• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Video dan Gambar pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Video dan Gambar pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan telah mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi. Sejalan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

peranan pendidikan sebagai usaha sadar untuk meningkatkan sumber daya

manusia menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan masyarakat, sehingga

pemerintah selalu mengadakan pembaharuan untuk mengembangkan dan

meningkatkan pendidikan nasional.

Menurut (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) Bab 1 Pasal 1 ayat (17)

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat”. Jadi pendidikan adalah suatu hal yang sangat diprioritaskan,

karena pendidikan merupakan kewajiban yang berlangsung sepanjang hayat,

selama seseorang masih hidup dan berakal sehat. Oleh karena itu dengan adanya

pendidikan dapat menghasilkan manusia yang memilki kemampuan berpikir logis,

bersikap kritis, berinisiatif, unggul, dan kompetitif selain menguasaan ilmu

pengetahuan dan keterampilan dasar. Keberhasilan dalam pendidikan merupakan

suatu hal yang sangat diharapkan salah satunya adalah keberhasilan pengajaran.

Keberhasilan pengajaran juga tergabung pada keberhasilan peserta didik

dalam proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan peserta didik tidak hanya

tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum maupun model

pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Menurut Nash (dalam Usman

Samantowo, 2009: 2) menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode

untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia

ini bersifat analisis, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan

(2)

Guru mempunyai posisi yang sangat strategis dalam meningkatkan

prestasi peserta didik, salah satunya dalam penggunaaan model pembelajaran

yang tepat pada setiap materi yang akan disajikan. Dalam mencapai keberhasilan

tersebut sebagai guru harus dapat merubah paradigma pendidikan yang ada dari

pembelajaran yang berpusat pada guru diubah menjadi berpusat kepada peserta

didik. Guru harus diajak berubah dengan dilatih terus menerus dalam pembuatan

satuan pelajaran, model pembelajaran yang berbasis inquiry, discovery, Make A

Match, menggunakan alat bantunya yaitu menyusun, evaluasi, perubahan

filosofinya, dan lain-lain.

Dalam mencapai keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah

diperlukan model-model pembelajaran yang inovatif, namun keadaan di SD

dengan sistem guru kelas, tidak menutup kemungkinan banyak guru yang

mengalami kesulitan dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Karena guru dituntut untuk mengejar

target materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada setiap semester. Jadi

untuk mengejar target tersebut, banyak guru yang mengabaikan model-model

pembelajaran yang ada, guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses

pembelajaran, sehingga peserta didik terlihat bosan dan pasif, bahkan ada yang

bermain sendiri pada saat proses pembelajaran berlangsung. Seperti halnya pada

peserta didik SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti

kepada guru kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang mengatakan bahwa hasil pembelajaran dalam bidang studi IPA terbukti

masih kurang memuaskan oleh peserta didik dan masih minimnya alat peraga

yang digunakan saat proses mengajar. Peserta didik tidak nyaman atau tidak

antusias dengan model mengajar yang digunakan oleh guru. Guru masih

cenderung menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan alat peraga

sama sekali karena minimnya alat peraga dalam mata pelajaran IPA, sehingga

peserta didik hanya diam mendengakan materi yang disampaikan guru, peserta

didik kurang aktif, serta ada peserta didik yang cerita bersama teman-temannya

(3)

IPA biasanya identik dengan percobaan, pengamatan atau observasi.

Pembelajaran IPA yang dilakukan masih konvensional, kebanyakan menggunakan

metode ceramah dan tertuju pada buku saja. Padahal sekarang ini banyak model

pembelajaran yang menyenangkan yang dapat membuat peserta didik lebih aktif

dalam mengikuti proses pembelajaran, akan tetapi dengan banyaknya model

pembelajaran yang ada, guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat

serta dapat memanfaatkan media pembelajaran.

Pemilihan suatu model pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa

hal, seperti materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang

tersedia dan peserta didik, serta hal-hal yang berkaitan dengan proses

pembelajaran. Dalam penggunaan model yang bervariasi kekurangan suatu model

dapat ditutup dengan model yang lain sehingga guru dapat menggunakan

beberapa model mengajar dalam melakukan proses belajar mengajar.

Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar

secara aktif, efektif dan efisien adalah model pembelajaran Make A Match, dalam

model tersebut peserta didik dituntut unrtuk berpartisipasi aktif dalam mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana aktif

dan menyenangkan. Dengan model pembelajaran Make A Match akan terjalin

asosiasi-asosiasi antara pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus dan

jawaban-jawaban sebagai respon dan juga terjalin interaksi dan kerjasama antar siswa

(Agus Suprijono,2009:20)

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

membandingkan metode ceramah untuk kelas kontrol dan model pembelajaran

Make A Match dengan bantuan media video dan gambar untuk kelas eksperimen.

Model pembelajaran Make A Match merupakan salah satu model pembelajaran

yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajarannya dimana peserta didik

mendapatkan kartu soal atau jawaban untuk dicocokkan dengan teman sekelasnya.

