• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Desain Dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Staf Studi Kasus: PT. KIM (Persero) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Desain Dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Staf Studi Kasus: PT. KIM (Persero) Chapter III V"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Futsal KIM

Pabrik Musim Mas Smart fren BNI

SPBU KIM

Gambar 3.1 Batasan Wilayah Wisma KIM Sumber: Survey Lapangan, 2014

BAB III

DESKRIPSI PT.KIM (PERSERO)

Deskripsi PT.KIM (Persero) menceritakan tentang situasi dari lingkungan kerja staf PT.KIM sebagai data eksisting dari wisma KIM yang menjadi studi kasus dan bahan analisa pada penelitian ini.

3.1 Identifikasi Bangunan dan Aktivitas Wisma PT. KIM (Persero) 3.1.1 Deskripsi Lokasi Wisma PT. KIM

Area bekerja untuk Karyawan PT. KIM (Persero) terletak pada Jalan Batam No. 1 dan disebut dengan wisma KIM. Bangunan ini dikelilingi oleh bangunan pabrik, situasi dari wisma KIM dijelaskan pada Gambar 3.1.

(2)

Wisma KIM berbatasan langsung dengan pabrik Musim Mas, dan futsal KIM dan berseberangan dengan bank BNI, kantor Smart Fren dan SPBU KIM. Penjelasan tentang eksisting dari wisma KIM berupa lokasi, luas bangunan, jumlah biro dan staf adalah sebagai berikut:

Wisma KIM terletak di Jalan Batam no.1, bangunan ini memiliki luas 1382m2 untuk lantai 1 dan 1148 m2 untuk lantai 2. Lantai 1 digunakan sebagai kantor sewa dan aula, sedangkan lantai 2 digunakan sebagai area kerja karyawan PT. KIM (Persero), jumlah biro dan staf pada PT. KIM (Persero) adalah sebagai berikut:

1. Biro SDM : 15 Orang

2. Biro Keuangan : 20 Orang

(3)

8. Biro Coorporate : 7 Orang 3.1.2 Deskripsi pembagian lahan Wisma PT. KIM

Wisma KIM memiliki luas lahan 9.1 Ha dan luas bangunan 2.530 m2. Pengunaan lahan dari wisma KIM dijelaskan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 menjelaskan bahwa pemanfaatan lahan wisma KIM dibagi menjadi 3 bagian yaitu taman, area parkir, dan bangunan. Lahan dari wism KIM

WISMA KIM PARKIR

TAMAN

Area Parkir Tampak depan Ruang Luar

(4)

menjorok ke dalam yang digunakan sebagai taman, area belakang dimanfaatkan sebagai lahan parkir dan posisi bangunan wisma KIM berada ditengah lahan.

3.1.3 Kajian Eksterior Wisma KIM

Eksterior bangunan dari wisma KIM didominasi oleh warna-warna terang, yang desainnya memiliki keseimbangan bentuk antara sisi kiri dan sisi kanan, untuk lebih menjelaskan eksterior dari bangunan ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 menjelaskan bahwa bangunan ini didesain dengan konsep bukaan kaca sebagai elemen yang diekspos (Gambar 3.3). Pengelolaan eksterior wisma KIM menggunakan material bata dan kaca dengan struktur beton bertulang. Dinding eksterior bangunan diberi warna putih menyesuaikan fungsinya sebagai bangunan

Gambar 3.3 Tampak Depan dan Tampak Belakang

(5)

Gambar 3.4 Eksterior Bangunan Wisma KIM Sumber: Survey Lapangan, 2014

kantor. Wisma KIM menggunakan banyak material kaca untuk membantu pencahayaan (Gambar 3.4).

Fasade eksisting wisma KIM ditunjukkan pada Gambar 3.4, bentuk bangunan melebar kearah garis horizontal dengan enterance berada pada bagian tengah. Vegetasi diletakkan disekitar lingkungan site dari wisma KIM sehingga lokasi terlihat asri untuk bangunan yang berada pada kawasan industri. Bangunan dari wisma KIM memiliki bentuk bukaan yang lebar ke arah timur, sehingga kecenderungan bangunan untuk menerima panas lebih besar.

3.1.4 Denah Dan Tata Ruang Wisma KIM

(6)

Denah Lantai 1

Denah Lantai 2

Gambar 3.5 Denah Lantai 1 dan lantai 2

(7)

3.1.5 Posisi biro utama PT. KIM (Persero) pada denah

Pada PT. KIM (Persero) terdapat 8 biro utama yaitu biro oprasional dan teknik, biro keuangan, biro SDM, biro pengembangan usaha, biro sales dan marketing (pemasaran), biro satuan pengawas interen dan biro coorporate. Posisi dari ke delapan biro tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.6.

(8)

Kedelapan biro tersebut berada pada posisi yang berbeda-beda dan tidak semua berdekatan. Ruang biro pengendalian lingkungan berada di lantai satu terpisah dengan biro lainnya yang berada di lantai dua. Biro-biro yang berada pada wisma KIM memiliki hubungan kerja dengan kualitas yang berbeda, selain itu tiap biro memiliki luas dan jumlah staf yang berbeda. Berikut ini kajian layout dari 8 biro PT. KIM (Persero) dengan luasan serta jumlah staf yang bekerja pada biro tersebut (Tabel 3.1).

Tabel 3. 1 Data Layout, Luasan dan jumlah staf tiap biro di PT.KIM (Persero)

No Biro Layout Gambar eksisting Luas Jlh

1 Ruang Perencanaan dan oprasional

136,25 24

2 Ruang Keuangan

(9)

No Biro Layout Gambar eksisting Luas Jlh

3 Ruang Sumber Daya Manusia

122,6 15

4 Ruang

Pengembangan Usaha

9 2

5 Ruang Satuan Pengawas Intern

22,6 5

(10)

No Biro Layout Gambar eksisting Luas Jlh

7 Ruang Pemasaran

59,2 5

8 Ruang pengendalian lingkungan

65,7 14

Sumber: Survey Lapangan, 2014

Tabel 3.1 menjelaskan bahwa ruang di tiap biro berbeda-beda bentuk dan tatanannya, demikian juga halnya dengan luasan dan jumlah staf dari biro tersebut memiliki luasan dan jumlah yang berbeda. Hal ini sangat berpengaruh pada kenyamanan staf dalam bekerja. Konsep dari tata ruang di tiap biro adalah konsep tata ruang terbuka.

3.1.6 Zonasi dan sirkulasi pada layout

(11)

Gambar 3.7 menunjukkan tingkat kepadatan aktivitas dari PT. KIM (Persero), area garis berwarna ungu merupakan area dengan aktivitas yang tidak begitu padat karena bersifat lebih bersifat privat karena dekat dengan ruangan direksi dan komisaris, sedangkan area garis yang berwana merah merupakan area dengan aktivitas staf dengan cukup padat, pada area ini didominasi oleh biro-biro yang merupaka area staf bekerja. Pencapaian dari satu biro ke biro lainnya melaui koridor dengan lebar 2,5 m.

Gambar 3.7 Zonasi dan sirkulasi pada Layout Wisma KIM Sumber: Survey Lapangan, 2014

Aktivitas area lebih bersifat privasi dan tidak padat karena berhubungan langsung denengan pimpinan utama adalam perusahaan

Aktivitas area cukup padat karena banyak karyawan dari golongan staf pada wilayah tersebut.

(12)

3.1.7 Identifikasi fisik interior dan sirkulasi bangunan wisma KIM

Berikut adalah beberapa sampel ruang dari interior wisma KIM yang menggambarkan tentang ruangan yang menjadi tempat karyawan dari PT. KIM berinteraksi (Gambar 3.8).

Gambar 3.8 menjelaskan tentang ruangan pada wisma KIM didominasi oleh warna terang dan masih belum tertata dengan baik. Gambar 3.9 menjelaskan interior dari wisma KIM yang menjelaskan kondisi bukaan wisma KIM.

Gambar 3.8 Gambaran Umum dari Wisma KIM Sumber: Survey Lapangan, 2014

Gambar 3.9 Bentuk Bukaan Bangunan Wisma KIM Sumber: Survey Lapangan 2014

Keterangan 1.R. Manager 2.R.Staf

3.R. Rapat/Tender 4.Koridor utama 5.Dapur

1 2 3

5

(13)

R.Tamu R. Manager R. Rapat/tender R. Staf

Gambar 3.9 menjelaskan bukaan dengan tinggi 1.8 m yang menggunakan vertical blind untuk mem-buffer cahaya dan panas dari sisi luar.

Gambar 3.10 menjelaskan bahwa furnitur yang digunakan oleh karyawan pada umumnya berbeda-beda sesuai dengan posisi ataupun jabatan seseorang dan dipengaruhi oleh posisi ruangan.

Gambar 3.11 menjelaskan bahwa penghawaan dalam ruangan di PT. KIM menggunakan AC (Air Conditioning). Peletakan AC pada umumnya terletak di dinding tengah, sehingga penghawaan udara dapat merata. Kualitas pengudaraan sangat mempengaruhi kenyamanan staf dalam bekerja.

