• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Rumusan Hipotesis

1. Relasi antara kualitas promosi education fair dengan motivasi berkuliah.

Promosi adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas

pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi /

membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan

produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Motivasi adalah proses

pendorong dalam individu yang menyebabkan atau mendorong orang

melakukan suatu tindakan yang mengarah pada suatu tujuan.

Apabila komunikasi pemasaran sudah positif di para calon

mahasiswa, maka akan mempengaruhi perilaku konsumen sehingga akan

termotivasi atau terdorong untuk melakukan suatu tindakan yang

mengarah pada suatu tujuan. Dan motivasi positif yang terbentuk

mengarah pada tujuan untuk calon mahasiswa berkuliah di USD.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut :

H1 : Kualitas promosi education fair berpengaruh positif pada motivasi berkuliah.

2. Relasi antara motivasi berkuliah dengan motivasi berprestasi.

Motivasi adalah proses pendorong dalam individu yang

menyebabkan atau mendorong orang melakukan suatu tindakan yang

a high degree of effort…” yang artinya adalah “motivasi membuat

seseorang untuk bekerja lebih berprestasi.

Apabila motivasi berkuliah terbentuk positif di para calon

mahasiswa, maka akan mempengaruhi para mahasiswa tersebut untuk

bekerja lebih berprestasi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Motivasi berkuliah berpengaruh positif pada motivasi berprestasi.

3. Relasi antara motivasi berkuliah dengan kualitas non-akademik mahasiswa.

Motivasi adalah proses pendorong dalam individu yang

menyebabkan atau mendorong orang melakukan suatu tindakan yang

mengarah pada suatu tujuan. Mahasiswa yang berkualitas secara non-

akademik adalah peserta didik di perguruan tinggi yang mampu

menyeimbangkan dengan kegiatan-kegiatan non-akademik dalam upaya

learning to do (“nglakoni”) segala ilmu dan knowledge yang dimiliki

dalam menambah ketrampilan dan meningkatkan kemampuan bekerja

dalam menambah pengalaman nyata dan memanfaatkannya sebaik

mungkin dalam bidang pencapaian prestasi.

Apabila motivasi berkuliah yang terbentuk positif, maka mendorong

mahasiswa untuk melakukan suatu tindakan yang mengarah pada suatu

tujuan dengan memaksimalkan dan memanfaatkan kegiatan-kegiatan non-

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut :

H3 : Motivasi berkuliah berpengaruh positif pada kualitas non- akademik mahasiswa.

4. Relasi antara motivasi berkuliah dengan kualitas akademik mahasiswa.

Motivasi adalah proses pendorong dalam individu yang

menyebabkan atau mendorong orang melakukan suatu tindakan yang

mengarah pada suatu tujuan. Mahasiswa yang berkualitas secara

akademik adalah peserta didik di perguruan tinggi yang mampu

memaksimalkan kemampuan berfikir dan learning to know (“ngerti”) segala ilmu pengetahuan pada bidangnya guna memperoleh prestasi

akademik.

Apabila motivasi berkuliah yang terbentuk positif, maka mendorong

mahasiswa untuk melakukan suatu tindakan yang mengarah pada suatu

tujuan dengan memaksimalkan kemampuan berfikir segala ilmu

pengetahuan pada bidangnya, sehingga mempunyai kualitas akademik

positif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H4 : Motivasi berkuliah berpengaruh positif pada kualitas akademik mahasiswa.

5. Relasi antara motivasi berprestasi dengan kualitas non-akademik mahasiswa.

Motivasi adalah “…getting a person to exert a high degree of

effort…”yang artinya adalah “motivasi membuat seseorang untuk bekerja

lebih berprestasi. Mahasiswa yang berkualitas secara non- akademik

adalah peserta didik di perguruan tinggi yang mampu menyeimbangkan

dengan kegiatan-kegiatan non-akademik dalam upaya learning to do

(“nglakoni”) segala ilmu dan knowledge yang dimiliki dalam menambah

ketrampilan dan meningkatkan kemampuan bekerja dalam menambah

pengalaman nyata dan memanfaatkannya sebaik mungkin dalam bidang

pencapaian prestasi.

Apabila motivasi berprestasi yang terbentuk positif, maka

mendorong mahasiswa untuk bekerja lebih berprestasi dengan

memaksimalkan dan memanfaatkan kegiatan-kegiatan non-akademik,

sehingga mempunyai kualitas non-akademik positif. Berdasarkan

penjelasan tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Motivasi berprestasi berpengaruh positif pada kualitas non- akademik mahasiswa.

