• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang penjualan dan pelayanan tiket

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA (Halaman 53-59)

2. Exit Taxiway

2.3. TERMINAL BANDARA

2.3.5 Penyusunan ruangan

2.3.5.9 Ruang penjualan dan pelayanan tiket

Ruang penjualan dan pelayanan tiket adalah suatu daerah dibandar udara di mana perusahaan penerbangan dan penumpang melakukan kegiatan jual-beli tiket akhir dan lapor-masuk bagasi. Daerah ini meliputi meja pelayanan tiket, ruangan pelayanan petugas tiket perusahaan penerbangan, dan berjalan untuk bagasi dan ruangan kantor pengunjung bagi petugas-petugas tiket perusahaan penerbangan. Terdapat tiga tipe fasilitas pelayanan tiket dan lapor-masuk bagasi, yaitu, memanjang, membujur dan segi empat. Tipe-tipe tersebut tersebut diperlihatkan pada Gambar II.3.

Proses jual beli tiket terjadi dimeja pelayanan tiket. Disebelah kiri dan kanan meja pelayanan tiket disediakan landasan yang rendah untuk meletakkan lapor-masuk, memberi tanda dan menimbang bagasi, apabila diperlukan. Selanjutnya, bagasi ditaruh diatas dan berjalan yang terletak didekat meja pelayanan tiket. Jumlah total dari letak meja pelayanan tiket yang dibutuhkan adalah merupakan fungsi dari banyaknya penumpang-asal pada jam puncak, tipe-tipe fasilitas yang disediakan, yaitu keserbagunaan, lapor-masuk bagasi kilat,

Gambar II.13 Konfigurasi – konfigurasi meja pelayanan tiket umumnya.

commit to user

KonsepPerancangan dan Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Internasional Radin Inten II Lampung

II - 54 atau pengurusan tiket saja dan antrian serta penundaan yang dapat diterima oleh perusahaan penerbangan. Dibeberapa daerah, sejumlah besar penumpang dapat diberikan tiket lebih dahulu atau suatu persentase posisi lapor-masuk yang lebih banyak dapat disediakan baik di dalam gedung terminal atau di pelataran depan. Hal ini terutama dilakukan di bandar-bandar udara yang melayani daerah wisata. Suatu perhitungan yang wajar tentang jumlah meja pelayanan yang dibutuhkan didapat dengan menganggap pembebanan puncak pada fasilitas itu adalah kira-kira 10 persen dari jumlah penumpang asal pada jam puncak, dan panjang antrian maksimum sebanyak 5 penumpang per meja pelayanan merupakan tujuan rancangan yang diinginkan. Dalam hal ini, jika terdapat 3.000 penumpang-asal pada jam puncak, maka penumpang pembebanan puncak adalah 300 orang, yang berarti dibutuhkan 60 buah meja pelayanan. Seperti ditunjukkan pada pada Gambar 10-6, panjang meja pelayanan bergantung kepada campuran tipe posisi meja pelayanan, tetapi untuk keperluan perhitungan awal, meja pelayanan sepanjang 10 kaki untuk dua posisi adalah wajar. Oleh sebab itu, dalam hal ini, panjang total meja pelayanan dalam arah menajang adalah kira-kira 300 kaki. Apabila disediakan jarak antrian 3 kaki per penumpang, maka panjang antrian membutuhkan ruang seluas paling sedikitnya 15 kaki. Meja pelayanan itusendiri membutuhkan ruang sepanjang 10 kaki dan 20 sampai 35 kaki untuk gang. Oleh sebab itu, ruangan yang diperlukan untuk keperluan ini berkisar antara 13.500 sampai 18.000 kaki2. Apabila disediakan tempat duduk satu baris dalam ruangan itu, maka Iuasnya akan bertambah menjadi•sebesar 16.500 sampai 21.000 kaki2. Perhitungan-perhitungan pendekatan yang menggunakan cara perhitungan yang berbeda memberikan hasil yang sama . Dalam petunjuk rancangan awal untuk bandar udara Geneva, dianjurkan bahwa ruangan untuk antri yang disediakan di depan meja pelayanan tiket dengan posisi memanjang tidak boleh Iebih kecil dari 40 kaki. Alasannya adalah apabila terdapat pertambahan permintaan, tidak perlu diadakan perubahan dalam terminal utama.