Gambar 3. 10 Furnitur eksisting yang digunakan staf PT.KIM Sumber: Survey Lapangan, 2014

(14)

44 Gambar 3.12 menjelaskan struktur organisasi dari PT. KIM (Persero) yang dimulai dari jabatan tertinggi yaitu komisaris sampai dengan tingkatan terbawah yaitu staf.

(15)

3. 3 Aktivitas Kerja Karyawan PT. KIM (Persero)

Wisma KIM beraktivitas pada hari kerja senin sampai jumat, sedangkan pada hari sabtu, minggu dan libur umum kantor ini tidak beraktivitas. Mengikuti jadwal kerja dari Disnaker. Tabel 3.2 menjelaskan jadwal harian kerja dari karyawan PT.KIM (Persero) masuk kerja pada pukul 08.00 wib, istirahat pada pukul 12.00 dan pulang kerja pada pukul 04.30 wib yang menjelaskan rata-rata aktivitas staf yang dikerjakan setiap hari kerja.

Tabel 3.2 Aktivitas Harian Staf PT.KIM (Persero)

Sumber: Penelitian Lapangan, 2014

Pukul Kegiatan

08. 00 Masuk kerja, absensi

08. 15 Bersosialisasi, berkumpul dan sararapan 09. 00 Mulai bekerja

10. 00 Kekamar mandi

11. 00 Beristirahat sambil bercerita dengan teman-teman 11. 15 Mengikuti rapat

12. 00 Istirahat makan siang 13. 00 Kembali bekerja

13. 15 Berinteraksi dengan teman 14.00 Kembali lagi bekerja 15. 00 Istirahat (coffee break) 15. 30 Bekerja

(16)

BAB IV

DIAGNOSIS PRODUKTIVITAS DAN LINGKUNGAN FISIK

PT.KIM (Persero)

4.1 Deskripsi Produktivitas PT. KIM (Persero)

Pada Bab II telah diuraikan bahwa produktivitas adalah alat rangkuman tentang jumlah dan kualitas performa pekerjaan, dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber daya dan menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan suatu organisasi. Produktivitas berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Produktivitas pada PT. KIM (Persero) diperoleh melalui data pendapatan usaha dan laba bersih disetiap tahunnya. Perolehan data tersebut diperoleh melalui hasil rencana kerja dan laporan manajemen mengenai aset PT. KIM (Persero) dan tingkat pencapaian rencana kerja yang telah disusun.

PT. KIM (Persero) didirikan dengan maksud dan tujuan untuk melaksanakan serta menunjang kebijaksanaan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, pada khususnya menyediakan sarana prasarana, melaksanakan pembangunan serta pengurusan, pengusahaan dan pengembangan serta melakukan kegiatan dibidang usaha kawasan industri dan jasa dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Pada RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) 2013 PT. KIM (Persero) memiliki visi misi sebagai berikut:

(17)

1. Visi

“Menjadi kota/kawasan Industri yang berwawasan lingkungan dan

penyediaan sarana dan prasarana bisnis yang dapat meningkatkan nilai bagi shareholders dan stakeholderlainnya.”

2. Misi

a. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung yang berwawasan lingkungan.

b. Mengembangkan berbagai fasilitas bisnis yang dibutuhkan dunia usaha dan investor.

c. Meningkatkan sumber daya manusia yang mampu memberikan pelayanan prima.

(18)

Dipengaruhi oleh

Mempengaruhi Dipengaruhi

oleh

lingkungan kerja untuk mendukung iklim tenaga kerja guna mencapai kinerja tinggi sesuai mekanisme untuk meningkatkan oprasi perusahaan.

Data diatas menunjukkan bahwa salah satu rencana jangka panjang tahun 2013 yang berlandaskan Visi dan Misi PT. KIM (Persero) adalah menjaga lingkungan kerja dan menjadi salah satu faktor pendukung dalam peningkatan peroduktivitas perusahaan yang berupa peningkatan pendapatan usaha dan laba bersih perusahaan. Tenaga kerja atau staf merupakan faktor produksi yang memegang peranan utama dalam meningkatkan produktivitas staf. Hubungan antara lingkungan kerja dan produktivitas staf dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 menjelaskan tentang adanya pengaruh lingkungan fisik terhadap produktivitas staf, pola kerja karyawan dan kinerja staf yang memiliki hubungan erat

Dipengaruhi oleh

(19)

dan saling mempengaruhi, baik dari sisi lingkungan yang mempengaruhi tingkat kenyamanan dan kepuasan staf, kinerja, pola kerja, hal-hal tersebut sangat mempengaruhi produktivitas staf dan kemajuan perusahaan.

4.2 Data Produktivitas PT. KIM (Persero)

Data produktivitas PT.KIM (Persero) dari tahun 2011-2014 diambil dari data laporan keuangan karena data tersebut merupakan informasi yang memberikan gambaran dan penilaian terhadap kinerja perusahaan yang menjelaskan perjalanan, prospek perusahaan dan rencana jangka panjang perusahaan oleh sebab itu kajian produktivitas perusahaan disajikan dalam bentuk grafik pendapatan dan grafik laba rugi perusahaan. Gambar 4.2 berupa data pendapatan usaha dan laba bersih dari PT. KIM (Persero) dimulai pada tahun 2011 s/d 2014, yang menunjukkan perkembangan dari Badan Usaha Milik Negara ini.

(20)

Gambar 4.2 menjelaskan bahwa produktivitas PT. KIM mengalami kenaikan ditahun 2014 dalam mencapai target yang diberikan oleh perusahaan. Pada tahun 2014 pencapaian laba bersih adalah 6,14%, tahun 2013 adalah 9,8%, tahun 2012 adalah -35.5% dan tahun 2011 adalah -16,62%. Pencapaian pendapatan usaha pada tahun 2011 adalah 46,29%, thn 2012 adalah -59,34%, thn 2013 adalah -5,65% .

4.2.1 Data Assessment Produktivitas tiap Biro berdasarkan target RJP (Rencana Jangka Panjang) PT.KIM (Persero)

(21)

Tabel 4.1 Data Produktivitas Per Biro tahun 2011-2014

No Biro/Divisi Produktivitas Keterangan

1 Biro realisasi target yang dibuat untuk biro perencanaan dan teknik belum tercapai sampai tahun 2014. Hasil akhir yang menjadi target dari biro SDM adalah PT. Jababeka. Saat ini target dari PT. KIM tidak

tercapai oleh biro SDM dan terjadi penurunan kinerja dari tahun 2011-1014.

3 Biro Keuangan Tingkat Kesehatan Perusahaan(Aspek Keuangan)

Kinerja biro keuangan PT. KIM

naik dan turun hal ini dapat dilihat dari grafik tingkat kesehatan perusahaan. Namun kinerja biro keuangan sudah cukup baik karena realisasi biro ini melebihi target PT.

(22)

Tabel 4.1 (Lanjutan)

4 Biro Satuan Pengawasan Intern

Temuan Audit Internal yang ditindak lanjuti Kinerja biro satuan pengawa interen tetap sama dari tahun ke tahun dan realisasinya mencapai target yang diberikan oleh PT. KIM (Persero).

5 dibentuk pada tahun 2013 yang bertujuan untuk menilai dan mengembangkan pertumbuhan usaha PT. KIM (Persero).

Pertumbuhan usaha mengalami kondisi yang naik dan turun.

6 Biro

Coorporate

Tingkat Kesehatan Perusahaan dari Aspek

Administrasi

(23)

Sumber: Laporan KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul) PT.KIM (Persero) Tabel 4.1 menjelaskan adanya perubahan produktivitas setiap biro. Beberapa biro dengan jumlah staf yang sama namun dapat mencapai output yang berbeda. Beberapa biro berhasil memperoleh pencapaian target yang pada tiap Rencana Jangka Panjang (RJP) namun beberapa biro tidak mencapai target dan perlu ditingkatkan seperti biro SDM, pemasaran, BPL dan BPO.

7 Biro Pemasaran

Kontrak Baru Biro Pemasaran mengalami penurunan pada tahun 2014.

8 Biro

Pengendalian Lingkungan

(24)

Tabel 4.2 Data Hasil Kuesioner

4.2.2 Assessment pengaruh desain terhadap produktivitas staf PT.KIM (Persero) Pengaruh desain terhadap produktivitas staf dilakukan melalui assessment terhadaplingkungan kerja, hal ini dilakukan melalui pembagian angket pada 21 orang responden yang merupakan staf dari PT. KIM (Persero), perolehan data hasil kuesioner, ditabulasi dan disajikan dalam pada Tabel 4.2.