Kartu soal atau kartu jawaban tersebut adalah media permainan dalam sebuah

pembelajaran yang menyenangkan, sehingga peserta didik termotivasi untuk

(4)

Supaya peserta didik lebih memahami materi yang disampaikan peneliti

berinisiatif menggunakan model Make A Match berbantuan media video dan

gambar. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata “medium”, yang secara harafiah berarti “perantara atau penyalur”. Menurut

Santoso S. Hamidjojo (M. Hosman, 2014:111), media pembelajaran adalah media

yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pelajaran yang

bermaksud untuk mempertinggi kegiatan belajar mengajar dalam segi mutu.

Sedangkan menurut Blake dan Haralsen (M. Hosman,2014:111), media adalah

medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan pesan berjalan

antara komunikator dengan komunikan. Media pembelajaran sangat dibutuhkan

pada usia anak SD karena pada usia itu anak-anak masih berfikir konkrit. Media

pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya ada media gambar, video, slide,

dan lain-lain.

Oleh karena itu, peneliti tertarik dengan menggunakan model

pembelajaran Make A Match berbantuan media video dan gambar dalam proses

pembelajaran untuk kelas eksperimen. Media gambar adalah media grafis atau

graphic material adalah suatu media visual yang menggunakan titik-titik,

garis-garis, gambar-gambar, tulisan, atau symbol visual yang lain dengan maksud untuk

menikthisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data kejadian.

Dalam pembelajaran media gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan dalam

proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini

cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih

ingin menegtahui tentang gambar yang dijelaskan dan guru pun dapat

menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut. Sedangkan

media video adalah gambar hidup (bergerak), proses perekamannya, dan

penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi. Selain itu juga video

merupakan media komunikasi yang sangat cepat ditangkap informasinya oleh

peserta didik karena tampilannya selain berupa gambar juga berupa suara dan

gerak.

Dalam menggunakan model Make A Match berbantuan media video dan

(5)

mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui

pengaruh penerapan model Make A Match berbantuan media video dan gambar

terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA (Peristiwa Alam) kelas 5 SD Negeri

Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas

peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran, sebagai

berikut:

1. Peserta didik kurang aktif dan antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran.

2. Peserta didik merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran IPA.

3. Kurangnya waktu yang diberikan kepada peserta didik untuk berinteraksi

dengan media/sumber belajar/alat peraga.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dapat

dirumuskan masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah tersebut adalah adakah

pengaruh penerapan model Make A Match berbantuan media video dan gambar

terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA pada peserta didik kelas 5?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat

dikemukakan tujuan pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

“Untuk mengetahui pengaruh penerapan model Make A Match berbantuan media video dan gambar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA “Peristiwa

Alam” pada peserta didik kelas 5 semester 2 tahun ajaran 2014/2015 . 1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan masukan tentang

pengembangan pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran

(6)

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Guru

Dengan dilaksanakan penelitian ini guru bisa menerapkan model

pembelajaran Make A Match berbantuan media video dan gambar dengan

baik, terlatih dalam menyiapkan perlengkapan belajar mengajar.

2. Bagi peserta didik

Dapat menumbuhkan semangat kerjasama antar peserta didik,

meningkatkan motivasi dan daya tarik peserta didik terhadap pembelajaran

terutama pada pelajaran IPA.

3. Bagi Sekolah

Dapat memberi nilai tambah dalam meningkatkan kualitas sekolah

khususnya dalam pembelajaran dan kreativitas serta hasil belajar siswa

sehingga mampu bersaing dengan sekolah lain, mendorong guru lain untuk

aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

1.6 Batasan Masalah

Dari masalah yang dicantumkan di atas, maka penelitian ini hanya

difokuskan pada kelas 5 di SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

Nell’Ottocento, accanto al romanzo popolare, la distribuzione seriale della narrativa attraverso la stampa vedeva la comparsa di un genere allora in evoluzione, il grande

Chapter Three : Sexual violence and the maternal image in American Horror Story: Murder.. House and Bates Motel

a) Akar Imajiner, dapat terjadi jika " nilai diskriminannya kurang dari 0 (D < 0), maka persamaan kuadrat, tidak mempunyai dua akar imajiner ". b) Determinan, yang

Untuk menentukan laju peruraian klorpromazin HCl sesuai dengan rancangan uji tahap I adalah dengan memakai variasi larutan buffer pada pH 4,0; pH 6,0; pH 7,0; pH 8,0; pH

HAL-HAL YANG DILAKUKAN KETIKA TERJADI PELECEHAN SEKSUAL Seperti telah dijelaskan sebelumnya, rentang bentuk pelecehan seksual sangat. luas, mulai dari bentuk visual,

Seed Vigor Testing Handbook.. Association of Seed Analysts,

Pada beberapa jenis kayu juga terdapat rongga antar sel yang berupa saluran sempit yang dikelilingi parenkim serta selaput yang terdiri atas sel epithel dan dinamakan sebagai saluran

Penelitian ini merupakan Penelitia n Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Menulis Puisi Melalui Metode Outdor Study dengan