• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V - DOCRPIJM ccf6963bd5 BAB VBAB 5 PEMBIAYAAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V - DOCRPIJM ccf6963bd5 BAB VBAB 5 PEMBIAYAAN 1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

| V-1

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

BAB V

KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya meliputi:

1. Membangun sistem infrastruktur permukiman, melalui pembangunan infrastruktur permukiman

skala regional, dan pembangunan pada kawasan strategis nasional.

2. Fasilitasi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, melalui pendampingan penyusunan NSPK,

dokumen perencanaan kawasan/sektoral, serta pembangunan permukiman skala kawasan.

3. Pemberdayaan masyarakat, yang dilakukan masyarakat yang dilakukan pada skala lingkungan

melalui pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat.

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2JM pada dasarnya bertujuan untuk :

a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang

Cipta Karya

RPIJM Kabupaten Seruyan Tahun 2017-2021

(2)

| V-2

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiyaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta untuk

mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,

c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya.

5.1

POTENSI PENDANAAN APBD KABUPATEN SERUYAN

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten Seruyan, profil investasi dan

proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang

Cipta Karya.Sesuai PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa

kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten

Seruyan. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Seruyan terus didorong untuk meningkatkan belanja

pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat.

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten Seruyan selama 3-5 tahun terakhir dengan

sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis

berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.

b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain

yang Sah.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

Tabel V.1

Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

(dalam juta rupiah)

1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 18.184,7 28.132,3 17.352,1 19.434,2 21.766,1 29,8

1.1.1 Hasil Pajak Daerah 1.246,3 13.682,6 3.556,0 2.558,6 13.682,6 234,0

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 2.558,6 3.073,2 1.758,6 1.758,6 3.073,2 9,8

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

(3)

| V-3

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 12.915,7 9.608,9 9.532,5 12.915,7 9.608,9 21,2

1.2 DANA PERIMBANGAN 494.870,8 548.648,4 621.017,2 695.539,2 779.003,3 12,6

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

101.746,6 107.077,6 122.134,7 132.564,7 135.884,7 11,5

1.2.2 Dana Alokasi Umum 360.740,6 402.064,4 450.227,0 470.667,9 490.302,0 8,3

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 32.383,5 39.506,4 48.655,5 53.655,5 58.635,5 5,6

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH

75.094,1 38.743,2 39.031,0 45.052,0 50.465,8 153,7

1.3.1 Pendapatan Hibah 340,3 1.182,5 5.162,7 216,3 3.266,3 126,1

1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi Dan Pemerintah Daerah Lainnya

8.804,6 12.157,0 17.737,4 19.914,6 25.914,6 28,6

1.3.3 Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus 59.693,0 10.415,9 0,0 0,0 12.157,0 0,0

1.3.4 Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya

6.050,1 0,0 0,0 3.286,8 7.928,7 0,0

1.3.5 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan

0,0 3.772,2 216,3 0,0 216,3 0,0

1.3.6 Tunjangan 0,0 7.928,7 15.914,6 0,0 15.914,6 0,0

1.3.7 Lain-Lain Pendapatan yang Sah 206,1 3.286,8 0,0 1.182,5 5.162,7 0,0

JUMLAH 588.149,6 615.523,9 677.400,3 760.025,4 811.234,9 10.5

Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Seruyan TA 2010 – 2014

d. Memperhatikan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa realisasi pendapatan daerah cenderung

mengalami peningkatan dari Rp.588.149,6 juta (2010) hingga mencapai Rp.811.234,9 juta (2014)

dengan rata- rata tingkat pertumbuhan pendapatan 10.5%.

e. Dari keempat komponen PAD, secara persentase pertumbuhan masing-masing komponen pembentuk

PAD berbeda-beda. Rata-rata tingkat pertumbuhan tertinggi berasal dari Hasil Pajak Daerah sebesar

234,0%, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar 26,7%, Lain-Lain Pendapatan