NO Kajian Total

Skor

Persentase

1 Lingkungan kerja (Pencahayaan, kebisingan,suhu udara dan tata ruang kerja)berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

97 92, 4%

2 Kondisi lingkungan kerja sekarang mendukung produktivitas.

60 57, 1%

3 Lingkungan kerja bising dan mempengaruhi produktivitas kerja.

88 83,8%

4 Kualitas Pencahayaan. 83 79,0%

5 Kualitas Suhu Udara. 74 70, 5%

6 Sistem tata ruang terbuka mendukung produktivitas.

69 65,7%

7 Konsep Sirkulasi pada ruang kerja. 67 63,8%

8 Kualitas dari fasilitas kantor. 50 47,6%

Tabel 4.2 menjelaskan lingkungan kerja berpengaruh terhadapproduktivitas staf. Hal ini ditunjukkan melalui hasil pembagian angket sebesar 92,4% staf merasa bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas dalam bekerja. Kualitas dari lingkungan kerja yang menjadi tanggapan responden akan diberikan range ataupun nilai sebagai berikut:

(25)

1. 0%-100% = Sangat baik/Sangat Setuju 2. 60%-79.9%= Baik/Setuju

3. 40%-59.9%= Cukup/Netral

4. 20%-39.9%= Kurang baik/Kurang setuju

5. 10%-19.9%= Sangat kurang baik/Sangat kurang setuju

Tabel 4.2 menjelaskan bahwa staf di PT. KIM (Persero), 92,4% menanggapi bahwa lingkungan kerja mempengaruhi produktivitas kerja. Sebanyak 18 responden sangat setuju bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas mereka dalam bekerja, sedangkan kualitas dari lingkungan kerja sekarang masih perlu ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil kuesioner 57,1% responden menanggapi tentang dukungan dari kualitas lingkungan kerja terhadap produktivitas dalam bekerja yang menandakan bahwa masih ada bagian dari lingungan kerja di PT. KIM (Persero) dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

(26)

Kualitas pencahayaan, kebisingan, kualitas pengudaraan, tata ruang, sirkulasi dan fasilitas kantor merupakan bagian dari lingkungan kerja. Gambar 4.3 menunjukkan sebanyak 83,8% responden menyatakan setuju kalau lingkungan kerja mereka bising, kualitas pencahayaan berada dalam kategori baik dengan hasil 79%, kualitas suhu udara berada dalam kategori baik dengan persentase 70,5%, sistem tata ruang terbuka yang saat ini menjadi eksisting tata ruang ditiap biro masih berada dalam kategori normal dengan persentase 65,7%, responden beranggapan bahwa sistem tata ruang terbuka tidak selalu mendukung produktivitas dalam bekerja, demikian juga dengan konsep sirkulasi pada ruang kerja berada pada posisi normal dengan persentase 63,8%, sedangkan untuk kualitas dari fasilitas kantor masih dianggap kurang oleh responden dengan persentase 47,6%.

(27)

4. 3 Perubahan Layout Tahun 2011-2014

Layout ruang pada bangunan wisma KIM mengalami perubahan sebanyak dua kali pada tahun 2011 dan 2012. Perubahan layout tersebut terjadi karena munculnya biro baru dan kebutuhan ruang yang lebih luas. Gambar 4.4 adalah gambar perubahan layout tahun 2011-2014.

Layout Tahun 2011 Layout Tahun 2012-2014

Keterangan

LT-1

LT-2

LT-2

LT-1

(28)

Gambar 4.4 menjelaskan pada tahun 2011 jumlah biro/divisi PT. KIM (Persero) ada 6 biro. Biro pemasaran berada di lantai satu sedangkan biro oprasional teknik berada di lantai satu dan dua. Biro pengendalian lingkungan berada di lantai dua namun sejak tahun 2012 terjadi perubahan tata letak biro dalam layout PT. KIM (Persero). Perubahan yang terjadi antara lain:

1. Biro perencanaan dan teknik dipindah ke lantai 2 dan menjadi satu ruangan, untuk pencapaian ke biro perencanaan dan teknik menggunakan koridor.

2. Biro keuangan diperluas.

3. Biro pengendalian dan lingkungan dipindah ke area bawah dengan alasan kebutuhan ruang yang lebih luas sedangkan biro pemasaran dipindah ke area depan dekat dengan ruangan direksi.

4. Pada tahun 2012 dibentuk biro baru yaitu biro coorporate dan biro pengembangan usaha. Kedua biro ini berada di lantai dua.

(29)

BAB V

ANALISA MASALAH DAN KEBUTUHAN

PT. KIM (Persero)

Analisa masalah dan kebutuhan PT. KIM (Persero) dilakukan untuk memperoleh data tentang masalah-masalah pada lingkungan kerja di wisma KIM.

5.1 Analisa Kebisingan

Sumber kebisingan yang mengganggu kenyamanan dalam lingkungan kerja PT. KIM Persero dibagi atas dua bagian yaitu sumber kebisingan dari dalam ruangan dan luar bangunan. Sumber kebisingan dari luar bangunan yaitu kebisingan yang bersumber dari jalan umum/bundaran KIM. Kebisingan yang bersumber dari suara pabrik Musim Mas (Gambar 5.1). Pada ruang dalam dari wisma KIM kebisingan dalam ruangan bersumber dari:

1. Kebisingan yang bersumber dari komunikasi antar karyawan.

2. Memutar musik sewaktu bekerja, sehingga menngganggu konsentrasi.

1

Kebisingan dari bundaran Umum ( Bundaran KIM) dan SPBU

(30)

Data tingkat kebisingan diambil menggunakan sound meter yang diambil pada 8 titik. Titik pengambilan data dan hasil pengukuran dengan menggunakan sound meter dapat dilihat pada Gambar 5.2.

(31)

Gambar 5.2 menunjukkan posisi pengambilan data pada layout wisma KIM. Area pengukuran tingkat kebisingan dengan menggunakan sound meter dilakukan pada 8 biro di wisma KIM. Hasil pengukurannya ditampilkan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Pada Wisma KIM

Sumber: Survey Lapangan

Hasil pengukuran pada Tabel 5.1 menunjukkan data tingkat kebisingan paling rendah 72 dB dan maksimal 120 dB. Rata-rata tingkat kebisingan terendah ada di titik ke 2 yaitu biro sumber daya manusia dan tingkat kebisingan tertinggi berada dititik 1 yaitu biro perencanaan dan teknik, biro ini berada dekat dengan bundaran KIM sehingga tingkat kebisingannya cukup tinggi.

Rata-rata hasil pengukuran yang dilakukan pada tiap biro dari wisma KIM adalah 104 dB. Berdasarkan KepMenaker No.51 bangunan wisma KIM berada pada zona D yaitu bangunan pada kawasan industri dengan standar tingkat kebisingan 60-70 dB. Wisma PT. KIM (Persero) berada pada tingkat kebisingan yang lebih dari standar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk bangunan perkantoran.

(32)

Kebisingan dari jalan dan bundaran KIM

Kebisingan dari pabrik Musim mas

Gambar 5.3 Posisi Biro dan Tingkat Kebisingan Sumber: Survey Lapangan, 2014

Gambar 5.3 menunjukkan bahwa tingkat kebisingan paling tinggi berada pada wilayah yang dekat dengan bundaran KIM dan Pabrik Musim Mas. Pada area tersebut perlu perlakuan khusus untuk mengurangi tingkat kebisingan. Biro yang berada dekat dengan bundaran KIM memiliki tingkat kebisingan 110 dB dan biro yang dekat dengan pabrik Musim Mas memiliki tingkat kebisingan 95 dB.

(33)

memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pekerjaan. Hal ini sangat berdampak pada usaha meningkatkan produktivitas staf.

5.1.3 Hasil angket sebagai tanggapan responden terhadap tingkat kebisingan

Hasil pembagian angket pada 21 orang staf PT. KIM (Persero), 83,8% responden menyatakan bahwa lingkungan kerja mereka bising dan mempengaruhi produktivitas staf dalam bekerja, untuk memperjelas tanggapan tersebut maka data tersebut disajikan dalam bentuk diagram lingkaran.

Gambar 5.4 yang menyajikan diagram lingkaran tentang tanggapan staf terhadap kualitas kebisingan di wisma KIM, diagram tersebut menjelaskan bahwa 40% responden sangat setuju kalau lingkungan kerja bising dan mempengaruhi produktivitas kerja, 40% responden setuju, 15% responden menyatakan bahwa tingkat kebisingan berada pada kondisi normal sedangkan 5% responden menyatakan bahwa lingkungan kerja mereka tidak bising. Berdasarkan data diatas dapat

(34)

disimpulkan bahwa lingkungan kerja wisma KIM bising dan mengganggu produktivitas staf, untuk itu dibutuhkan perencanaan desain yang dapat mengurangi tingkat kebisingan.

5.1.4 Perbandingan hasil analisa kebisingan

Data hasil analisa kebisingan pada lingkungan fisik dari wisma KIM pada delapan biro PT. KIM (Persero) yang dikategorikan berdasarkan sumber kebisingan, hasil pengukuran, tanggapan responden dan pembagian angket yang menjadi data kualitas kebisingan wisma KIM disajikan dalam Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Analisa Kebisingan Tiap Biro pada Wisma KIM

Sumber: Analisa, 2014

Tabel 5.2 menjelaskan kebisingan pada bangunan wisma KIM disebabkan oleh lokasi lahan yang berada pada kawasan industri dekat dengan jalan utama yaitu bundaran KIM dan pabrik Musim Mas. Berdasarkan hasil pengukuran pada bangunan wisma KIM menunjukkan tingkat kebisingan rata-rata 92 dB dengan sumber kebisingan tertinggi berasal dari pabrik Musim Mas. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 83% staf merasa bising dan hal ini cukup mengganggu produktivitas dalam bekerja. Data diatas menjelaskan bahwa bangunan dari wisma KIM berada pada

Data Penjelasan

Sumber Kebisingan Sumber kebisingan utama berasal dari pabrik Musim mas dan bundaran KIM.

