• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta

Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut, yaitu :

1) Kebijakan pemerintah dalam penyediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Kebutuhan tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, namun tidak dapat dipungkiri kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya yang lebih penting dan mendesak untuk dipenuhi dalam keseharian hidup masyarakat membuat tempat tinggal kurang menjadi prioritas, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan minim atau rendah. Karena latar belakang inilah. kemudian membuat pemerintah berupaya untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dapat mempunyai rumah sendiri melalui kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan hal ini.

2) Pemenuhan kebutuhan rumah tinggal yang bersih, sehat, rapi dan indah.

Berbagai latar belakang kehidupan masyarakat membuat keberagaman dalam sikap hidup termasuk dalam hal penataan tempat commit to user

lxvi

tinggal yang menyangkut kebersihan, kesehatan, kerapian dan keindahan. Kebanyakan dari masyarakat kita diakui maupun tidak, karena keterbatasan pengetahuan juga membuat sebagian besar masyarakat kurang mempedulikan hal-hal tersebut. Kebanyakan dari masyarakat memaknai tempat tinggal hanya sebatas sebagai tempat untuk berlindung dari panas terik matahari maupun dari hujan dan juga sebagai tempat beristirahat tanpa memperhatikan unsur kebersihan, kesehatan, kerapian dan keindahan.

3) Keterbatasan lahan untuk pemukiman dan perumahan.

Salah satu upaya pemerintah di dalam pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal bagi masyarakat adalah melalui pembangunan perumahan dan pemukiman, namun upaya pemenuhan tersebut terkendala oleh terbatasnya lahan yang tersedia. Pembangunan rumah susun diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi permasalahan ini, karena lahan yang digunakan menjadi lebih efektif mengingat dalam pembangunan rumah susun ini dibangun secara vertikal atau dalam bentuk bertingkat sehingga unit satuan yang bisa dibangun jumlahnya lebih banyak dibanding apabila hanya dibangun dalam bangunan yang berbentuk horisontal.

4) Masih adanya lahan hak pakai milik Pemerintah Kota Surakarta yang belum dimanfaatkan.

Lahan hak pakai milik Pemerintah Kota Surakarta banyak yang belum dimanfaatkan oleh karena itu apabila dimanfaatkan untuk pembangunan rumah susun, selain dapat membantu mewujudkan kebijakan pemerintah untuk penyediaan tempat tinggal bagi masyarakat juga akan memberikan kontribusi bagi Pemerintah Kota Surakarta sendiri yaitu menjadi salah satu pemasukan atau pendapatan asli daerah.

lxvii 5) Pencegahan hunian tak berijin.

Hunian tak berijin timbul sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal. Adanya lahan yang kosong, tidak dimanfaatkan ataupun tempat-tempat yang dianggap bisa dimanfaatkan untuk membangun tempat tinggal, misalnya lahan bekas pemakaman, bantaran sungai, bawah jembatan, dan lain sebagainya, membuat mereka berfikir dapat menggunakan tempat-tempat tersebut untuk mendirikan bangunan yang dalam hal ini dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. Mereka membangun rumah dengan seadanya atau yang biasa disebut dengan bangunan semi permanen, dan dapat dipastikan bahwa bangunan-bangunan tersebut tidak mempunyai ijin dalam pendiriannya.

6) Penataan pemukiman kumuh

Keterbatasan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal selain menimbulkan hunian tak berijin sebagai efek lanjutannya adalah memunculkan adanya pemukiman yang kumuh. Saat ada satu orang yang membangun tempat tinggal di tempat-tempat yang tidak seharusnya, maka akan menarik masyarakat lainnya untuk melakukan hal yang sama apalagi apabila di desak untuk memenuhi kebutuhan. Mereka membangun tempat tinggal dengan seadanya tanpa memperhatikan unsur tata kota, kerapian, keindahan, dan kebersihan sehingga hal ini dapat menimbulkan pemukiman kumuh.

b. Tujuan pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta

Tujuan dari pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta, yaitu : 1) Memberikan solusi atas kebutuhan perumahan sederhana dan sehat.

Pembangunan rumah susun diharapkan dapat memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan tempat tinggal yang sederhana namun layak, bersih, sehat, rapi dan indah bagi masyarakat sehingga secara commit to user

lxviii

tidak langsung juga akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut.

