• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Ruang Lingkup penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan-laporan keuangan bank syariah yang terdaftar dalam BI dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 dengan tingkat persentase profitabilitas yang sesuai dengan peraturan dari Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder dari pusat kepustakaan BI. Persentase profitabilitas telah diatur dalam peraturan Bank Indonesia, yaitu Return On Equity (ROE). Bank syariah yang mempunyai ROE besar dapat menjadi acuan seberapa besar tingkat penentuan bagi hasil yang akan dilakukan.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel non probability dimana metode ini menetapkan bahwa setiap elemen tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian harus memenuhi syarat atau kriteria tertentu yang dapat digunakan sebagai sampel untuk penelitian.

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini :

1. Bank syariah yang terdaftar dalam BI dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008.

51

2. Bank syariah yang mengeluarkan laporan keuangan per triwulan, karena untuk mengetahui informasi variabel independen yang diteliti.

3. Bank syariah yang melakukan akad mudharabah dan musyarakah.

4. Bank syariah yang mempunyai ROE (Return On Equity) rata-rata diatas 10% per tahun.

5. Bank syariah yang merupakan Bank Umum Syariah (BUS).

C. Pengumpulan Data

1. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk jadi dan dipublikasikan.

a. Data-data dari pusat kepustakaan di BI.

Data-data tersebut adalah data laporan-laporan keuangan, dan data-data yang menyangkut kontribusi mudharabah dan musyarakah terhadap ROE.

b. Internet

Adapun yang menjadi situs dari pencarian data yang berhubungan dengan tema atau penelitian ini, seperti www.bi.go.id , Dan sebagainya

2. Riset kepustakaan.

Riset kepustakaan adalah melakukan studi kepustakaan dengan pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Terutama di lembaga pendidikan seperti

52

LIPI, Universitas Islam Negeri, Staida darunnajah, Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma. Perpustakaan bank Indonesia.

D. Metode Analisis

Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan metode : . Analisis Statistik

a. Uji statistik F (Simultan)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas/independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadapa variavel terikat/ dependen.

Ho =Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah secara bersamaan tidak berpengaruh signifikan pada tingkat profitabilitas.

Ha =Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah secara bersamaan berpengaruh signifikan pada tingkat profitabilitas bank.

Terima H0 jika p-value >level of significant Terima Ha jika p-value < level of significant

b. Uji Signifikan Parameter Individual (Parsial)

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

Ho =Murabahah, Mudaharabah dan Musyarakah secara individu tidak berpengaruh signifikan pada tingkat profitabilitas bank

53

Ha =Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah secara individu berpengaruh secara signifikan pada tingkat profitabilitas bank.

Terima Ho jika P-value > level of significant Terima Ha jika p-Value < level of significant

c. Uji Koofisien determinasi

Koofisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koofisien determinasi adalah diantara nol dan satu, jika nilai kecil atau mendekati nol maka variasi variabel dependen amat terbatas. Sedangkan jika nilai besar atau mendekati satu maka hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Nilai R-Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R-square berkisar antara 0 ssampai 1. pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R-Square maupun Adjusted R-Square cukup tinggi ( diatas 0,5).pada umunya memiliki R-square maupun Adjusted R Square cukup rendah (dibawah 0,5) (Bhuono : 2005:51).

. Analisis Asumsi Klasik a. Uji Normalitas data

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regfresi, variabel indepnden, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah data normal atau mendekati normal.

54

Menurut Singgih Santoso (2000: 214) ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik. Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara variabel itu sendiri pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada penyakit autokorelasi (Ghazali : 2005). Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi tang terbebas dari autokorelasi. Ada beberapa alasan terjadi autokorelasi dintaranya ;

1. Bentuk fungsi salah

2. Terjadi penyimpangan spesifikasi karena adanya variabel X lain yang tidak dimasukkan pada model.

3. Inerita, yaitu adanya momentum yang masuk kedalam variabel-variabel X yang terus-menerus sehingga sesuatu akan terjadi dan mempenagruhi nilai-nilai variabel X-nya.

