• Tidak ada hasil yang ditemukan

SARANA KESEHATAN

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 (Halaman 73-79)

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

1 . Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat

Pada tahun 2013 dari 144 jenis obat yang dilaporkan, stock terbanyak adalah Metampiron tablet 500 mg sebanyak 6.500.000 tablet dengan pemakaian rata-rata perbulan 512.250 tablet, sedangkan stock obat yang paling sedikit adalah serum ABU sebanyak 25 vial.

Tingkat kecukupan obat tertinggi adalah metampiron tablet 500 mg dan terendah adalah serum ABU. Prosentase tingkat kecukupan obat di Kabupaten Pati yang paling tinggi adalah fenobarbitol injeksi 50 mg/l (500%), sedangkan paling rendah adalah Povidon iodida larutan 10 % 300 ccl (1%).

2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola Sarana Pelayanan Kesehatan terdiri dari RSU, RSJ, RSB, RS Khusus lainnya, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Pustu, Puskesling, RB, BP/Klinik, Praktek Dokter Bersama, Praktek Dokter Perorangan dan Praktek Pengobatan Tradisional. Jumlah sarana pelayanan kesehatan pada tahun 2013 Puskesmas terdiri dari : Pukesmas Perawatan 6 buah, Pukesmas non perawatan 23 buah, Pukesmas Pembantu 50 buah, dan Puskesmas Keliling 29 buah . Jumlah puskesmas di Kabupaten Pati ada 29 di bandingkan jumlah penduduk di Kabupaten Pati 1.207.399 dengan sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata – rata 30.000 penduduk maka seharusnya di Kabupaten Pati ada : 41 Pukesmas sehingga masih kurang : 12 Pukesmas yang harus dibangun di Kabupaten Pati.

Rumah sakit yang ada di Kabupaten Pati sebanyak 8 buah terdiri dari Rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten sebanyak 2 buah, RS swasta sebanyak 5 buah, TNI/Polri sebanyk 1 buah, rumah bersalin sebanyak 8 buah, BP/klinik sebanyak 38 buah, pengobat tradisional sebanyak 6 buah,

apotik 98 buah, toko obat sebanyak 3 buah, posyandu sebanyak 1602 buah dan PKD/polindes sebanyak 406. Puskesmas terdiri dari : Pukesmas Perawatan 6 buah, Pukesmas non perawatan 23 buah, Pukesmas Pembantu 50 buah, dan Puskesmas Keliling 29 buah . Jumlah puskesmas di Kabupaten Pati ada 29 di bandingkan jumlah penduduk di Kabupaten Pati 1.321.175 dengan sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata – rata 30.000 penduduk maka seharusnya di Kabupaten Pati ada : 42 Pukesmas sehingga masih kurang : 13 Pukesmas yang harus dibangun di Kabupaten Pati.

3. Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan laboratorium kesehatan yang dapat diakses masyarakat adalah cakupan sarana kesehatan yang telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat dalam waktu tertentu. Kemampuan pelayanan laboratorium kesehatan yang dimaksud adalah upaya pelayanan penunjang medik untuk mendukung dalam pelayanan medik, untuk menegakkan diagnosis dokter di rumah sakit.

Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan laboratorium yang dapat diakses masyarakat di Kabupaten Pati tahun 2013 sebesar 76,41% lebih rendah dibanding tahun 2011( 76,39%) dengan perincian untuk RSU 100%, RS Khusus 100%, dan Puskesmas 20,68%. Rumah Sakit Umum (RSU) di Kabupaten Pati (8 RSU) baik pemerintah maupun swasta sudah 6 RSU (75%) yang memiliki minimal empat spesialis dasar, dimana hal ini berkaitan dengan disyaratkannya penyelenggaraan empat pelayanan kesehatan spesialis dasar pada perizinan pendirian sebuah rumah sakit. Sebanyak 25% RSU lainnya hanya memiliki kurang dari 4 (empat) pelayanan dasar.

