• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

1. Perencanaan sekolah dalam penerimaan peserta didik baru

Perencanaan adalah aktivitas pengambilan keputusan mengenai sasaran apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam

rangka pencapaian tujuan atau sasaran dan siapa yang akan melaksanakan tugas-tugasnya (Baharuddin, 2010: 99).

Unsure pengambilan keputusan merupakan unsure penting dalam perencanaan yaitu proses mengembangkan dan memilih langkah-langkah yang akan diambil untuk menghadapi masalah-masalah dalam organisasi ataupun perusahaan (Prihatin, 2011: 15).

Perencanaan diartikan sebagai proses penyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan peta kerja dan cara-cara kerja dalam mencapai tujuan dan sasaran. Jika rencana telah tersusun maka proses pengorganisasian sangat penting dan ini adalah kaitan yang erat dengan manajemen (Asmendri, 2015: 1).

Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan, dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat (Tim Dosen, 2014: 93).

Dapat diperoleh informasi bahwa perencanaan yang dilakukan oleh SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar telah dilakukan dengan adanya langkah-langkah dalam perencanaan tersebut sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Sehingga kita membutuhkan sebuah program di dalam perencanaan tersebut untuk dijadikan sebagai kegiatan dalam penerimaan peserta didik baru. Program tersebut harus berkaitan dengan penerimaan peserta didik seperti membentuk panitia penerimaan peserta didik, diadakan ektrakurikuler, program peningkatan disiplin siswa, program pengenalan budaya daerah, dan program penambahan bekal akidah untuk pserta didik baru.

Dapat diperoleh informasi bahwa perencanaan yang dilakukan oleh warga sekolah telah dilakukan dengan adanya langkah-langkah dalam perencanaan tersebut sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan.Sehingga kita membutuhkan sebuah program di dalam perencanaan tersebut

untuk dijadikan sebagai kegiatan dalam peningkatan sekolah. Program tersebut harus berkaitan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan masyarakat sehingga sekolah akan mampu memanfaatkan kewenangan yang telah diberikan oleh pemerintah untuk mengatur sekolahnya dan melihat potensi yang sekolah miliki.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan program-program kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, sekolah memiliki kekuasaan dan kewenangan mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia di masyarakat dan lingkungan sekitar (Asmendri, 2012: 153-154).

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar bahwa sekolah telah membuat suatu program yang telah direncanakan sebelumnya sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah. Tentu ini akan diadakan promosi ke sekolah-sekolah dimana sistem penerimaan peserta didik baru di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar telah menggunakan sistem zonasi yang mana ada 4 sekolah yang menjadi sasaran SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar namun SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar berkendala dalam umur peserta didik yang melebihi atau kurang dari 15 tahun karena SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar hanya akan menerima peserta didik baru yang umur 15 tahun. Disini juga ada kelebihan karena SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar tidak menggunakan seleksi dalam perekrutan peserta didik baru karena semua diterima langsung jika umurnya 15 tahun.

Rencana program dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas bagaimana suatu visi dapat dicapai. Rencana program pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi utama organisasi.

Rencana program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana (Prabowo, 2008: 209).

SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar memiliki rencana tahunan yang dinyatakan dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) disetujui rapat dewan guru memperhatikan pertimbangan dari komite dan disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan. Rencana kerja sekolah tahunan memuat : 1) kesiswaan, 2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran, 3) pendidik dan tenaga kependidikan, 4) sarana dan prasarana, 5) keuangan dan pembiayaan, 6) budaya dan lingkungan sekolah, 7) peran serta masyarakat dan kemitraan, 8) rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan mutu.

Perencanaan diartikan sebagai proses penyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan peta kerja dan cara-cara kerja dalam mencapai tujuan dan sasaran. Jika rencana telah tersusun maka proses pengorganisasian sangat penting dan ini adalah kaitan yang erat dengan manajemen (Asmendri, 2015: 1). Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan, dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat (Tim Dosen, 2014: 93).

2. Pengorganisasian sekolah dalam penerimaan peserta didik baru

Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas-tugas-tugas itu kepada orangb yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi (Fattah, 2009: 71).

Pengorganisasian diartikan sebagai penetapan struktur, peran-peran melalui aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

bersama. Di dalam pengorganisasian adanya pengelompokan aktivitas-aktivitas, penugasan kelompok aktivitas kepada manajer-manajer, pendelegasian wewenang dan informasi horizontal maupun vertikal dalam struktur organisasi (Ramayulis, 2012: 380).

Mengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Stoner (1996:11) menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses memperkerjakan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran (Tim Dosen, 2014:

94).

Manajemen membuka peluang bagi personalia sekolah memiliki ruang gerak luas untuk menentukan nasib sendiri dalam membuat keputusan-keputusan sekolah. Mereka perlu membuat keputusan terbaik yang mungkin. Bertambah dan bertambahnya sekolah yang diberi peran lebih besar dalam pembuatan keputusan sejalan dengan kaidah manajemen sekolah membuat keseluruhan masalah dalam pembuatan keputusan menjadi penting (Danim, 2008: 231).

