• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III - DOCRPIJM 1503117410BAB III Arahan Kebijakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III - DOCRPIJM 1503117410BAB III Arahan Kebijakan"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-1

BAB III

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang Bagian ini berisikan tiga sub bagian, yaitu :

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya, berisikan arahan pembangunan berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 – 2019 dan Renstra

Ditjen Cipta Karya 2015-2019. Arahan RPJMN terhadap pembangunan bidang

Cipta Karya yaitu :

1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0% melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar

dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.

2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk

keserasiannya terhadap lingkungan melalui (i) pembinaan dan pengawasan khususnya BGN; (ii) penyusunan NSPK dan penerapan penyelenggaraan bangunan hijau; dan (iii) menciptakan building codes.

3. Tercapainya akses air minum yang aman menjadi 100% melalui penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan,

baik di perkotaan maupun di perdesaan.

4. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 % pada tingkat kebutuhan dasar melalui penanganan tingkat regional,

kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di perkotaan maupun di

(2)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-2

3.1.2 Arahan Penataan Ruang, antara lain berisikan arahan penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan

Strategis Nasional (PKSN), Kawasan Strategis NAsional (KSN) pada

Kabupaten/Kota sesuai dengan amanat PP No. 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).

Penetapan Daerah Kabupaten Muara Enim sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Peraturan daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 13 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 – 2032

bab IV Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Bagian Kesatu Umum :

1. Struktur ruang wilayah kabupaten tersusun atas konstelasi pusat-pusat

kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem

jaringan prasarana wilayah kabupaten.

2. Struktur ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )

(3)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-3

Gambar 3.1

(4)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-4 Sistem perkotaan kabupaten meliputi : PKW, PKL, PKLp, PPK, dan PPL:

1. Pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai PKW yaitu kota Muara Enim

2. Pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai PKL yaitu Kota Tanjung Enim

Kecamatan Lawang Kidul

3. Pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai PKLp yaitu Kota Gunung Megang

Kecamatan Gunung Megang, Kota Beringin Kecamatan Lubai, Kota

Gelumbang Kecamatan Gelumbang, dan Kota Tanjung Agung Kecamatan

Tanjung Agung.

4. Pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai PPK yaitu Kecamatan Semende

Darat Laut, Kecamatan Belimbing, Kecamatan Benakat, Kecamatan

Rambang Dangku, Kecamatan Rambang, Kecamatan Lembak, dan

Kecamatan Muara Belida.

5. Pusat Kegiatan yang ditetapkan sebagai PPL yaitu Kecamatan Semende

Darat Tengah, Kecamatan Semende Darat Ulu, Kecamatan Benakat,

Kecamatan Lubai Ulu, Kecamatan Sungai Rotan, Kecamatan Belide Darat,

dan Kecamatan Kelekar.

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis, berisikan arahan fungsi pengembangan wilayah dan indikasi program di 35 WPS.

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah, berisikan arahan pembangunan daerah sesuai dengan RPJMD Provinsi, RPJMD Kabupaten/Kota, dan Renstra

SKPD untuk pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Untuk mencapai indikator target kinerja visi dan misi pada sasaran

pembangunan jangka menengah daerah maka strategi menjadi sarana untuk

mendapatkan gambaran tentang program prioritas. Guna mendapatkan

(5)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-5

kebijakan umum. Program-program prioritas di masing-masing strategi disebut

program pembangunan daerah untuk menggambarkan capaiannya secara

langsung terhadap sasaran pembangunan daerah.

Perumusan kebijakan umum bertujuan menjelaskan cara yang ditempuh untuk

menterjemahkan strategi ke dalam rencana program-program prioritas

pembangunan. Kebijakan umum pembangunan memberikan arahan konkrit

bagi penentuan program-program pembangunan yang berdaya ungkit dalam

menterjemahkan strategi yang telah ditetapkan. Program-program

pembangunan tersebutmenjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun

program dan kegiatan pada Rencana Strategis (Renstra) SKPD.

Program pembangunan merupakan bentuk instrumen kebijakan yang memuat

satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD. Pelaksanaan

program-program pembangunan daerah bertujuan untuk mencapai sasaran dan tujuan

pembangunan daerah, sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati

terpilih. Dalam rangka pencapaian misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang

berpedoman kepada strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya,

maka disusun program-program pembangunan Kabupaten Muara Enim sejak

tahun 2014 sampai dengan 2018.

3.2 Rencana Strategis Infastruktur Bidang Cipta Karya

Bagian ini berisikan rangkuman dari rencana masing – masing sektor di lingkup Cipta

karya, baik untuk sektor pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan

dan lingkungan, air minum, dan sanitasi.

(6)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-6

i. Visi dan Misi Pembangunan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Visi :

“ Semua orang menghuni layak dalam ligkungan perumahan dan permukiman

yang sehat, aman, serasi, produktif dan berkelanjutan “

Misi :

Membantu semua orang agar dapat menghuni rumah yang layak dalam lingkungan

permukiman yang sehat, aman, serasi, produktif dan berkelanjutan, yang seluruh

kegiatannya dititik beratkan pada sasaran :

1. Terwujudnya masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan perumahannya dalam

permukiman yang sehat, aman, serasi produktif dan berkelanjutan.

2. Terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat, aman, teratur,

produktif dn berkelanjutan.

3. Terdorongnya pertumbuhan wilayah melalui pembangunan kawasan perumahan

dan permukiman di perkotaan dan perdesaan yang selaras, seimbang dan terpadu.

ii. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten/Kota

Perumusan konsep pembangunan kawasan pengembangan tahap 1 dilakukan atas

dasar permaslahan yang terjadi saat ini dan solusi permalahannya. Berkaitan dengan

permasalahan yang terjadi saat ini, terdapat beberapa permasalahan terutama menyangkut

masalah infrastruktur permukiman. Jaringa jalan, drainase, siring dan gang / jalan setapak

yang menurun kualitasnya dan drainase tersumbat adalah permasalahan utama kawasan

saat ini. Masih kurangnya kesadaran masyarakat seperti membuang sampah sembarangan

(7)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-7

Kelurahan Muara Enim dan siring yang berada di sepanjang rel kereta api Keluarahan

Tungkal. Drainase dan siring ini sering sering meluap ke badan jalan akibat salah satu

desain drainase dan sampah yang dibuang ke saluran. Disamping itu, persampahan

merupakan persoalan serius yang dihadapi saat ini, keterbatasan bak sampah dan

keterbatasan armada penangkut sampah meruapakan penyebab utama.

1. Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Sekitar Kelurahan Tungkal

Konsep pembangunan kawasan disusun potensi dan permasalahan yang dihadapi

kawasan saat ini dan konsep ini pun ditujukan untuk mengantisipasi perkembangan di

masa yang akan datang. Beberapa permasalahan yang dihadapi adalah drainase

yang tidak berfungsi maksimal, jaringan jalan atau gang / jalan setapak yang menurun

kualitasnya dan beberapa infrastruktur tersebut di atas, konsep pembangunan

kawasan pengembangan tahap 1 Kelurahan Tungkal dan Keluarahan Muara Enim

adalah sebagai berikut ;

a. Rehabilitasi dan peningkatan gang/jalan setapak pada beberapa ruas gang/jalan

setapak untuk meningkatkan aksesibiltas penduduk

b. Peningkatan kualitas jalan lingkungan gunanmeningkatkan aksesibilitas penduduk

dan mendukung kawasan Keluarahan Tungkal dan Kelurahan Muara Enim

c. Rahabilitasi saluran drainase limbah untuk meningkatkan kualitas permukiman

pada beberapa ruas jalan dan gang / jalan setapak.

d. Redesign dan redevelopment pertemuan siring / drainase yang meluap ke jalan jika

hujan deras

e. Pembangunan septictank komunal

f. Penyediaan ruang terbuka untuk sarana bermain sekaligus berfungsi sebagai

ruang terbuka hijau

(8)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-8 h. Penyediaan tempat sampah organik dan non organik

2. Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Sekitar Kelurahan Muara Enim Kawasan permukiman meruapakan salah satu kawasan permukiman yang sedang

berkembang pesat. Pesatnya perkembangan kawasan ini dianataranya disebabkan

ketersediaan lahan dan letak kawasan yang dekat dengan pusat Kota Muara Enim.