Asli Daerah Yang Sah sebesar 21,2%, dan terendah dari Hasil Retribusi Daerah yaitu sebesar 9,8%.

f. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pendapatan daerah adalah belum diketahui secara

pasti besar potensi PAD sehingga target yang ditetapkan tidak didasarkan atas asesmen potensi yang

(4)

| V-4

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

Nomor 28 Tahun 2009, perlu dilakukan penyesuaian perangkat regulasi, kelembagaan pendapatan

daerah serta personil agar tidak berimplikasi pada penurunan pendapatan daerah. Adapun penerimaan

Dana Perimbangan relatif tanpa masalah berarti kecuali DAK yang memerlukan dana pendamping

daerah minimal 10% dari jumlah DAK sehingga mengurangi porsi pemanfaatan DAU sesuai dengan

kebutuhan daerah. Adapun lain-lain pendapatan daerah yang sah tidak diketahui secara pasti potensi

penerimaannya karena bersifat penerimaan insidentil.

Tabel V.2

Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

(dalam juta rupiah)

NO URAIAN REALIASASI BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN RATA2

PERTUMBUHAN

2010 2011 2012 2013 2014 %

2. BELANJA 518.414,7 522.662,5 601.327,6 586.101,1 636.396,2 5,48

2.1 Belanja Tidak Langsung 92.886,0 103.461,3 160.952,9 188.584,1 214.518,5 24,47

2.1.1 Belanja Pegawai 62.824,7 80.770,7 125.793,8 148.713,7 165.553,2 28,46

2.1.2 Belanja Bunga 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -

2.1.3 Belanja Subsidi 126,6 1.043,8 1.394,4 648,0 787,2 181,57

2.1.4 Belanja Hibah 7.952,7 3.067,3 11.709,6 13.468,0 16.793,0 65,01

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 3.535,6 5.141,4 3.771,9 5.623,4 3.971,9 9,62

2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa

0,0 0,0 492,5 73,3 176,7 -

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten dan Pemerintah Desa

18.446,4 13.408,5 17.632,1 19.845,8 27.038,5 13,25

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 0,0 29,6 158,5 212,0 197,9 154,9

2.2 Belaja Langsung 425.528,7 419.201,2 440.374,7 397.517,0 421.877,8 (0,01)

2.2.1 Belanja Pegawai 26.794,6 26.020,6 35.418,5 25.765,3 26.955,0 2,65

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 108.547,1 105.620,2 126.522,9 131.452,6 118.208,5 2,73

(5)

| V-5

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Seruyan TA 2010 – 2014

Memperhatikan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa, realisasi Belanja Tidak Langsung dari

tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 cenderung selalu mengalami kenaikan dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 24,47% sementara realisasi Belanja Langsung justru mengalami penurunan dengan

rata-rata pertumbuhan sebesar minus 0,01%. Walaupun rata-rata pertumbuhan Belanja Tidak Langsung

jauh lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Belanja Langsung namun dari tahun 2008

sampai dengan tahun 2012 realisasi Belanja Tidak Langsung selalu lebih kecil dibandingkan dengan

realisasi belanja langsung. Dari delapan komponen Belanja Tidak langsung, Belanja subsidi mengalami

kenaikan terbesar dengan rata-rata kenaikan mencapai 181,57%, diikuti dengan belanja tidak terduga

sebesar 154,9%.

