• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam …

Ruang lingkup PAI di SMA menurut PERMENDIKNAS RI NO 22 Tahun 2006 meliputi Keimanan, Al-Qur’an dan Hadits, Akhlak,

Fiqih/Ibadah, serta Tarikh/Sejarah Islam 21

Dilihat dari sudut ruang lingkup pembahasannya, pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran yang dilaksanakan di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan di antaranya:

20

Drs. Muhaimin MA, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah,… h. 83

21

a. Pengajaran keimanan22

Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Dzat Mutlak yang Maha Esa yaitu Allah beserta sifat dan wujud-Nya yang sering disebut dengan tauhid. Keimanan merupakan akar suatu pokok agama, pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang berbagai aspek kepercayaan.

b. Pengajaran akhlak

Kata akhlak berawal dari bahasa Arab yang berarti bentuk kejadian dalam hal ini bentuk batin atau psikis manusia. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia sebagai sistem yang mengatur hubungan manusia dengan Allah. Manusia dan lainnya yang dilandasi oleh aqidah yang kokoh. Dalam pelaksanaannya pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak baik.

c. Pengajaran ibadah

Ibadah menurut bahasa artinya, taat, tunduk, turut, ikut dan doa. Dalam pengertian yang khusus ibadah adalah segala bentuk pengabdian yang sudah digariskan oleh syariat Islam baik bentuknya, caranya, waktunya serta syarat dan rukunnya seperti shalat, puasa, zakat dan lain-lain.

Pengajaran ibadah ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang ibadah tetapi juga menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga situasi proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

d. Pengajaran al-Qur’an dan Hadist

Al-Qur’an dan Hadist adalah sumber ajaran agama Islam pertama dan utama. Al-Qur’an dan Hadist adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah dan sabda Rasulullah.

22

Dalam hal ini pada tingkatan SMA, memahami dan menghayati pokok-pokok al-Qur’an dan Hadist serta menarik hikmah yang terkandung di dalamnya secara keseluruhan dalam setiap aspek kehidupan.

e. Pengajaran tarikh atau sejarah Islam

Tarikh merupakan suatu bidang studi yang memberikan pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Islam meliputi masa sebelum kelahiran Islam, masa nabi dan sesudahnya baik pada daulah Islamiah maupun pada negara-negara lainnya di dunia, khususnya perkembangan agama Islam di tanah air.

Pelaksanaan pengajaran tarikh ini diharapkan mampu membantu peningkatan iman siswa dalam rangka pembentukan pribadi muslim disamping memupuk rasa kecintaan dan kekaguman terhadap Islam dan kebudayaannya, memberikan bekal kepada siswa dalam melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau untuk menjalani kehidupan pribadi mereka bila putus sekolah, mendukung perkembangan Islam masa kini dan mendatang. Di samping meluaskan cakrawala pandangan terhadap makna Islam bagi kepentingan umat Islam.

D. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, itu

merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi, lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.

Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Peran guru pada pada kegiatan belajar siswa sangat menentukan prestasi siswa. Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.

Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Karena itu setiap guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengelola kelas.

E. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi, untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan evaluasi, tujuanya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni prestasi merupakan hasil belajar yang berasal dari infomasi yang telah diperoleh pada tahap proses belajar sebelumnya.

Menurut Asep Jihat, belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.23 Sedangkan menurut Sardiman, belajar merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya.24 Prestasi belajar yang sering disebut juga hasil belajar yang artinya apa yang telah dicapai oleh suatu siswa setelah melakukan kegiatan balajar yang mencakup aspek kongnitif, afektif dan psikomotor.25

Prestasi siswa dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar

23

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo, 2009), h. 37

24

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grafindo, 1996), h. 77

25

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2005), h. 15

merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar mengajar. Menurut Hadari Nawawi, Prestasi belajar adalah tingkatan keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes.26

Menurut Oemar Hamalik, untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa maka perlu diadakan pengukuran secara:27

a. Assessment adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

mengukur prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program intruksional

b. Pengukuran (measurement) berkenaan dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk siswa dan atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau norma

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki oleh siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi – informasi sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran, yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan penilaian hasil belajar.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto, mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Secara rinci faktor tersebut adalah sebagai berikut:28

26

Hadari Nawawi, Administrasi sekolah, (Jakarta : Galio Indonesia, 1998), h. 29

27

Oemar Hamalik, Metode Belajar Dan Kesulitan - Kesulitan Belajar. (Bandung: Tarsito, 1995), h. 63

28

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 105

a. Faktor interen meliputi :

1)Faktor jasmani yang terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh 2)Faktor psikologi yang terdiri atas intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kelemahan b. Faktor eksteren meliputi :

1)Faktor keluarga terdiri atas cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga

2)Faktor sekolah terdiri atas metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas belajar

3)Faktor masyarakat terdiri atas kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, temen bergaul, bentuk kehidupan masyarakat

Prestasi belajar atau hasil belajar siswa perlu diketahui oleh siswa yang bersangkutan guna mengetahui seberapa besar kemajuan yang telah dicapai oleh siswa serta seberapa baik kualitas dari proses pembelajaran itu sendiri. Prestasi belajar siswa dapat ketahui melalui proses evaluasi pembelajaran.

Menurut Muhibbin Syah, tujuan evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah diketahui siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu. Sehingga guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.

b. untuk mengetahui posisi atau kedudukan siswa dalam kelompok kelasnya. posisi yang dimaksud adalah mutu kemampuan yang dimiliki siswa di kelas jika dibandingkan dengan teman – temen lainnya.

c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Maka dengan evaluasi guru dapat mengetahui usaha yang dilakukan siswa apakah efisien atau tidak dalam usaha mencapai prestasi.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penulis temui tentang hasil penelitian yang relevan, diantaranya:

1. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Apry Purnomo yang berjudul:

”Hubungan Antara Pengelolaan Kelas dengan Minat Belajar Siswa di MTs. Assa’adatain Depok”

Hasil menunjukkan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru ada hubungan yang signifikan terhadap minat belajar siswa. Koefisiensi determinasi sebesar 16.5% terhadap minat belajar siswa, sedangkan faktor lain yang berpengaruh di luar pengelolaan kelas sebesar 83.5% seperti, motivasi, bakat, dll.

2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Dwi Prasetiawati yang berjudul:

”Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motovasi Belajar Siswa di SMK 2

Mei Ciputat”

Hasil menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa. Karena semakin baik pengelolaan kelas yang dilakukan guru, maka semakin baik pula motivasi belajar siswa.

Kedua penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu sama-sama meneliti pengelolaan kelas guru pada sebuah pembelajaran di sekolah.

Kemudian perbedaannya adalah mengenai keterampilan (skill)

Dokumen terkait