Permasalahan saat ini yang terjadi pada kawasan ini antara lain kurangnya sarana bermain

bagi anak – anak, jaringan jalan dan drainase yang belum memadai kualitasnya, dan

jumlah tempat sampah belum mencukupi.

Dengan demikian konsep pembangunan kawasan pengembangan tahap 1

Keluarahan Muara Enim adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan kualitas jalan dan drainase pada jaringan jalan lingkungan untuk

meningkatkan aksesibilitas masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan

permukiman kearah dalam

b. Penataan gang / jalan setapak untuk meningkatkan wajah jalan dan kualitas

aksesibilitas kawasan serta keselamatan pejalan kaki

c. Rehabilitasi saluaran drainase dan limbah untuk meningkatkan kualitas

permukiman pada beberapa ruas jalan dan gang / jalan setapak

d. Penataan jalan di sekitar Kelurahan Muara Enim guna meningkatkan aksesibiltas

dengan wilayah sekitar

e. Penyediaan ruang terbuka untuk sarana bermain sekaligus berfungsi sebagai

ruang terbuka hijau

f. Penyediaan hidran umum untuk sumber air pemadam kebakaran

(9)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-9

iii. Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

Perumusan strategi penanganan dilakukan sesuai dengan kebutuhan penanganan

pada setiap permasalahan yang terjadi. Strategi yang akan dikelompokkan dalam

beberapa pola penanganan sebagai berikut :

1. Kawasan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman

Isu utama yang terjadi saat ini adalah derasnya pergeseran fungsi lahan pertanian

(sawah irigasi teknis yang berada di Kelurahan Muara Enim) menjadi lahan terbangun

baik itu untuk permukiman maupun infrastruktur pendukungnya. Oleh karena itu, perlu

di batasi pembangunan permukiman pada kawasan permukiman yang berbatasan

langsung dengan lahan pertanian. Sedangkan pada kawasan permukiman lainnya

perlu didorong pembangunannya untuk menarik masyarakat bermukim sehingga

mampu mengurangi tekanan terhadap alih fungsi lahan.

Salah satu karakter lokal yang masih terlihat saat ini namun mulai menurun

kualitasnya adalah keberadaan rumah tradisional. Keberadaaan bangunan tradisional

ini merupakan salah satu karakter kawasan yang perlu dipertahankan. Beberapa

strategi yang dapat dilakukan dalam mewujudkan lingkungan permukiman yang layak

huni dan berkarakter adalah sebagai berikut :

 Membatasi pembangunan permukiman pada kawasan permukiman yang

berbatasan langsung dengan sawah irigasi teknis di Kel. Muara Enim Kecamatan

Muara Enim.

 Mendorong pembangunan permukiman melalui pembangunan infrastruktur

terutama jalan baru pada lahan bukan sawah irigasi teknis

 Penataan permukiman tradisional disepanjang utama untuk mempertahankan

(10)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-10

 Rehabilitasi dan pembangunan baru terhadap infrastruktur permukiman seperti

jalan setapak / gang, salauran drainase, siring, air limbah, persampahan, dan air

minum guna kualitas permukiman kawasan.

 Penataan koridor jalan uatam meningkatkan estetika kawasan

2. Sungai Enim

Salah satu objek wisata yang sebenarnya memiliki daya tarik kuat jika di tata dengan

baik. Selain sebagai obyek sekitar dan juga sebagai sumber air bagi pemadaman

kebakaran. Sungai Enim, begitu sebutan oleh masyarakat, tidak memiliki sempadan

sungai yang jelas. Hal ini dikarenakan lahan sekitar sungai dimiliki oleh masyarakat

secara perseorangan. Kondisi ini mengancam kelestarian sungai karena aktifitas

masyarakat tidak memperhatikan sempadan sungai. Sebagian masyarakat masih

menggunakan sungai untuk mandi dan cuci sehingga berpotensi mencemari sungai.

Diperlukan beberapa langkah strategis yakni :

 Mempertegas status lahan sekitar sungai enim

 Memperjelas garis sempadan sungai enim untuk menghindari alih fungsi lahan dan

peruntukan

 Pembuatan greenbelt untuk membatasi tekanan kegiatan terhadap sungai enim

 Pembangunan infrastruktur untuk membatasi tekanan kegiatan terhadap sungai

enim

 Pembangunan Infrastruktur penunjang pariwisata untuk meningkatkan dayatarik

sungai enim

(11)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-11

3.2.2 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM) i. Rencana Sistem Pelayanan

Rencana sistem pelayanan dibentuk oleh 4 (empat) sistem, yaitu terdiri dari wilayah

pelayanan, cakupan pelayanan, tingkat pelayanan dan kinerja pelayanan.

1. Wilayah Pelayanan

Hingga saat ini (data terakhir 2014) PDAM Lematang Enim telah melayani 37

desa/kelurahan dalam 11 (sebelas) wilayah pelayanan kecamatan (IKK) dari 20

(dua puluh) wilayah kecamatan yang terdapat di Kabupaten Muara Enim, meliputi :

a. SPAM IKK Kabupaten Muara Enim, dengan wilayah pelayanan (WP) sebagai

berikut :

 Kecamatan Muara Enim meliputi 9 (sembilan) kelurahan /desa dengan induk

layanan di Muara Enim sebagai Ibukota Kecamatan (IKK);

 Kecamatan Lawang Kidul, meliputi 5 (lima) kelurahan /desa dengan Induk

Layanan di Tanjung Enim sebagai Ibukota Kecamatan (IKK);

b. SPAM IKK Kecamatan Ujan Mas, dengan wilayah pelayanan sebagai berikut :

 Desa Ujan Mas Baru, dan

 Desa Ujan Mas Lama.

c. SPAM IKK Kecamatan Gunung Megang, dengan wilayah pelayanan sebagai

berikut :

 Desa Gunung Megang Dalam, dan

 Desa Gunung Megang Luar.

d. SPAM IKK Kecamatan Tebat Agung (Rambang Dangku), dengan wilayah

pelayanan sebagai berikut :

 Desa Tebat Agung,

(12)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-12  Desa Limau Barat.

e. SPAM IKK Kecamatan Beringin (Lubai), dengan wilayah pelayanan di beberapa

desa.

f. SPAM IKK Kecamatan Sungai Rotan (Sungai Rotan), dengan wilayah

pelayanan di beberapa desa dan sebagian masuk ke wilayah Kecamatan

Gelumbang.

g. SPAM IKK Kecamatan Gelumbang (Gelumbang. Dengan wilayah pelayanan

sebagai berikut :

 Desa Karang Endah,

 Desa Gelumbang, dan

 Desa Suka Menang.

h. SPAM IKK Kecamatan Arisan Musi (Muara Belida), dengan wilayah pelayanan

di beberapa desa.

i. SPAM IKK Kecamatan Tanjung Agung (Tanjung Agung), dengan wilayah

pelayanan sebagai berikut :

 Desa Tanjung Agung, dan

 Desa Matas.

j. SPAM IKK Kecamatan Pulau Panggung (Semende Darat Laut), dengan wilayah

pelayanan sebagai berikut :

 Desa Siring Agung,

 Desa Desa Aremantai,

 Desa Pajar Bulan, dan

 Desa Muara Tenang

k. SPAM IKK Kecamatan Teluk Lubuk (Gunung Megang), dengan wilayah

(13)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-13  Desa Teluk Lubuk,

 Desa Simpang Tanjung,

 Desa Talang Bulang, dan

 Desa Cinta Kasih.

Selengkapnya mengenai uraian rencana wilayah pelayanan dapat dilihat pada

tabel 3.2.