55

4. Manipulasi data yang mengakibatkan data tidak akurat.

5. Adanya lags (tenggang waktu)

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dengan cara :

1. Melihat pola hubungan antara residual ( ) dan variabel bebas atau waktu (X). bila sebaran titik-titik cemderung mengalami penurunan, maka dapat dikatakan ada autokorelasi negatif. Sebaliknya bila cenderung menaik, maka dapat dikatakan ada autokorelasi positif.

2. Menggunakan uji Durbin Watson (DW). Uji ini digunakan dengan cara membandingkan nilai Durbin Watson denagn table Durbin Watson.

Dalam table Durbin-Watson terdapat nilai batas atas (upper bound atau du) dan nilai batas atas (lower bound atou d1). Adapun kriteria yang di berlakukan untuk menjadi patokan adalah sebagai berikut (Ghozali :

2005).

Setelah itu membandingkan nilai statistik d dengan dL (d Lower) dan du (d-upper) dari tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

a). Bila d<dL, berarti ada korelasi yang positif.

b). Bila dL≤d≤ dU, berarti tidak dapat di ambil kesimpulan apa-apa. c). Bila dU≤d≤4-du,berarti tida ada korelasi positif maupun negatif. d). Bila 4-dU ≤d≤4-dL,berarti tidak dapat diambil kesimpulan apa-apa. e). Bila d >4-dL, berarti ada korelasi negatif.

Petunjuk dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi dengan melihat besarnya Durbin Watson yaitu:

56

a). Angka DW dibawah -2 terdapat autokolerasi positif: b). Aangka DW -2 sampai +tidak terdapat autokolerasi. c). Angka DW di atas -2 terdapat autokolerasi negative c . Ujian Multikolinearitas

Uji multikolineritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel indipenden. Bila variabel-variabel berkolerasi secara sempurna maka disebut multikolineritas sempurna (perfect multicollinearity)

Multikolinieritas merupakan keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dinyatakan kondisi linier dengan variabel lainnya Artinya jika di antara pengubah-pengubah bebas yang digunakan sama sekali tidak berkolerasi satu dengan yang maka bisa dinyatakan tidak terjadi multikoliniertas.

Untuk menguji asumsi multikolinieritas dapat digunakan VIF (Vareance Infation Factor) dan TOL (tolerance), dimana (Gozali :2005) Mengatakan bila nlai VIF lebih dari 10 berarti multikolinieritas Sangat tinggi dan sebalik nya apabila nilai VIF lebih dari 10 maka tidak terkolinieritas. Sedangkan bila nilai TOL kurang dari 0,10 Maka\ dikatakan bahwa model regresi bebas dari multikolinieritas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah satu keadaan di mana varian dari kesalahan pengganggu tidak kontans untuk semua nilai variabel bebas.

57

(J. Suprapto, (1983). Uji heterostisitas bertujuan untuk menguji apkah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedasitas.

Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar sactterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika :

1. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka 0 2. Titik-titik data tidak mengumpul hany diatas atau dibawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar lagi

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola . Analisis regresi Berganda

Nachrowi dan Usman (2002:15) mengatakan analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel. Hubungan terikat Y dengan satu atau lebih variabel bebas (X1,X2,X3….Xn). Untuk dapat managanalisis variable independen terhadap variabel dependen. Maka teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis linier berganda dengan menggunakan pooling data.

Dalam penelitian ini regresi berganda digunakan untuk mengetahui kelinieran pengaruh secara bersamaan antara variabel ppembiayaan

58

mudharabah dan pembiayaan Musyarakah terhadap profitabilitas. Adapun rumus regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

Y= bo + b X + b X + b X + e Keterangan :

Y = Variabel Profitabilitas (ROE) Bo =Konstanta

X1 = Variabel pembiayaan Murabahah X2 = Variabel pembiayaan Mudharabah X3 = Variabel pembiayaan Musyarakah e = Error term

E. Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Variabel dependen dan variabel independen.

Adapun yang menjadi variabel dependennya (Y) : Profitabilitas (ROE)

Profitabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Sri Sudarsi (2002 :

19) menyatakan profitabilitas adalah merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya.

Return on Equity (ROE) adalah ukuran yang lebih penting karena merefleksikan kepentingan kepemilihan mereka ( Jaenul Arifin 2006:60). Penggunaan ROE sebagai variabel lebih di karenakan sampai saat ini bank

59

syariah menggunakan ROE untuk menentukan tingkat bagi hasil/ pada masa yang akan datang.