Perhitungan-perhitungan di atas adalah berguna bagi meja pelayanan tipe memanjang dimana antrian terjadi di setiap posisi. Untuk tipe berkerumun (corral), didapat antrian yang serupa, keuntungan utama dari tipe antrian ini adalah tidak menghalangi arus manusia di ruangan tersebut. Meja-meja pelayanan tipe berbanjar dan segi-empat menghasilkan jumlah posisi dan panjang meja pelayanan yang serupa, tetapi dalam pengaturan geometri yang berbeda. Daerah untuk antri dan sirkulasi penumpang dapat diubah seperti terlihat pada Gambar II-10. Pada umumnya untuk fasilitas-fasilitas Iapor-masuk bagasi dan penjualan tiket

commit to user

KonsepPerancangan dan Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Internasional Radin Inten II Lampung

II - 55 tipe berbanjar. Antrian adalah di sepanjang meja pelayanan, sedangkan pada tipe segi-empat, antrian terjadi dalam beberapa baris di sisi-sisi tempat penjualan tiket.

Penentuan akhir mengenai jumlah dan campuran letak penjualan tiket diIakukan melalui konsultasi dengan berbagai perusahaan penerbangan yang akan dilayani dan melalui penggunaan model-model simuIasi atau analitis.

Areal penumpang dapat terdiri dari daerah-daerah yang lebih kecil untukpengoperasian bagian akunting dan penyimpanan tiket, kwitansi dan daftar penumpang, peralatan-peragaan informasi dan komunikasi, toilet, dan ruangan untuk pendidikan. Pada dinding di belakang meja pelayanan tiket, digantungkan peragaan mengenai data penerbangan terakhir baik untuk kedatangan maupun untuk keberangkatan, Perhitungan umumnya dari kebutuhan-kebutuhan ruangan ATO dapat ditetapkan dengan mengalikan panjang meja pelayanan dengan angka sebesar 20 sampai 25 kaki. Hal ini menghasilkan nilai sebesar kira-kira 7500 k.aki2 bagi 3000 penumpang asal pada puncak, Dengan bertambahnya jumlah penumpang jam-puncak, berbagai penghematan dapat dicapai dalam penggunaan fasilitas-fasilitas tersebut. Sebagai contoh, dengan adanya peningkatan penumpang jam puncak dari 3000 sampai 6000, penambahan ruangan ATO hanya kurang lebih 30 persen. Prosedur perhitungan yang lain juga memberikan hasil yang sama . Sekali Iagi, penentuan akhir dari kebutuhan ruangan didapat melalui konsultasi dengan berbagai perusahaan penerbangan yang menggunakan fasilitas tersebut.

2.3.5.10 Keamanan

Pemeriksaan keamanan bagi seluruh penumpang pesawat adalah merupakan faktor yang sangat penting yang harus dilakukan di terminal bandar udara. Pemeriksaan terbadap penumpang memasuki pesawat tergantung pada konfigurasi terminal dan kebijaksaan berbagai perusahaan penerbangan, pemeriksaan dapat dilakukan di berbagai tempat pada terminal di dalam daerah yang terletak antara daerah pelayanan tiket dan daerah keberangkatan pesawat. Daerah ini dianggap sebagai daerah aman (steril). Keputusan untuk melarang pengunjung memasuki daerah steril harus mempertimbangkan reaksi masyarakat. Dalam banyak keadaan digunakan tanda tangan untuk mengurangi minat pengunjung untuk memasuki daerah steril, tetapi pelaksanaannya tidak ketat kecuali dalam periode-periode permintaan puncak yang melonjak.

commit to user

KonsepPerancangan dan Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Internasional Radin Inten II Lampung

II - 56 Pemeriksaan dilakukan dalam koridor yang menuju ke gerbang (gate) atau dalam beberapa keadaan, di gerbang keberangkatan (boarding gate). Dalam kebanyakan instalasi, penumpang dan pengungjung harus berjalan melalui magnetometer dengan barang bawaan harus diperiksa secara manual atau dengan pemeriksaan sinar X.

