• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa masalah dan kebutuhan PT. KIM (Persero) dilakukan untuk memperoleh data tentang masalah-masalah pada lingkungan kerja di wisma KIM.

5.1 Analisa Kebisingan

Sumber kebisingan yang mengganggu kenyamanan dalam lingkungan kerja PT. KIM Persero dibagi atas dua bagian yaitu sumber kebisingan dari dalam ruangan dan luar bangunan. Sumber kebisingan dari luar bangunan yaitu kebisingan yang bersumber dari jalan umum/bundaran KIM. Kebisingan yang bersumber dari suara pabrik Musim Mas (Gambar 5.1). Pada ruang dalam dari wisma KIM kebisingan dalam ruangan bersumber dari:

1. Kebisingan yang bersumber dari komunikasi antar karyawan.

2. Memutar musik sewaktu bekerja, sehingga menngganggu konsentrasi.

1

2

3

4

Kebisingan dari Pabrik Musim Mas

Kebisingan dari jalan Batam

Kebisingan dari jalan utama KIM

Kebisingan dari bundaran Umum ( Bundaran KIM) dan SPBU

Gambar 5.1 Sumber Kebisingan Sumber: Survey Lapangan, 2014

Data tingkat kebisingan diambil menggunakan sound meter yang diambil pada 8 titik. Titik pengambilan data dan hasil pengukuran dengan menggunakan sound meter dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Titik Pengambilan Data Kebisingan Sumber: Survey Lapangan, 2014

Gambar 5.2 menunjukkan posisi pengambilan data pada layout wisma KIM. Area pengukuran tingkat kebisingan dengan menggunakan sound meter dilakukan pada 8 biro di wisma KIM. Hasil pengukurannya ditampilkan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Pada Wisma KIM

Sumber: Survey Lapangan

Hasil pengukuran pada Tabel 5.1 menunjukkan data tingkat kebisingan paling rendah 72 dB dan maksimal 120 dB. Rata-rata tingkat kebisingan terendah ada di titik ke 2 yaitu biro sumber daya manusia dan tingkat kebisingan tertinggi berada dititik 1 yaitu biro perencanaan dan teknik, biro ini berada dekat dengan bundaran KIM sehingga tingkat kebisingannya cukup tinggi.

Rata-rata hasil pengukuran yang dilakukan pada tiap biro dari wisma KIM adalah 104 dB. Berdasarkan KepMenaker No.51 bangunan wisma KIM berada pada zona D yaitu bangunan pada kawasan industri dengan standar tingkat kebisingan 60-70 dB. Wisma PT. KIM (Persero) berada pada tingkat kebisingan yang lebih dari standar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk bangunan perkantoran.

Area pengambilan sampel Tingkat Kebisingan kebisingan(dB) Minimal(dB) Maksimal(dB) Titik 1 100 120 110 Titik 2 70 96 83 Titik 3 81 110 95, 5 Titik 4 83 102 92, 5 Titik 5 72 100 86 Titik 6 79 111 95 Titik 7 75 96 85, 5 Titik 8 75 102 88, 5 Rata-rata Tingkat kebisingan 92

Kebisingan dari jalan dan bundaran KIM

Kebisingan dari pabrik Musim mas

Gambar 5.3 Posisi Biro dan Tingkat Kebisingan Sumber: Survey Lapangan, 2014

Gambar 5.3 menunjukkan bahwa tingkat kebisingan paling tinggi berada pada wilayah yang dekat dengan bundaran KIM dan Pabrik Musim Mas. Pada area tersebut perlu perlakuan khusus untuk mengurangi tingkat kebisingan. Biro yang berada dekat dengan bundaran KIM memiliki tingkat kebisingan 110 dB dan biro yang dekat dengan pabrik Musim Mas memiliki tingkat kebisingan 95 dB.

Dampak kebisingan tersebut berupa gangguan psikologis, rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi dan cepat marah sehingga mengakibatkan menurunnya tingkat produktivitas karyawan. Hal ini juga disertai dengan gangguan komunikasi sehingga

memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pekerjaan. Hal ini sangat berdampak pada usaha meningkatkan produktivitas staf.

