• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Bidang Cipta Karya III-1

BAB III

ARAHAN KEBIJAKAN DAN

RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

3.1

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan

Penataan Ruang

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya, berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2019 dan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019. Dalam Perpres 2 Tahun 2015, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut RPJM Daerah, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun sesuai periode masing-masing pemerintah daerah. Dalam Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019, sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi

0 persen;

2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh

penduduk Indonesia;

(2)

Bidang Cipta Karya III-2

4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui

penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;

5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang

mendukung;

6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah

domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung

termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

Berdasarkan Arahan RPJMN, maka arahan pembangunan bidang Cipta Karya Kabupaten Musi Rawas dirumuskan secara singkat sebagai berikut:

1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan

menjadi 0% melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 140 hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 186 desa.

2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung

termasuk keserasiannya terhadap lingkungan

3. Tercapainya akses air minum yang aman menjadi 100% melalui

penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

4. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air

limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 % pada tingkat kebutuhan dasar melalui penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

(3)

Bidang Cipta Karya III-3

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Potensi Arahan Penataan Ruang, antara lain berisikan arahan penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), Kawasan Strategis Nasional (KSN) pada kabupaten Musi Rawas sesuai dengan amanat PP. Berdasarkan amanat PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), kabupaten Musi Rawas mengemban sebagian dari misi dunia dalam mengurangi ancaman pemanasan global dengan menjaga dan mempertahankan fungsi lindung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Berdasarkan kriteria sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, kawasan strategis nasional di kabupaten Musi Rawas adalah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). TNKS dengan luas 251.251 Ha atau 20% lebih dari luas total Kab. Musi Rawas, ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Nasional sebagai Kawasan Lindung Taman Nasional. Sementara itu, pemerintah Kabupaten Musi Rawas telah menetapkan visi daerah sebagai daerah peningkatan kesejahteraan masyarakatnya melalui kegiatan pembangunan ekonomi yang berbasis agraris.

Tabel 3.1. Penetapan Daerah Kabupaten Musi Rawas

Penetapan Daerah Kabupaten Musi Rawas sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Palembang Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Lubuk Linggau Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) -

(4)

Bidang Cipta Karya III-4 Penetapan Daerah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 2008-2028 (RTRWN), Pada tabel Sistem Perkotaan Nasional, Provinsi Sumatera Selatan dengan PKN Kota Palembang, PKW Lubuk Linggau masuk ke dalam Tahapan Pengembangan I, Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional, dengan Pengembangan/Peningkatan fungsi Kota. Dalam RTRW Provinsi Sumatera Selatan, Kota Lubuklinggau berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah dan Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Rupit sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Ini artinya Kota Lubuklinggau mempunyai kapasitas untuk melayani wilayah Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Empat Lawang dan wilayah lain di sekitarnya. Mengacu pada kebijakan dan strategi di atas, Muara Beliti, Muara Lakitan dan Rupit (Rupit telah menjadi bagian dari kabupaten Musi Rawas Utara) diarahkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) untuk wilayah Kabupaten Musi Rawas.

Arahan spasial untuk Bidang Cipta Karya Kabupaten Musi Rawas berdasarkan penjabaran sebelumnya yaitu pendekatan pembangunan dengan pola agropolitan. Kecamatan Muara Beliti merupakan kawasan prioritas yang harus dikembangkan baik di perkotaan maupun di perdesaan. Struktur ruang kawasan agropolitan merupakan gambaran sistem pusat kegiatan kawasan dan jaringan prasarana yang dikembangkan untuk mengintegrasikan kawasan selain untuk melayani kegiatan pertanian dalam arti luas, baik tanaman pangan, perikanan, perkebunan, kehutanan, maupun peternakan.

(5)

Bidang Cipta Karya III-5

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada WPS. WPS merupakan wilayah-wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat NAWACITA.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-2019

(6)

Bidang Cipta Karya III-6 Tabel 3.2 Daftar 35 WPS

Kelompok WPS WPS

WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu

Merak-Bakauheni-Bandar

Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api;

Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru;

Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang;

Malang-Surabaya Bangkalan;

Yogyakarta-Solo-Semarang;

Balikpapan-Samarinda-Maloy;

Manado-Bitung-Amurang;

Makassar-Pare Pare- Mamuju

WPS Pertumbuhan Terpadu Ternate-Sofifi-Morotai;

Kemaritiman Ambon-Seram

WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Batam-Bintan-Karimun;

Kemaritiman Jambi-Palembang-Bangka Belitung

(Pangkal Pinang)

WPS Konektivitas Keseimbangan Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi; Pertumbuhan Terpadu Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi WPS Pusat Pertumbuhan Sibolga-Padang-Bengkulu; Sedang Berkembang Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang;