Penurunan Realisasi Belanja Langsung terjadi pada komponen Belanja Modal yaitu Rp290.187,0

juta (2008) turun menjadi Rp276.714,2 (2012) atau mengalami rata-rata penurunan sebesar

0,66%.Gambaran tentang realisasi pembiayaan daerah yang disajikan secara series menginformasikan

mengenai rata-rata perkembangan/kenaikan realisasi penerimaan dan pengeluaran daerah sebagaimana

tertuang pada tabel sebagai berikut:

Tabel V.3

Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

(dalam juta rupiah)

NO URAIAN REALIASASI PEMBIAYAAN DAERAH TAHUN ANGGARAN RATA2

PERTUMBUHAN

2008 2009 2010 2011 2012 %

3 PEMBIAYAAN

3.1 Penerimaan Pembiayaan 125.975,9 73.138,6 119.653,9 104.581,5 131.359,3 8,67

Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran Sebelumnya

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

2.000,0 0,0 2.000,0 2.500,0 5.000,0 8,33 Pembayaran Pokok Utang 0,0 0,0 0,0 0,0 2.698,1 Kelebihan Catat Saldo di Kasda 0,0 0,0 0,0 144,9 691,3

PEMBIAYAAN NETTO 123.975,9 73.138,6 117.653,9 101.936,5 122.969,9 6,78

SILPA 90.884,1 119.760,9 104.475,8 131.359,3 163.974,0 17,39

a.

(6)

| V-6

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

Gambar 9.1

Perkembangan Proporsi Pendapatan dalam APBD

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa Dana Perimbangan berupa Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi

Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus menjadi andalan utama dalam

pembiayaan pembangunan daerahnya. Sedangkan PAD sendiri belum menjadi andalan dan pendapatan

lainnya yang sah juga belum menjadi andalan. Untuk itu dimasa mendatang, proyeksi sumber pembiayaan

pembangunan daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan tetap menjadi andalan utama.

Gambar 9.2

(7)

| V-7

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

Mencermati grafik proporsi belanja pemerintah daerah di atas, terlihat bahwa kabupaten Seruyan

dalam kurun 5 tahun terakhir melakukan belanja modal. Belanja modal adalah pengeluaran yang

dilakukan dalam rangka pembelian/ pengadaan aset tetap dan aset lainnya yang mempunyai masa manfaat

lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk

tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, buku perpustakaan, dan hewan.

5.2

POTENSI PENDANAAN APBN BIDANG CIPTA KARYA

5.2.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan

perundangan terkait, antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak

otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat

yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung

sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain

yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai

pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri

dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan

DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK

digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas

nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus,

dan kriteria teknis.

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan

pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota

merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan

(8)

| V-8

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib

pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber

pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang

didesentralisasikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah

meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta

Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar

negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib

memenuhi persyaratan:

a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun

sebelumnya;

b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang

ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;

c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah;

e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri

atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis

infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur

air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur

APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan

Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana

Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran

nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya

adalah sebagai berikut:

(9)

| V-9

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum

kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan

termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK

diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/

target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:

- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;

- Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan,

dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan

yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan

untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs

yang dengan kriteria teknis:

- kerawanan sanitasi;

- cakupan pelayanan sanitasi.

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan

Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan

Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk

satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non

Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus

mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur sebagai

wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di

(10)

| V-10

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

Gambar 9.3

Kerangka Pendanaan Bidang Cipta Karya

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan

pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2JM meliputi:

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuanv Kerja di tingkat

provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi k husus bidang Air Minum dan Sanitasi.

2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang

dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala

provinsi/regional.

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana

lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten ntuk pembangunan infrastruktur permukiman

dengan skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS),

maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

(11)

| V-11

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

5.3

ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN

Bagian ini berisikan potensi alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya,

di luar APBN dan APBD, antara lain melalui KPS, CSR, dan sebagainya. Untuk kegiatan yang layak

secara finansial dapat dibangun dengan skema KPS, sedangkan kegiatan yang tidak layak secara finansial

dapat diusulkan kepada swasta sebagai CSR.

5.4

STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

Dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi

kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2JM, maka Pemerintah

Daerah menyusun strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur

permukiman.