Suatu tempat pemeriksaan umumnya dengan dua meja untuk menerima dan dua meja untuk mengembalikan barang bawaan yang diperiksa ditambah magnetometer membutuhkan ruangan seluas kira-kira 144 kaki2. Sebuah unit alat deteksi tipikal yang menggunakan sinar X membutuhkan ruangan dengan luas kira-kira 120 kaki2. Semuanya diperlihatkan pada Gambar II.11.

Kecepatan pemrosesan peralatan ini berkisar antara 300 sampai 600 orang per jam. Letak dari peralatan ini harus diperhatikan agar jangan menghalangi arus penumpang yang meninggalkan daerah steril dan antrian penumpang yang akan diperiksa tidak menghalangi arus penumpang diruangan tersebut. Pada umumnya, lebar koridor di sekitar daerah pemeriksaan harus selebar 30 sampai 40 kaki untuk menampung peralatan pemeriksaan dan penumpang yang meninggalkan ruangan pemeriksaan kadang-kadang, peralatan pemeriksaan ini diletakkan secara berurutan di sepanjang koridor untuk digunakan dalam periode-periode puncak tanpa menghalangi arus penumpang atau menyebabkan antrian yang panjang.

Di beberapa bandar udara, fasilitas-fasilitas yang diotomatisasikan mulai digunakan bagi penumpang yang meninggalkan daerah steril. Fasilitas itu dapat terdiri dari serangkaian pintu putar dengan lantai peka tekanan untuk mencegah masuknya penumpang yang tidak diinginkan ke dalam ruangan itu. Untuk perencanaan awal, fasilitas pintu putar untuk jalan ke luar dari daerah steril dapat memproses kira-kira 500 sampai 750 orang per jam per unit.

Gambar II.14 Denah pemeriksaan umum.

commit to user

KonsepPerancangan dan Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Internasional Radin Inten II Lampung

II - 57 2.3.5.11 Ruang tunggu keberangkatan

Ruangan ini selain digunakan untuk menunggu keberangkatan pesawat juga dipakai sebagai jalan keluar bagi penumpang yang turun dari pesawat. Pada umumnya, ruangan ini harus cukup besar untuk dapat menampung sejumlah penumpang yang diharapkan ada di ruangan ini 15 menit sebelum jam keberangkatan pesawat, dengan menganggap bahwa waktu itu adalah waktu di mana penumpang dapat mulai masuk ke pesawat. Suatu perhitungan kira-kira mengenai persentase penumpang dalam ruangan ini adalah 90 persen dari penumpang yang akan naik ke pesawat. Dalam ruangan ini harus terdapat tempat duduk walaupun tidak perlu untuk seluruh penumpang, ruangan bagi perusahaan penerbangan untuk memproses keberangkatan, ditambah untuk antrian dan jalan ke luar bagi penumpang yang baru turun dari pesawat. Kriteria rancangan di bandar udara Geneva menetapkan bahwa ruang tunggu keberangkatan harus dapat menampung 80 persen dari jumlah penumpang rencana yang akan naik ke pesawat dengan 80 persen dari jumlah tersebut disediakan tempat duduk seluas 15 kaki2 per penumpang dan 20 persen berdiri dengan pengertian ruang seluas 10 kaki2 per penumpang. Antrian penumpang untuk memasuki pesawat tidak boleh sampai ke koridor karena akan mengganggu arus penumpang. Ruang tunggu dengan lebar 25 sampai 30 kaki dianggap memadai untuk menampung penumpang yang akan naik ke pesawat. Luas ruangan ini ditetapkan dengan dasar 10 sampai 15 kaki2 per penumpang yang akan naik ke pesawat. Oleh karena itu, apabila suatu ruangan tunggu keberangkatan harus menampung 100 penumpang, luas ruangan ini berkisar antara 1000 sampai 1500 kaki2. Luas ruang tunggu bersama untuk keberangkatan didasarkan pada jumlah total penumpang yang naik ke pesawat pada jam-puncak untuk pintu gerbang ke pesawat (gates) yang dilayani oleh ruang tunggu tersebut. Karena waktu untuk memasuki pesawat pada jam .puncak adalah berbeda-beda, luas total untuk ruang tunggu yang terpisah dapat dikurangi 20 sampai 30 persen dari luas ruang-ruang tunggu bersama.