Banjarmasin- Batulicin-Palangkaraya;

Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas;

Gorontalo- Bolaang Mongondow;

Palu-Banggai;

Sorong-Manokwari;

Manokwari-Bintuni

WPS Konektivitas dan Pusat Denpasar-Padang Bay

Pertumbuhan Wisata

WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Sabang-Banda Aceh-Langsa Berkembang dan Hinterland

WPS Pusat Pertumbuhan Baru, Jayapura-Merauke Hinterland dan Perbatasan

WPS Pusat Pertumbuhan Wisata Pulau Lombok

dan Hinterland

WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan Kupang-Atambua

WPS Pertumbuhan Baru Tanjung Lesung - Sukabumi - Pangandaran - Cilacap;

Mamuju-Mammasa-Toraja-Kendari

WPS Pertumbuhan Terpadu Baru Labuan Bajo-Ende

dan Wisata

WPS Pertumbuhan Wisata Pulau Sumbawa

dan Hinterland

WPS Perbatasan Temajuk-Sebatik

WPS Aksesibilitan Baru Nabire-Enarotali-(Ilaga-Timika)-Wamena WPS Pulau Kecil Terluar Pulau Pulau Kecil Terluar (tersebar)

(7)

Bidang Cipta Karya III-7 Strategi pembangunan nasional selama 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 berdasarkan kepada :

1. Norma Pembangunan

2. Dimensi Pembangunan

a. Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat.

Pembangunan mental dan karakter menjadi salah satu prioritas utama pembangunan, tidak hanya di birokrasi tetapi juga pada seluruh komponen masyarakat.

b. Dimensi pembangunan sektor unggulan.

Hal ini meliputi kedaulatan pangan, ketahanan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, pariwisata dan industri.

c. Dimensi pemerataan dan kewilayahan

3. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil.

4. Quickwins.

Pengembangan wilayah dibagi menurut wilayah Pulau/Kepulauan yang dikelompokkan ke dalam beberapa tipe wilayah pengembangan yang diistilahkan “Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)” yang di dalamnya melingkupi kawasan perkotaan, kawasan industri, dan kawasan maritim berdasarkan pada tema atau potensi per pulau. Kabupaten Musi Rawas terletak di Pulau Sumatera. Tema besar pengembangan wilayah Pulau

(8)

Bidang Cipta Karya III-8 Sumatera adalah: Pintu Gerbang Perdagangan Internasional; Industri Berbasis Komoditas Kelapa Sawit, Karet, Timah, Bauksit, & Kaolin; Lumbung Energi Nasional, Termasuk Pengembangan Energi Terbarukan Biomassa; Hilirisasi Komoditas Batu Bara; dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Berbasis Maritim (Kelautan).

Pembangunan infrastruktur PUPR pada setiap WPS akan diterpadukan dengan sasaran pokok dan program nasional. Pada poin ketiga diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan

PKSN/Kota Perbatasan di antaranya di Pulau Sumatera; Pulau Jawa-Bali;

Kepulauan Nusa Tenggara; Pulau Kalimantan; Kepulauan Maluku dan Pulau lainnya. Poin Keempat, diterpadukan dengan program pengembangan Tol Laut (pelabuhan hub dan pelabuhan feeder) yang di antaranya di Pulau Sumatera (Malahayati, Belawan, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Panjang, Batu

Ampar, Jambi: Talang Duku, dan Palembang: Boom Baru); Pulau Jawa

(Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali dan Nusatenggara (Kupang); Pulau Sulawesi (Makasar, Pantoloan, Kendar dan Bitung); Kepulauan Maluku (Ternate: A. Yani dan Ambon); dan Pulau Papua (Sorong dan Jayapura).

Dilihat dari peta di atas, Palembang termasuk dalam Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang. Indikasi program di 35 WPS menyebutkan Palembang termasuk daerah WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu dan WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman, pengembangan kabupaten Musi

(9)

Bidang Cipta Karya III-9 Rawas tidak diarahkan pada pengembangan kemaritiman dikarenakan secara geografis kabupaten Musi Rawas tidak terletak di kawasan pesisir, namun arahan fungsi pengembangan wilayah kabupaten Musi Rawas diarahkan pada tiga substansi yaitu agro, kawasan lindung dan pengelolaan sumber daya alam secara arif.

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Arahan pembangunan daerah sesuai dengan RPJMD Provinsi, RPJMD Kabupaten Musi Rawas, dan Renstra SKPD terkait untuk pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 memuat visi, misi, tujuan dan sasaran serta prioritas program.