Sedangkan variabel independennya : Murabahah (X1)

Yaitu kontrak jual-beli di mana bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank ditambah keuntungan. Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran dapat dilakukan secara cicil (Bitsaman Ajil) maupun sekaligus.

Mudharabah (X2)

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modalnya (100%), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola ( mudharib). Mudharabah juga dapat diartikan bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.

Musyarakah (X3)

Musyarakah adalah akad kerjasama antara bank dengan nasabah untuk bersama-sama membiayai suatu usaha dengan pembagian keuntungan dan risiko sesuai kesepakatan.

60

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian . Sejarah Singkat Bank Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani

1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia

(MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada

27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari

eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp

84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.

Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,

Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

61

Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998,

rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan

mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah,

yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah

satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan

sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak

62

Kru Muamalat sedikitpun, pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Hingga akhir tahun 2004, Bank Muamalat tetap merupakan bank

syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2

triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar serta perolehan

laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tahun 2004.

Produk dan Jasa Bank Muamalat Produk penghimpun dana

1. tabungan 2. Giro Wadiah 3. deposito 4. Asuaransi Produk pembiayaan 1. Jual beli a.Murabahah b. Salam

63 2. Bagi Hasil a. Mudharabah b. Musyarakah 3. Sewa a. Ijarah

b. Ijarah Muntahia Bittamlik layanan

1. transfer

2. Kas Kilat

3. letter of Credit

4. bank Garansi

. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan

krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan

atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan

64

bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai

cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila

Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29

65

September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah

Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat

Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah

memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank

Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999

merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

66 Produk-produk dalam BSM 1. Produk Pendanaan a. tabungan b. deposito c. giro d. obligasi 2. jasa produk 3. jasa operasional 4. jasa investasi

BSM customer network financing

Pembiayaan resi gudang

PKPN

Pembiayaan edukasi BSM

BSM impian

Pembiayaaan dana berputar

Pembiayaan griya Pembiayaan umrah

67

Musyarakah

Murabahah

B. Pengolahan dan Analisis Deskriptif . Pengolahan data

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah bank umum syariah yang terdaftar di BI dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.

sedangkan data yang digunakan data dari tahun 2005 sampai dengan tahun

2008 yaitu : Profitabilitas (ROE), Jumlah pendapatan murabahah, Jumlah

pendapatan mudharabah, Jumlah pendapatan musyarakah yang didapat dari laporan laba/rugi bank.

Kemudian data tersebut dinput dengan menggunakan Microsoft

EXCEL edisi 2003 dan didapat variabel-variabel, yaitu variabel

Profitabilitas (ROE), variabel Murabahah, Variabel Mudharabah, dan variabel Musyarakah.

Setelah itu data diinput menggunakan SPSS versi dengan menggunakan uji asumsi klasik terlebih dahuluuntuk melihat apakah data yang diolah memenuhi syarat untuk digunakan dalam regresi berganda. Variabel yang didapat ditransformasikan ke bentuk natural logarithma (LN). ini digunakan untuk menstandardisasikan data mentah, sehingga distribusi masing-masing variabel menjadi normal.

Kemudian variabel-variabel tersebut diinput guna memperoleh output dari model persamaan regresi berganda. Sekaligus untuk menganalisis

68

pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen dengan dasar keputusan dari uji F, uji T dan koofisien determinasi (R2)

. Analisis Deskriptif Variabel

Variabel-variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini di antaranya : a. Deskripsi ROE

ROE merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Roe adalah alat untuk mengukur besarnya profitabilitas bank syariah. Penggunaan ROE sebagai variabel dependen lebih dikarenakan sampai saat ini bank syariah menggunakan ROE untuk menentukan tingkat bagi hasil/ pada masa yang akan datang. berdasarkan aturan yang telah ditetapkan BI untuk perbankan syariah. ROE yang baik tentunya memenuhi standar penilaian. BI menetapkan ROE yang baik < 10% per

tahun. TABEL ROE Tahun Triwulan BANK MUAMALAT BANK SYARIAH MANDIRI 2005 I 0.2455 0.2687 II 0.2249 0.2580 III 0.2140 0.2158 IV 0.1810 0.1456 2006 I 0.2361 0.1115 II 0.2129 0.0985 III 0.1977 0.0870 IV 0.2129 0.1043 2007 I 0.3115 0.2004 II 0.2972 0.1749 III 0.2429 0.1657 IV 0.2324 0.1605