commit to user

KonsepPerancangan dan Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Internasional Radin Inten II Lampung

II - 58 Lebar koridor yang diperuntukkan bagi penumpang yang baru turun dari pesawat paling sedikitnya 10 kaki. Ruangan pemrosesan perusahaan penerbangan harus menyediakan paling sedikitnya dua posisi untuk pesawat berbadan sempit dan empat posisi bagi pesawat berbadan lebar untuk mengurangi panjang antrian supaya tidak menerus ke koridor. Kecepatan pemrosesan berkisar antara 1 sampai 2 penumpang tiap menit di posisi-posisi tersebut, dan tingkat kedatangan puncak berkisar antara 10 sampai 15 persen dari penumpang yang naik ke pesawat. Oleh sebab itu antrian sepanjang 10 kaki adalah wajar bagi rancangan awal untuk suatu ruang tunggu keberangkatan yang tersendiri. Untuk ruang tunggu bersama, posisi daerah pemrosesan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu arus penumpang di sekitar pintu masuk dan keluar ruang tunggu. Secara tipikal, posisi-posisi tersebut ditempatkan di pusat fasilitas satelit atau di ujung koridor dalam suatu fasilitas dermaga.

Gambar II.11 memperlihatkan denah ruang tunggu keberangkatan yang mempunyai tempat duduk bagi kurang lebih 70 orang.

2.3.5.12 Koridor

Koridor merupakan tempat mondar-mandir penumpang dan pengunjung antara ruang tunggu keberangkatan dan daerah pusat terminal. Koridor ini harus dirancang untuk mengakomodasi mereka yang cacat selama periode puncak dari arus kepadatan yang tinggi. Penelitian-penelitian telah memperlihatkan bahwa koridor tipikal selebar 20 kaki akan

Gambar II.15 Denah Ruang Tunggu Keberangkatan.

commit to user

KonsepPerancangan dan Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Internasional Radin Inten II Lampung

II - 59 mempunyai kapasitas yang bervariasi dari 330 sampai lebih dari 600 orang per menit. Untuk keperluan perencanaan, lebar koridor harus didasarkan pada perhitungan sebesar 16,5 penumpang per kaki dari lebar koridor per menit. Lebar koridor harus merupakan lebar yang dibutuhkan di tempat yang paling kritis, yaitu, Iebar arus, bebas minimum di sekitar pintu masuk restoran, tempat telepon, atau tempat-tempat lapor-masuk pada ruang tunggu keberangkatan. Standar ini didasarkan pada lebar sebesar 2,5 kaki per orang dan jarak pemisahan sebesar 6 kaki di antara penumpang. Lebar koridor dipengaruhi oleh jumlah penumpang puncak yang turun dari pesawat secara rombongan (platoon), tetapi pengurangan jarak pisah menyebabkan penurunan jarak perjalanan dalam daerah tersebut. Di bandar udara Geneva, lebar koridor yang dibutuhkan untuk mondar-mandir penumpang dan pengunjung paling sedikitnya 20 kaki, sedangkan yang terdapat dalam penghubung ke sisi udara, paling sedikitnya 30 kaki. Petunjuk selanjutnya mengenai rancangan lebar koridor terdapat dalam referensi .

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA (Halaman 53-59)

Dokumen terkait