN 1 Asera

5 4 4 3 16 2

Bobot penentuan kriteria kualitas isu APKL 5 = sangat kuat pengaruhnya

4 = kuat pengaruhnya 3 = berpengaruh

2 = kurang berpengaruh 1 = sangat kurang berpengaruh

Berdasarkan hasil identifikasi isu dan peringkat isu dengan menggunakan kriteria APKL diatas maka penulis memilih isu,”Kurangnya Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa kelas IX di SMPN 1 Asera”

a. Alasan Memilih Isu

Isu “kurangnya penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa kelas IX di SMPN 1 Asera” dipilih dengan alasan bahwa kemampuan speaking merupakan salah satu tolak ukur pencapaian siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Dimana siswa dapat menggunakan kosakata sederhana dalam kehidupan sehari-hari baik didalam maupun diluar sekolah sesuai dengan materi yang telah dipelajari di sekolah.

b. Faktor Penyebab Isu

• penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa khususnya kelas IX masih sangat minim

• model dan media pembelajaran Bahasa inggris yang monoton dan tidak bervariasi

c. Solusi

Untuk memecahkan isu tersebut maka solusinya adalah penggunaan media belajar flash card untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa bahasa Inggris siswa.

c. Analisis Dampak

Dampak isu yang ditimbulkan yaitu

1. Jika isu tersebut tidak diaktualisasikan, maka tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai, kemampuan penguasaan kosakata siswa rendah sehingga akan berpengaruh pada proses belajar mengajar yang tidak optimal

2. Jika isu diaktualisasikan, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai, kemampuan kosakata Bahasa Inggris siswa akan meningkat dan berdampak pada keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

2.2. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN

Nilai-nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi.Nilai-nilai dasar ASN sering disebut dengan ANEKA. Kelima

nilai dasar itu adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Untuk mencapai terciptanya aparatur negara yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanaan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka perlu adanya penerapan nilai-nilai dasar profesi ASN. Adapun nilai-nilai yang dimaksud adalah sebagai berikut:

2.2.1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya alam yang tepat dan evaluasi kinerja.

Tujuan utama akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang perlu diperhatikan diperhatikan, antara lain:

1. Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas kebawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkunganya. Seorang pimpinan harus mampu memberi contoh pada orang lain, adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain

2. Transparansi

Transparansi memiliki arti terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Organisasi yang transparan memiliki laporan yang jelas secara berkala sehingga seluruh anggota organisasi dan masyarakat dapat mengetahui kinerja organisasi tersebut.

3. Integritas

Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

4. Tanggung jawab (Responsibilitas)

Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5. Keadilan

Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

6. Kepercayaan

Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.

7. Keseimbangan

Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

8. Kejelasan

Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

9. Konsistensi

Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2.2.2. Nasionalisme

Nasionalisme dalam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Pengertian Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, tanpa menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedang dalam arti luas yaitu nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara dan menghormati bangsa lainnya.Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap ASN.Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.

Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik.Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang

profesional.ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadilandasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.

Adapun indikator dari nilai nasionalisme adalah:

a. Ketuhanan

1) Menghadirkan Tuhan pada setiap aktivitas 2) Menghormati kemerdekaan beragama

3) Membina kerukunan hidup antar umat beragama b. Kemanusiaan

1) Mencintai sesama manusia

2) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

3) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat martabat 4) Membela kebenaran dan keadilan

c. Persatuan

1) Mengutamakan keutuhan bangsa 2) Rela berkorban

3) Mengembangkan rasa bangga berbangsa dan bernegara tanah air Indonesia baik dalam pikiran, ucapan dan perbuatan

4) Memajukan pergaulan antar sesame manusia 5) Menjaga persatuan dalam keberagaman d. Kerakyatan

1) Menghormati kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama 2) Mendahulukan kepentingan bersama

3) Bertanggungjawab atas keputusan bersama

4) Membangun rasa persaudaraan dengan berbagai suku dan budaya e. Keadilan Sosial

1) Membangun semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan 2) Mendahulukan kewajiban daripada hak

3) Gemar menolong orang lain

4) Menghormati hak orang lain dalam pelayanan Publik 5) Mengembangkan pola hidup sederhana

6) Mengakui dan menghargai kesempatan berkarya

2.2.3. Etika Publik

Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil (LAN, 2015:8). Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015:6).

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9).

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:

1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi pancasila;

2. Setia dalam mempertahankan uud 1945;

3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;

4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

5. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;

6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;

8. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;

9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;

10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;

12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

2.2.4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk.Bidang

apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.

Nilai-nilai komitmen mutu terdiri dari:

a. Efektivitas, yang menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

b. Efisiensi, merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur

c. Mutu, merupakan kualitas, tujuan atau target yang ingin dicapai dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat

d. Inovasi, muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Inovasi dapat terjadi pada banyak aspek, misalnya perubahan produk barang/jasa yang dihasilkan, proses produksi, nilai-nilai kelembagaan, perubahan cara kerja, teknologi yang digunakan, layanan sistem manajemen.

2.2.5. Anti Korupsi

Korupsi adalah perilaku yang tidak jujur, merampas hak rakyat. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi, ada 4 unsur yang memenuhi kategori korupsi, yaitu :

a. Unsur setiap orang/individu, ada pelaku b. Unsur perkaya diri

c. Unsur pelanggaran hukum

d. Unsur negara mengalami kerugian

Anti korupsi adalah kesadaran untuk tidak melakukan perbuatan buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental dan umum.Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa dikarenakan dampaknya yang menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. Nilai dasar anti korupsi, diantaranya:

a. Jujur, merupakan sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan apa adanya.

b. Peduli, merupakan suatu bentuk perhatian terhadap apa yang dilakukan orang lain, di sekitarmya, dan taat pada aturan.

c. Mandiri, melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri.

d. Disiplin, melakukan sesuatu dengan tepat dan sesuai standar dan aturan.

e. Kerja keras, bekerja dengan usaha yang lebih.

f. Tanggung jawab, berani menanggung segala akibat perbuatannya.

g. Sederhana, apa adanya, tidak berlebih-lebihan.

h. Berani, mempunyai keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebatilan.

i. Adil, menempatkan sesuatu sesuai dengan fungsinya.

2.2.6. Managemen ASN

Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

a. Kedudukan ASN Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.

b. Peran ASN Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:

1) Pelaksana Kebijakan Publik

Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.

2) Pelayan Publik

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.

3) Perekat dan Pemersatu Bangsa

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.

Dalam menjalankan tugas dan kedudukannya, seorang ASN harus memperhatikan Kode Etik dan Kode Perilaku yang berpedoman pada Pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN :

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

k. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan

l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin pegawai ASN.

2.2.7. Whole-Of-Government (WoG)

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai

Dokumen terkait