Dengan mempertimbangkan kemajuan yang telah dicapai pada periode 2008-2013; memperhatikan hasil analisis isu strategis; mengacu visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur yang terpilih untuk masa bakti Tahun 2013-2018; mengikuti prioritas pembangunan RPJPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025; memperhatikan prioritas pembangunan nasional; merujuk pada tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; serta memperhatikan tujuan pembangunan millenium, maka Visi Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 adalah “Sumatera Selatan Sejahtera, Lebih Maju dan Berdaya Saing Internasional”.

(10)

Bidang Cipta Karya III-10 Berdasarkan visi pembangunan yang telah ditetapkan, misi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 sebagai berikut:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; 2. Memantapkan stabilitas daerah;

3. Meningkatkan pemerataan yang berkeadilan;

4. Meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan penanggulangan bencana.

Misi kesatu menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan perlu ditopang oleh pertumbuhan dari sisi pengeluaran dan sisi produksi yang seimbang agar peningkatan jumlah permintaan tidak diikuti oleh tekanan inflasi yang tinggi.

Misi kedua menekankan peningkatan stabilitas daerah melalui 3 (tiga) aspek, yaitu: (1) stabilitas ekonomi dengan menjaga stabilitas harga dan nilai tukar, (2) stabilitas sosial dengan mencegah konflik sosial; serta (3) stabilitas politik.

Misi ketiga mengutamakan pemerataan yang berkeadilan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan dan menikmati hasil pembangunan. Misi meningkatkan pemerataan yang berkeadilan diharapkan akan mendorong (1) pemberdayaan melalui peningkatan partisipasi dan perluasan pemanfaat; (2) peningkatan SDM yang berkualitas berbasis kompetensi, dan (3) penanggulangan kemiskinan difokuskan kepada

(11)

Bidang Cipta Karya III-11 pengembangan penghidupan yang berkelanjutan dan melakukan sinergi dari seluruh pihak, termasuk kerjasama dan kemitraan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, swasta dan masyarakat.

Misi keempat menegaskan pelaksanaan konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan yang disertai dengan penguasaan dan pengelolaan resiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim.

Prioritas Program Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013-2018 adalah : 1. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Keamanan dan Ketertiban

Masyarakat

2. Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya 3. Penanggulangan Kemiskinan

4. Pembangunan Pertanian 5. Infrastruktur dan Energi

6. Investasi dan Pengembangan Usaha

7. Pengelolaan Lingkungan dan Pengendalian Bencana 8. Pengembangan Wilayah.

(12)

Bidang Cipta Karya III-12 Tabel 3.3.Keterkaitan Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Dengan

Prioritas Provinsi Sumatera Selatan

No Program Prioritas Kabupaten

Musi Rawas Program Prioritas Provinsi Sumatera Selatan

1 2 3

1 Prioritas Pembangunan Nomor Satu; Pendidikan unggul berstandar, didukung oleh Infrastruktur pendidikan yang memadai, guru yang berkualitas, pengelolaan

perpustakaan dan arsip

Program Prioritas Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya

2 Prioritas Pembangunan Nomor Dua;

Kesehatan merata, bermutu dan berstandar yang didukung oleh Pemberdayaan

perempuan, perlindungan anak dan keluarga sejahtera

Program Prioritas Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya

3 Prioritas Pembangunan Nomor Tiga; Pemenuhan infrastruktur dasar yang didukung oleh sarana prasarana

perhubungan, komunikasi dan Informatika

Prioritas Pengembangan Wilayah.

4 Prioritas Pembangunan Nomor Empat; Peningkatan Kemandirian pangan melalui produktivitas pertanian dalam arti luas

Program Prioritas Pembangunan Pertanian

5 Prioritas Pembangunan Nomor Lima; Peningkatan daya saing ekonomi melalui produktivitas non pertanian,Penanaman Modal, Koperasi UKM, perdagangan dan industri

Program Prioritas Investasi dan Pengembangan Usaha

6 Prioritas Pembangunan Nomor Enam; Pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa didukung oleh Penanganan masalah sosial, kependudukan; tenaga kerja dan pelestarian lingkungan hidup

Program Prioritas Ketujuh Pengelolaan Lingkungan dan Pengendalian

Bencana

7 Prioritas Pembangunan Nomor Tujuh Akuntabilitas kinerja kepemerintahan didukung oleh tertib kepegawaian daerah, dan Pengelolaan Keuangan yang baik

Program Prioritas Pertama; Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

8 Prioritas Pembangunan Nomor Delapan; Penanganan masalah sosial,

kependudukan, tenaga kerja dan mendorong kehidupan beragama Darussalam

Program Prioritas Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya

9 Prioritas Pembangunan Nomor Sembilan

Penanggulangan Kemiskinan Program Prioritas Ketiga Penanggulangan Kemiskinan 10 Prioritas Pembangunan Nomor Sepuluh

Program Pembangunan Daerah yang ditopang oleh Perencanaan, Agenda Riserch Daerah; Keamanan, ketertiban dan kehidupan demokratis

Program Prioritas Ke Delapan Pengembangan Wilayah.