4. Posyandu menurut Strata

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya lima program prioritas yang meliputi (KB; KIA; Gizi; Imunisasi dan penanggulangan diare dan ISPA) dengan tujuan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Dasar penghitungan Strata/penilaian tingkat perkembangan posyandu yang selama ini digunakan adalah:

a. Manajemen ARRIF dengan 8 indikator yang meliputi : Frekuensi penimbangan; Rerata kader bertugas pada hari buka Posyandu; Rerata cakupan D/S; Cakupan kumulatif KB; Cakupan kumulatif KIA; Cakupan kumulatif imunisasi; Ada tidaknya program tambahan dan Cakupan dana sehat

b. Penghitungan strata Posyandu secara kuantitatif berdasar Surat Gubernur Jawa Tengah nomor 411.4/05768, tanggal 20 Februari 2007 tentang Pedoman teknis penghitungan strata Posyandu secara kuantitatif yang dinilai meliputi:

1) Variabel Input: kepengurusan, kader,sarana, prasarana dan dana. 2) Variabel Proses : pelaksanaan program pokok, program

pengembangan dan administrasi

3) Variable Output: D/S; N/S; K/S; cakupan K4; pertolongan persalinan oleh nakes; Cakupan peserta KB, Imunisasi; dana sehat; Fe; Vit A; pemberian ASI eksklusif dan frekuensi penimbangan.

Gambar. 5.1 Jumlah Posyandu di Kab. Pati Tahun 2010-2013

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa jumlah Posyandu 2013 mengalami peningkatan, baik secara jumlah maupun strata posyandu walaupun relatif kecil :

a. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Jumlah Posyandu Purnama tahun 2013 sebanayak 588 buah ( 36,7 % ) lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 598 buah ( 37,3 % ) dengan nilai tertinggi di Puskesmas Tambakromo ( 90,91 % ). Sebanyak 6 Puskesmas telah mencapai di atas target 40 %.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 2010 2011 2012 2013 141 142 144 51 748 769 749 782 599 597 598 588 110 110 110 181 Pratama Madya Purnama Mandiri

Gambar 5.2 Persentase Posyandu Purnama di Kab. Pati Tahun 2010-2013

Kegiatan revitalisasi posyandu masih perlu mendapat perhatian dari semua sektor/pihak terkait. Termasuk didalamnya adalah dengan mengoptimalkan fungsi Posyandu maupun Pokjanal Posyandu yang sudah terbentuk baik di tingkat Kabupaten/Kota maupun Kecamatan serta Pokja Posyandu di tingkat desa/kelurahan.

b. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

Posyandu yang mencapai Strata Mandiri tahun 2013 sejumlah 181 (11,3%) lebih tinggi dibanding tahun 2012 ( 110 buah atau 6,87%), dengan nilai tertinggi di Puskesmas Pati I (40,37%). Pencapaian cakupan tersebut sudah melampaui target SPM 2010 (> 2%). 2010 2011 2012 2013 Posyandu Purnama 37 37 37,3 36,7 37 37 37,3 36,7 36,4 36,6 36,8 37 37,2 37,4

G

ambar 5.3 Persentase Posyandu Mandiri di Kabupaten Pati Tahun 2010-2013

5. Upaya Kesehatan Bersumber MasyarakatUpaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) terdiri atas Desa Siaga, Forum Kesehatan Desa, Poskesdes, Polindes, dan Posyandu. Total UKBM tahun 2013 adalah 2.008 buah lebih banyak dibanding tahun 2011(2.007 buah). UKBM terbanyak adalah Posyandu sebesar 1.602 (79,78%). Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) adalah wujud upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang merupakan Program Unggulan dalam rangka mewujudkan desa siaga. PKD merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa. Dengan dikembangkannya Polindes menjadi PKD maka fungsinya menjadi tempat untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan masyarakat, sebagai tempat untuk melakukan pembinaan kader/pemberdayaan masyarakat, forum komunikasi pembangunan kesehatan di desa, memberikan pelayanan kesehatan dasar termasuk kefarmasian sederhana dan untuk deteksi dini serta penanggulangan pertama kasus gawat darurat.

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah

2010 2011 2012 2013 Posyandu Mandiri 7 7 6,87 11,3 7 7 6,87 11,3 0 2 4 6 8 10 12

dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Strata desa / keluarahan siaga di Kabupaten Pati tahun 2013 adalah sebagai berikut

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2013 (Halaman 73-79)

Dokumen terkait