Hasil Pengukuran Hasil pengukuran dengan sound meter menunjukkan bahwa tingkat kebisingan berada pada rata-rata 92 dB. Tanggapan responden terhadap

tingkat kebisingan

(35)

kondisi yang bising. Usaha pengendalian kebisingan yang telah dilakukan dan belum dilakukan, agar dapat mengurangi kebisingan pada bangunan wisma KIM dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Penerapan Teori Usaha Pengendalian Kebisingan Bangunan Wisma KIM

Sumber: Analisa, 2014

Tabel 5.3 menjelaskan bahwa beberapa usaha pengendalian kebisingan telah diterapkan pada bangunan wisma KIM. Usaha pengendalian kebisingan yang dapat diterapkan adalah penggunaan material dinding pada ruangan yang dekat dengan sumber kebisingan sehingga dapat mengurangi sumber kebisingan. Wisma KIM menggunakan bangunan dengan konsep tertutup dan menggunakan AC, sehingga

Usaha Pengendalian

Kebisingan pada bangunan wisma KIM disebabkan oleh jarak/lokasi lahan yang berada pada kawasan Industri dekat dengan jalan utama yaitu bundaran KIM dan pabrik Musim Mas.

Menempatkan Elemen Ventilasi

x Wisma KIM memiliki bangunan yang tertutup karena menggunakan

(36)

konsep penempatan elemen ventilasi tidak diterapkan pada bangunan ini. Usaha pengendalian kebisingan yang telah diterapkan pada bangunan wisma KIM adalah memperpanjang jalannya media perambatan dengan memberikan jarak pada pabrik Musim Mas dan bundaran KIM serta memberi penghalang berupa vegetasi di lingkungan wisma KIM sehingga kebisingan dapat berkurang, hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memberikan kenyamanan kepada staf.

5.2 Analisa Pencahayaan 5.2.1 Sumber Cahaya

Sumber cahaya pada ruang kerja PT. KIM (Persero) berasal dari cahaya alami berasal dan cahaya buatan. Sumber cahaya alami berasal dari terang matahari dan terang langit sedangkan sumber cahaya buatan berasal dari cahaya lampu.

(37)

Tabel 5.4 (Lanjutan)

No Gambar Luas

Ruangan

Jumlah Titik Lampu

Luas Bukaan

Orientasi bukaan

1 Ruang Biro Perencanaan dan Teknik 136.2 m2 17 8.32m2 Selatan dan Timur

2 Ruang Sumber Daya Manusia 122.6 m2 8 - -

3 Ruang Keuangan 122.6 m2 14 50.54m2 Timur

(38)

No Gambar Luas Ruangan

Jumlah Titik Lampu

Luas Bukaan

Orientasi bukaan

4 Ruang Pengembangan Usaha 61.6 m2 2 4m2 Utara

5 Ruang Satuan Pengawas Interen 22.6 m2 3 7m2 Utara

6 Ruang Coorporate 39. 8m2 5 11.6m2 Utara

(39)

No Gambar Luas Ruangan

Jumlah Titik Lampu

Luas Bukaan

Orientasi bukaan

8 Ruang

BPL

8m2 8 8m2 Barat

Tabel 5.4 menjelaskan bahwa jumlah titik lampu dan luas bukaan ditiap ruangan berbeda-beda, sehingga tingkat pencahayaan alami dan buatan pada tiap ruangan juga berbeda-beda. Pengukuran tingkat pencahayaan tiap ruang menggunakan gunakan lux meter.

(40)

5.2.2 Hasil pengukuran tingkat pencahayaan

Titik pengambilan sampel pengujian tingkat pencahayaan disajikan dalam Gambar 5.5.

Gambar 5.5 menjelaskan area pengambilan sampel pada layout wisma KIM pada 8 titik yang menjadi biro dari wisma KIM. Hasil pengukuran dengan menggunakan lux meter ditampilkan pada Tabel 5.5.

(41)

Tabel 5.5 Hasil Pengukuran Tingkat Pencahayaan

(42)

5.2.3 Data hasil angket kualitas pencahayaan

Data hasil angket terhadap 22 orang karyawan menyatakan bahwa kualitas pencahayaan berada dalam kategori baik dengan hasil 79% responden menyatakan bahwa pencahayaan ruangan cukup baik dan mendukung produktivitas staf dalam bekerja. Data tersebut dijelaskan dalam bentuk diagram lingkaran pada Gambar 5.6

Gambar 5.6 menjelaskan tanggapan terhadap kualitas pencahayaan pada ruang kerja, 59% responden menyatakan bahwa lingkungan kerja mereka baik, 18% responden menyatakan bahwa ruangan kerja mereka berada pada kondisi sangat baik, 18% menyatakan cukup baik dan 5% menyatakan kurang baik.

(43)

5.2.4 Perbandingan hasil analisa pencahayaan.

Data hasil analisa pencahayaan, berdasarkan sumber cahaya, hasil pengukuran dan pembagian angket yang disajikan dalam Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Kualitas Pencahayaan Pada Wisma KIM

Tabel 5.6 menejaskan bahwa kualitas pencahayaan yang bersumber dari pencahayaan alami sudah cukup baik dan mendukung produktivitas, rata-rata hasil pengukuran 351,375 lux dan 79% responden setuju bahwa kualitas pencahayaan baik. 5.2.5 Rumusan kriteria perencanaan kualitas pencahayaan

Berdasarkan hasil analisa pada Sub Bab 5.2 menunjukkan bahwa kualitas pencahayaan pada bangunan wisma KIM telah sesuai dengan standar yang diberikan oleh pemerintah dan hasil angket menunjukkan bahwa pengguna bangunan merasa kualitas pencahayaan sudah cukup baik dan mendukung produktivitas staf dalam bekerja. Tinjauan penerapan pencahayaan pada bangunan wisma KIM berdasarkan teori penerapan pencahayaan kantor disajikan dalam Tabel 5.7.

Data Penjelasan

Sumber Cahaya Sumber cahaya berasal dari pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

Data Hasil Pengukuran tingkat pencahayaan

Hasil pengukuran dengan lux meter menunjukkan bahwa tingkat pencahayan rata-rata 351,375 lux.

Tanggapan responden terhadap kualitas tingkat pencahayaan

79% responden menyatakan bahwa pencahayaan ruangan cukup baik dan mendukung produktivitas.

(44)

Tabel 5.7 Tabel Upaya Penerapan Pencahayaan

Sumber: Survey Lapangan, 2014

Tabel 5.7 menjelaskan tentang teori upaya-upaya penerapan pencahayaan pada ruangan kantor. Teori penerapan tersebut pada umumnya telah dilaksanakan pada bangunan wisma KIM, poin yang tidak diterapkan adalah pengaturan orientasi bangunan yang seharusnya bukaannya lebih luas pada arah timur, namun pada bangunan ini bukaan dengan orientasi barat, utara dan selatan cukup luas sehingga Pencahayaan tercukupi namun transfer panas terlalu bannyak, hal ini cukup mengganggu staf dalam bekerja.

5.3 Analisa Pengudaraan (Suhu dan Kelembaban) 5.3.1 Pengudaraan dalam ruangan PT. KIM (Persero)

NO Teori Penerapan Pencahayaan kantor yang baik Penerapan

pada bangunan Wisma KIM 1 Pencahayaan Buatan menurut Loe (dalam Dyah Nurwidyaningrum,

2010:13).

Penggunaan lampu neon sebagai sumber pencahayaan buatan Pencahayaan umum dengan posisi 30-60 inchi dari lantai

√ √ √

2 Syarat berdasarkan Peraturan Mentri Perburuhan tahun 1964 No.7 tentang Pencahayaan

Jarak antara gedung tidak mengganggu masuknya cahaya alami Penyebaran cahaya merata

Jarak bukaan ke lantai minimal 1,2m Jarak cahaya tetap dan tidak berkedip Sumber cahaya tidak menyilaukan

Tingkat penerangan tidak kurang dari 350 lux

Pengaturan orientasi bangunan (Menghindarkan bukaan yang luas pada area yang panas dan silau)

Menggunakan sun shading atrau reflector

Menggunakan kaca stopsol

x

(45)

Pengaturan suhu pada tiap ruangan di wisma KIM sangat bergantung pada pengudaraan buatan. Setiap ruangan terdapat AC (Air Conditioner) dengan jumlah 1-2 bh dengan kapasitas 1-1-2 PK. AC akan hidup di sepanjang jam kerja karena pada ruangan tidak terdapat ventilasi. Sumber panas pada ruangan antara lain berasal dari:

1. Penggunaan kaca pada fasad bangunan. 2. Tidak ada pengudaraan alami.

3. Penggunaan kaca pada fasad bangunan berada di keempat sisi bangunan dengan luasan yang sama.

Gambar 5.7 menjelaskan tipikal bukaan pada bangunan wisma KIM, posisi jendela sebagai sumber penerangan alami memiliki ketinggian 0,9 m dari lantai dan memenuhi syarat kesehatan, kebersihan dan penerangan tempat kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1964.