5.1.3 Hasil angket sebagai tanggapan responden terhadap tingkat kebisingan

Hasil pembagian angket pada 21 orang staf PT. KIM (Persero), 83,8% responden menyatakan bahwa lingkungan kerja mereka bising dan mempengaruhi produktivitas staf dalam bekerja, untuk memperjelas tanggapan tersebut maka data tersebut disajikan dalam bentuk diagram lingkaran.

Gambar 5.4 yang menyajikan diagram lingkaran tentang tanggapan staf terhadap kualitas kebisingan di wisma KIM, diagram tersebut menjelaskan bahwa 40% responden sangat setuju kalau lingkungan kerja bising dan mempengaruhi produktivitas kerja, 40% responden setuju, 15% responden menyatakan bahwa tingkat kebisingan berada pada kondisi normal sedangkan 5% responden menyatakan bahwa lingkungan kerja mereka tidak bising. Berdasarkan data diatas dapat

Gambar 5.4 Diagram Lingkaran Tingkat Kebisingan Sumber: Analisa Kuesioner

disimpulkan bahwa lingkungan kerja wisma KIM bising dan mengganggu produktivitas staf, untuk itu dibutuhkan perencanaan desain yang dapat mengurangi tingkat kebisingan.

5.1.4 Perbandingan hasil analisa kebisingan

Data hasil analisa kebisingan pada lingkungan fisik dari wisma KIM pada delapan biro PT. KIM (Persero) yang dikategorikan berdasarkan sumber kebisingan, hasil pengukuran, tanggapan responden dan pembagian angket yang menjadi data kualitas kebisingan wisma KIM disajikan dalam Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Analisa Kebisingan Tiap Biro pada Wisma KIM

Sumber: Analisa, 2014

Tabel 5.2 menjelaskan kebisingan pada bangunan wisma KIM disebabkan oleh lokasi lahan yang berada pada kawasan industri dekat dengan jalan utama yaitu bundaran KIM dan pabrik Musim Mas. Berdasarkan hasil pengukuran pada bangunan wisma KIM menunjukkan tingkat kebisingan rata-rata 92 dB dengan sumber kebisingan tertinggi berasal dari pabrik Musim Mas. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 83% staf merasa bising dan hal ini cukup mengganggu produktivitas dalam bekerja. Data diatas menjelaskan bahwa bangunan dari wisma KIM berada pada

Data Penjelasan

Sumber Kebisingan Sumber kebisingan utama berasal dari pabrik Musim mas dan bundaran KIM.

Hasil Pengukuran Hasil pengukuran dengan sound meter menunjukkan bahwa tingkat kebisingan berada pada rata-rata 92 dB. Tanggapan responden terhadap

tingkat kebisingan

83% responden menganggap bahwa lingkungan kerja mereka bising dan mengganggu produktivitas.

kondisi yang bising. Usaha pengendalian kebisingan yang telah dilakukan dan belum dilakukan, agar dapat mengurangi kebisingan pada bangunan wisma KIM dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Penerapan Teori Usaha Pengendalian Kebisingan Bangunan Wisma KIM

Sumber: Analisa, 2014

Tabel 5.3 menjelaskan bahwa beberapa usaha pengendalian kebisingan telah diterapkan pada bangunan wisma KIM. Usaha pengendalian kebisingan yang dapat diterapkan adalah penggunaan material dinding pada ruangan yang dekat dengan sumber kebisingan sehingga dapat mengurangi sumber kebisingan. Wisma KIM menggunakan bangunan dengan konsep tertutup dan menggunakan AC, sehingga

Usaha Pengendalian kebisingan Penerapan pada Wisma KIM Keterangan Memperpanjang jalan media perambatan

Kebisingan pada bangunan wisma KIM disebabkan oleh jarak/lokasi lahan yang berada pada kawasan Industri dekat dengan jalan utama yaitu bundaran KIM dan pabrik Musim Mas.

Menempatkan Elemen Ventilasi

x Wisma KIM memiliki bangunan yang tertutup karena menggunakan AC.

Memberi

penghalang/Barrier

Memberikan penghalang/barrier berupa vegetasi/tanaman hias dan pohon.

