• Tidak ada hasil yang ditemukan

sebagai berikut :

Gambar 4.16 Data Rumah Sakit di kab. Pati

a. Pemakaian Tempat Tidur/Bed Occupancy Rate (BOR)

BOR merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini dipergunakan untuk menilai kinerja rumah sakit dengan melihat persentase pemanfaatan tempat tidur rumah sakit atau Bed Occupation Rate (BOR). Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Angka BOR yang tinggi (>85%) menunjukan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi, sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat tidur. BOR yang ideal untuk suatu rumah sakit adalah antara 60% sampai dengan 80%.

Pada tahun 2013, rata-rata BOR di Kabupaten Pati sebesar 65,59 %, Meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 61,21 % dan masuk kategori BOR ideal. Dari 7 rumah sakit 1 RS dan 1 Puskesmas rawat inap ( 16,6 % ) yang mempunyai tingkat pemanfaatan sangat tinggi diatas maksimal occupancy rate, 3 RS (37,5%) dan 2 Puskesmas mempunyai BOR yang dianggap cukup ideal, 3 RS (37,5%) dan 3 puskesmas ( 50 % ) tingkat pemanfaatannya masih kurang, dan 1 RS (12,5%) tidak mengirimkan laporan.

1 2 4

Rumah Sakit

TNI/Polri Pem.Kab Swasta

b. Rata-rata Lama Rawat Seorang Pasien/Average Length of Stay (ALOS)

Rata-rata lama rawat seorang pasien yang secara umum/Average Length of Stay (ALOS) yang ideal adalah antara 6 – 9 hari. Rata-rata lama rawat seorang pasien di RS se Kabupaten Pati tahun 2013 adalah 3,60 hari, lebih rendah dari ALOS ideal. Dari 7 RS dan 6 Puskesmas yang melapor, 7 rumah sakit dan 5 Puskesmas memnpunyai ALOS yang rendah dibawah 6.

c. Rata-rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati / Turn Of Interval (TOI)

TOI dan ALOS merupakan indikator tentang efisiensi penggunaan tempat tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan tempat tidur semakin jelek. Angka ideal untuk TOI adalah 1 – 3 hari. Rata-rata TOI di Kabupaten Pati tahun 2013 adalah 1,9 hari, berada dalam kisaran TOI ideal dan mengalami peningkatan efisiensi penggunaan tempat tidur dari tahun 2012 dimana TOI adalah 2,00 hari.

Dari 7 RS dan 6 Puskesmas yang lapor, 1 RS mempunyai nilai TOI lebih tinggi dari pada nilai ideal, 1 RS mempunyai nilai TOI lebih kecil dari nilai ideal, dan 3 RS mempunyai nilai TOI ideal. Jumlah RS yang mempunyai nilai TOI ideal sama dengan tahun 2012.

C. Perilaku Hidup Masyarakat.

1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan

masyarakat. Yang dimaksud rumah tangga sehat adalah proporsi rumah tangga yang memenuhi minimal 11 indikator dari 16 indikator PHBS tatanan rumah tangga. Adapun 16 indikator PHBS tatanan Rumah tangga tersebut meliputi:

a. Variabel KIA dan GIZI: persalinan nakes; ASI Eksklusif; penimbangan balita; gizi seimbang, pemeriksaan kehamilan.

b. Variabel KESLING: air bersih; jamban; sampah; kepadatan hunian; lantai rumah.

c. Variabel GAYA HIDUP: aktifitas fisik; tidak merokok; cuci tangan;kesehatan gigi dan mulut; miras/narkoba

d. Variabel UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT: Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Berdasarkan data hasil pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga yang dilaporkan oleh Puskesmas di Kabupaten Pati tahun 2013 dari 387.771 rumah tangga yang ada, diperiksa 152.829 rumah tangga (39,4%) naik apabila dibandingkan dengan tahun 2012 dengan jumlah rumah tangga 387.771 dan yang diperiksa sejumlah 30.034 rumah tangga (7,7%). Cakupan tertinggi diatas 90% dicapai oleh 8 Puskesmas yaitu Puskesmas Gabus I ( 100 % ), Margorejo ( 100 % ), Kayen ( 90.3% ), Winong II ( 92 % ), Pati I ( 94 % ), Tlogowungu ( 92 % ), Cluwak ( 95 % ), dan Trangkil ( 90 % ). Sedangkan cakupan terendah adalah Puskesmas Tayu II ( 30.9 % ). Perubahan perilaku tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi memerlukan proses yang panjang termasuk didalamnya perlu upaya pemberdayaan masyarakat yang berkesinambungan.