(13)

Bidang Cipta Karya III-13 Tabel 3.4 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai

Kebutuhan Pendanaan RPJMD Kabupaten Musi Rawas

Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcame) Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Tahun 2016) Data Tahun 2015 (%)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Kondisi Kinerja pada Akhir RPJMD PD Penang gung jawab 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Target

(%) (000) Rp. Target (%) (000) Rp. Target (%) (000) Rp. Target (%) (000) Rp. Target (%) (000) Rp. Target (%) (000) Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran cakupan layanan administrasi perkantoran 75 80 1.461.213 82 1.534.274 85 1.610.988 87 1691.537 90 1.776.114 92 1.864.919 92 Dinas PU. Cipta Karya Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Cakupan layanan ketersediaan sarana dan prasarana aparatur 70 75 260.400 80 273.420 82 287.091 85 301.446 90 316.518 95 332.344 95 Dinas PU. Cipta Karya Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Cakupan Layanan Ketersediaan sarana dan prasarana aparatur 50 55 160.000 60 168.000 65 176.400 70 185.220 75 194.481 80 204.205 80 Dinas PU. Cipta Karya Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Cakupan layanan ketersediaan sarana dan prasarana aparatur 55 60 275.000 65 288.750 70 303.188 75 318.347 80 334.264 85 350.978 85 Dinas PU Cipta Karya Program Pemeliharaan rutin Sarana Infrastruktur Cakupan layanan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur 45 45 813.780 50 854.469 55 897.192 60 942.052 65 989.154 70 1.038.612 70 Dinas PU. CK & TR Program Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong Persentase panjang drainase kondisi baik 14.4 17 14.122.400 25 14.828.520 33 15.569.945 6 42 16.348.443 50 17.165.865 75 18.024.158 75 Dinas PU. CK & TR

(14)

Bidang Cipta Karya III-14

Sumber: RPJMD Kab. Musi Rawas 2016-2021

Pembangunan Turap/Talud/Bronjong Turap/bronjong terhadap total kebutuhan 0 100 M 900.000 200 M 945.000 300 M 992.250 400 M 1.041.862 500 M 1.093.955 600 M 1.148.653 600 M Dinas PU. CK & TR Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah

Rasio rumah tangga pengguna air bersih (%) seluruh perumahan masyarakat 84.20% 76.6 19.660.525 80 20.643.552 85 21.675.729 90 22.759.516 95 23.897.491 100 25.092.366 100 Dinas PU. CK & TR Rasio rumah Tinggal dan perumahan bersanitasi 74 75.6 600.000 80 630.000 85 661.500 90 694.575 95 729.303 100 765.768 100 Dinas PU. CK & TR Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Cakupan infrastruktur agropolitan dan kawasan cepat tumbuh 91 92 11.883 93 12.477.150 94 13.101.007 95 13.756.057 96 14.443.860 97 15.166.053 97 Dinas PU. CK & TR Program Perencanaan Tara Ruang Jumlah dokumen perencanaan tata ruang yang tersusun beserta turunannya

1 dok 1dok 920.000 1 dok 966.000 1 dok 1.014.300 1 dok 1.065.015 1 dok 1.118.265 1 dok 1.174.179 1 dok Dinas PU. CK & TR

Program Pemanfaatan Ruang

Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB 5.68 7 100.000 10 105.000 12 110.250 15 115.762 20 121.550 25 127.628 25 Dinas PU. CK & TR Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Cakupan wewenang antar institusi pengendalian pemanfaatan tata ruang 25 30 100.000 35 105.000 40 110.250 45 115.762 50 121.550 55 127.628 55 Dinas PU. CK & TR

(15)

Bidang Cipta Karya III-15

3.2

Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman kabupaten Musi Rawas berdasarkan RTRW kabupaten Musi Rawas, dijabarkan sebagai berikut :

1. Kawasan Permukiman Perkotaan

Menunjukkan areal kawasan permukiman perkotaan, kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar-berombak (0-8%), jenis tanah alluvial dan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan pekarangan. Kawasan ini menyebar secara spot-spot, terutama di pusat-pusat ibukota kecamatan dan desa/kelurahan di seluruh kecamatan di Kabupaten Musi Rawas.

Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk mengoptimalkan dan mengendalikan peruntukan lahan dengan tetap mempertahankan keberadaan fungsi resapan melalui ruang terbuka hijau (RTH). Untuk itu perlu pengaturan aktivitas pembangunan melalui penerapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB). Guna mengoptimalkan fungsi layanan bagi penduduk kota serta pelayanan ekonomi bagi wilayah belakangnya, maka perlu penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang memadai, serta dukungan prasarana jalan dan terminal antar kota baik berupa terminal penumpang maupun terminal barang yang menunjang pembangunan agropolitan.