Penggunaan Material berupa kaca ataupun dinding yang kedap suara

x Penggunaan material kaca dan menggunakan dinding yang dapat menghambat masuknya suara pada ruangan yang tingkat kebisingannya tinggi.

konsep penempatan elemen ventilasi tidak diterapkan pada bangunan ini. Usaha pengendalian kebisingan yang telah diterapkan pada bangunan wisma KIM adalah memperpanjang jalannya media perambatan dengan memberikan jarak pada pabrik Musim Mas dan bundaran KIM serta memberi penghalang berupa vegetasi di lingkungan wisma KIM sehingga kebisingan dapat berkurang, hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memberikan kenyamanan kepada staf.

5.2 Analisa Pencahayaan 5.2.1 Sumber Cahaya

Sumber cahaya pada ruang kerja PT. KIM (Persero) berasal dari cahaya alami berasal dan cahaya buatan. Sumber cahaya alami berasal dari terang matahari dan terang langit sedangkan sumber cahaya buatan berasal dari cahaya lampu.

Tiap ruangan yang menjadi tempat staf PT. KIM (Persero) bekerja mendapat pencahayaan alami terkecuali biro SDM. Pencahayaan alami menggunakan sumber cahaya matahari dan terang langit yang masuk melalui bukaan. Penempatan jendela pada bangunan wisma KIM berada pada keempat sisi bangunan, yaitu utara, timur selatan dan barat. Masing-masing ruangan memiliki orientasi bukaan yang berbeda sesuai dengan penempatan ruangan pada layout kantor. Tabel 5.4 menjelaskan luas tiap ruangan, luas bukaan dan orientasi tiap biro di wisma KIM.

Tabel 5.4 (Lanjutan) No Gambar Luas Ruangan Jumlah Titik Lampu Luas Bukaan Orientasi bukaan

1 Ruang Biro Perencanaan dan Teknik 136.2 m2 17 8.32m2 Selatan dan Timur

2 Ruang Sumber Daya Manusia 122.6 m2 8 - -

3 Ruang Keuangan 122.6 m2 14 50.54m2 Timur

No Gambar Luas Ruangan Jumlah Titik Lampu Luas Bukaan Orientasi bukaan

4 Ruang Pengembangan Usaha 61.6 m2 2 4m2 Utara

5 Ruang Satuan Pengawas Interen 22.6 m2 3 7m2 Utara

6 Ruang Coorporate 39. 8m2 5 11.6m2 Utara

No Gambar Luas Ruangan Jumlah Titik Lampu Luas Bukaan Orientasi bukaan 8 Ruang BPL 8m2 8 8m2 Barat

Tabel 5.4 menjelaskan bahwa jumlah titik lampu dan luas bukaan ditiap ruangan berbeda-beda, sehingga tingkat pencahayaan alami dan buatan pada tiap ruangan juga berbeda-beda. Pengukuran tingkat pencahayaan tiap ruang menggunakan gunakan lux meter.

5.2.2 Hasil pengukuran tingkat pencahayaan

Titik pengambilan sampel pengujian tingkat pencahayaan disajikan dalam Gambar 5.5.

Gambar 5.5 menjelaskan area pengambilan sampel pada layout wisma KIM pada 8 titik yang menjadi biro dari wisma KIM. Hasil pengukuran dengan menggunakan lux meter ditampilkan pada Tabel 5.5.

Gambar 5.5 Titik Pengambilan Sampel Pencahayaan Sumber: Survey Lapangan 2015

Tabel 5.5 Hasil Pengukuran Tingkat Pencahayaan

Area pengambilan sampel Tingkat Pencahayaan pencahayaan (lux) Minimal(lux) Maksimal(lux) Titik 1 248 478 363 Titik 2 257 386 321,5 Titik 3 220 456 338 Titik 4 288 496 392 Titik 5 250 380 315 Titik 6 249 453 351 Titik 7 275 496 385,5 Titik 8 240 450 345

Rata-rata tingkat pencahayaan 351,375

Sumber: Survey Lapangan, 2014

Hasil pengukuran pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa tiap ruang memiliki tingkat pencahayaan yang baik. Tingkat pencahayaan tertinggi berada pada titik 7 dengan rata-rata 385,5 dan tingkat pencahayaan terendah berada pada titik 2 yaitu 321,5 lux. Rata-rata tingkat pencahayaan pada tiap biro adalah 351,375 lux. Menurut peraturan perundang-undangan standar pencahayaan untuk kantor adalah 350 lux, tidak semua ruangan mengkuti standar pencahayan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Beberapa biro belum memenuhi standar, seperti biro SDM pada titik 2, biro pemasaran keuangan pada titik 3 dan biro BPL pada titik 8. Sesuai dengan tabel diatas maka intensitas penerangan pada ruang kerja belum semua memenuhi dengan standar intensitas pencahayaan internasional dan direkomendasikan, tetapi jika dilihat dari rata-rata tingkat pencahayaan wisma KIM yang berada pada nilai 351,375 lux bangunan ini sudah sesuai dengan standar peraturan perundang–undangan.