Tabel 3.1

Rencana Wilayah Pelayanan dalam Sistem Pelayanan

No Kecamatan (IKK)

2 IKK Gunung Megang Desa Gunung Megang Dalam

4 IKK Beringin Desa Beringin Desa Pagar Gunung Desa Air Asam

- Belum ada rencana penambahan

(14)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-14

6 IKK Gelumbang Desa Gelumbang

Desa Sebau

8 IKK Tanjung Agung Desa Tanjung Agung Desa Matas

1 Unit Desa Bedegung Desa Bedegung Desa Padang Bindu

Sumber : buku rencana bisnis PDAM 2013 dan diolah dari berbagai sumber 2015

2. Cakupan Pelayanan

Berdasarkan buku laporan operasional teknik PDAM Lematang Enim tahun 2014,

banyaknya jumlah penduduk yang terlayani kurang lebih 320.374 jiwa atau hanya

56,27% dari total jumlah penduduk di Kabupaten Muara Enim. Cakupan pelayanan

PDAM terdiri dari berbagai institusi, mulai dari rumah tangga, hingga ke institusi

pemerintahan berjumlah kurang lebih 13 (tiga belas) cakupan dan total pelanggan

19.547 pelanggan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 7.2. Dalam kurun waktu

20 tahun yang akan datang, belum ada perubahan /penambahan cakupan

(15)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-15

Tabel 3.2

Cakupan Pelayanan / Jenis Pelanggan

No Cakupan Total Pelanggan

1 Hidrant Umum

19.547 2 Hidrant Umum A

3 Kamar Mandi dan MC Umum

4 Tempat Ibadah

5 Panti Asuhan / Yayasan Sosial

6 Sekolah Negeri

7 Rumah Sakit Pemerintah

8 Instansi Pemerintah Tk. Kecamatan

9 Rumah sangat sederhana

10 Niaga Kecil

11 Instansi Pemerintah dan ABRI Tk. Kabupaten

12 Instansi Pemerintah dan ABRI Tk. Kecamatan

13 Industri dan Niaga Besar Sumber : PDAM Muara Enim 2014

3. Tingkat Pelayanan

Jika diakumulasi tingkat pelayanan dari masing-masing cabat dan unit IKK, maka

tingkat pelayanan rata-rata PDAM Lematang Enim saat ini baru mencapai 56,27%

(lihat tabel 3.4). Tingkatpelayanan ini hampir mendekati capaian target layanan

(16)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-16

Tabel 3.3

Tingkat Pelayanan PDAM Lematang Enim 2014

No Unit Kerja Jumlah

1 Kota Muara Enim 65.840 53.848 11.992 81,79

2 Unit IKK Ujan Mas 22.846 16.006 6.840 70,06

3 Unit IKK Gunung Megang 24.643 7.452 17.191 30,24

4 Unit IKK Benakat 17.147 15.950 1.197 93,02

5 Unit IKK Beringin 23.487 7.115 16.372 30,29

6 Unit IKK Tebat Agung 49.189 8.978 40.211 18,25

7 Unit IKK Gelumbang 56.142 18.381 37.761 32,74

Jumlah I 127.730 259.294 131.564 49,26

II PDAM Cabang Tanjung Enim

1 Kota Tanjung Enim 66.023 62.364 3.659 94,46

Jumlah III 13.691 36.496 22.805 73,74

Tingkat Pelayanan 56,27

4. Kinerja Pelayanan

Berdasarkan buku penilaian kinerja BPPSPAM wilayah I Pulau Sumatera,

menyatakan bahwa PDAM Lematang Enim Kabupaten Muara Enim masuk dalam

kategori kinerja sehat pada tahun 2011 dan 2012 sebagaimana teruraikan dalam

(17)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-17

Tabel 3.4

Kinerja Pelayanan PDAM Wilayah I Pulau Sumatera

No Provinsi Nama PDAM – Kab. / Kota Status Kinerja

1 NAD Krueng Peusangan – Bireuen

SEHAT

2 NAD Tirta Montala – Aceh Besar

3 Sumatera Utara Tirta Daroy – Banda Aceh

4 Sumatera Utara Tirta Nadi – Provinsi

5 Sumatera Utara Tirta Bulian – Tebing Tinggi

6 Sumatera Utara Tirta Nauli – Pematang Siantar

7 Sumatera Utara Tirta Kualo – Tanjung Balai

8 Sumatera Utara Mual Natio – Tapanuli Utara

9 Sumatera Barat Payakumbuh

10 Sumatera Barat Pasaman

11 Sumatera Barat Bukittinggi

12 Sumatera Barat Padang

13 Sumatera Barat Tirta Alami – Tanah Datar

14 Jambi Tirta Sakti – Kerinci

15 Jambi Tirta Mayang – Jambi

16 Sumatera Selatan Lematang Enim – Muara Enim 17 Sumatera Selatan Tirta Prabujaya – Prabumulih

18 Sumatera Selatan Tirta Musi – Palembang

19 Bengkulu Bengkulu Utara

20 Lampung Limau Kunci – Lampung

Sumber : Hasil Audit BPPSPAM Wilayah I Pulau Sumatera 2012

Kinerja pelayanan sehat PDAM Lematang Enim Kabupaten Muara Enim terlihat

dari indikator /kategori kinerja pelayanan sebagaimana teruraikan dalam tabel 3.6

(18)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-18

Tabel 3.5

Indikator Kinerja “Sehat” Pelayanan PDAM Lematang Enim

No Uraian Nilai 2010 Nilai 2011 Nilai 2012

 Efektivitas Penagihan 89,30 4 91,30 5 67,20 1

3 Solvabilitas 46,53 5 36,06 5 14,60 5

Bobot Kinerja 0,76 0,92 0,59

B Aspek Pelayanan

1 Cakupan Pelayanan 38,90 2 94,30 5 88,10 5

2 Pertumbuhan Pelanggan 6,30 3 22,60 5 8,90 5

3 Tingkat Penyelesaian Pengaduan

89,20 5 100,00 5 100,00 5

4 Kualitas air pelanggan 100,00 5 100,00 5 83,30 5

5 Konsumsi air domestik 17,20 2 15,70 2 14,60 1

Bobot Kinerja 0,85 1,10 1,05

C Aspek operasi

1 Efisiensi produksi 44,20 1 93,80 5 65,40 2

2 Tingkat kehilangan air 20,50 5 21,70 5 33,70 3

3 Jam operasi layanan/hari 5,00 1 11,00 1 10,00 1

4 Tekanan sambungan

Klasifikasi Kurang Sehat Sehat Sehat

Sumber : Hasil Audit BPPSPAM Wilayah I Pulau Sumatera 2012

ii. Rencana Pengembangan SPAM

Rencana pengembangan SPAM Kabupaten Muara Enim terurai dalam program,

(19)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-19

data, perhitungan analisis, dan buku rencana bisnis dan /atau rencana strategis

/rencana program investasi jangka menengah dan pertimbangan hasil diskusi, maka

rencana pengembangan SPAM Kabupaten Muara Enim hingga 20 tahun yang akan

datang lebih cenderung pada pengembangan /pembangunan IPA, reservoir dan

konsentrasi terhadap penambahan /peningkatan jumlah pelanggan.

Program pengembangan SPAM merupakan penjabaran secara detil dari identifikasi

program sebagaimana yang sudah dipaparkan dalam bab sebelumnya dan mengacu

pada hasil perhitungan proyeksi teknis yang sudah dilakukan. Program

pengembangan SPAM akan terdiri dari program teknis maupun non teknis.

Usulan program teknis selalu memberikan konsekuensi adanya kebutuhan biaya

investasi, sedangkan program non teknis konsekuensi biayanya sebagian bisa

ditinjau sebagai biaya investasi dan sebagian lainnya masuk dalam biaya OM PDAM.

Perlu dipahami disini bahwa PDAM Kabupaten Muara Enim sedang melaksanakan

program pengembangan SPAM UWSSP (Urban Water Supply and Sanitation Project)

yang difasilitasi oleh Pemerintah Pusat melalui penerusan pinjaman pendanaan dari

International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Program ini sudah

dimulai sejak tahun 2009 yang melibatkan pendanaan yang tidak sedikit.

