• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Lansekap

8. Ruang Terbuka

Semangat teori green city dan green building telah melandasi lahirnya keharusan kota untuk memenuhi standar minimal proporsi 30% RTH di dalam UU No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang. 30 % RTH merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.

Baik RTH publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama seperti fungsi ekologis serta fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi, estetika/ arsitektural. Khusus untuk RTH dengan fungsi sosial seperti tempat istirahat, sarana olahraga dan atau area bermain, maka RTH ini harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk semua

Minimum 2 M x 3 M / Persil Maksimum 30 M 15 M Jalan 30 M 15 M Y > 30 M Ja la n Jalan

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-77

orang, termasuk aksesibilitas bagi penyandang cacat. Karakteristik RTH disesuaikan dengan tipologi kawasannya.

Ruang terbuka (eksterior) adalah ruang yang diciptakan dengan membatasi alam pada sebuah bingkai visual. Ruang terbuka dapat dibagi menjadi hard space (ruang keras) dan soft space (ruang lunak). Masyarakat kota selalu membutuhkan ruang terbuka sesuai dengan kepentingannya. Faktor sosial budaya warga kota menentukan kebutuhan pada ruang terbuka kota. Hard space adalah segala sesuatu secara prinsip dibatasi oleh dinding arsitektural dan biasanya sebagai tempat bersama untuk kegiatan sosial. Dalam kaitannya dengan rancang perkotaan hard space adalah suatu ruang terbuka (tidak tertutup oleh massa bangunan tetapi tertutup oleh perkerasan atau grain (ubin, aspal, plesteran paving stone dan lain-lain) yang digunakan untuk kegiatan oleh masyarakat umum (publik) di wilayah perkotaan. Sedangkan soft space adalah dapat berbentuk taman (park), kebun (garden) atau jalur hijau (green ways) yang dapat memberikan kesempatan untuk berekreasi.

Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk men-jamin tersedianya ruang yang cukup bagi:

a. Kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;

b. Kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;

d. Area pengembangan keanekaraga-man hayati; iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;

e. Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat; f. Tempat pemakaman umum;

g. Pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan; h. Pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-78

j. Penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria pemanfaatannya; area mitigasi/evakuasi bencana; dan

k. Ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.

Ruang terbuka mempunyai penampilan dan kombinasi bentuk yang beragam dengan pola-pola tertentu. Pola-pola ini dapat berupa:

a. Lorong (Koridor)

Fungsi lorong biasanya sebagai jalur sirkulasi yang menghubungkan dua fungsi atau lebih. Ruang yang terbentuk terdefinisi oleh jalur jalan dan elemen bangunan atau dinding pada kedua sisinya. Karakter lorong terbentuk dari perbandingan (skala) dari elemen pembentuknya dengan skala manusia. Makin besar jalan dibandingkan dengan elmen vertikal di sisinya semakin kabur kesan keruangan yang tercipta.

b. Cluster

Dapat berupa square (ruang terbuka publik yang dihasilkan dari beberapa kelompok bangunan yang melingkarinya) yang menimbulkan kesan nodes pada kawasan. Cluster ini dapat berbentuk bulat, persegi dan bentuk-bentuk yang dinamis. Pola dan rancangannya sangat dipengaruhi oleh fungsi, aktifitas, skala, dan proporsi.

c. Ruang antar bangunan

Dapat berfungsi sebagai ruang perantara saja atau direncanakan secara khusus guna meningkatkan citra tertentu dari bangunan. Bentuk ruang yang tercipta dapat berupa boulevar atau square. Variasi pola ini sangat beragam, bentuk yang paling sederhana adalah ruang-ruang yang terbentuk oleh kelompok bangunan.

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-79

Yang menjadi pertimbangan terbentuknya ruang ini adalah iklim, sinar matahari, sistem ekologi dan drainase kota

d. Sudut Bangunan

Sudut bangunan mempunyai peran terhadap pembentukan ruang terbuka. Untuk menghadirkan ruang terbuka yang mempunyai makna maka diperlukan alternatif dalam mengatur sudut-sudut massa bangunan. Disamping itu diperlukan kejelian perencana dalam mengolah detail-detail secara baik sehingga ruang-ruang dapat dinikmati secara sepenggal demi sepenggal.

Ruang terbuka yang akan diciptakan bertujuan:

 Penciptaan ruang bersama antar bangunan

 Membuat koridor yang sekaligus dapat berfungsi sebagai ruang terbuka.

 Memperindah open space dengan penataan pohon-pohon yang menambah kenyaman pejalan.

 Dilengkapi street furniture (lighting, benches, paving, papan pengumuman, dan lain-lain) dalam menciptakan kenyamanan pergerakan.

 Pencahayaan diciptakan untuk melindungi kawasan dari efek negatif. Konsep Ruang terbuka yang akan diciptakan bertujuan :

 Penciptaan ruang bersama antar bangunan Taman Parkir

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-80

 Membuat koridor yang sekaligus dapat berfungsi sebagai ruang terbuka

 Memperindah open space dengan penataan pohon-pohon yang menambah kenyamanan pejalan.

 Dilengkapi street furniture (lighting, benches, paving, papan pengumuman, dan lain-lain) dalam menciptakan kenyamanan pergerakan

 Menampung PKL (makanan) dalam ruang publik untuk mengantisipasi perkembangan yang akan terjadi juga dapat memudahkan pegawai perkantoran dalam memperoleh makanan.

 Pencahayaan diciptakan untuk melindungi kawasan dari efek negatif. Skenario perencanaan ruang terbuka hijau :

1. RTH Taman Kota

Taman tempat interaksi warga (plaza, jalan santai, tempat bermain, gazebo dan landmark kota).

2. Lapangan

Lapangan upacara, atraksi pertunjukan/seni budaya, kegiatan olahraga 3. Taman Parkir

RTH penunjang parkir pusat perdagangan regional, mesjid raya 4. Hutan Kota

RTH berbentuk linier/memanjang berupa boulevard mengatur pengalaman ruang ke inti pusat kota

5. Taman Unit Lingkungan

RTH penunjang fungsi civic centre dan pusat jasa perkantoran 6. Median Jalan

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-81

Dokumen terkait