(46)

Tabel 5.8 Bukaan dan Luasan pada Wisma KIM

Sumber: Survey Lapangan, 2014

Tabel 5.8 menjelaskan bahwa bukaan ditiap biro berbeda luasannya dan orientasinyanya sehingga tingkat kenyamanan ditiap ruang berbeda.

Data dari Tabel 5.8 menjelaskan bahwa ruangan yang paling luas adalah ruangan biro perencanaan dan oprasional dan bukaan yang paling luas adalah bukaan ruang keuangan. Orientasi bukaan berada pada sisi utara, selatan, timur dan barat sedangkan orientasi bukaan paling luas berada pada sisi timur yang didominasi oleh ruangan biro keuangan, sehingga ruangan ini memiliki suhu yang cenderung lebih panas.

5.3.2 Pengudaraan dalam ruangan PT. KIM (Persero)

Pengukuran kualitas pengudaraan dalam ruangan dikaji dalam dua bagian yaitu kualitas temperatur dan kelembaban yang berpengaruh terhadap kenyamanan dalam bekerja dan berpengaruh terhadap produtivitas staf. Gambar 5.8 menunjukkan titik pengambilan data temperatur dan tingkat kelembaban yang menjelaskan kualitas

No Ruangan Ruangan Luas

Bukaan

Orientasi bukaan

1 Ruang Perencanaan dan Oprasional 136,25 8. 32 Selatan dan Timur

(47)

Tabel 5.9 Data Temperatur Tiap Biro

pengudaraan ditiap ruang pada layout wisma KIM menggunakan alat hygro thermometer hasil pengukurannya ditampilkan pada Tabel 5.9 dan Tabel 5.10.

(48)

Gambar 5.8 menjelakan 8 ruang yang menjadi titik pengukuran kualitas ruangan dengan menggunakan hygro thermometer untuk mengukur suhu udara dan tingkat kelembaban dalam ruangan di wisma KIM. Data hasil pengukuran tersebut disajikan dalam Tabel 5.9 dan Tabel 5.1.

Area pengambilan sampel Tingkat Suhu Suhu

(°C)

Tabel 5.9 menunjukkan rata-rata temperatur pada wisma KIM adalah 26.9oC dengan suhu yang tertinggi pada titik 3 dan 4 yaitu ruangan biro keuangan dan biro pengembangan usaha. Data tingkat kelembaban pada ruangan wisma KIM dijelakan pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Data Tingkat Kelembaban

Area

(49)

Titik 3 47

Tabel 5.10 menjelaskan tingkat kelembaban dari 8 biro wisma KIM. Rata-rata tingkat kelembaban adalah 59,46% dengan tingkat kelembaban tertinggi berada pada titik 1 yaitu ruangan BPO dan tingkat kelembaban terendah pada titik 2 yaitu ruangan sumber daya manusia.

Hasil pengukuran yang dilakukan pada beberapa sampel ruangan, rata-rata suhu pada wisma PT. KIM (Persero) adalah 26,98oC dengan kelembaban 50,4% RH (RH: Relative Humidity). Menurut hasil penelitian Leipssmeier suhu dan peraturan dari pemerintah suhu nyaman untuk ruang kerja di Indonesia adalah 22-28oC dengan kelembaban 40%-60% RH. Tabel 5.9 dan 5.10 menunjukkan rata-rata hasil pengukuran kualitas pengudaraan dengan rata-rata suhu 26,9oC dan rata-rata kelembaban 50,4%, data tersebut menunjukkan bahawa kualitas pengudaraan telah mengikuti standar dari peraturan mentri kesehatan.

Perubahan suhu/temperatur ruangan yang terjadi pada lingkungan kerja dapat menimbukan berbagai kondisi seperti gangguan perilaku dan perfomansi kerja, dehidrasi, keadaan keringat dan gatal karena kulit terus basah, hilangnya garam tubuh

(50)

Gambar 5.9 Diagram Lingkaran Kualitas Pengudaraan Sumber: Analisa Kuesioner

yang dapat menyebabkan kejang otot, heat syncope dan heat exhaustion. Perubahan suhu mengganggu kenyamanan karyawan dalam bekerja.

5.3.3 Pengudaraan dalam ruangan PT. KIM (Persero)

Kualitas suhu udara berada dalam kategori baik dengan persentase 70,5%

angket ini

dibagikan pada 21 orang responden yang merupakan staf dari PT. KIM (Persero).

(51)

Tabel 5.11 Analisa Pengudaraan (Kenyamanan Termal)

cukup baik. Berdasarkan diagram pada gambar 5.9 responden menyatakan kualitas pengudaraan di wisma KIM dalam kondisi baik.

5.3.4 Perbandingan analisa pengudaraan

Hasil analisa terhadap kualitas pengudaraan berdasarkan data sumber pengudaraan, pengukuran kenyamanan termal dan hasil kuesioner tentang kualitas pengudaraan pada ruangan kerja yang disajikan dalam Tabel 5.11.

Data Keterangan

Sumber Pengudaraan Sumber pengudaraan yang digunakan adalah penggunaan AC pada tiap ruang.

Hasil pengukuran Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata suhu pada tiap ruang adalah 26,9 C dengan kelembaban 80. 9 F.

Hasil angket Hasil angket berada pada angka 70. 5%, dengan pembagian 65% staf setuju bahwa pengudaraan dalam ruangan baik, 26% menyatakan kurang baik dan 9% menyatakan cukup baik.

Sumber: Analisa, 2014

Tabel 5.11 menjelaskan bahwa kualitas pengudaraan ruang kerja cukup baik dan mendukung produktvitas staf dalam bekerja, kesimpulan ini diambil berdasarkan data hasil pengukuran dengan hygro thermometer dan hasil angket.

5.3.5 Kriteria Perencanaan Kualitas Pengudaraan

(52)

mendukung produktivitas staf dalam bekerja dan meningkatkan produktivitas disajikan dalam bentuk Tabel 5.12.

Tabel 5.12 Penerapan Teori Kenyamanan Termal Melalui Upaya Arsitektural

Sumber: Survey Lapangan, 2014

Tabel 5.12 menjelaskan bahwa bangunan wisma KIM menerapkan pencapaian kenyamanan kualitas pengudaraan melalui upaya arsitektural seperti peletakan orientasi bukaan bangunan yang lebih luas pada arah utara dan selatan, penggunaan elemen lansekap seperti vegetasi disekitar bangunan yang juga membantu mengurangi panas. Penggunaan kaca jenis stopsol yang mengurangi panas dan radiasi ke dalam ruangan, selain itu bangunan ini menggunakan warna dinding yang berwarna putih yang memiliki daya serap kalor paling rendah.

5.4. Analisa Tata Ruang 5.4.1 Analisa Sirkulasi

Kajian sirkulasi pada layout wisma KIM terbagi atas dua bagian yaitu analisa sirkulasi antar ruang dan sirkulasi berdasarkan fungsinya. Kajian tersebut dijelaskan dalam dua bagian yaitu analisa sirkulasi dan analisa tata ruang. Posisi biro pada

Pencapaian kenyamanan termal melalui upaya arsitektural Penerapan Perletakan orientasi bukaan bangunan yang lebih luas menghadap

utara selatan

Menggunakan elemen arsitektur seperti overhang dan Sun louvre x

Menggunakan elemen lansekap √

Penggunaan material bangunan yang tidak menyerap radiasi dan panas

(53)

layout tidak terzonasi pada satu area, sehingga pencapaian dari satu biro ke biro yang lain menjadi lebih panjang.

Sirkulasi ruang eksisting bangunan menggunakan sistem koridor, dimana jalur sirkulasi dibatasi oleh dinding pada kedua sisinya. Koridor memliliki lebar 2,5 m dan sudah memenuhi standar koridor kantor. Sirkulasi vertikal bangunan dari wisma KIM menggunakan tangga.

Posisi ruang perencanaan, sumber daya manusia dan keuangan berada pada posisi yang berdekatan namun divisi pemasaran, coorporate, satuan pengawas intern serta BPL berada pada posisi yang tidak berdekatan sehingga pergerakan dari staf menjadi tidak efisien dengan jarak tempuh yang lebih panjang dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu biro pemasaran dan coorporate merupakan divisi yang

Sirkulasi

Sirkulasi vertikal

(54)

berdekatan dengan publik, sehingga ditempatkan sedemikian rupa agar arus keluar masuk dari tamu tidak mengganggu privasi dari staf lainnya. Keberadaan biro pengendalian lingkungan yang berada di lantai 1 juga menyulitkan komunikasi kerja, karena staf harus naik turun tangga untuk mencapainya dengan menggunakan waktu yang lebih panjang.