Fungsionalisasi sistem terbangun dari Program UWSSP diharapkan sudah bisa

terlaksana pada awal tahun 2014.

Mengingat pendanaan Program UWSSP ini berupa pinjaman yang harus

dikembalikan oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim selaku

pemilik dari PDAM Kabupaten Muara Enim, maka sudah semestinya program

tersebut dikawal untuk memastikan bahwa fungsionalisasinya dapat berwujud berupa

penambahan sambungan pelanggan yang pada akhirnya akan memberikan

(20)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-20

Melihat besarnya biaya investasi yang timbul dan pelaksanaan program UWSSP,

maka dalam hal ini program tersebut akan menjadi program sentral dalam rumusan

Business Plan PDAM Kabupaten Muara Enim dalam 5 (lima) tahun kedepan. Ketika

kita dapati kendala dalam mengimplementasikan program UWSSP secara optimal,

maka usulan program untuk penanganan permasalahan tersebut harus menjadi

program yang disertakan juga dalam rumusan business plan ini.

Terkait dengan pekerjaan Bantuan Teknik PDAM yang difasilitasi melalui pendanaan

APBN ini, yang memiliki sasaran meningkatkan kinerja PDAM Kabupaten Muara Enim

yang semula kurang sehat menjadi sehat, maka kebutuhan programnya akan

diklasifikasikan sebagai bantuan program dan manajemen. Programnya berupa

kegiatan rehabilitasi dan optimalisasi dari SPAM eksisting, dan ini akan menjadi

program prioritas pertama.

Tidak dapat dihindari juga kemungkinan adanya kebutuhan program pengembangan

/ekspansi yang berupa penambahan kapasitas baru, dimana hal ini untuk

mengantisipasi kebutuhan air pada masa mendatang. Program pengembangan

/ekspansi tersebut (jika ada) akan diakomodasi dengan urutan prioritas terakhir

setelah Bantuan Program dan Manajemen serta Program UWSSP.

Untuk selanjutnya dapat kita sepakati pengelompokan program dalam rumusan

business plan PDAM Kabupaten Muara Enim adalah sebagai berikut :

A. Bantuan Program dan Manajemen

Bantuan program dan manajemen adalah identifikasi program yang diperlukan

untuk kegiatan rehabilitasi dan optimalisasi dari SPAM eksisting agar

pemanfaatannya menjadi optimal. Sebagian dari bantuan program dan manajemen

(21)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-21

melalui APBD maupun PDAM sendiri. Bantuan program dan manajemen memiliki

sasaran teknis berupa penambahan sambungan pelanggan sebanyak 15.254 SR

selama periode 2013 hingga 2017 yang tersebar pada SPAM Cabang dan IKK,

yaitu :

a. SPAM IKK Ujan Mas,

b. SPAM IKK Gunung Megang,

c. SPAM IKK Tebat Agung,

d. SPAM IKK Beringin,

e. SPAM IKK Sungai Rotan dan Gelumbang,

f. SPAM IKK Arisan Musi,

g. SPAM IKK Tanjung Agung,

h. SPAM IKK Pulau Panggung,

i. SPAM IKK Bedegung,

1. Program Teknis

Program teknis yang berupa investasi fisik pada komponen SPAM dilakukan pada

lokasi-lokasi sebagai berikut :

a. SPAM IKK Ujan Mas

Berupa pembangunan komponen SPAM pada unit air baku, unit produksi, unit

distribusi dan unit pelayanan.

b. SPAM IKK Gunung Megang

Berupa pembangunan komponen SPAM pada unit air baku, unit produksi, unit

distribusi dan unit pelayanan.

(22)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-22

Berupa pembangunan komponen SPAM pada unit air baku, unit produksi, unit

distribusi dan unit pelayanan.

d. SPAM IKK Beringin

Berupa pembangunan komponen SPAM pada unit produksi, unit distribusi dan

unit pelayanan.

e. SPAM IKK Sungai Rotan dan Gelumbang

Berupa pembangunan komponen SPAM pada unit produksi, unit distribusi dan

unit pelayanan.

f. SPAM IKK Arisan Musi

Berupa pembangunan komponen SPAM pada unit produksi, unit distribusi dan

unit pelayanan.

g. SPAM IKK Tanjung Agung

Berupa pembangunan komponen SPAM pada unit air baku, unit produksi, unit

distribusi dan unit pelayanan.

h. SPAM IKK Pulau Panggung

Berupa pembangunan komponen SPAM pada unit air baku, unit produksi, unit

distribusi dan unit pelayanan.

i. SPAM Unit Perdesaan Bedegung

Berupa pembangunan komponen SPAM pada unit air baku, unit produksi, unit

distribusi dan unit pelayanan.

2. Program non Teknis

Program non teknis yang berupa investasi non fisik pada komponen SPAM yang

terdiri dari kegiatan studi, manajemen dan SDM. Rincian programnya adalah

sebagai berikut :

(23)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-23  DED Optimalisasi SPAM IKK Ujan Mas,

 DED OPtimalisasi SPAM IKK Gunung Megang,

 DED Optimalisasi SPAM IKK Tebat Agung,

 DED Optimalisasi SPAM IKK Sungai Rotan dan Gelumbang,

 DED Optimalisasi SPAM IKK Pulau Panggung,

 DED Optimalisasi SPAM IKK Simpang Babat dan Air Itam,

 DED Optimalisasi SPAM Unit Perdesaan Bedegung.

b. Manajemen dan SDM

 Program Pemasaran dan sosialisasi pada unit IKK

 Program Pelatihan

- Pelatihan Operator IPA

- Pelatihan teknik SPAM

B. Program UWSSP

1. Program Utama UWSSP

Program utama UWSSP adalah program UWSSP yang sudah disepakati melalui

perjanjian penerusan pinjaman antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Kabupaten Muara Enim, atas dana pinjaman dari International Bank of

Reconstruction and Development (IBRD).

Program utama UWSSP di PDAM Kabupaten Muara Enim dilakukan pada SPAM

Kota Muara Enim dan Cabang Tanjung Enim. Pada SPAM Kota Muara Enim

kegiatan fisiknya dilakukan baik pada instalasi Pelitasari maupun instalasi Talang

Jawa.

Adapun rincian kegiatan dari program UWSSP adalah sebagai berikut :

(24)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-24  Instalasi Pelitasari

- Pembangunan intake Pelitasari, kapasitas 50 l/dt,

- Pembangunan IPA Pelitasari,

- Pembangunan presedimensi, kapasitas 100 l/dt,

- Pembangunan IPA, kapasitas 50 l/dt,

- Pembangunan reservoir 1.000 m3,

- Pembangunan jaringan pipa distribusi di Muara Enim 1 (Pelitasari),

- NRW 1 (penggantian jaringan distribusi di Pelitasari)

 Instalasi Talang Jawa

- Pembangunan intake Talang Jawa, kapsitas 70 l/dt (termasuk pompa Q = 35 l/dt, H = 40 m, 3 unit)

- Pembangunan prasedimentasi, kapasitas 70 l/dt

- Pengadaan dan pemasangan pompa booster (sentrifugal pump, Q = 60 l/dt, H = 95 m, 3 unit)

- Pembangunan reservoir 1.000 m3,

- Pembangunan jaringan pipa distribusi di Muara Enim 2 (Talang Jawa)

- NRW 2 (penggantian jaringan distribusi di Talang Jawa)

- Pekerjaan sambungan rumah 2 (Talang Jawa) b. Cabang Tanjung Enim

 Instalasi Karang Asam

- Pembangunan intake Karang Asam, kapasitas 100 l/dt

- Pembangunan IPAL Karang Asam

 Pembangunan prasedimentasi, kapasitas 100 l/dt

(25)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-25 - Pembangunan reservoir 1.300 m3

- Pembangunan jaringan pipa distribusi di Tanjung Enim. 2. Program Penunjang UWSSP

Program penunjang UWSSP adalah identifikasi program yang masih diperlukan

dalam rangka tercapainya sasaran penambahan sambungan pelanggan dan

penjualan air dari pelaksanaan program utama UWSSP. Program penunjang

UWSSP yang diperlukan berdasarkan atas kajian teknis bersama dengan PDAM

Kabupaten Muara Enim dapat dilihat pada tabel 3.6

Tabel 3.6

Pengadaan dn pemasangan pipa distribusi kea rah Desa Karang Raja,

Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi kearah Desa Darmo, Tanjung Raja

- PVC dia, 50 mm

20.000 m

Sumber : PDAM Lematang Enim 2012

3. Program Non Teknis

Program non teknis adalah identifikasi program yang bukan merupakan program

fisik, namun keberadaannya sangat penting dalam menunjang keberlanjutan

pelaksanaan program utama UWSSP. Program non teknis selain untuk menunjang

(26)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-26

operasional program UWSSP. Program non teknis yang diperlakukan dapat dilihat

pada tabel 3.7.