D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan. Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu

lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan Kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi

 Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

 Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

 Pengendalian dampak resiko lingkungan

 Pengembangan wilayah sehat

Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan kegiatan dan berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sektor ikut serta berperan baik kebijakan dan pembangunan fisik. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati adalah

1. Rumah sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktivitas. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko penularan berbagai jenis penyakit khususnya penyakit berbasis lingkungan seperti Demam Berdarah Dengue, Malaria, Flu Burung, TBC, ISPA dan lain - lain.

Pada tahun 2013 Jumlah rumah seluruhnya 339.513 rumah yang diperiksa 339.513 ( 100 % ) dari jumlah rumah yang diperiksa dan dinyatakan sehat 201.735 ( 59,42 % ) naik dibandingkan dengan tahun 2012 jumlah rumah seluruhnya 339.513 sedangkan jumlah yang diperiksa dan dinyatakan sehat 197.551 (58,19%) dibandingkan tahun 2011 jumlah rumah yang ada 344.334 diperiksa 258.321 (75,02%) dan dinyatakan sehat 145.452 (56,31%). Tahun 2010 jumlah rumah yang ada 341.865 diperiksa 125.702 (36,77%) dan dinyatakan sehat 81.577 (65%).

Gambar 4.17 Cakupan Rumah sehat di Kab. Pati

Tahun 2010-2013

2. Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes

Jumlah rumah di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak 339.513 diperiksa jentik nyamuknya sebanyak 339.513 (100%), yang bebas jentik nyamuk Aedes aegypti sebanyak 305.672 rumah (90.03%) lebih banyak dibandingkan tahun 2012 sejumlah 280.657 rumah (82,66%). Cakupan angka bebas jentik ini masih dibawah target 95%. Oleh karena itu gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur dan Plusnya adalah Mencegah Gigitan Nyamuk), bila memungkinkan pemakaian ulang kaleng, ban untuk pot dan lain - lain harus selalu digerakkan secara optimal, mengingat kasus Demam Berdarah yang cenderung meningkat dan bertambah luasnya wilayah yang terjangkit.

3. Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan Adanya perubahan paradiqma dalam pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang di bangun melalui kebijakan air minum dan penyehatan lingkungan oleh Bappenas, Departemen Kesehatan, Depdagri serta Departemen PU memberikan dampak cukup signifikan terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi.

2010 2011 2012 2013 Rumah Sehat 65 75,02 58,19 59,42 65 75,02 58,19 59,42 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Strategi pelaksanaan diantaranya, meliputi penerapan pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia, kampanye kesadaran masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan, pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan menjadi acuan pola pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.

Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari – hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif (UU No. 7 Tahun 2004, pasal 10). Namun pada kenyataannya persentase penduduk miskin masih tinggi, sehingga kemampuan untuk mendapat akses ke sarana penyediaan air minum yang memenuhi syarat masih terbatas.

Masyarakat berpenghasilan rendah, ternyata membayar lebih besar untuk memperoleh air daripada masyarakat berpenghasilan tinggi, hal ini menunjukkan ketidakadilan dalam mendapatkan akses pada air minum. Walaupun terdapat program – program air minum dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, namun akses terhadap air minum belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Perlu dukungan kebijakan yang lebih fokus untuk penyediaan sanitasi dan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Dari data yang ada tahun 2013 jumlah kelurga yang ada 387.771 akses air bersih 387.771 ( 100 % ) dengan perincian, Ledeng 32.212 (8.3%), SPT 21.101 ( 5.4% ), SGL 112.813 ( 29.1% ), Mata air 793 ( 0.2 % ), PAH 698 ( 0.2 % ) dan lainnya 220.154 ( 56.8% ).

Gambar 4.18 Akses Air Bersih di Kab. Pati Tahun 2013

4. Persentase Keluarga menurut Sumber Air Minum yang Digunakan

Jumlah keluarga yang diperiksa sumber air minumnya sebanyak 387.771 (100%) yang telah menggunakan sumber air minum terlindung sebanyak 84.454 (21.84%). Keluarga yang telah menggunakan sumber air minum terlindung tersebut, terbanyak memanfaatkan sumur terlindung (17,7%).

5. Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar

Kepemilikan sarana sanatasi dasar tahun 2012 yang di miliki oleh keluarga meliputi kepemilikan jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah

dari 387.771 keluarga yang diperiksa mempunyai jamban 307.704 ( 79,37 % ) dan dinyatakan sehat 183.504 ( 59,62 % ), tempat sampah yang

memiliki 314.213 ( 81 % ) dinyatakan sehat 161.126 ( 51,28 % ), pengelolaan air limbah jumlah 277.599 ( 71,59 % ) dinyatakan sehat 181.222 ( 65,28 % ). 8,3 5,4 29,1 0,2 0,2 56,8

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 (Halaman 64-70)

Dokumen terkait