69

2008 I 0.3749 0.2264

II 0.3437 0.2278

III 0.3321 0.2218

Rata-rata 0.2573 0.1778

Berdasarkan tabel 4.1, rata-rata ROE yang dihasilkan Bank

Muamalat pada tahun 2005 sebesar 21,63% sedangkan ROE yang

dihasilkan Bank Syariah Mandiri lebih besar dibandingkan Bank Muamalat yaitu 22,20%. Ini berarti bahwa profitabilitas Bank Syariah

Mandiri lebih besar dari pada profitabilitas Bank Muamalat. Dalam tahun

2005 baik Bank Muamalat maupun Bank Syariah mandiri termasuk

kategori bank yang memiliki ROE sehat.

Pada tahun 2006, rata-rata ROE yang dihasilkan Bank Muamalat

sebesar 21,49%, sedangkan ROE yang dihasilkan Bank Syariah Mandiri

sebesar 10,32%. Ini berarti bahwa profitabilitas yang dihasilkan Bank

Muamalat Lebih besar dari pada Bank Syariah. Jika dibandingkan dengan rata-rata pada tahun sebelumnya baik Bank Muamalat mapupun Bank Syariah mandiri keduanya mengalami penurunan, tetapi dalam tahun ini baik Bank Muamalat maupun Bank Syariah mandiri termasuk kategori bank yang memiliki ROE sehat.

Pada tahun 2007, terjadi kenaikan rata-rata ROE pada kedua bank

tersebut jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bank Muamalat memiliki rata-rata ROE sebesar 27,2% , sedangkan Bank Syariah Mandiri

memiliki rata-rata ROE sebesar 17,53%. Dalam tahun ini ROE Bank

70

Pada tahun 2008, penulis hanya meneliti 3 trrwulan dari kedua

bank tersebut.dikarenakan keterbatasan data dan waktu. Rata-rata ROE yang diperoleh Bank Muamalat sebesar 35%, sedangkan rata-rata ROE

Bank Syariah Mandiri sebesar 22,5%. Walaupun hanya 3 triwulan, tetapi

terlihat kenaikan ROE dari kedua bank tersebut.

Jumlah rata-rata yang dikumpulkan dari triwulan 1 tahun 2005

sampai dengan triwulan 3 tahun 2008. Bank Muamalat memiliki rata-rata

sebesar 25,73%, sedangkan rata-rata Bank Syariah Mandiri sebesar

17.78%. ini berarti bahwa profit yang dihasilkan Bank Muamalat lebih

besar dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri. a. Deskripsi Murabahah

Murabahah merupakan variabel independent pertama dalam penelitian ini. Murabahah Adalah suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabah, dimana Bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan.

TABEL Murabahah Tahun triwulan BANK MUAMALAT BANK SYARIAH MANDIRI 2005 I 68152000000 141843832000 II 149097000000 288549543000 III 244973000000 431256872000 IV 354812000000 567368241000

71 2006 I 113148000000 115311167000 II 229678000000 238339368000 III 356341000000 369734473000 IV 486955000000 429689059000 2007 I 122356000000 126998973000 II 255377000000 247693918000 III 387359000000 390346072000 IV 401239000000 490107801000 2008 I 141125000000 179909329000 II 278750000000 366824577000 III 435706000000 579995074000 Rata-rata 268337866667 330931219933

Berdasarkan tabel 4.2, rata-rata pendapatan Murabahah tahun

2005 Bank Muamalat sebesar 204.258.500.000, sedangkan pendapatan

rata-rata Bank Syariah mandiri sebesar 357.254.622.000. Pendapatan

tahun 2005 Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada pendapatan yang

dihasilkan Bank Muamalat.

Pada tahun 2006, jumlah pendapatan rata-rata yang dihasilkan

Bank Muamalat sebesar 296.530.500.000, sedangkan jumlah pendapatan

rata-rata Bank Syariah Mandiri sebesar 288.268.516.750. pada tahun ini

Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan pendapatan rata-rata.

Dokumen terkait