5.2.3 Data hasil angket kualitas pencahayaan

Data hasil angket terhadap 22 orang karyawan menyatakan bahwa kualitas pencahayaan berada dalam kategori baik dengan hasil 79% responden menyatakan bahwa pencahayaan ruangan cukup baik dan mendukung produktivitas staf dalam bekerja. Data tersebut dijelaskan dalam bentuk diagram lingkaran pada Gambar 5.6

Gambar 5.6 menjelaskan tanggapan terhadap kualitas pencahayaan pada ruang kerja, 59% responden menyatakan bahwa lingkungan kerja mereka baik, 18% responden menyatakan bahwa ruangan kerja mereka berada pada kondisi sangat baik, 18% menyatakan cukup baik dan 5% menyatakan kurang baik.

Gambar 5.6 Diagram Lingkaran Kualitas Pencahayaan Sumber: Analisa Kuesioner, 2014

5.2.4 Perbandingan hasil analisa pencahayaan.

Data hasil analisa pencahayaan, berdasarkan sumber cahaya, hasil pengukuran dan pembagian angket yang disajikan dalam Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Kualitas Pencahayaan Pada Wisma KIM

Tabel 5.6 menejaskan bahwa kualitas pencahayaan yang bersumber dari pencahayaan alami sudah cukup baik dan mendukung produktivitas, rata-rata hasil pengukuran 351,375 lux dan 79% responden setuju bahwa kualitas pencahayaan baik. 5.2.5 Rumusan kriteria perencanaan kualitas pencahayaan

Berdasarkan hasil analisa pada Sub Bab 5.2 menunjukkan bahwa kualitas pencahayaan pada bangunan wisma KIM telah sesuai dengan standar yang diberikan oleh pemerintah dan hasil angket menunjukkan bahwa pengguna bangunan merasa kualitas pencahayaan sudah cukup baik dan mendukung produktivitas staf dalam bekerja. Tinjauan penerapan pencahayaan pada bangunan wisma KIM berdasarkan teori penerapan pencahayaan kantor disajikan dalam Tabel 5.7.

Data Penjelasan

Sumber Cahaya Sumber cahaya berasal dari pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

Data Hasil Pengukuran tingkat pencahayaan

Hasil pengukuran dengan lux meter menunjukkan bahwa tingkat pencahayan rata-rata 351,375 lux.

Tanggapan responden terhadap kualitas tingkat pencahayaan

79% responden menyatakan bahwa pencahayaan ruangan cukup baik dan mendukung produktivitas.

Tabel 5.7 Tabel Upaya Penerapan Pencahayaan

Sumber: Survey Lapangan, 2014

Tabel 5.7 menjelaskan tentang teori upaya-upaya penerapan pencahayaan pada ruangan kantor. Teori penerapan tersebut pada umumnya telah dilaksanakan pada bangunan wisma KIM, poin yang tidak diterapkan adalah pengaturan orientasi bangunan yang seharusnya bukaannya lebih luas pada arah timur, namun pada bangunan ini bukaan dengan orientasi barat, utara dan selatan cukup luas sehingga Pencahayaan tercukupi namun transfer panas terlalu bannyak, hal ini cukup mengganggu staf dalam bekerja.

5.3 Analisa Pengudaraan (Suhu dan Kelembaban) 5.3.1 Pengudaraan dalam ruangan PT. KIM (Persero)

NO Teori Penerapan Pencahayaan kantor yang baik Penerapan

pada bangunan Wisma KIM 1 Pencahayaan Buatan menurut Loe (dalam Dyah Nurwidyaningrum,

2010:13).