(16)

Bidang Cipta Karya III-16

2. Kawasan Permukiman Perdesaan

Menunjukkan areal kawasan permukiman perdesaan, kawasan ini menempati areal dengan bentuk wilayah datar bergelombang (0-15%), jenis tanah podsolik, kambisol, alluvial dan koluvial, dengan pola penggunaan lahan eksisting permukiman dan pekarangan. Kawasan ini menyebar di tiap kecamatan di wilayah kabupaten Musi Rawas. Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk mengoptimalkan fungsi layanan bagi masyarakat perdesaan dengan pengaturan tata ruang permukiman dan pengadaan fasilitas sosial dan fasilitas umum perdesaan yang mendukung kegiatan pertanian /agropolitan.

3.2.2 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

Tabel 3.5 Daftar UPT BLUD-SPAM Kabupaten Musi Rawas

NO KECAMATAN LOKASI PEMBUATAN TAHUN SUMBER AIR BAKU

LAMA

OPERASI KAPASITAS (JAM) (L/DETIK)

1 2 3 4 5 6 7

1 JAYALOKA DESA GIRIYOSO 1997 SUMUR BOR 8 5

2 MEGANG SAKTI KEL. TALANG UBI 1997 S. SENARO 6 10

3 MUARA BELITI KEL. MUARA BELITI 2008 S. BELITI 8 60

4 TUGUMULYO DESA E. WONO KERTO 2009 S. MEGANG 12 20

5 MUARA LAKITAN KEL. MUARA LAKITAN 2010 S. MUSI 5 20

6 MUARA KELINGI KEL. MUARA KELINGI 2010 S. MUSI 6 10

7 JAYALOKA DESA SIDODADI 2010 SUMUR BOR 5

8 TERAWAS DESA TERAWAS 2010 S. LAKITAN 4 20

9 SP. SEMAMBANG DESA SEMAMBANG 2012 S. KELINGI 3 20

10 SELANGIT DESA SELANGIT 2013 S. SELANGIT 4 20

11 SUMBER HARTA KEL. SUMBER HARTA 2013 DANAU AUR 2 20

12 BTS ULU CECAR 2014 S. LAKITAN 2 10

13 TIANG PUMPUNG

KEPUNGUT

DESA MUARA KATI

BARU 2014 S. BELITI 2 20

14 MUARA LAKITAN DESA TRANS SUBUR 2015 S. MUSI 3 30

(17)

Bidang Cipta Karya III-17

1. Rencana sistem pelayanan

Peningkatan cakupan akses air minum dengan jaringan perpipaan khususnya pada masyarakat perdesaan yang belum terjangkau oleh SPAM melalui melalui penyediaan pelayanan sarana dan prasarana air minum.

2. Rencana pengembangan SPAM

 Pembuatan Rencana Induk SPAM (MasterPlan SPAM) Kabupaten

Musi Rawas.

 Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa distribusi.

 Penambahan kapasitas dan sistem sambungan rumah air minum

serta perlindungan sumber air baku dari pencemaran lingkungan.

3. Rencana penurunan kebocoran air minum

Rencana penurunan kebocoran air minum berkaitan dengan rencana pengembangan SPAM. Pembuatan Masterplan akan membantu pembentukan zonasi skala prioritas penanggulangan kebocoran berdasarkan tingginya tingkat kebocoran yang terjadi.

3.2.3 Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Pembangunan Air Limbah

1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Air Limbah

Sasaran pembangunan Air Limbah terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2018 di Kabupaten Musi rawas disusun berdasarkan tingkat prioritas dan hasil kesepakatan pokja sanitasi kab. Musi Rawas yaitu sebagai berikut:

(18)

Bidang Cipta Karya III-18

Sasaran Prioritas Pembangunan Air Limbah

1 Sosialisasi rencana pembangunan MCK umum kepada masyarakat oleh Dinas Terkait

2 Pembebasan Lahan/Tanah

3 Perencanaan detail (DED) MCK Umum

4 Biaya Operasional dan Pemeliharaan MCK Umum

5 Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah domestic (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun MCK ++)

6 Sosialisasi rencana pembangunan MCK++ kepada masyarakat oleh Dinas Terkait 7 Perencanaan detail (DED) MCK ++

8 Pembebasan Lahan/Tanah 9 Studi AMDAL Pembangunan IPLT

10 Sosialisasi dan Kampanye rencana Pembangunan IPLT 11 Pembebasan Lahan/Tanah

12 Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT

Sumber: MPS Kab. Musi Rawas 2016-2021

Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik

Air Limbah Permukiman

1. Berkurangnya Praktek buang Air Besar Sembarangan(BABs) dari 33% menjadi 0% (pada tahun 2018)

2. Meningkatkan Kesadaran Mayarakat Sebesar 33% atau 123.459 jiwa untuk tidak BABs pada akhir tahun 2018

3. Meningkatnya akses prasarana dan sarana air limbah sistem on site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat dari 89,8% menjadi 95% di tahun 2017 4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tengki septik

yang tidak aman dari 10,2% menjadi septik aman 0% atau meningkat 10,2% (7.632 KK) pada akhir 2018