6. Relasi antara motivasi berprestasi dengan kualitas akademik mahasiswa.

Motivasi adalah “…getting a person to exert a high degree of

effort…”yang artinya adalah “motivasi membuat seseorang untuk bekerja

peserta didik di perguruan tinggi yang mampu memaksimalkan

kemampuan berfikir dan learning to know (“ngerti”) segala ilmu pengetahuan pada bidangnya guna memperoleh prestasi akademik.

Apabila motivasi berprestasi yang terbentuk positif, maka

mendorong mahasiswa untuk bekerja lebih berprestasi dengan

memaksimalkan kemampuan berfikir segala ilmu pengetahuan pada

bidangnya, sehingga mempunyai kualitas akademik positif. Berdasarkan

penjelasan tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H6 : Motivasi berprestasi berpengaruh positif pada kualitas akademik mahasiswa.

7. Relasi antara kualitas non-akademik mahasiswa dengan kualitas akademik mahasiswa.

Mahasiswa berkualitas adalah peserta didik di perguruan tinggi yang

mampu memaksimalkan prestasi akademik dalam kemampuan berfikir

dan learning to know (“ngerti”) segala ilmu pengetahuan pada bidangnya, tetapi juga menyeimbangkannya dengan kegiatan-kegiatan non-akademik

dalam upaya learning to do (“nglakoni”) segala ilmu dan knowledge yang

dimiliki dalam menambah ketrampilan dan meningkatkan kemampuan

bekerja dalam menambah pengalaman nyata.

Apabila mahasiswa memiliki kualitas non-akademik positif,

selayaknya mahasiswa sadar terhadap konsekuensi, sadar atas tanggung

jawab dan tugas utamanya, memiliki manajemen waktu yang baik, dan

akademiknya, maka selayaknya sebagai keseimbangan, mahasiswa juga

memiliki kualitas akademik positif. Berdasarkan penjelasan tersebut maka

peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H7 : Kualitas non-akademik mahasiswa berpengaruh positif pada kualitas akademik mahasiswa.

8. Perbedaan kualitas non-akademik mahasiswa yang berasal dari SMA-SMA yang dijadikan program promosi education fair USD pada enam kategori daerah.

Motivasi adalah proses pendorong dalam individu yang

menyebabkan atau mendorong orang melakukan suatu tindakan yang

mengarah pada suatu tujuan. Motivasi adalah “…getting a person to exert

a high degree of effort…” yang artinya adalah “motivasi membuat

seseorang untuk bekerja lebih berprestasi.

Mahasiswa yang berkualitas secara non- akademik adalah peserta

didik di perguruan tinggi yang mampu menyeimbangkan dengan

kegiatan-kegiatan non-akademik dalam upaya learning to do (“nglakoni”) segala ilmu dan knowledge yang dimiliki dalam menambah ketrampilan

dan meningkatkan kemampuan bekerja dalam menambah pengalaman

nyata.

Perbedaan motivasi berkuliah dan motivasi berprestasi mahasiswa

dan lain sebagainya dari masing-masing kategori daerah, memungkinkan

masing-masing kategori daerah. Berdasarkan penjelasan tersebut maka

peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H8 : Terdapat perbedaan kualitas non-akademik mahasiswa yang berasal dari SMA-SMA yang dijadikan program promosi education fair USD pada enam kategori daerah.

9. Perbedaan kualitas akademik mahasiswa yang berasal dari SMA- SMA yang dijadikan program promosi education fair USD pada enam kategori daerah.

Motivasi adalah proses pendorong dalam individu yang

menyebabkan atau mendorong orang melakukan suatu tindakan yang

mengarah pada suatu tujuan. Motivasi adalah “…getting a person to exert

a high degree of effort…” yang artinya adalah “motivasi membuat

seseorang untuk bekerja lebih berprestasi.

Mahasiswa yang berkualitas secara akademik adalah peserta didik di

perguruan tinggi yang mampu memaksimalkan kemampuan berfikir dan

learning to know (“ngerti”) segala ilmu pengetahuan pada bidangnya. Perbedaan motivasi berkuliah dan motivasi berprestasi mahasiswa

dan lain sebagainya dari masing-masing kategori daerah, memungkinkan

menjadi faktor pada perbedaan kualitas akademik mahasiswa dari masing-

masing kategori daerah. Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti

H9 : Terdapat perbedaan kualitas akademik mahasiswa yang berasal dari SMA-SMA yang dijadikan program promosi education fair USD pada enam kategori daerah.

Dokumen terkait