Pengorganisasian merupakan suatu langkah dimana seorang pemimpin harus bisa membagi tugas bawahannya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Hal ini disampaikan dari hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah, wakil kesiswaan, dan guru SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar.

Dapat diperoleh informasi bahwa kepala sekolah membagi pekerjaan dan membagi pekerjaan sesuai dengan kompetensinya, membagi pekerjaan untuk setiap sesuai dengan kompetensinya kemudian dilakukan pemantauan, evaluasi atau monitoring. Apakah pekerjaan yang dilakukan itu berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.

Masyarakat lebih memahami serta mengawasi dan membantu sekolah dalam pengelolaan termasuk kegiatan belajar mengajar.

Besarnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sekolah tersebut, mungkin dapat menimbulkan rancunya kepentingan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah perlu merumuskan bentuk partisipasi (pembagian tugas) setiap unsur secara jelas dan tegas (Mulyasa, 2005: 28).

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar bahwa komite sekolah berasal dari wali nagari serta pemuda pemudi juga ikut serta dalam menyukseskan program sekolah. Contohnya saja para pemuda pemudi membantu gotong royong dalam pembersihan SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar agar terciptanya iklim yang kondusif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar bahwa sekolah tidak hanya mendapat dukungan dari orang tua dalam bidang keuangan tetapi melalui komite dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangakan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Hal ini membuktikan bahwa adanya partisipasi masyarakat dan orang tua dalam menjalin kerjasama untuk membantu sekolah melaksanakan berbagai kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing dari sekolah untuk meningkatkan kegiatan sekolah. Kerjasama yang dilakukan sekolah melibatkan seluruh sekolah yang berada di dalam sekolah maupun luar sekolah seperti masyarakat, orang tua siswa, dan alumni.

3. Pelaksanaan sekolah dalam penerimaan peserta didik baru

Penggerakan ialah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Hafulyon, 2015: 21).

Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Danim, 2008: 204).

Seorang pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti harus memiliki sifat kepemimpinan yang senantiasa dapat menjadi pengarah yang didengar ide dan pemikirannya oleh para anggota organisasi. Hal ini tidak semata-mata mereka cerdas membuat keputusan tetapi diiringi dengan memiliki kepribadian yang dapat dijadikan suri tauladan (Tim Dosen, 2014: 95).

Berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah kepemimpinan telah dilakukan. Pendekatan pertama, yaitu pendekatan sifat yang menfokuskan pada karakteristik pribadi pemimpin. Pendekatan kedua, yaitu pendekatan perilaku dalam hubungannya dengan bawahannya.

Pendekatan ketiga, yaitu pendekatan situasional yang menfokuskan pada kesesuaian antara perilaku pemimpin dengan karakteristik situasional. Pandangan situasi mengasumsi bahwa kondisi yang menentukan efektivitas pemimpin bervariasi menurut situasi, keterampilan, dan harapan bawahan, lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan (Fattah, 2009: 88).

Seorang pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti harus memiliki sifat kepemimpinan yang senantiasa dapat menjadi pengarah yang didengar ide dan pemikirannya oleh para anggota organisasi. Hal ini tidak semata-mata mereka cerdas membuat keputusan tetapi diiringi dengan memiliki kepribadian yang dapat dijadikan suri tauladan (Tim Dosen, 2014: 95).

Dapat diperoleh informasi bahwa kepala sekolah SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kolaboratif, kolaborasi, dan demokrasi dengan pihak-pihak terkait berbagai unsure agar semuanya berjalan dengan

sesuai yang ditetapkan. Kepemimpinan harus demokrasi karena dengan adanya demokrasi maka pemimpin harus mampu dalam menerima aspirasi pihak sekolah agar terciptanya kemajuan sekolah dan memiliki peserta didik yang unggul dalam berbagai aspek baik akademik maupun non-akademik.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar bahwa kepala sekolah merupakan orang yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu sekolah serta visi, misi, dan tujuan sekolahnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan sekolah untuk penerimaan peserta didik sesuai dengan perencanaan sebelumnya.

Hal ini membuktikan bahwa adanya kepemimpinan yang demokratis. Kepala sekolah yang demokratis dimana dia bisa menampung semua aspirasi warga sekolah demi penerimaan peserta didik.

Hal ini membuktikan bahwa adanya kepemimpinan yang demokratis dan profesional di dalam sekolah. Kepala sekolah yang demokratis dimana dia bisa menampung semua aspirasi warga sekolah demi meningkatkan penerimaan peserta didik baru dan pembinaan pengembangan pembelajaran sedangkan kepala sekolah yang profesional yang melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab akan visi, misi, tujuan sekolah yang telah dia buat untuk peningkatan dalam penerimaan peserta didik baru dan pengembangan pembinaan peserta didik dalam pembelajaran dari tahun ke tahun berikutnya.