Tiap biro pada wisma KIM memiliki tugas, tanggung jawab, karakter pekerjaan dan luasan yang berbeda, oleh sebab itu dibutuhkan analisa mengenai luasan ruangan, tugas dan tanggung jawab ditiap biro. Selain itu untuk meningkatkan kenyamanan dan memudahkan komunikasi kerja akan lebih baik jika tiap biro diletakkan berdasarkan zonasi dan komunikasi kerja yang terjadi antar biro. Tabel 5.13 menjelaskan perbedaan dan karakter dari 8 biro yang berada di wisma KIM.

Tabel 5.13 Analisa Biro Berdasarkan Fungsi

Biro Tugas Biro Karakter biro Luas/m2

Perencanaan dan Oprasional

Pembuatan perencanaan dan pengawasan wilayah

Semi privat 136,25

Biro Keuangan Mengelola keuangan Privat 122,6

Biro Sumber

Analisa dan pengembangan usaha Publik 14

Biro Satuan Pengawas Intern

Pengawasan kegiatan dan staf PT.KIM

Privat 22,6

(55)

Biro Pemasaran Memasarkan lahan Publik 59,2 Biro

Pengendalian Lingkungan

Pengeloalaan limbah dan lingkungan

Semi privat 65,7

Sumber: Survey Lapangan, 2014

(56)

Gambar 5.11 menunjukkan tingkat kedekatan hubungan antar ruang berdasarkan tanggung jawab pekerjaan, komunikasi kerja dan hubungannya dalam stuktur organisasi PT. KIM (Persero). Dari Gambar hubungan antar ruang tersebut diketahui bahwa bahwa biro keuangan dan biro sumber daya manusia memiliki tugas yang berdekatan. Biro pemasaran dan biro coorporate memiliki tugas yang berhubungan dengan masyarakat dan stakeholder, biro yang bersifat oprasional dalam struktur organisasi seperti biro pengembangan usaha, biro pengendalian lingkungan dan biro perencanaan dan oprasional diletakkan berdekatan sehingga komunikasi kerja dapat semakin lebih efektif, selain itu perletakan tiap biro memperhatikan karakter serta perletakannya dalam zonasi, perletakan biro sesuai dengan zonasinya dapat menciptakan komunikasi dan kenyamanan kerja yang lebih efektif. Perletakan zonasi eksisting dijelaskan pada Gambar 5.12.

(57)

Gambar 5.12 menunjukkan bahwa beberapa biro belum diletakkan pada zonasinya.Biro BPL adalah biro yang bersifat semi privat tetapi pada kondisi eksisting lokasi ruangan dari biro tersebut berada pada area publik, biro keuangan dan biro sumber daya manusia yang besifat privat diletakkan pada area semi privat, sedangkan biro pemasaran dan biro coorporate yang bersifat publik karena berhubungan dengan masyarakat dan investor. Pada kondisi eksisting biro pemasaran dan corporate berada pada zonasi privat.

Zona Semi privat Zona privat

Keterangan

Zona Publik

(58)

5. 4.2 Analisa tata ruang dalam biro

Analisa tata ruang pada wisma KIM, dikaji pada 8 biro di wisma KIM. Tata ruang yang dikaji berupa bentuk ruang, konsep, layout interior dan warna ruang.

1. Biro Produksi dan Oprasional

PT. KIM membagi ruangan staf berdasarkan biro atupun divisi kerjanya. Bentuk tata ruang kantor ruangan perencanaan dan oprasional (Gambar 5.12) adalah tata ruang terbuka.

Ditinjau dari penempatan staf, ruang perencanaan dan produksi sudah tepat namun penataan fasilitas kantor seperti perletakan lemari

Gambar 5.12 Tata ruang Biro Produksi dan Oprasional Sumber: Survey, 2014

R.Asisten

Manager R.Manager

Staf

(59)

file, meja, kabel-kabel komputer dan berkas-berkas yang tidak tertata menjadikan nilai estetika dari ruangan berkurang untuk itu pada ruangan BPO dibutuhkan penataan kembali fasilitas kantor. Ditinjau dari luasan, ruangan sudah memenuhi standar kebutuhan luasan ruang untuk 16 orang staf, luas ruangan 136,25m2 sedangkan luas ruangan minimal adalah 112 m2 dengan standar 7m2/ karyawan.

2. Ruangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Ruangan Sumber Daya Manusia (Gambar 5.13) menggunakan konsep tata ruang terbuka, sehingga memudahkan komunikasi antar pegawai.

Staf SDM

Managaer

SDM Area

tamu

(60)

Gambar 5.14 Tata ruang Biro Keuangan Sumber: Survey Lapangan, 2014

Gambar 5.13 menjelaskan bahwa ruangan di zonasikan berdasarkan hirarki dalam organisasi dan fungsinya, antara area staf, area manager dan area tamu, sehingga aliran dan kegiatan kerja dapat lebih efisien. Hal ini dapat mendorong kelancaran pekerjaan dan komunikasi kerja.

Luas ruangan dari biro SDM adalah 122,6m2 sedangakan standar luas untuk 11 orang staf adalah 77 m2. Pada ruangan Sumber Daya Manusia, perletakan fasilitas kantor seperti rak file, kabel-kabel komputer dan berkas-berkas tidak tertata, sehingga ruangan menjadi tidak rapi, hal ini mengurangi nilai estetika dan kenyamanan staf. 3. Ruangan Keuangan

(61)

Gambar 5.14 tentang tata ruang biro keuangan, menjelakan bahwa ruangan tersebut dizonasikan berdasarkan hirarki dalam organisasi dan fungsinya. Kebutuhan luasan area kerja untuk satu orang staf minimal 7m2, kebutuhan luasan ruang 20 orang staf adalah 140 m2. Ruangan keuangan memiliki luas 122,6m2 dan belum memenuhi standar luasan .

4. Ruang Pengembangan Usaha

Ruangan Pengembangan Usaha (Gambar 5.15) menggunakan konsep tata ruang terbuka.

Gambar 5.15 menjelaskan bahwa ruangan pengembangan usaha hanya memiliki 1 orang staf dan 1 orang manager. Ruangan ini memiliki luas 9 m2.

Gambar 5.15 Tata ruang Biro Pengembangan Usaha Sumber: Survey Lapangan, 2014

Manager

(62)

Kebutuhan luasan area kerja untuk satu orang staf minimal 7m2 sudah termasuk meja kerja dan sirkulasi, sehingga kebutuhan luasan ruang untuk 2 orang staf adalah 14 m2. Ruangan pengembangan usaha belum sesuai dengan standar ruang. Pada ruang pengembangan usaha, perletakan fasilitas kantor seperti rak file dan berkas-berkas

5. Ruang Satuan Pengawas Interen

Ruang Satuan Pengawas Interen (Gambar 5.16) menggunakan tata ruang terbuka untuk staf sedangkan untuk ruang manager memiliki ruang tersendiri. SPI (Satuan Pengawas Interen) merupakan biro yang harusnya berada pada area privat.

Ruangan ini memiliki luas 61,6m2. Kebutuhan luasan area kerja untuk satu orang staf minimal 7m2 sudah termasuk meja kerja

Gambar 5.16 Tata Ruang Biro Satuan Pengawas Intern (SPI) Sumber: Survey Lapangan, 2014

Manager SPI

(63)

dan sirkulasi, sehingga kebutuhan luasan ruang untuk 5 orang staf adalah 35 m2. Pada ruangan ini, perletakan berkas–berkas file juga masih belum tertata dengan baik sehingga ruangan tidak rapi dan sulit untuk mendapatkan file-file yang ada. Hal ini sangat mengganggu produktivitas kerja dari staf.

6. Ruang Coorporate

Biro corporate (Gambar 5.17) merupakan biro hukum dan umum, yang banyak berhubungan dengan publik. Biro ini memiliki tata ruang yangterbuka. Didalam ruangan terdapat zonasi berdasarkan hirarki dalam organisasi, yaitu ruangan manager dan staf.

Ruangan biro coorporate merupakan biro yang banyak menyimpan berkas dan file-file PT. KIM (Persero), luas ruangan ini adalah 39,8m2. Kebutuhan luasan area kerja untuk satu orang staf

Gambar 5.17 Tata Ruang Biro Coorporate Sumber: Survey Lapangan, 2014

(64)

Area Staf

Area Manager

minimal 7m2 sudah termasuk meja kerja dan area sirkulasi, sehingga kebutuhan luasan ruang untuk 5 orang staf adalah 35 m2 standar luas dari ruangan ini adalah 49 m2. Pada ruangan ini corporate perletakan berkas–berkas file juga masih belum tertata dengan baik sehingga ruangan tidak rapi.

7. Ruang Pemasaran

Pada ruangan biro pemasaran (Gambar 5.18) kerap kali banyak aktivitas dengan para investor. Desain ruang dalam dan ruang tamu untuk investor harusnya lebih diperhatikan, agar dapat lebih menimbulkan kesan positif kepada para investor dan rekanan kerja.