5. Tersedianya regulasi air limbah permukiman domestic pada tahun 2018

6. Terpisahnya antara regulator dan operator dalam pengelolaan IPLT pada tahun 2018 7. Meningkatkan dan mengembangnya sumber pendanaan prasarana dan sarana air

limbah permukiman setiap tahunnya

Sumber: MPS Kab. Musi Rawas 2016-2021

2. Strategi Pembangunan Air Limbah

Penetapan sistem dan zona Sanitasi dilakukan untuk

mengidentifikasi sistem sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah dan membantu perumusan program dan kegiatan yang paling sesuai dengan kondisi wilayah berdasarkan sistem yang diusulkan.

(19)

Bidang Cipta Karya III-19 Pembangunan Persampahan

1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Persampahan

Sasaran pembangunan Persampahan terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2018 di Kabupaten Musi rawas disusun berdasarkan tingkat prioritas dan hasil kesepakatan pokja sanitasi kab. Musi Rawas yaitu sebagai berikut:

Sasaran Prioritas Pembangunan Persampahan

1 Meningkatkan kapasitas TPA Tiang Pumpung Kepungut yang baru di tahun 2018 2 Mendorong pengolahan sampah dengan 3R di desa hingga kecamatan di

tahun 2018

3 Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU persampahan dan SPM pada akhir tahun 2018

4 Berdasarkan UU No. 18 tahun 2008, rencana pengelolaan persampahan di TPA menggunakan metode Sanitary

5 Meningkatnya peran serta swasta dalam pengembangan sistem pengelolaan persampahan

6 Pembangunan TPS

7 Transfer Depo Pembebasan Lahan 8 Penyusunan DED Transfer Depo 9 Penyusunan DED Landasan Kontainer 10 Penyusunan DED TPA Muara Kelingi

11 Pembangunan TPA di Kecamatan Muara Kelingi

12 Pembangunan dan pengelolaan TPS di Kecamatan Muara Kelingi Sumber: MPS Kab. Musi Rawas 2016-2021

Tujuan dan Sasaran Persampahan Domestik

Air Limbah Permukiman

1. Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 7,5 % menjadi 30% pada wilayah perkotaan dan 2,5% menjadi 20% pada derah pedesaan pada akhir tahun 2017

2. Pengurangan timbunan sampah dari sumbernya sebanyak 1,8% menjadi 25% pada akhir tahun 2018

3. Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU persampahan dan SPM pada akhir tahun 2018

4. Berdasarkan UU No. 18 tahun 2008, rencana pengelolaan persampahan di TPA menggunakan metode Sanitary

5. Meningkatnya peran serta swasta dalam pengembangan sistem pengelolaan persampahan

6. Mendorong pengolahan sampah dengan 3R di desa hingga kecamatan di tahun 2018

7. Bertambahnya truk sampah dari 5 truk di tahun 2012 hingga menjadi 14 truk sampai dengan tahun 2018

(20)

Bidang Cipta Karya III-20

2. Strategi Pembangunan Persampahan

Melakukan pembangunan TPA, Penerapan konsep 3R untuk upaya

pengurangan sampah, pengadaan sarana prasarana

persampahan, melakukan penyuluhan penyuluhan kepada masyarakat tentang pengelolaan persampahan dan diadakannya bimtek pengomposan untuk mengurangi volume sampah ke TPA dan dapat digunakan sebagai pupuk oleh petani.

3.2.4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Kawasan Perkotaan Muara Beliti ibukota Kabupaten Musi Rawas, sesuai dengan konsep RTBL, terbagi atas Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) A terbagi atas dua bagian segmentasi sebagai berikut:

a. Penataan segmen 1 Koridor Jalan Kolektor Utama Pusat

Agropolitan Bagian wilayah Perkotaan (BWP) Muara Beliti yang merupakan segmentasi 1 meliputi:

b. Pusat kegiatan agropolitan center: prasarana dan sarana

agropolitan sebagai magnit utama koridor jalan utama pusat agropolitan center dan pusat pemerintahan.

c. Perkantoran kabupaten (kantor dinas), kesehatan, perdagangan

dan jasa, serta perumahan.

d. Perkantoran, perdagangan dan jasa

e. Perumahan kepadatan sedang hingga tinggi

(21)