1 Penyusunan sistem manajemen operasi dan asset 1 2 Pembangunan sistem foto digital dan pencatatan meter 1

3 Program pemasaran dan sosialisasi 1

4 Survey kepuasan pelanggan 2

5 Program reklasifikasi pelanggan 1

6 Program pelatihan

 Pelatihan customer service dalam hal pelayanan 1

 Pelatihan dasar-dasar computer perkantoran 1

 Pelatihan motivasi 1

 Pelatihan penyusunan Finpro 1

 Pelatihan teknik perencanaan SPAM 1

 Pelatihan penggunaan software epanet 1 Sumber : PDAM Lematang Enim 2015

C. Program Pengembangan / Ekspansi

Program pengembangan /ekspansi adalah identifikasi program pengembangan

SPAM yang diperlukan oleh PDAM Kabupaten Muara Enim untuk mengantisipasi

pemenuhan kebutuhan air pada masa mendatang. Programnya berupa

penambahan kapasitas baru, baik itu dalam rangka perluasan cakupan layanan

pada wilayah eksisting maupun pada wilayah baru (green area). Program

pengembangan /ekspansi yang dimaksud adalah Pengembangan SPAM IKK

Lembak dan Pengembangan SPAM IKK Semende Darat Ulu

iii. Rencana Penurunan dan Strategi kebocoran air minum

Rencana penurunan tingkat kebocoran dalam penyediaan air minum dianalisa

berdasarkan kebocoran teknis akibat system peralatan yang dipergunakan dan

(27)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-27 A. Penurunan Kebocoran Teknis

Penurunan kebocoran teknis dilakukan untuk menurunkan tingkat kehilangan air.

Beberapa elemen dan kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah:

o Pemasangan water meter induk pada setiap zona pelayanan dengan baik dan akurat.

o Kalibrasi dan penggantian meteran air pelanggan yang sudah memiliki umur.

o Rehabilitasi atau penggantian pipa servis yang sudah rusak.

o Pengadaan peralatan tes kebocoran.

B. Penurunan Kebocoran Non Teknis

Penurunan tingkat kebocoran non teknis dilakukan dengan cara pengkajian dan

identifikasi system distribusi air baku serta melakukan program penyuluhan

dengan kegiatan diantaranya adalah:

o Penyuluhan kepada masyarakat tentang penghematan air.

o Menyiapkan pusat informasi dan pengaduan dari masyarakat dengan system

call center jika terdapat kerusakan atau terjadinya kebocoran pada system,

maka masyarakat dengan kesadarannya akan memberitahukan pada

pengelola PDAM Kab Muara Enim.

o Program pelatihan kontraktor local guna meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan air minum, khususnya mengenai kemampuan system

pemasangan, karena dengan adanya pemasangan sambungan yang baik akan

(28)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-28

o Ketersediaan bengkel dengan peralatan yang lengkap merupakan suatu hal yang sangat penting untuk pemeliharaan peralatan.

o Program pelatihan rutin dan O & M untuk meningkatkan kemampuan staf, hal ini harus dilakukan secara rutin.

3.2.3 Strategis Sanitasi Kota (SSK)

i. Kerangka Kerja Pengembangan Sanitasi

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam

menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola

hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.

Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan “belakang”, sehingga sering termarjinalkan

dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas

hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan

daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek

pembangunan yang harus diperhatikan.

Salah satu aspek dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan yang sehat, perlu

diperhatikan masalah drainase, persampahan dan air limbah serta promosi higiene. Masih

sering dijumpai bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi, yaitu air limbah, persampahan,

drainase, dan promosi higiene masih berjalan sendiri-sendiri. Masing-masing aspek

tersebut ditangani secara terpisah, meskipun masuk dalam satu bidang pembangunan

yaitu sanitasi, sehingga masih terdapat tumpang tindih kegiatan pembangunan bidang

sanitasi oleh institusi yang berbeda-beda.

Apabila kualitas lingkungan terjaga dengan baik, derajat kesehatan manusia akan

meningkat pula. Oleh karena itu, Pemerintah maupun masyarakat bertanggungjawab untuk

(29)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-29

penghuninya. Dampak tersebut notabene merupakan efek samping dari aktivitas manusia

sehari-hari, sehingga permasalahan yang timbul biasanya adalah masalah sosial

kesehatan masyarakat itu sendiri.

Pembangunan sanitasi Kabupaten Muara Enim diharapkan berkontribusi dalam

pencapaian visi misi kota dan sanitasi yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten

Muara Enim dan Tim Sanitasi sebagai Visi misi Kabupaten Muara Enim merupakan acuan

dari visi misi sanitasi di Kabupaten Muara Enim . Adapun Visi, Misi dan Program

Pembangunan Daerah Kabupaten Muara Enim Tahun 2013-2018 merupakan Visi,Misidan

Program Kepala Daerah Kabupaten Muara Enim yang terpilih melalui pemilukada tahun

2013 – 2018 yang telah ditetapkan menjadi VISI dan MISI PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013-2018, adalah sebagai berikut :

Visi Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim periode 2013 - 2018 ialah:

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Muara Enim yang Sehat, Mandiri, Agamis, dan

Sejahtera di Bumi Serasan Sekundang

Penjelasan dari pernyataan visi tersebut yaitu:

Masyarakat Kabupaten Muara Enim adalah semua penduduk yang bermukim dan memiliki

kartu tanda penduduk Kabupaten Muara Enim, yang diharapkan:

“Sehat”

Sehat baik jasmani maupun rohani yang ditandai oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

kesehatan masyarakat, baik kebutuhan fisik maupun rohani, perilaku hidup sehat,

pelayanan kesehatan baik secara kualitas maupun kuantitas serta terciptanya

(30)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-30 “Mandiri”

Bertumpu pada optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal, ditandai dengan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pembangunan, berdaya saing,

bersinergi dengan lembaga regional, internasional dan daerah lainnya serta didukung

oleh tersedianya sumber daya manusia berkualitas, tersedianya dana pembangunan

dari sumber sendiri, infrastruktur dan lembaga pemerintahan yang memadai, birokrasi

pemerintahan yang handal, serta kepastian hukum, sehingga sejajar dengan daerah

lain.

”Agamis”

Masyarakat Kabupaten Muara Enim ditandai oleh keyakinan masyarakat akan agama

yang dianutnya dan melaksanakan ibadah dalam kondisi yang aman dan nyaman.

Kehidupan beragama yang saling berdampingan secara rukun dan saling

menghormati, serta senantiasa melaksanakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara yang dilandasi moral dan etika keagamaan.

”Sejahtera”

Masyarakat Kabupaten Muara Enim yang sejahtera ditandai oleh terpenuhinya

hak - hak dasar penduduk meliputi kebutuhan pangan, sandang, kesehatan,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan yang layak, perumahan, lingkungan yang bersih,

kehidupan beragama, kehidupan politik, keamanan dan kenyamanan serta

(31)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-31

Misi

Pernyataan misi Bupati dan Wakil Bupati membantu lebih jelas penggambaran visi

yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan.

Rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran

serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan cara atau strategi yang

akan ditempuh untuk mencapai visi.

1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Masyarakat

Diarahkan kepada percepatan kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

melalui tiga sektor utamanya, yaitu: pendidikan, kesehatan, dan daya beli

masyarakat. Selain itu juga sector lainnya seperti penguasaan IPTEK, pemukiman

dan perumahan, pengurangan angka pengganguran dan kemiskinan,

kependudukan dan keluarga berencana, agama, kesenian, kebudayaan dan

pariwisata, serta bidang anak dan kesetaraan gender, pemuda dan olahraga.

2. Melaksanakan Reformasi Birokrasi

Dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, pelayanan

publik, perilaku dan budaya birokrasi pemerintahan yangbersih, produktif, efisien,

efektif, dan bertanggung jawab. Pengembangan Informasi Teknologi daerah,

Menciptakan sistem dan kelembagaan pemerintahan yang mendukung

terwujudnya transparasi, rule of law, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat

dalam penyelenggaraan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat.

3. Meningkatkan Pengembangan Ekonomi Berbasis Sumber daya Lokal

Diarahkan kepada upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal untuk

kepentingan masyarakat luas. Penyediaan sarana prasarana / infrastruktur

pendukung perekonomian yang memadai. Peningkatan peran sektor unggulan

(32)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-32 lapangan kerja dan lapangan usaha bagi masyarakat, Memantapkan kerja sama

pemerintah-swasta, kerja sama dengan lembaga perekonomian, antar wilayah

dan antar Negara yang saling menguntungkan.

4. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat

Diarahkan melalui pengembangan program pembangunan berbasis masyarakat,

peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, pengembangan

ekonomi kerakyatan, pemantapan otonomi desa, peningkatan akses perkreditan

murah dan mudah kepada UMKMK, dan pengembangan lembaga sosial

ekonomi di pedesaan.

5. Peningkatan Kelestarian Lingkungan Hidup

Diarahkan pada pelaksanaan konsep pembangunan hijau. Peningkatan ruang

terbuka hijau, Pengendalian pencemaran air, lahan, dan udara. Pelaksanaan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) secara konsisten. Pengelolaan

persampahan daerah. Mengupayakan terciptanya lahan pertanian lestari.

Perwujudan misi-misi yang telah diuraikan di atas, akan ditempuh melalui

pelaksanaan urusan pemerintahan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan

urusan pilihan. Penetapan urusan pemerintahan yang mendukung visi dan misi

sangat penting, karena dari urusan pemerintahan ini akan dapat dijabarkan tujuan

dan sasaran, serta cara (strategi) untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Visi dan misi Sanitasi Kabupaten Muara Enim adalah Kondisi sanitasi yang ingin

diwujudkan di Kabupaten Muara Enim sampai Tahun 2019 yang merupakan

bagian dari Visi Kabupaten, Adapun untuk menggambarlan visi dan misi tersebut

(33)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-33 Sumber : Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten 2015

Visi Kabupaten

Visi Sanitasi Kab.

1

1 Meningkatkan akses pelayanan Air Limbah Permukiman kepada Masyarakat

2 Melaksanakan Reformasi

Birokrasi 2

Mengembangkan sistem pengelolaan Air Limbah Permukiman yang efektif, efisien dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dan lingkungan

1Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan

2Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan 4 Meningkatkan Pemberdayaan

Masyarakat

3Memperdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia usaha / swasta

5 Peningkatan Kelestarian

Lingkungan Hidup

1Membina penyelenggaraan pelayanan prasarana dan sasaran drainase untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

2Membina pelaksanaan pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan permukiman dan mendukung pencegahan pencemaran lingkungan

3Mendorong peran serta aktif masyarakat dalam proses pembanguan prasarana dan sarana drainase

Misi Kabupaten

Tabel 3.8: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota

(34)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-34 ii. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitasi

Penetapan Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi. Strategi didefinisikan

sebagai upaya mencapai tujuan yang terdiri dari berbagai cara atau pendekatan, maka

sebagai langkah awal perlu ditetapkan tujuan yang jelas yang hendak dicapai tentang

pengelolaan sanitasi. Tujuan ini dirumuskan berdasarkan hasil dari penetapan Tahapan

Pengembangan Sanitasi. Terdapat beberapa pengertian dari Tujuan, satu diantaranya

adalah

“..sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu, mengacu

kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik…”.

Selanjutnya, perlu disusun sasaran atas tujuan yang hendak dicapai untuk dapat

memberikan arahan yang lebih operasional. Sasaran diartikan sebagai

“…hasil yang akan dicapai secara nyata oleh suatu organisasi dalam rumusan yang

lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan…”.

Berdasarkan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapai Sasaran

yang ditetapkan.

1. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Dalam dokumen rencana strategi sanitasi kabupaten Muara Enim setelah

menimbang berdasarkan Data Sekunder, hasil study ehra,dan isu strategis bahwa

untuk mencapai tujuan setiap komponen sanitasi sebagaimana yang telah

direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi

pelaksanaan. Dengan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk

mencapainya dapat disusun dengan memperhatikan hasil identifikasi isu-isu

strategis. Terutama mengenai isu strategis, dan permasalahan mendesak. Maka

berdasarkan tujuan dan sasaran pengembangan sanitasi, Sesuai hasil analisa

(35)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-35

perkomponen yaitu komponen air limbah, persampahan, dan drainase. Dengan

acuan hasil tersebut, maka dalam bab 3 SSK Kabupaten Muara Enim, telah

dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan merupakan

pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,

melaksanakan misi, dan menangani isu strategis yang dihadapi.Sasaran adalah

hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur,

spesifik , mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu

tertentu. Sedangkan Strategi adalahcara untuk mencapai visi dan misi yang

dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.

Sistem pegelolaan air limbah domestik yang berlangsung di kabupaten Muara

Enim:

- Masih adanya masyarakat yang BABS, dengan melakukan BAB baik melalui WC atau cubluk langsung ke sungai

- Atau BAB melalui WC dan ditampung pada tangki septik dengan cara ada yang mengosongkan dan diangkut dengan truk tinja.

(36)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-36

Tabel. 3.9

Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Air Limbah

Tujuan Sasaran Data Dasar

Mencapai target Universal domestik (85% On site, 15% off site) tahun 2019

Tersusunnya regulasi terkait pengelolaan air limbah domestik – belum ada regulasi

Belum ada regulasi (Perda/Perbub tentang air limbah domestik)

Tersusunnya dokumen perencanaan terkait pengelolaan air limbah – belum ada MP dan Outlandplan air dan prasarana pengelolaan air limbah

- Jumlah MCK + - 2 Truck Tinja

- 3 unit bangunan sanimas

Sumber : Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten 2015

2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan

Untuk memberikan akselerasi bagi pengelolaan persampahan secara lebih cepat

maka dilakukan upaya meminimalisir kelemahan dan tantangan yang ada, seperti

penambahan armada truk pengangkut sampah, peningkatan kapasitas transfer

depo, Penyusunan Perda pengelolaan persampahan, penyusunan masterplan

dan data base persampahan, peningkatan pengelolaan sampah di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA), sosialisasi Perda retribusi sampah, Penambahan

tenaga operasional pelayanan sampah bagi masyarakat, serta upaya mengubah

tantangan yang ada menjadi peluang seperti Sosialisasi warga masyarakat dalam

Penempatan TPS (Tempat Penampungan Sampah Sementara), Penggalangan

dana pengoperasioan TPST dan Bank sampah kelompok masyarakat di luar

APBN, Pengurangan cemaran sampah di sungai dan badan air, Peningkatan

peran serta masyarakat dalam mengelola sampah, dan penyadaran masyarakat

(37)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-37

Tabel 3.10

Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Persampahan

Tujuan Sasaran Data Dasar

Mencapai target Universal Acces 100% di bidang persampahan tahun 2019

Tersedianya Perda/Perbup tentang pengelolaan sampah

Saat ini Perda sedang disusun oleh BLH

- Sistem TPA = sanitary landfill - Rumah 3R = 2

- Pagar TPA = 1 unit - Drainase TPA = 1 unit

- Dinding penahanan TPA = 1 unit - Garasi = 1 unit Sumber : Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten 2015

3. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase

seperti Peningkatan fasilitas dan pemeliharaan drainase, peningkatan jumlah SDM

pengelola komponen drainase, peningkatan kapasitas SDM komponen drainase,

Peningkatan anggaran pengelolaan drainase yang bersumber dari APBD,

Peningkatan kapasitas saluran drainase, peningkatan cakupan saluran drainase

kawasan perkotaan, Penyusunan masterplan drainase Kabupaten Muara Enim,

Pengurangan pendangkalan saluran drainase, Peningkatan fungsi dan perawatan

saluran drainase, dan penyusunan Perda drainase. Sedangkan tantangan yang

ada yang bisa diubah menjadi peluang diantaranya pembangunan saluran

drainase di sekitar tanah milik warga, pencegahan pembuangan limbah rumah

tangga di saluran drainase, pengurangan genangan banjir pada musim

penghujan, serta pencegahan penyumbatan saluran drainase. Maka dari itu

(38)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-38

Tabel 3.11

Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Drainase

Tujuan Sasaran Data Dasar

Mencapai target Universal Acces 100% di bidang drainase tahun 2019

Berkurangnya genangan akibat pembuangan air limbah dan sedimen ke saluran drainase 8.860 Hektar menjadi %

8.860 hektar genangan

Sumber : Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten 2015

3.2.4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) i. Program Bangunan dan Lingkungan

Indikasi Program memuat rumusan program, proyek atau kegiatan pembangunan di

Kota Muara Enim baik yang bersifat fisik maupun investasi non fisik. Investasi fisik

yang akan dijabarkan antara lain :

 Meliputi semua proyek atau kegiatan fisik baik yang skala kecil/lokal, skala

sedang maupun besar yang mempunyai arti stategis.

 Dapat menjawab isu pokok pembangunan yang diprioritaskan serta mampu

menjamin tercapainya sasaran kinerja pembangunan daerah.

 Menjabarkan semua jenis sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat,

baik yang besifat pelayanan umum (public service) maupun pengembangan

kawasan.

 Menjabarkan keseluruhan rencana pembangunan baru, rehabilitasi, peningkatan

maupun operasional dan pemeliharaan yang mempuntai sasaran fungsional yang

mencakup aspek ekonomi, fisik dan social.

 Menjelaskan berbagai kegiatan operasional pembinaan, pengaturan dan

pengendalian pembangunan yang bersifat mengarahkan pembangunan di Kota

(39)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-39

masyarakat, dunia usaha/swasta) sehingga memperoleh pembangunan yang

optimal.

Secara garis besar investasi diarahkan pada sektor :

1. Orientasi kawasan

2. Struktur kegiatan

3. Bangunan dan lingkungan

4. Aksesibilitasi dan sirkulasi

5. Street furniture atau perlengkapan jalan

6. Ruang terbuka hijau

7. Utilitas

8. Pengendalian drainase

Pemilihan sektor diatas akan terkait dengan pola investasi publik project yang

menekan pada infrastruktur utama dan kurang memberikan keuntungan langsung.

Kemudian sektor-sektor yang bersifat private project untuk sektor strategis yang

memberikan keuntungan langsung yang dilakukan oleh swasta. Uraian mengenai

program-program yang akan dilaksanakan di Kota Muara Enim dapat dilihat pada di

(40)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-40 Tabel 3.12

Indikasi Program Pembangunan di Kota Muara Enim

Strategi Program Kegiatan Lokasi

Waktu Pelaksana Instansi

(41)
(42)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-42

F. Pengelolaan Sampah - Sosialisasi Konsep Penanganan Sampah

(43)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-43

ii. Rencana Umum dan Panduan Rancangan 1. Konsep Umum

Berdasarkan analisis, potensi dan permasalahan, pengembangan wilayah

perencanaan dilakukan secara terpadu dengan mempertimbangkan berbagai aspek

yang mempengaruhi arah dan kelangsungan pertumbuhan wilayah. Pengembangan

wilayah harus tetap dapat menjaga dan mempertahankan aktifitas kegiatan

masyarakat di sekitar wilayah perencanaan.

Visi utama dari wilayah perencanaan adalah :

“ Wilayah perencanaan merupakan wilayah yang berkembang dengan

berkelanjutan dan berbudaya”

Penataan wilayah perencanaan untuk mencapai visi tersebut diarahkan pada

sepanjang wilayah perencanaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka

wilayah perencanaan ditetapkan terbagi kedalam 4 segmen.

Sedangkan untuk penataan kawasan hunian di wilayah perencanaan terdapat

penataan kawasan hunian teratur dan penataan kawasan hunian padat tidak teratur.

Penetapan arah pengembangan ini dimaksudkan sebagai usaha untuk mengurangi

kecenderungan pengembangan yang menyebar acak (sprawling). Pengendalian akan

diarahkan pada pengembangan yang lebih terintegasi dan secara spasial terstruktur

dengan jelas.

Untuk menampung berbagai karakter yang ada serta sasaran yang ingin dicapai

maka perencanaan wilayah perencanaan dibagi atas beberapa karakteristik

pengembangan, yaitu :

 Peremajaan, bagi kawasan yang secara ekonomi kurang efisien dalam

(44)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-44

 Penataan/pengendalian, bagi kawasan yang berada pada kawasan yang memiliki

karakter khusus, namun secara fisik bangunan dan lingkungan tidak terawat dan

terancam intervensi kebutuhan perkembangan masa kini yang tidak sesuai

dengan kawasan pelestarian.

 Infil, bagi kawasan yang pemanfaatan lahannya kurang efisien, mengalami

penurunan kualitas lingkungan dan kurang dapat dipertahankan.

Beautyfikasi, bagi kawasan yang kondisi fisik dan visual ruang kotanya tidak

indah

 Konservasi bagi kawasan yang memiliki nilai tertentu seperti arsitektural, historis

dan sosial.

Untuk dapat mewujudkan visi pengembangan kawasan seperti yang disebutkan

diatas maka diperlukan aksesibilitas yang baik. Jalur-jalur sirkulasi diarahkan melalui

jalur-jalur sirkulasi lokal. Selain itu dengan penambahan jalur dan pelebaran jalan

sesuai dengan rencana.

2. Metode Perancangan

Berdasarkan pendekatan dalam perancangan, terdapat 3 metode pendekatan

perancangan suatu wilayah perkotaan :

1. Betul-betul meniru elemen arsitektur yang ada di lingkungannya

2. Tampil sama sekali berbeda dengan lingkungannya/kontras

3. Merupakan perpaduan dari dua pendekatan di atas yang disebut Konteks

Arsitektur adalah pendekatan yang dilakukan dengan mencoba menyelesaikan

masalah perbedaan gaya bukan dengan meniru mentah-mentah, tetapi tidak juga

dengan tampil menyolik, tetapi yang utama adalah keselarasan visual dan

(45)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-45

Metoda ketiga inilah yang dipakai sebagai pendekatan dalam penyelesaian

desain bangunan baru yang akan diterapkan di Kawasan Muara Enim ini. Metoda

pendekatan kontektual adalah mempertimbangkan sesuatu yang spesifik dan

problema berskala kecil yang mengikat bangunan lama yang lebih dahulu ada dan

baru, sehingga secara visual diperoleh gaya tarik antara bangunan yang lebih dahulu

ada dan bangunan yang akan dating. Keterkaitan visual dapat dipahami melalui

unsure-unsur yang secara umum dapat dideteksi, misalnya dari proporsi jendela,

letak pintu masuk, gaya, bahan dan garis bayangan (silhouette). Namun selain itu

dapat diterapkan pula prinsip-prinsip tertentu yang berasal dari sejarah kawasan.

kebutuhan masyarakat, tradisi ketukangan dan pemakaian bahan serta realitas politik

dan ekonomi masyarakatnya.