2) Merupakan kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka penyediaan rumah sederhana dan sehat untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Kota Surakarta.

Keberadaan rumah susun merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan mereka akan tempat tinggal yang layak. Adanya rumah susun sendiri merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka penyediaan rumah sederhana dan sehat untuk masyarakat Kota Surakarta yang memiliki penghasilan yang rendah.

3) Diperuntukkan bagi penataan wilayah kumuh di Kota Surakarta, sehingga tempat-tempat kumuh di Surakarta dapat berkurang.

Pembangunan rumah susun diharapkan dapat menata pemukiman khususnya untuk wilayah pemukiman kumuh dengan lebih baik, sehingga wilayah-wilayah kumuh yang ada di Kota Surakarta menjadi berkurang dan kemudian dapat menjadikan Kota Surakarta menjadi lebih rapi, indah dan bersih mengingat semboyan dari Kota Surakarta yaitu “berseri” yang juga akan mendukung program Pemerintah Kota Surakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata untuk menarik minat wisatawan.

4) Meminimalkan hunian tak berijin di bantaran sungai, sepanjang rel kereta api dan tempat-tempat terlarang lainnya.

Dengan adanya rumah susun yang dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang layak, diharapkan dapat mencegah adanya hunian tak berijin di tempat-tempat yang tidak seharusnya, seperti bantaran sungai, commit to user

lxix

sepanjang rel kereta api, bekas pemakaman dan tempat-tempat terlarang lainnya yang sewaktu-waktu bisa dibongkar oleh pihak yang berwenang.

c. Potensi Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta

Potensi pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta, yaitu :

1) Adanya Program Pembangunan “Sejuta Tower” dari Pemerintah Pusat.

Program pembangunan “Sejuta Tower” merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada Periode 2009-2014. Program ini merupakan program yang dimiliki oleh pemerintah pusat untuk penyediaan rumah sehat bagi masyarakat. Implementasi pembangunan “Sejuta Tower” yaitu dengan pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di seluruh Indonesia. Hal ini menjadi potensi bagi Kota Surakarta untuk melaksanakan pembangunan Rusunawa, karena selain mendukung program dari Pemerintah Pusat, dengan adanya Program Pembangunan “Sejuta Tower” dari pemerintah Pusat, maka dapat dipastikan terdapat anggaran dana yang disediakan oleh pemerintah untuk pelaksanaan programnya.

2) Adanya Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Banyaknya lahan kosong yang merupakan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta menjadi salah satu potensi bagi pembangunan Rusunawa di Kota ini. Dengan banyaknya hak pakai yang belum dimanfaatkan secara optimal, maka Pemerintah Kota Surakarta dapat memanfaatkannya untuk pembangunan rusunawa.

Apabila dikaitkan dengan Program Pembangunan Sejuta Tower dari Pemerintah Pusat, maka terdapat keterkaitan yang saling mendukung. Pada satu sisi Pemerintah Kota Surakarta mempunyai

lxx

banyak lahan hak pakai yang belum dimanfaatkan secara optimal, namun untuk membangun rumah susun Pemerintah Kota Surakarta terkendala dengan dana yang diperlukan untuk membangun rumah susun. Sementara disisi lain Pemerintah Pusat mempunyai dana untuk pelaksanaan programnya, namun terkendala dengan tidak adanya lahan yang dapat dimanfaatkan untuk membangun rumah susun. Dengan demikian, apabila Pemerintah Kota Surakarta berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat maka pembangunan rumah susun ini akan dapat terlaksana.