D a erah merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta

Karya, sebagai berikut : Pada pelaksanaan pembiayaan, semua sumber pembiayaan yang sudah

disepakati antara Pemerintah Kabupaten Seruyan dengan Pemerintah Pusat (termasuk dana bantuan luar

begeri) dirumuskan dalam dokumen project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program). Strategi

ini untuk mengoptimalkan Sumber-Sumber Pendanaan dan menganalisis perkembangan sumber

pendanaan baik eksternal maupun internal. Strategi ini dimaksudkan agar sumber-sumber pendanaan

yang ada dapat dimaksimalkan terutama dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan pembangunan dan

pengembangan program infrastruktur.

APBD merupakan sumber pendanaan utama dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur di

Kabupaten Seruyan. Secara umum APBD merupakan penerimaan daerah dalam pelaksanaan

desentralisasi yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja, dan Pembiayaan. Berdasarkan kondisi dan

kecenderungan pengalokasian anggaran, maka diperlukan strategi dalam Pengoptimalan penggunaan

APBD dengan menetapkan kebutuhan program pembangunan dan pengembangan infrasrtuktur

Kabupaten Seruyan dengan mengintegrasikan langkah-langkah pembangunan infrastruktur di Kabupaten

Seruyan yang ditetapkan berdasarkan target-target pembangunan infrastruktur sebagaimana telah

ditetapkan didalam RPJMD, RPJMN, SPM, maupun MDGs.

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Seruyan dilakukan dengan beberapa hal

yaitu :

(12)

| V-12

LAPORAN AKHIR RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021 KABUPATEN SERUYAN

 Intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan daerah.

Ekstensifikasi pajak tetap mengacu pada UU No. 34 tahun 2000 dan peraturan perundangan

lainnya dengan memperhatikan kriteria: (a) Bersifat pajak bukan retribusi (b) Dasar pengenaan

pajak tak bertentangan dengan kepentingan umum (c) Obyek pajak bukan merupakan obyek

pajak provinsi/pusat (d) Potensinya memadai (e) Tak memberikan dampak ekonomi negatif (f)

Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat (g) Menjaga kelestarian lingkungan.

 Pengembangan penerimaan dari perusahaan milik daerah, melalui pengelolaan BUMD yang lebih

efisien dan profesional.

 Pengembangan upaya peningkatan investasi di Kabupaten Seruyan melalui: (a) Penyederhanaan

perijinan dan penataan pelayanan investasi melalui pelayanan satu pintu (b) Peningkatan promosi

potensi dan peluang investasi daerah (c) Pengembangan sistem informasi penanaman modal

daerah.

2. Memperbaiki struktur anggaran dengan meningkatkan proporsi belanja langsung.

3. Pemanfaatan dana hibah untuk bidang Cipta Karya.

4. Kerjasama pemerintah dan swasta (KPS)

Gambar

Tabel V.2
Tabel V.3
Gambar 9.2
Gambar 9.3 Kerangka Pendanaan Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Uang Leges adalah Biaya legalisasi yang dinyatakan dalam bentuk surat berharga berupa materai leges yang ditempelkan pada Surat-surat Izin, Surat

Tujuan penulis yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah video interaktif engine tune-up EFI efektif digunakan sebagai media pembelajaran pada

Kepentingan dan kebutuhan masyarakat akan hidup sejahtera lahir dan bathin, tempat tinggal dan lingkungan yang baik dan sehat yang terbebas dari dampak negative

Kemudian implementasi Good Corporate Governance (GCG) pada BMT-UGT Sidogiri cabang Pringsewu dalam pengelolaan manajemen risiko menurut perspektif ekonomi Islam dapat

Kohesi adalah gaya tarik menarik antarpartikel zat sejenis. Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Cembung dan cekungnya permukaan zat cair di dalam

Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang menjalin hubungan pertemanan dengan mahasiswa

Dalam masyarakat Indonesia, remaja yang membuka situs- situs porno tidak diperbolehkan karena dianggap merusak pikiran remaja dikarenakan Perilaku cybersex dapat

selaku Pembimbing Utama yang telah membimbing, memberikan koreksi, saran, memberikan motivasi dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis sehingga perjalanan