• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.2. Rumah Sakit dan Keperawatan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Rumah sakit didefenisikan sebagai:

1. Rumah tempat merawat orang sakit

2. Tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 523/Kes/PER/X/XI/1982 tentang Upaya Pelayanan Medik – Menteri Kesehatan Republik Indonesia:

1. Rumah Sakit Umum adalah tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan medik umum dan spesialistik, pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi dan pelayanan perawatan secara rawat inap dan rawat jalan.

2. Pelayanan Medik adalah Upaya pelayanan kesehatan yang melembaga berdasarkan fungsi sosial di bidang pelayanan kesehatan perorangan bagi individu dan keluarga.

3. Fungsi Sosial adalah upaya pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelayanan bagi masyarakat dan tidak mengambil keuntungan secara komersial, tetapi lebih dititk beratkan pada aspek kemanusiaan.

3.2.1. Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI NO 03/Birkup/72 tentang pelaksanaan system rujukan maka rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelas yaitu:

a. Rumah Sakit Kelas A

Rumah Sakit kelas ini memiliki kapasitas tempat tidur diatas 1000 tempat tidur. Dengan tingkat hunian (BOR) yang diharapkan sebesar 80-90, dan memiliki kemampuan rujukan di tingkat international atau nasional.

b. Rumah Sakit Kelas B

Rumah Sakit Kelas ini memiliki kapasitas tempat tidur antara 400 sampai 1000 tempat tidur. Dengan tingkat hunian (BOR) yang diharapkan sebesar 70-80%, dan memiliki kemampuan rujukan di tingkat nasional dan provinsi.

c. Rumah Sakit Kelas C

Rumah sakit ini memiliki kapasitas tempat tidur antara 100 – 400 tempat tidur. Dengan tingkat hunian (BOR) yang diharapkan 0-70%, dan memiliki kemampuan rujukan di tingkat provinsi atau kabupaten. Disamping itu rumah sakit tipe ini memberikan pelayanan kesehatan umum paling sedikit dalam 4 cabang spesialisasi tertentu yaitu penyakit dalam, bedah, anak, dan kebidanan/kandungan. d. Rumah Sakit Kelas D

Rumah sakit kelas ini merupakan rumah sakit khusus untuk penyakit tertentu misalnya:

1. Rumah Sakit Ginjal 2. Rumah Sakit Jantung 3. Rumah Sakit Paru-paru 4. Rumah Sakit kanker 5. Rumah Sakit Bersalin

3.2.2. Jenis Perawatan Rumah sakit

Jenis perawatan bagi penderita atau pasien di rumah sakit dibedakan atas dua bagian besar yaitu:

1. Perawatan Tinggal

Yang disebut rawat tinggal adalah pasien yang karena penyakitnya harus tinggal di rumah sakit. Selama proses penyembuhan berlangsung pasien berada dibawah pengawasan tenaga medis atau paramedis. Perawatan tinggal ada macam yang dibedakan berdasarkan fase penyakit dan frekuensi pengawasan terhadap pasien yaitu:

a. rawat penyakit biasa (umum) b. rawat penyakit gawat (ICU)

untuk perawatan tinggal lamanya pelayanan perawatan terhadap tiap pasien dapat dibagi dalam bagian (Douglas,1984), yaitu:

a. Self Care dengan lama pelayanan 1- 2 jam/hari

b. Partial Care dengan lama pelayanan 3-4 jam/hari

c. Total care dengan lama pelayanan 5-6 jam/hari

2. Perawatan jalan

Yang disebut dengan rawat jalan adalah pasien yang karena penyakitnya tidak harus tinggal dirumah sakit. Selama proses penyembuhan berlangsung pasien berada dibawah pengawasan tenaga medis atau paramedic secara berkala.

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang dominan di rumah sakit baik dari segi jumlah maupun keberadaanya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Menurut hasil Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983 yang ditulis oleh Sri Praptianingsih (2005) keperawatan adalah Suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia.