Bidang Cipta Karya III-21 Penataan segmen 2 Koridor Jalan Arteri dan Jalan utama Pusat Pemerintahan Kabupaten Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) muara Beliti yang merupakan segmentasi 2 meliputi:

1. Pelayanan publik pemerintahan/perkantoran perumahan

kepadatan rendah, ruang terbuka hijau, hujan kota

2. Perkantoran Pemerintah Kabupaten sebagai magnit utama

kawasan pusat pemerintahan

3. Pusat kegiatan Olahraga (sport center dan lapangan golf)

Semua bagian wilayah perkotaan (BWP) A Muara Beliti Ibukota Kabupaten Musi Rawas dan koridor penataan secara keseluruhan merupakan satu kesatuan kawasan Perkotaan Muara Beliti sebagai Ibukota Kabupaten Musi Rawas dan Ibukota Kecamatan Muara Beliti, karena itu maka perencanaan dan pembangunan infrastruktur kawasan, juga harus terintegrasi secara sistem. Untuk itu, maka lingkup indikasi program terbagi atas indikasi program pembangunan yang bersifat menyeluruh untuk seluruh kawasan, terutama yang berkaitan dengan pembangunan fisik infrastruktur dan atau public utilities pada seluruh kawasan mencakup:

1. Penataan sisi luar daerah milik jalan (damija) lengkap

dengan pembuatan jalur pedestrian 2 jalur lebar 2 meter, dan pembuatan/pembenahan saluran drainase yang menerus sesuai dengan standar kelas jalan serta penandaan batas lahan milik pemkab dan milik pribadi

(22)

Bidang Cipta Karya III-22

2. Pemasangan pju (penerangan jalan umum) dan

penerangan untuk pedestrian setiap jarak 30 meter

3. Penanaman pohon pelindung penanaman rumput

sepanjang median, jalur hijau, dan ruang-ruang terbuka hijau

4. Penataan sempadan irigasi

5. Pembuatan halte kendaraan umum dan jalur perlambatan,

disesuaikan dengan rencana pengaturan lalu lintas route

angkutan umum

6. Penataan street furniture, setiap 50 meter

7. Penataan tata informasi sesuai dengan rencana tiap meter

sepanjang pedestrian

8. Pembangunan jalan baru (atau pelebaran jalan lintas

eksisting), serta membangun beberapa gerbang bukaan dan landmark di persimpangan jalan

9. Penataan kawasan perdagangan dan jasa

10.Penataan kawasan perkantoran

11.Penataan kawasan perumahan

12.Penataan ruang-ruang terbuka dan sempadan sungai

13.Penataan dan pembangunan saluran drainase primer pada

jalan utama kota

Sedangkan bentuk indikasi program untuk masing-masing kawasan adalah kegiatan pembangunan dan pengembangan sesuai dengan arahan masing-masing segmen blok penataan pada tiap-tiap bagian wilayah perkotaan Muara Beliti sebagai berikut

(23)

Bidang Cipta Karya III-23

1. Segmen 1 pada koridor jalan utama pusat agropolitan center

bagian wilayah perkotaan (BWP) Muara Beliti pada segmentasi 1 : kawasan pusat agropolitan center, kesehatan,

perkantoran, perdagangan dan jasa, perumahan

kepadatan sedang, dan ruang terbuka hijau. Pola kegunaan di kawasan ini didominasi dan diarahkan sebagai kawasan agropolitan center, perkantoran, perdagangan dan jasa, dengan memanfaatkan dan menata (mengoptimalkan) kondisi ruang dan bangunan yang ada, yaitu program penataan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa, perumahan kepadatan sedang, koridor jalan utama dan sempadan sungai, serta ruang terbuka hijau. Sistem pengembangan pemanfaatan lahan di kawasan ini dapat

dilakukan dengan model konsolidasi lahan (land

consolidation) yang dapat memberikan keuntungan bagi

berbagai stakeholder.

2. Segmen 2 pada koridor jalan arteri primer dan koridor jalan utama pusat pemerintahan kabupaten bagian wilayah perkotaan (BWP) Muara Beliti pada segmentasi 2: kawasan pemerintahan, peribadatan, perumahan. Guna lahan di kawasan ini didominasi perkantoran, lapangan olahraga dan ruang-ruang terbuka hijau, hutan kota dan perumahan. Model pengembangan lahan di kawasan ini dapat dilakukan

(24)

Bidang Cipta Karya III-24 dengan cara konsolidasi lahan, land sharing atau pembebasan lahan oleh pengembang/pemerintah.