Penggunaan lampu neon sebagai sumber pencahayaan buatan Pencahayaan umum dengan posisi 30-60 inchi dari lantai

2 Syarat berdasarkan Peraturan Mentri Perburuhan tahun 1964 No.7 tentang Pencahayaan

Jarak antara gedung tidak mengganggu masuknya cahaya alami Penyebaran cahaya merata

Jarak bukaan ke lantai minimal 1,2m Jarak cahaya tetap dan tidak berkedip Sumber cahaya tidak menyilaukan

Tingkat penerangan tidak kurang dari 350 lux

3 Pencahayaan alami

Pengaturan orientasi bangunan (Menghindarkan bukaan yang luas pada area yang panas dan silau)

Menggunakan sun shading atrau reflector

Menggunakan kaca stopsol

x

Pengaturan suhu pada tiap ruangan di wisma KIM sangat bergantung pada pengudaraan buatan. Setiap ruangan terdapat AC (Air Conditioner) dengan jumlah 1-2 bh dengan kapasitas 1-1-2 PK. AC akan hidup di sepanjang jam kerja karena pada ruangan tidak terdapat ventilasi. Sumber panas pada ruangan antara lain berasal dari:

1. Penggunaan kaca pada fasad bangunan. 2. Tidak ada pengudaraan alami.

3. Penggunaan kaca pada fasad bangunan berada di keempat sisi bangunan dengan luasan yang sama.

Gambar 5.7 menjelaskan tipikal bukaan pada bangunan wisma KIM, posisi jendela sebagai sumber penerangan alami memiliki ketinggian 0,9 m dari lantai dan memenuhi syarat kesehatan, kebersihan dan penerangan tempat kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1964.

Gambar 5.7 Detail Bukaan Bangunan Wisma KIM Sumber: Survey lapangan, 2014

Tabel 5.8 Bukaan dan Luasan pada Wisma KIM

Sumber: Survey Lapangan, 2014

Tabel 5.8 menjelaskan bahwa bukaan ditiap biro berbeda luasannya dan orientasinyanya sehingga tingkat kenyamanan ditiap ruang berbeda.

Data dari Tabel 5.8 menjelaskan bahwa ruangan yang paling luas adalah ruangan biro perencanaan dan oprasional dan bukaan yang paling luas adalah bukaan ruang keuangan. Orientasi bukaan berada pada sisi utara, selatan, timur dan barat sedangkan orientasi bukaan paling luas berada pada sisi timur yang didominasi oleh ruangan biro keuangan, sehingga ruangan ini memiliki suhu yang cenderung lebih panas.

5.3.2 Pengudaraan dalam ruangan PT. KIM (Persero)

Pengukuran kualitas pengudaraan dalam ruangan dikaji dalam dua bagian yaitu kualitas temperatur dan kelembaban yang berpengaruh terhadap kenyamanan dalam bekerja dan berpengaruh terhadap produtivitas staf. Gambar 5.8 menunjukkan titik pengambilan data temperatur dan tingkat kelembaban yang menjelaskan kualitas

No Ruangan Ruangan Luas

Bukaan

Orientasi bukaan

1 Ruang Perencanaan dan Oprasional 136,25 8. 32 Selatan dan Timur

2 Ruang Sumber Daya Manusia 122. 6 - -

3 Ruang Keuangan 122,6 50. 54 Timur

4 Ruang Pengembangan Usaha 61. 6 4 Utara

5 Ruang Satuan Pengawas Intern 22. 6 7 Utara

6 Ruang Coorporate 39. 8 11. 6 Utara

Tabel 5.9 Data Temperatur Tiap Biro

pengudaraan ditiap ruang pada layout wisma KIM menggunakan alat hygro thermometer hasil pengukurannya ditampilkan pada Tabel 5.9 dan Tabel 5.10.

Gambar 5.8 menjelakan 8 ruang yang menjadi titik pengukuran kualitas ruangan dengan menggunakan hygro thermometer untuk mengukur suhu udara dan tingkat kelembaban dalam ruangan di wisma KIM. Data hasil pengukuran tersebut disajikan dalam Tabel 5.9 dan Tabel 5.1.