Dalam keperawatan fungsi perawat terdiri dari tiga fungsi independen, interdependen, dan dependen.

a. Fungsi independen perawat adalah perawat tidak memerlukan perintah dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri dengan berdasarkan ilmu tindakan keperawatan.

b. Fungsi interindependen perawat adalah tindakan perawat berdasarkan pada kerjasama dengan tim perawatan atau tim kesehatan.

c. Fungsi dependen perawat adalah perawat bertindak membantu dokter dalam memberikan pelayanan medik.

Tenaga keperawatan yang berkualitas mempunyai sikap profesional dan dapat menunjang pembangunan kesehatan, hal tersebut memberi dampak langsung pada mutu pelayanan di rumah sakit sehingga pelayanan yang diberikan akan berkualitas dan dapat memberikan kepuasan pada pasien sebagai penerima pelayanan maupun perawat sebagai pemberi pelayanan. Pemberdayaan sumber daya manusia mulai dari proses rekruitmen, seleksi dan penenpatan, pembinaan

serta pengembangan karir harus dikelola dengan baik, agar dapat memaksimalkan pendayagunaan tenaga perawat dan memberikan kepuasan kerja bagi perawat.

Untuk dapat mewujudkan tercapainya pelayanan yang berkualitas diperlukan adanya tenaga keperawatan yang profesional, memiliki kemampuan intelektual, tehnikal dan interpersonal, bekerja berdasarkan standar praktek, memperhatikan kaidah etik dan moral (Hamid, 2000). Pada kenyataannya saat ini tenaga perawat yang ada dilapangan masih belum memenuhi standar. Pelayanan keperawatan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh faktor balas jasa yang adil dan layak, penempatan yang tepat sesuai dengan keahliannya, berat ringannya pekerjaan dan sifat pekerjaan yang monoton, suasana dan lingkungan pekerjaan, peralatan yang menunjang, serta sikap pimpinan atau supervisor dalam memberikan bimbingan dan pembinaan.

3.2.4. Klasifikasi Shift Kerja

Rumah sakit membagi aktivitas pekerjaan mereka dalam sejumlah shift

yang beda, dimana terdapat 2 kelas shift yang biasa ditemui yaitu:

1. Normal shift

Normal shift mempunyai periode 8 jam, dimana:

shift pertama akan bekerja dari pukul 6 pagi sampai pukul 2 sore • shift kedua akan bekerja dari pukul 2 sore sampai pukul 10 malam • shift ketiga bekerja dari pukul 10 malam sampai pukul 8 pagi

Special shift mempunyai periode waktu kerja selama 12 jam, dimana

shift pertama akan bekerja dari pukul 6 pagi sampai pukul 6 sore

shift kedua akan bekerja dari pukul 6 sore sampai pukul 6 pagi keesokan harinya.

Karena keunikan dari aktivitas yang dilakukan oleh para perawat atau pekerja di rumah sakit, dimana pekerjaan mereka akan berbeda dari satu shift ke

shift yang lain. Sehingga apabila terjadi perubahan shift ataupun penjadualan shift

yang tidak teratur maka akan berdampak pada kerja mereka dalam mengontrol tiap pasien yang ada dan juga berdampak pada kehidupan sosial mereka. Untuk itu dalam mempertahankan kontinuitas kerja mereka, rumah sakit disarankan memiliki policy untuk membagi dalam 2 kelompok l shift lagi yaitu:

Regular shift

Shift ini akan sama setiap bulannya

Irregular shift

Shift ini akan berubah setiap bulannya.

Mengenai proporsi pembagian ketenagaan pembagian ketenagaan di rumah sakit berdasarkan normal shift, Wasten berpendapat bahwa idealnya

promosi tenaga adalah 47% untuk shift pagi, 35% untuk shift sore dan 18% untuk

shift malam.

Dokumen terkait