(65)

Gambar 5.18 menjelaskan tata ruang biro pemasaran, ruangan manager bersatu dengan ruangan staf namun perbedaan hirarki ini ditunjukkan melalui tatanan letak dari meja kantor. Pada ruangan ini aliran kerja dan komunikasi antar staf cukup baik karena posisi yang berdekatan dan menggunakan konsep tata ruang terbuka, hal ini memudahkan pengawasan dari manager terhadap staf. Biro pemasaran luas 59,2m2 dan sudah memenuhi kebutuhan luas untuk 3 orang staf. 8. Ruang Biro Pengendalian Lingkungan (BPL)

Tata ruang pada biro BPL (Gambar 5.19) adalah terbuka. Biro ini memiliki 20 orang staf, namun yang menggunakan ruangannya sebanyak 9 orang. Luasan ruangan ini adalah 65,7m2. Kebutuhan luasan area kerja untuk satu orang staf minimal 7m2 sudah termasuk meja kerja dan sirkulasi sehingga kebutuhan luasan untuk 7 orang staf adalah 56 m2. Pada biro ini ruang manager dan staf dipisah, komunikasi dan aliran kerja staf cukup baik.

(66)

Tabel 5.14 Kajian Layout pada biro PT.KIM (Persero)

Pada biro ini, perletakan berkas–berkas file juga masih belum tertata dengan baik sehingga ruangan tidak rapi dan sulit untuk mendapatkan file-file. Hal ini mengganggu produktivitas dari staf. Kondisi eksisting tata ruang dari biro-biro di wisma KIM memiliki kondisi yang berbeda. Berdasarkan letak ruang pada layout terdapat beberapa biro perletakannya tidak sesuai dengan fungsinya, seperti biro corporate yang bersifat publik berada di area privat demikian juga dengan biro pemasaran dan biro pengendalian lingkungan bersifat semi publik berada di zonasi publik. Tabel 5.14 menjelaskan kajian kondisi layout dari wisma KIM berdasarkan luas, letak ruang pada layout dan masalah dalam penataan ruang pada 8 biro PT. KIM (Persero).

Biro Luas Letak ruang Pada

Layout

Semi privat Penataan fasilitas dan berkas-berkas

Biro Sumber daya Manusia

Sesuai Standar

Privat Penataan fasilitas kantor dan berkas-berkas

Semi Privat Penataan fasilitas kantor dan berkas-berkas

Biro Satuan Pengawas Intern

Sesuai Standar

Semi Privat Penataan fasilitas kantor dan berkas-berkas

Penataan fasilitas kantor dan berkas-berkas

(67)

Biro Luas Letak ruang Pada

Penataan fasilitas kantor dan berkas-berkas

Penataan fasilitas kantor dan berkas-berkas

Sumber: Analisa, 2014

Tabel 5.14 menunjukkan ruangan yang perlu diperluas adalah ruangan biro corporate dan biro pemasaran, masalah pada penataan ruang adalah penataan fasilitas kantor dan berkas-berkas file. Selain itu perletakan ruang pada layout masih belum sesuai dengan zonasi berdasarkan sifat dan karakter dari ruang tersebut. Hal ini sangat mengganggu efisiensi dalam bekerja sehingga mengurangi produktivitas.

5.4.3 Warna ruangan

Tiap biro pada bangunan wisma KIM menggunakan warna yang sama yaitu warna putih agak keabuan (white smoke), furnitur yang digunakan juga berwarna putih, abu-abu serta coklat, untuk warna material lantai ditiap bangunan

Plafon Putih

Lemari Meja Coklat

Dinding Warna

(68)

menggunakan warna cream terang dengan plafon yang berwarna putih (Gambar 5.20).

Secara keseluruhan, warna yang digunakan pada ruangan adalah warna putih dan bersifat terang. Penggunaan warna putih pada ruangan memberi kesan tinggi dan luas pada ruangan, selain itu penggunaan warna putih pada ruangan telah mempertimbangkan efek cahaya sehingga ruangan lebih terang. Penggunaan warna putih yang berlebihan dapat menimbulkan kesan kaku, untuk itu dibutuhkan kombinasi warna agar ruangan dapat membantu meningkatkan semangat staf yang bekerja. Hasil pembagian angket terhadap pengaruh warna sebagai salah satu elemen yang mendukung desain terhadap 21 orang responden maka disajikan data dalam bentuk Tabel 5.15.

Tabel 5.15 Pengaruh Warna Terhadap Peningkatan Produktivitas

No Pertanyaan Total

skor Persentase 1 Warna ruangan memiliki pengaruh dalam

usaha meningkatkan produktivitas kerja.

93 88,5% 2

Warna ruangan kerja anda sudah cukup

baik. 69 65,7%

3 Dibutuhkan perubahan/paduan warna agar

ruangan kerja tidak terlalu kaku 92 87,6%

4 Warna dengan karakter memberi semagat lebih dibutuhkan dari pada warna dengan

karakter sejuk/tenang 89 84,7%

Gambar 5.20 Warna Interior PT.KIM (Persero) Sumber: Survey, 2014

(69)

Tabel 5.15 menjelaskan bahwa 88,5% staf merasa bahwa warna memiliki pengaruh terdap usaha meningkatkan produktivitas dalam bekerja, 64% staf sangat setuju kalau warna memiliki pengaruh dalam usaha meningkatkan produktivitas dalam bekerja, 26% staf setuju dan 10% staf berpendapat netral.

Tanggapan reponden terhadap pengaruh desain terhadap produktivitas staf dari sisi warna disajikan dalam bentuk digram lingkaran pada gambar 5.21.

Gambar 5.21 menjelaskan bahwa 64% staf sangat setuju bahwa warna berpengaruh terhadap produktivitas staf, 24% staf setuju dan 10% berada pada posisi netral. Hal ini menunjukkan bahwa desain memilili pengaruh terhadap usaha peningkatan produktivitas staf.

5.4.3 Kriteria Perencanaan Tata Ruang Kantor

(70)

Berdasarkan hasil analisa terhadap kondisi eksisting pada Sub Bab 4.5 yang terdiri atas sirkulasi, zonasi ruang dan warna menjelaskan bahwa tata ruang kantor dari wisma KIM perlu diperbaiki dan ditingkatkan sehingga tata ruang kantor dapat mendapat mendukung usaha peningkatan produktivitas staf, berikut elemen dari tata ruang kantor yang dapat diperbaiki guna meningkatkan produktivitas staf (Tabel 5.16).

Tabel 5.16 Kriteria Tata Ruang Kantor dan Penerapannya Pada Wisma KIM

Tata ruang kantor Penerapan

Sirkulasi dan Tata ruang

Ketepatan dalam penempatan perlengakapan kantor x

Kelancaran lalu lintas pegawai x

Keefektifan Tata ruang kantor terbuka dan tertutup. x

Kesesuaian penempatan pegawai dengan jenis pekerjaan dan luasannya

x

Warna

Pemilihan warna ruangan dengan memperhatikan komposisi warna, efek cahaya,nilai pemantulan warna dan dampaknya.

Sumber: Analisa, 2014

(71)

5. 5 Hipotesa Produktivitas dan Lingkungan kerja

Berdasarkan data olahan kuesioner pada Bab IV diperoleh hipotesa bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas staf, untuk itu kualitas lingkungan kerja perlu ditingkatkan. Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa kualitas pencahayaan dan pengudaraan ruangan berada dalam kondisi baik, sedangkan kebisingan, tata ruang, sirkulasi dan fasilitas kantor merupakan bagian dari desain yang perlu ditingkatkan. Analisa dilakukan untuk memperoleh data perumusan kriteria perencanaan fisik berdasarkan teori pada kajian literatur.

1. Kriteria pencahayaan yang menujukkan bahwa kualitas pencahayaan pada bangunan dari wisma KIM dalam keadaan baik. Bangunan wisma KIM telah menerapkan teori tentang pencahayaan yang baik.

2. Kriteria kebisingan yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan menerapkan penggunaan kaca dan penggunaan dinding agar dapat membatasi suara yang masuk.

3. Kriteria kualitas pengudaraan ruangan (suhu dan kelembaban) menunjukkan bahwa kualitas pengudaraan (suhu dan kelembaban) pada bangunan dari wisma KIM dalam keadaan baik.

(72)

5. Hubungan kuesioner, hasil analisa dan upaya perbaikan lingkungan dalam usaha peningkatan produktivitas staf PT. KIM (Persero)

Rumusan kriteria perencanaan analisis pengaruh desain terhadap usaha peningkatan produktivitas staf maka diadakan perbandingan antara data hasil kuesioner terhadap 21 orang responden yang merupakan staf dari PT.KIM (Persero) dan data literatur tentang lingkungan kerja dan penerapannya pada kantor wisma KIM akan disajikan pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17 Perbandingan Data Hasil Kuesioner, Eksisting dan Literatur

(73)

No Elemen

Hasil kuesioner pada Tabel 5.17 menjelaskan bahwa 83,5% responden menyatakan bahwa ruangan mereka sangat bising, tingkat kebisingan yang ditetapkan oleh pemerintah pada kawasan industri yang berada pada zona D adalah 50-60 dB sedangkan berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan sound meter rata-rata tingkat kebisingan pada tiap biro adalah 104 dB. Kualitas suhu udara berdasarkan hasil kuesioner berada dalam kondisi yang baik, sedangkan berdasarkan hasil pengukuran rata-rata suhu ruangan berada pada 27oC dan kelembaban 65% RH, sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh PUSPEKERS (1995). Tata ruang pada tiap biro baik namun berdasarkan hasil analisa masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain:

(74)

2. Kualitas sirkulasi berada pada kondisi baik. Jika ditinjau dari perletakan ruang pada layout kantor masih ada beberapa ruang yang tidak berada pada zonasi yang seharusnya sedangkan sirkulasi pada ruangan sudah cukup efisien dengan menggunakan konsep azas terpendek.