3) Besarnya minat warga Kota Surakarta untuk tinggal di Rusunawa. Meskipun pada awalnya penduduk Kota Surakarta kurang berminat untuk tinggal di Rusunawa, namun seiring berjalannya waktu hal ini berubah. Minat warga Kota Surakarta untuk tinggal di Rusunawa sekarang ini menjadi besar mengingat banyaknya keuntungan yang mereka peroleh apabila tinggal di Rusunawa sementara di sisi lain mereka tidak perlu mengeluarkan biaya yang tinggi untuk mendapat tempat tinggal yang layak meskipun sederhana. Hal ini menjadi potensi bagi pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta, karena dengan minat warga yang besar tersebut maka pembangunan Rusunawa ini pada akhirnya tidak akan menjadi sia-sia, namun dapat sangat bermanfaat bagi penduduk Kota Surakarta yang membutuhkan tempat tinggal.

d. Sumber Dana Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta

Sumber dana pembangunan Rusunawa di Surakarta berasal dari : 1) Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) melalui

Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat. 2) Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa

Tengah.

lxxi

e. Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta

Rusunawa di Kota Surakarta yang pertama kali di bangun adalah Rusunawa Begalon yang berlokasi di Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta dengan memanfaatkan lahan bekas makam. Di Begalon sendiri dibangun 2 Rusunawa. Dengan adanya Program Sejuta Tower dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota Surakarta kemudian membangun Rusunawa di tempat-tempat lainnya, antara lain di kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta dan Jurug, Kecamatan Jebres, Surakarta. Sampai saat ini sudah terdapat 7 Rusunawa yang berhasil dibangun oleh Pemerintah Kota Surakarta, dan 6 diantaranya sudah beroperasi dalam artian rumah susun sudah siap pakai dan penyewa sudah ada. Masing-masing dari rusunawa tersebut memiliki 98 unit satuan rumah susun, dibangun dalam 4 (empat) lantai dengan sistem twin blok yang terdiri dari :

1) Lantai Difabel : 2 Satuan Unit Rumah susun 2) Lantai I : 24 Satuan Unit Rumah susun 3) Lantai II : 24 Satuan Unit Rumah Susun 4) Lantai III : 24 Satuan Unit Rumah Susun 5) Lantai IV : 24 Satuan Unit Rumah Susun Fasilitas yang diberikan kepada setiap penyewa yaitu : 1) Satuan unit rumah susun seluas 24 meter persegi.

2) Ruang tamu. 3) Dapur. 4) Kamar mandi. 5) Tempat parkir. 6) Listrik. 7) Air bersih. 8) Aula/ruang pertemuan.

lxxii

Tarif sewa Rusunawa sendiri berdasarkan Peraturan Daerah Surakarta Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah sebagai berikut :

1) Lantai Difabel : Rp 100.000,-/ bulan 2) Lantai 1 : Rp 100.000,-/ bulan 3) Lantai 2 : Rp 90.000,-/ bulan 4) Lantai 3 : Rp 80.000,-/ bulan 5) Lantai 4 : Rp 70.000,-/ bulan f. Pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta

1) Dasar Hukum Pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta

Dasar hukum pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta oleh UPTD Rumah Sewa, yaitu :

a) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. b) Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009 tentang Retribusi

Pemakaian Kekayaan Daerah.

c) Peraturan Walikota Surakarta Nomor 17 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta’

d) Peraturan Walikota Surakarta Nomor 45 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta.

e) Peraturan Walikota Surakarta Nomor 20-0 Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta.

2) Pola Pengelolaan Rusunawa

Pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal berikut : commit to user

lxxiii

a) Berkontribusi pada Pemerintah Kota Surakarta yaitu sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta. b) Mandiri dalam operasional.

g. Kontribusi Rusunawa terhadap Pemerintah Kota Surakarta

Keberadaan Rusunawa di Kota Surakarta secara langsung maupun tidak langsung mampu memberikan kontribusi terhadap Pemerintah Kota Surakarta dalam beberapa aspek, antara lain :

1) Aspek Psikologis

a) Mengangkat harkat dan martabat dalam berumah tangga. b) Meningkatkan etos hidup penyewa.

c) Menekan tindakan mengkavling tanah negara untuk hunian tidak berijin.

2) Aspek Finansial

a) Memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta.

b) Alokasi anggaran penataan perumahan dan pemukiman kumuh Kota Surakarta dapat dihemat.

3) Aspek Sosiologis

a) Meminimalkan daerah kumuh.

b) Mengubah perilaku masyarakat dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang lebih tertib dan teratur.

c) Meningkatkan kualitas berumah tangga.

B. Pengaturan Sewa-menyewa Rumah Susun di Kota Surakarta Ditinjau

Dokumen terkait