Walaupun demikian, dalam menciptakan sebuah bangunan yang berfungsi

sebagai “landmark” kawasan, dalam suatu desain yang kontekstual tidak boleh

mengabaikan aspek Kontras Arsitektur yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu

lingkungan yang menarik dan kreatif. Dapat menjadi pilihan yang cocok dalam

keadaan-keadaan tertentu, misalnya bangunan-bangunan umum yang dianggap

penting (civic building) dalam pemecahan rancangannya sering dibedakan secara

khusus untuk menekankan pentingnya bangunan tersebut.

3. Konsep Perancangan

Dari pendekatan elemen perencanaan sebelumnya (tata guna lahan, jalur

pejalan sirkulasi, masa dan bentuk bangunan, ruang terbuka, signage, pendukung

kegiatan, dan preservasi), maka dapat dirumuskan konsep pengembangan kawasan

perencanaan.

Secara khusus konsep pengembangan kawasan yang akan dilakukan di wilayah

(46)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-46

1. Pengembangan kawasan gerbang kota sebagai pintu utama dengan penaataan

jalur hijau menuju pusat kota

2. Pelestarian/konservasi rumah adat tradisional merupakan magnet wisata khas

lokal

3. Pengembangan kawasan komplek olahraga dengan pembangunan fasilitas

pendukung berupa taman/ruang publik

4. Perbaikan berupa penataan bangunan sesuai fungsi dan kaitannya dengan

(47)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-47

Konsep pengembangan kawasan yang akan dilakukan di wilayah perencanaan seperti yang tercantum diatas akan dibagi ke dalam 4 (empat)

(48)
(49)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-49

Penataan pedagang K5

1. Kue tradisional

2. Makanan dan minuman tradisional

3. Kerajinan rakyat

Rencana Lansekap

,,

(50)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-50

Konsep perancangan untuk segmen 3 adalah rencana penataan bangunan, yang terdiri dari 3 elemen utama, yakni :

1. Perumahan

2. Perdagangan

3. Campuran

Sementara konsep perancangan untuk segmen 4 adalah rencana penataan bangunan, yang terdiri dari 3 elemen utama, yakni :

1. Pemerintahan

2. Perkantoran

(51)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-51

4. Intensitas Pemanfaatan Lahan

Materi yang diatur dalam rencana pengaturan kepadatan bangunan meliputi

perbandingan luas lahan yang tertutup dan atau bangunan-bangunan dalam tiap-tiap

persen (%). Penetapan kepadatan bangunan dalam satu unit lingkungan di dasarkan

pada kriteria :

a. Karakteristik kegiatan utama di masing-masing unit lingkungan

b. Nilai dan harga tanah

c. Rencana pengaturan unit lingkungan, khususnya untuk unit lingkungan

perumahan (perumahan kepadatan tinggi, sedang dan rendah), dan

d. Lokasi persil yang bersangkutan (sesuai dengan kelas fungsi jalan yang

melaluinya).

Penetapan kepadatan bangunan (KDB) untuk unit-unit lingkungan perumahan

yaitu untuk unit lingkungan kepadatan tinggi penetapan KDB-nya sebesar 60-70%,

untuk unit lingkungan kepadatan sedang KDB-nya sebesar 40-60%, untuk unit

lingkungan kepadatan rendah KDB-nya ditetapkan di bawah 40%.

Sedangkan untuk kegiatan selain perumahan, penetapan KDB disesuaikan

dengan karakteristik kegiatannya masing-masing. Untuk kawasan pusat kota terutama

pusat perdagangan, KDB-nya ditentukan maksimum 70%, untuk puskesmas

maksimum 40%, untuk sekolah, perkantoran, dan sarana peribadatan KDB-nya

ditetapkan maksimum 60%, untuk terminal maksimum 70%, untuk kawasan jalur hijau,

konservasi KDB-nya ditetapkan 0-20% di mana bangunan dan bangun-bangunan yang

diperbolehkan pada kawasan konservasi hanya bersifat bangunan pelengkap.

Khusus untuk daerah pertanian dan cadangan pengembangan kota, sepanjang

(52)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-52

khusus, maka penetapan KDB-nya disamakan dengan aturan penetapan untuk

kawasan terbangun seperti tersebut sebelumnya.

Kriteria pengembangan dan pengendalian bangunan dalam hal ketinggian di

seluruh bagian wilayah. Kawasan ini akan bergantung pada faktor-faktor berikut :

 Karakteristik fisik dari lingkungan yang bersangkutan, diantaranya kemiringan

lahan, struktur geologi dan jenis tanah serta hidrologi.

 Tingkat pemanfaatan ruang dan jenis pemanfaatannya

 Harga dan nilai tanah

 Aspek urban design, kesan ritmik, kesan monumental, karakteristik sinar matahari

serta keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan koefisien lantai bangunan (KLB) adalah

jumlah luas lantai dibagi dengan luas persil suatu bangunan untuk setiap blok

peruntukkan dan dinyatakan dalam satuan angka sampai satu desimal.

5. Skenario Perencanaan Sirkulasi dan Parkir

Pengembangan sistem sirkulasi dan perparkiran ditujukan untuk menata dan

mengakomodasi pergerakan yang ada yang mendukung aktifitas yang berkembang.

Membentuk suatu koridor penghubung. Konsep ini dikembangkan dengan :

 Menciptakan simpul-simpul (node) di ujung-ujung jalur pedestrian.

 Membatasi akses dan pergerakan pada tempat-tempat tertentu untuk

menghindari munculnya aktifitas yang tidak diinginkan

 Memisahkan jalur cepat dan jalur lambat pada sirkulasi utama.

Rencana pengembangan jaringan jalan didasari oleh penentuan fungsi hirarki

jaringan jalan, baik untuk jalan yang sudah ada maupun jaringan jalan baru yang

(53)

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab. Muara Enim 2017 – 2021 III-53

berdasarkan Rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang jalan

yang berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang jalan (Lembaran

Negara tahun 2004 No. 132, tambahan Lembaran Negara No. 4444) dengan batasan

klasifikasi fungsi jalan adalah sebagai berikut :

a. Sistem jaringan jalan primer disusun mengikuti rencana tata ruang dan

memperhatikan keterhubungan antar kawasan perkotaan yang merupakan

pusat-pusat kegiatan sebagai berikut :

a) Menghubungkan secara terus menerus pusat kegiatan nasional, pusat

kegiatan wilayah, pusat kegiatan local sampai ke pusat kegiatan lingkungan,

dan

b) Menghubungkan antar pusat kegiatan nasional

b. Sistem jaringan jalan sekunder disusun mengikuti rencana tata ruang wilayah

kota/kabupaten yang menghubungkan secara terus menerus kawasan-kawasan

yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua,

fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

c. Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan

nasional atau antar pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.

d. Jalan kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan

wilayah atau menghubungkan antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat

kegiatan lokal.

e. Jalan lokal primer menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional

dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan wilayah dengan pusat

kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lokal, pusat

kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan dan antar pusat kegiatan

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1 Rencana Wilayah Pelayanan dalam Sistem Pelayanan
Tabel 3.2 Cakupan Pelayanan / Jenis Pelanggan
Tabel 3.3 Tingkat Pelayanan PDAM Lematang Enim 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya, RPJMD Provinsi, dan RPIJM Kab/Kota Mengacu pada RPJMN dan Nawa Cipta Pemerintah serta Visi Misi Gubernur

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN BAB V.. KERANGKA

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2017 - 2021.. ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

Bidang Cipta Karya III-4 Penetapan Daerah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 2008-2028 (RTRWN), Pada tabel Sistem Perkotaan Nasional, Provinsi

Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan merupakan unsur pelaksana bidang cipta karya, tata ruang dan kebersihan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN KAPUAS..

Rencana Program Infrastruktur Jangka Menegah (RPIJM) Bidang Cipta Karya disusun dengan mengacu RPIJM Bidang PU serta rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional,

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA TERHADAP KABUPATEN PEMALANG