3. Kualitas dari fasilitas kantor berada pada kondisi cukup, namun berdasarkan hasil analisa tiap biro masih membutuhkan penataan untuk fasilitas kantor dan berkas-berkas file kantor.

4. Responden berpendapat bahwa dibutuhkan perubahan/perpaduan warna.

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Rekomendasi Hasil Analisa

(75)

ruang. Pengudaraan (suhu dan kelembaban) dan pencahayaan memiliki kualitas yang baik. Rekomendasi yang diberikan untuk mengurangi kebisingan dan memperbaiki tata ruang pada wisma KIM yang berada pada kawasan industri memiliki tingkat kebisingan yang tinggi hal ini dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas dari staf, pemecahan desain yang dapat dilakukan dibagi atas 2 bagian:

1. Pada bagian interior yang dapat dilakukan adalah menggunakan tata ruang tertutup (cubical office) pada ruangan biro yang pekerjaannya bersifat privasi.

2. Menggunakan material yang dapat menyerap bunyi seperti karpet yang berpori dan menggunakan material yang dapat menyerap suara pada dinding ruangan, seperti panel accurate fiber.

Elemen lain yang perlu diperhatikan adalah tata ruang dari wisma KIM antara lain sebagai berikut:

1. Penempatan tiap biro sesuai zonasi, kedekatan fungsi tugas dan berdasarkan struktur organisasi.

2. Memperluas biro yang luasannya masih belum memenuhi standar kesesuaian dengan jumlah staf yang bekerja pada biro tersebut (biro coorporate, biro pemasaran, biro pengendalian lingkungan).

3. Penataan kembali fasilitas kantor seperti meja, kursi dan lemari penyimpanan file agar lebih tertata dan memberikan kenyamanan bagi para staf dalam bekerja.

(76)

4. Penambahan dan penataan kembali lemari penyimpanan berkas, sehingga mempercepat perolehan data.

5. Konsep tata ruang tertutup di biro keuangan dan SDM. Konsep tata ruang terbuka untuk area semi privat dan publik yaitu biro perencanaan dan teknik, biro pengendalian lingkungan, pemasaran, coorporate, dan SPI.

6. Penataan warna ruangan yang dapat meningkatkan semangat dan agresivitas staf dalam bekerja.

6.2 Rekomendasi Hasil Kuesioner

Berikut tanggapan responden tentang kebutuhan ataupun hal yang diharapkan oleh staf PT. KIM (Persero) yang bekerja di wisma KIM. Hasil tersebut diperoleh melalui pembagian angket kepada responden yang merupakan staf dari PT. KIM (Persero) dengan jumlah responden sebanyak 21 orang staf. Data hasil angket tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Rekomendasi ini merupakan masukan- masukan agar staf lebih produktif dalam bekerja.

Tabel 6.1 Tabel Rekomendasi Kuesioner

No Pertanyaan Total Nilai Persentase Interval

1 Perubahan letak AC 98 93,3% SS

2 Menyediakan area khusus untuk merokok

92 87,6% SS

(77)

No Pertanyaan Total Nilai Persentase Interval

4 Ruangan kerja perlu diperluas 81 77,1% S

5 Perlu penataan letak biro untuk meningkatkanproduktivitas kerja

85 81,0% SS

6 Biro-biro yang berhubungan dikelompokkan dalam satu wilayah sehingga mempermudah komunikasi

90 85,7% SS

7 Penambahan lemari untuk menyimpan file-file

Tabel 6.1 menjelaskan rekomendasi yang diharapkan oleh staf agar menjadi bahan pertimbangan dalam desain ruangan kantor, rekomendasi tersebut disajikan dalam bentuk grafik. Grafik pada Gambar 6.1 adalah grafik rekomendasi yang menjelaskan perbandingan tingkat kebutuhan staf terhadap desain yang diperoleh melalui angket yang dibagikan pada responden yang mewakili staf pada tiap biro pada PT. KIM (Persero).

(78)

Berdasarkan Gambar 6.1 maka peneliti menyampaikan rekomendasi dengan angka tertinggi pada poin 7 dengan persentase 97,1% yaitu penataan berkas-berkas file dan yang terendah ada pada poin 9 dengan persentase 59,0% yaitu penambahan fasilitas telepon pada setiap meja kerja.

Berikut kajian tentang tata ruang yang diharapkan oleh responden untuk dapat meningkatkan produktivitas staf dalam bekerja antara lain:

a. Tata ruang yang lebih tertutup. b. Ruangan kerja perlu diperluas.

c. Penzonasian biro, sesuai dengan zonasi dan pekerjaan tiap biro.

d. Penataan kembali arsip/file dengan menambah fasilitas lemari penyimpanan file dan menyediakan satu ruang menyimpan file (ruang arsip).

e. Penambahan fungsi ruang baru ditiap biro yaitu ruang tamu/diskusi.

6.3 Kesimpulan

(79)

Pada bagian akhir tesis ini maka akan disampaikan hal-hal yang menjadi

kesimpulan, rekomendasi dan konsep desain tentang kajian “Pengaruh Desain

Terhadap Usaha Peningkatan Produktivitas Staf”.

6.3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Desain memiliki pengaruh terhadap produktivitas staf, hal ini ditunjukkan dengan kuesioner sebanyak 92,4 % responden menyatakan bahwa mereka merasakan adanya pengaruh desain terhadap produktivitas staf.

2. Kualitas desain lingkungan kerja dari wisma KIM perlu ditingkatkan, hal ini disampaikan berdasarkan pembagian angket sebanyak 57,1% responden merasa bahwa lingkungan kerja mereka saat ini sudah mendukung produktivitas kerja, dari hasil olahan data angket disimpulkan bahwa kualitas lingkungan kerja pada wisma KIM perlu ditingkatkan.

3. Lingkungan kerja fisik wisma KIM yang perlu diperhatikan adalah penurunan tingkat kebisingan. Ditinjau dari sisi tata ruang hal yang perlu diperbaiki adalah sirkulasi, zonasi, luasan dan penataan fasilitas kantor. 6.3.2 Konsep Desain

(80)

1.Zonasi Eksisting dan Rekomendasi Zonasi (Gambar 6.2)

Zona Privat Zona Semi

Privat

(81)
(82)

6.5) dan lt-2 (Gambar 6.6).

Gambar 6.3 Layout Denah Eksisting Lantai 1

(83)

Gambar 6.4 Layout Eksisting

(84)
(85)
(86)

3. Rekomendasi interior ruangan

Dinding warna white smoke, untuk area yang tingkat kebisingan tinggi dilapisi dengan panel

accurate fiber

Plafon Gypsum putih

Vertical Blind

Partisi

Karpet berpori yang dapat membantu penyerapan bunyi

Dinding warna Merah

(87)

Gambar

Tabel 3.1 (Lanjutan)
Gambar 3.7 Zonasi dan sirkulasi pada Layout Wisma KIM
Gambar 3.8 Gambaran Umum dari Wisma KIM
Gambar 3.12 Struktur Organisasi PT.KIM (persero) Sumber: Biro Sumber Daya Manusia, 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang sama juga di sampaikan oleh narasumber 2 yang mengatakan, “Omset perusahaan mengalami peningkatan terlihat dari permintaan pasar yang terus meningkat.” Dengan

”The change of the Deputy President Director was proposed by the shareholder to enhance the Company’s performance and to achieve the company’s vision and mission,” said Hasnul

[r]

Penelitian Hibah Bersaing yang mengambil judul Pengembangan Model Cinderamata Etnik Dengan Muatan Kearifan Lokal Candi Sukuh Sebagai Upaya Optimalisasi Potensi Industri

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada fraksi daun bintaro (Cerbera

Hambatan – hambatan pelaksanaan Manajemen Pembinaan Sepak bola di Klub Persatuan Sepakbola Bogor Berdasarkan informasi dari Kepala Ketua Umum, Pelatih, dan Para

Adsorben yang paling tinggi menurunkan nilai BOD pada air gambut dalam penelitian ini adalah poliblend dari SBK : SCT dengan perbandingan 5:5, yaitu poliblend dengan komposisi

Kendaraan dirancang memiliki massa kosong dengan pengendara 780 kg dan massa total kendaraan saat diisi penuh oleh sampah 1280 kg. Koefisien rolling friction (f r )