Untuk merealisasikan program-program pembangunan/ pengembangan fisik ini, beberapa program non fisik perlu dilakukan sebagai berikut:

 Penataaan sektor informal pada lokasi-lokasi yang

diperkenankan sesuai dengan arahan RTBL, yaitu di dalam kawasan blok penataan baik berupa ruang

terbuka maupun di dalam bangunan yang

diintegrasikan dengan fungsi ruang tata bangunan. Untuk perlu dilakukan kerjasama antar seluruh stakeholder yang difasilitasi oleh pemkab.

 Program sosialisasi RTBL dan persiapan partisipasi

masyarakat.

Untuk merealisasikan semua program sesuai arahan RTBL, selain perlu dilakukan sosialisasi RTBL kepada

seluruh stakeholder yang terkait dengan

pengembangan kawasan ini, juga perlu dipersiapkan sistem partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengembangan kawasan ini.

 Penyusunan Masterplan/Development Plan/ Site Plan

kawasan lengkap dengan studi kelayakan teknis dan finansialnya.

Rencana umum dan panduan rancangan

Merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan/

(25)

Bidang Cipta Karya III-25 kawasan perencanaan yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan. Komponen rancangan meliputi: struktur peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan, sistem sirkulasi dan jalur penghubung, sistem ruang terbuka dan tata hijau, tata kualitas lingkungan, sistem prasarana dan utilitas bangunan. Panduan rancangan bersifat mengaktualisasikan tujuan penataan lingkungan/ kawasan yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan

secara lebih terstruktur dan mudah dilaksanakan (design guidelines).

Rencana investasi

Pembangunan yang akan dilakukan di kawasan ini (sesuai indikasi program) dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

1. Pemerintah kabupaten menganggarkan dana

pembangunan melalui APBD, terutama untuk penyediaan sarana dan prasarana lingkungan yang berfungsi sebagai public utilities di sepanjang kawasan ini.

2. Mengundang investor pengembang (developer, bisnis

reklame, dll) untuk berbisnis di sekitar Kawasan Perkotaan Muara Beliti dengan melakukan land sharing bersama-sama pemilik lahan atau membebaskan lahan masyarakat

dengan beberapa syarat sebagai kompensasi

kemudahan pembangunan, seperti misalnya mewajibkan para pengembang di sekitar jalan yag ada membuat jalan lokal/ frontage di lokasi masing-masing petak lahan.

3. Mengajak dan memfasilitasi masyarakat penghuni pemilik

(26)

Bidang Cipta Karya III-26 menata dan membangun kawasan sesuai arahan RTBL dengan kompensasi fiscal selama kurun waktu tertentu.

4. Mengajak pihak pemilik lahan, swasta dan atau

masyarakat atas sepengetahuan pemerintah untuk bersama-sama menata jalur pedestrian, sempadan sungai atau halaman kapling sebagai ruang terbuka hijau dan tanaman hias.

3.2.5 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Tabel 3.5 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

NO. RENCANAPRODUK (ADA/TDK)STATUS PEMBANGUNANARAHAN

INDIKASI PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. RKP Ada Ada Ada Ada

2. RISPAM Ada Ada Ada Ada

3. SSK Ada Ada Ada Ada

Gambar

Gambar 3.1 Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR   Tahun 2015-2019
Tabel 3.2 Daftar 35 WPS
Tabel 3.3.Keterkaitan Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Dengan   Prioritas Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 3.4 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai  Kebutuhan Pendanaan RPJMD Kabupaten Musi Rawas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 60 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 menentukan bahwa perkawinan campuran tidak dapat dilangsungkan sebelum terbukti bahwa syarat- syarat perkawinan yang ditentukan oleh

Langkah awal analisis data yaitu membuat kuesioner yang akan diproses dengan analisa regresi untuk mengetahui faktor bauran pemasaran mana yang paling berpengaruh dan

Apabila dilihat dari lima kontruk kualitas belanja daerah, hampir semua kontruk belanja daerah Kabupaten Serang masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi setiap

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterlaksanaan RPP, keterlaksanaan LKS, aktivitas siswa saat diterapkan pembelajaran, hasil belajar siswa dan respons

Tembung tangan tengen sajrone cuplikan (30) ing ndhuwur nuduhake anane majas kolokasi .Tangan tengen sajrone cuplikan ing ndhuwur digunakake pangripta kanggo

Faizah menyimpulkan bahwa pelaksanaan arisan kurbanoleh jamaah Masjid Al-Munawaroh termasuk akad yang diperbolehkan ( mubah ), karena telah terpenuhinya syarat dan rukun akad.Di

Disetiap jalur pendakian tentunya sudah disertai rambu - rambu yang menunjukkan arahan bagi pendaki gunung agar sesuai jalur yang sudah ditentukan, namun masih

Dari tabel diatas dapat dilihat dalam memanfaatkan lahan pekarangan melalui tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) terdapat 3 kegiatan yaitu Pendidikan dan Kampanye