4. Pengawasan sekolah dalam penerimaan peserta didik baru

Dalam manajemen, keberhasilan program-program telah didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan di sekolah. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya pihak-pihak yang terlibat bekerjasama secara harmonis sesuai dengan posisinya masing-masing untuk mewujudkan suatu sekolah yang dapat dibanggakan oleh semua pihak. Mereka tidak

saling menunjukkan kuasa dan paling berjasa, tetapi masing-masing memberi kontribusi terhadap upaya peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara kaffah (Asmendri, 2012: 155).

Pengawasan adalah penetapan standar kinerja organisasi, yaitu standar pencapaian yang ditetapkan berdasarkan tujuan organisasi (Suparlan, 2015: 45).

Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu : (1) menetapkan standar kinerja, (2) mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan (Tim Dosen, 2014: 95).

Pengawasan adalah fungsi manajemen yang terakhir yang mana di sini akan membahas tentang bagaimana dan seberapa jauh keberhasilan suatu program dalam jangka waktu tertentu dan capaian-capaian yang telah dilakukan.

Dapat diperoleh informasi bahwa pengawasan ini telah dilaksanakan secara rutin dalam jangka waktu tertentu oleh sekolah yang dilakukan oleh penanggung jawab dari bidang-bidang yang telah diberikan kepada mereka untuk dilakukan penilaian maupun evaluasi.

Pengawasan ini telah di bagi tugas mereka sesuai dengan bidang mereka sehingga mereka hanya terfokus kepada bidang yang menjadi pengawasannya.

Dapat diperoleh informasi bahwa pengawasan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar ini telah dilaksanakan secara internal setiap saat, dengan memerhatikan siapa mengerjakan apa, apa target yang sudah dilakukan sehingga kita bisa mengevaluasi dan menindak lanjuti kelemahan-kelemahan yang masih terjadi pada saat

pengembangan dan pembinaan peserta didik yaitu dengan mengadakan rapat.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar bahwa sekolah dalam melakukan pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten di dalam pengawasan tersebut sehingga sesuai dengan pekerjaan mereka masing-masing.

SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar melakukan pengawasan, pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan secara teratur dan berkelanjutan, pelaksanaan pemantauan oleh komite sekolah dilaksanakan secara berkala dan tidak disertai dengan laporan dan catatan tindak lanjut. Sekolah melaksanakan evaluasi dan pengembangan sekali setahun yang dilengkapi dengan laporan dan tindak lanjut.

72 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan terhadap “Implementasi Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan yang dilakukan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar yaitu dengan mempromosian kepada sekolah dasar tentang syarat-syarat siswa yang akan masuk ke sekolah mereka tanpa melalui seleksi atau tes tetapi dengan syarat harus memiliki umur 15 tahun.

2. Pengorganisasian yang dilakukan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar yaitu menempatkan orang-orang dengan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya kemudian dilakukan pemantauan dan monitoring.

3. Pelaksanaan yang dilakukan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar yaitu pelaksanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah menggunakan kepemimpinan kolaborasi dan demokratis dengan pihak-pihak yang terkait sehingga berjalan sesuai rencana sebelumnya.

4. Pengawasan yang dilakukan di SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar dengan memperhatikan siapa melakukan apa serta apa-apa saja target yang sudah dilakukan sehingga bisa dievaluasi dan dilakukan penindak lanjutan.

B. Saran

1. Kepala sekolah

Untuk membantu kepala sekolah dalam mengelola sekolah agar terciptanya penerimaan peserta didik yang berkualitas dan bermutu.

2. Wakil kesiswaan

Untuk membantu wakil kesiswaan dalam meningkatkan penerimaan peserta didik dalam tingkat internasional maupun nasional.

3. Guru

Untuk membantu guru dalam mempelajari pengembangan belajar siswa secara utuh sehingga guru mampu menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan inovasi dan kreativitasnya dalam mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

A,A Waskito. 2010. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Kawah Media Athoillah,Anton. 2010. Dasar-dasar Manajemen. Bandung:PustakaSetia

Daryanto. 2013. Administrasi Dan Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta Fattah Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya

Imron,Ali. 2011. Manajemen Peserta didik Berbasis Sekolah. Jakarta:PT Bumi Aksara

Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Pidarta Made. 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Prihatin,Eka. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: AlFabeta

______, 2012.Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah. Bandung: PT. Refika Aditma

Subroto Suryo. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta __________. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sucahyowati Hari. 2014. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Sudjana. 2000. Manajemen Program Pendidikan. Bandung:Falah Production Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfa Beta

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2011. Manajemen Pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. 1989. Administrasi Pendidikan.

Malang: FIP IKIP Malang

Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2010. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Nuansa Aulia

Tim Dosen UPI. 2010.Manajemen Pendidikan.Bandung:Alfabeta

Usman Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press

Amanah, S. (2014). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan 3 (3): 126-130.

Pratiwi, SN. 2016. Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah. Jurnal EduTech 2 (1): 86-96).

Syafe’i, A. (2018). Studi tentang Prestasi Belajar Siswa dalam Berbagai Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi. Jurnal Komunikasi Pendidikan 2(2):

115-125.

Dokumen terkait