Area pengambilan sampel Tingkat Suhu Suhu

(°C) Minimal (°C) Maksimal (°C) Titik 1 21,5 28 24,75 Titik 2 26 28, 3 27,15 Titik 3 27, 1 29, 8 28, 45 Titik 4 27, 3 29,1 28,2 Titik 5 26 27, 3 26,65 Titik 6 21,5 30, 7 26, 1 Titik 7 25 29,3 27, 15 Titik 8 21,5 33, 4 27,45 Rata-rata suhu 26,9875

Sumber: Survey Lapangan, 2014

Tabel 5.9 menunjukkan rata-rata temperatur pada wisma KIM adalah 26.9oC dengan suhu yang tertinggi pada titik 3 dan 4 yaitu ruangan biro keuangan dan biro pengembangan usaha. Data tingkat kelembaban pada ruangan wisma KIM dijelakan pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Data Tingkat Kelembaban

Area pengambilan Kelembaban Rata-rata(°F) sampel Titik 1 58 Titik 2 40.5

Gambar 5.8 Titik Pengambilan Data Temperatur dan Kelembaban Sumber: Survey Lapangan, 2014

Titik 3 47 Titik 4 47 Titik 5 55 Titik 6 43 Titik 7 56.5 Titik 8 56.7 Rata-rata tingkat kelembaban 50.4625

Tabel 5.10 menjelaskan tingkat kelembaban dari 8 biro wisma KIM. Rata-rata tingkat kelembaban adalah 59,46% dengan tingkat kelembaban tertinggi berada pada titik 1 yaitu ruangan BPO dan tingkat kelembaban terendah pada titik 2 yaitu ruangan sumber daya manusia.

Hasil pengukuran yang dilakukan pada beberapa sampel ruangan, rata-rata suhu pada wisma PT. KIM (Persero) adalah 26,98oC dengan kelembaban 50,4% RH (RH: Relative Humidity). Menurut hasil penelitian Leipssmeier suhu dan peraturan dari pemerintah suhu nyaman untuk ruang kerja di Indonesia adalah 22-28oC dengan kelembaban 40%-60% RH. Tabel 5.9 dan 5.10 menunjukkan rata-rata hasil pengukuran kualitas pengudaraan dengan rata-rata suhu 26,9oC dan rata-rata kelembaban 50,4%, data tersebut menunjukkan bahawa kualitas pengudaraan telah mengikuti standar dari peraturan mentri kesehatan.

Perubahan suhu/temperatur ruangan yang terjadi pada lingkungan kerja dapat menimbukan berbagai kondisi seperti gangguan perilaku dan perfomansi kerja, dehidrasi, keadaan keringat dan gatal karena kulit terus basah, hilangnya garam tubuh

Gambar 5.9 Diagram Lingkaran Kualitas Pengudaraan Sumber: Analisa Kuesioner

yang dapat menyebabkan kejang otot, heat syncope dan heat exhaustion. Perubahan suhu mengganggu kenyamanan karyawan dalam bekerja.

5.3.3 Pengudaraan dalam ruangan PT. KIM (Persero)

Kualitas suhu udara berada dalam kategori baik dengan persentase 70,5%

angket ini

dibagikan pada 21 orang responden yang merupakan staf dari PT. KIM (Persero).

Gambar 5.9 menjelaskan tentang tanggapan responden terhadap kualitas pengudaraan pada ruang kerja. Sebanyak 65% responden menyatakan kualitas pengudaraan baik, 26% menyatakan kurang baik dan 9% menyatakan dalam kondisi

Tabel 5.11 Analisa Pengudaraan (Kenyamanan Termal)

cukup baik. Berdasarkan diagram pada gambar 5.9 responden menyatakan kualitas pengudaraan di wisma KIM dalam kondisi baik.

5.3.4 Perbandingan analisa pengudaraan

Hasil analisa terhadap kualitas pengudaraan berdasarkan data sumber pengudaraan, pengukuran kenyamanan termal dan hasil kuesioner tentang kualitas pengudaraan pada ruangan kerja yang disajikan dalam Tabel 5.11.

Data Keterangan

Sumber Pengudaraan Sumber pengudaraan yang digunakan adalah penggunaan AC pada tiap ruang.

Hasil pengukuran Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata suhu pada tiap ruang adalah 26,9 C dengan kelembaban 80. 9 F.

Hasil angket Hasil angket berada pada angka 70. 5%, dengan pembagian 65% staf setuju bahwa pengudaraan dalam ruangan baik, 26% menyatakan kurang baik dan 9% menyatakan cukup baik.

Sumber: Analisa, 2014

Tabel 5.11 menjelaskan bahwa kualitas pengudaraan ruang kerja cukup baik dan mendukung produktvitas staf dalam bekerja, kesimpulan ini diambil berdasarkan data hasil pengukuran dengan hygro thermometer dan hasil angket.

5.3.5 Kriteria Perencanaan Kualitas Pengudaraan

Hasil analisa pada Sub Bab 5.3 menjelaskan bahwa kualitas pengudaraan pada bangunan wisma KIM telah sesuai dengan standar yang diberikan oleh pemerintah dan hasil angket menunjukkan bahwa pengguna bangunan merasa kenyamanan termal baik. Tinjauan pengudaraan pada ruangan melalui pencapaian secara arsitektural dilakukan berdasarkan teori penerapan kualitas pengudaraan yang

mendukung produktivitas staf dalam bekerja dan meningkatkan produktivitas disajikan dalam bentuk Tabel 5.12.

Tabel 5.12 Penerapan Teori Kenyamanan Termal Melalui Upaya Arsitektural

Sumber: Survey Lapangan, 2014

Tabel 5.12 menjelaskan bahwa bangunan wisma KIM menerapkan pencapaian kenyamanan kualitas pengudaraan melalui upaya arsitektural seperti peletakan orientasi bukaan bangunan yang lebih luas pada arah utara dan selatan, penggunaan elemen lansekap seperti vegetasi disekitar bangunan yang juga membantu mengurangi panas. Penggunaan kaca jenis stopsol yang mengurangi panas dan radiasi ke dalam ruangan, selain itu bangunan ini menggunakan warna dinding yang berwarna putih yang memiliki daya serap kalor paling rendah.

5.4. Analisa Tata Ruang 5.4.1 Analisa Sirkulasi

Kajian sirkulasi pada layout wisma KIM terbagi atas dua bagian yaitu analisa sirkulasi antar ruang dan sirkulasi berdasarkan fungsinya. Kajian tersebut dijelaskan dalam dua bagian yaitu analisa sirkulasi dan analisa tata ruang. Posisi biro pada

Pencapaian kenyamanan termal melalui upaya arsitektural Penerapan Perletakan orientasi bukaan bangunan yang lebih luas menghadap

utara selatan

Menggunakan elemen arsitektur seperti overhang dan Sun louvre x

Menggunakan elemen lansekap

Penggunaan material bangunan yang tidak menyerap radiasi dan panas

Gambar 5. 10 Analisa Sirkulasi dan perletakan tiap biro di Wisma KIM Sumber: Survey Lapangan

layout tidak terzonasi pada satu area, sehingga pencapaian dari satu biro ke biro yang lain menjadi lebih panjang.

Sirkulasi ruang eksisting bangunan menggunakan sistem koridor, dimana jalur sirkulasi dibatasi oleh dinding pada kedua sisinya. Koridor memliliki lebar 2,5 m dan sudah memenuhi standar koridor kantor. Sirkulasi vertikal bangunan dari wisma KIM menggunakan tangga.

Posisi ruang perencanaan, sumber daya manusia dan keuangan berada pada posisi yang berdekatan namun divisi pemasaran, coorporate, satuan pengawas intern serta BPL berada pada posisi yang tidak berdekatan sehingga pergerakan dari staf menjadi tidak efisien dengan jarak tempuh yang lebih panjang dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu biro pemasaran dan coorporate merupakan divisi yang

Sirkulasi

Sirkulasi vertikal

berdekatan dengan publik, sehingga ditempatkan sedemikian rupa agar arus keluar masuk dari tamu tidak mengganggu privasi dari staf lainnya. Keberadaan biro pengendalian lingkungan yang berada di lantai 1 juga menyulitkan komunikasi kerja, karena staf harus naik turun tangga untuk mencapainya dengan menggunakan waktu yang lebih panjang.

Tiap biro pada wisma KIM memiliki tugas, tanggung jawab, karakter pekerjaan dan luasan yang berbeda, oleh sebab itu dibutuhkan analisa mengenai luasan ruangan, tugas dan tanggung jawab ditiap biro. Selain itu untuk meningkatkan kenyamanan dan memudahkan komunikasi kerja akan lebih baik jika tiap biro diletakkan berdasarkan zonasi dan komunikasi kerja yang terjadi antar biro. Tabel 5.13 menjelaskan perbedaan dan karakter dari 8 biro yang berada di wisma KIM.

Dokumen terkait