Bab II Pengelolaan Kasus
3. Rumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan.… 27
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu perawat harus membuat prioritas masalah (Bambang,2009).
Dimana kriteria penentuan prioritas masalah keperawatan ini ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Abraham H. Maslow.
4. Perencanaan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Bambang, 2009).
Jadi perencanaan asuhan keperawatan klien disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan harus mencakup elemen-elemen berikut ini :
1. Perumusan tujuan
Perumusan tujuan ini adalah sebagai patokan untuk mencapai hasil yang sudah ditetapkan.
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Adapun langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan antara lain sebagai berikut :
a) Identifikasi tindakan alternative keperawatan
b) Tetapkan tekhnik dan prosedur yang akan dilakukan
c) Tindakan yang akan dilaksanakan harus memenuhi kebutuhan klien
e) Tindakan harus bersifat realistis
3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Kriteria hasil adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan.
1. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN
KASUS :
Seorang klien bernama Tn.M, umur 45 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, suku bangsa Jawa, sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia, pendidikan SMA, profesi sebagai tukang becak, status sudah menikah, alamat jalan Bajak 2H Gg. Mushola Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.
Saat dikaji klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang Tn.M mengalami sesak nafas serta nyeri dada. Setelah lewat dari 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu Tn.M mengalami demam pada sore hari dan malam hari disertai keringat malam, anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 2 hari sebelum berobat.
Tn.M sudah mendapatkan obat TBC dari dokter 2 hari yang lalu, sehari-hari klien bekerja sebagai tukang becak siang maupun malam tanpa menggunakan safety yang memadai. Tn.M kadang-kadang batuk ketika bekerja disertai nyeri dada. Tn.M juga merupakan pecandu rokok yang berat, klien selalu merokok 2 bungkus/hari dan sering jajan sembarangan.
Klien hidup di tempat tinggalnya ada 5 orang yaitu klien sendiri, istrinya, beserta 3 orang anaknya. Rumah pasien tergolong tidak sehat dan sempit, karena
berukuran panjang 9 m dan lebar 5 m, jadi luas rumahnya hanya 45m2 saja.
Setelah ditanyakan riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang menderita TB paru.
Klien terlihat letargi dengan BB klien sekarang 47 kg, TB 160 cm, TD klien saat itu 110/80 mmHg, suhu 38,50C, denyut nadi 71x/menit dan frekuensi nafas 18x/menit. Status gizi klien kurang baik / malnutrisi, mukosa bibir kering, turgor kulit baik. Setelah klien berobat 2 hari yang lalu klien diberikan terapi isoniazid, pirazinamid, rifamfisin dan etambutol disertai dengan multivitamin.
Berdasarkan penugasan sesuai dengan jadwal mahasiswa/i praktek pada tanggal 18 Mei – 22 Mei di Komunitas yaitu di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas. Pada penugasan tersebut ditemukan seorang klien Tn.M dengan masalah medis Tuberkulosis Paru dengan masalah keperawatan pasien tersebut diangkat oleh penulis menjadi klien kelolaan.
Pengkajian keperawatan pertama kali dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015 pada klien Tn.M. Seorang klien bernama Tn.M, umur 45 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, suku bangsa Jawa, sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia, pendidikan SMA, profesi sebagai tukang becak, status sudah menikah, alamat jalan Bajak 2H Gg. Mushola Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas dengan masalah keperawatan gangguan kebutuhan dasar pada masalah oksigenasi.
Saat dikaji klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang Tn.M mengalami sesak nafas serta nyeri dada. Setelah lewat dari 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu Tn.M mengalami demam pada sore hari dan malam hari disertai keringat malam, anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 2 hari sebelum berobat.
Tn.M sudah mendapatkan obat TBC dari dokter 2 hari yang lalu, sehari-hari klien bekerja sebagai tukang becak siang maupun malam tanpa menggunakan safety yang memadai. Tn.M kadang-kadang batuk ketika bekerja disertai nyeri dada. Tn.M juga merupakan pecandu rokok yang berat, klien selalu merokok 2 bungkus/hari dan sering jajan sembarangan.
Klien hidup di tempat tinggalnya ada 5 orang yaitu klien sendiri, istrinya, beserta 3 orang anaknya. Rumah pasien tergolong tidak sehat dan sempit, karena
berukuran panjang 9 m dan lebar 5 m, jadi luas rumahnya hanya 45m2 saja.
Setelah ditanyakan riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang menderita TB paru.
Pada pemeriksaan wajah warna kulit tampak sawo matang dengan struktur wajah oval dan simetris dan tidak ada pembengkakan. Mata lengkap dan simetris antara kiri dan kanan, palpebra tidak ada oedema, konjungtiva tidak anemis, sklera coklat muda tidak ikterus, pupil merah dan coklat muda, kornea bulat merata, iris simetris berbatas jelas, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata baik.
Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung tepat di tengah, posisi septum nasi simetris, lubang hidung normal tidak ada polip atau sekret dan tidak ada gangguan pada indera pembau, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada pernafasan cuping hidung. Bentuk daun telinga normal, dan simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman pendengaran baik dan tidak ada gangguan pendengaran.
Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati dengan keadaan mukosa bibir kering ,dan gigi normal tidak ada pembengkakan dan tidak ada perdarahan pada lidah atau stomatitis. Posisi trachea normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, suara normal. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.
Pada pemeriksaan integumen kebersihan tampak sedikit bersih. Akral hangat, warna kulit sawo matang, turgor kulit kembali pada 2 detik, kelembaban dan kelainan pada kulit sering berkeringat dingin pada malam hari. Pada pemeriksaan thoraks/dada normal, simetris, pernafasan (frekuensi, irama) 18x/menit . Klien tampak sulit bernafas akibat batuk dan sesak dan auskultasi suara nafas ada suara tambahan yaitu wheezing.
Dari hasil pengkajian klien terlihat letargi dengan BB klien sekarang 47
kg, TB 160 cm, TD klien saat itu 110/80 mmHg, suhu 38,50C, denyut nadi
71x/menit dan frekuensi nafas 18x/menit. Status gizi klien kurang baik / malnutrisi, mukosa bibir kering, turgor kulit baik. Setelah klien berobat 2 hari yang lalu klien diberikan terapi isoniazid, pirazinamid, rifamfisin dan etambutol disertai dengan multivitamin.
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KOMUNITAS KELURAHAN HARJOSARI II MEDAN AMPLAS
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.M
Tempat/tanggal lahir : Medan, 22 Juni 1970
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang Becak
Alamat : Jln. Bajak 2H Gg. Mushola, Kelurahan
Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.
Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2015
Diagnosa Medis : Tuberkulosis Paru
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dengan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang mengalami sesak nafas serta nyeri dada. Setelah lewat 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu klien mengalami demam pada sore hari dan malam hari disertai dengan keringat malam, anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 2 hari sebelum berobat.
III.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan dan klien juga merasakan sesak nafas serta nyeri dada.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Selama 2 hari sebelum berobat klien diberikan obat TBC oleh dokter dan sehari-hari klien bekerja sebagai tukang becak siang maupun malam sudah menggunakan safety serta perlahan mengurangi merokok dan jajan sembarangan.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien merasakan sesak nafas seperti tercekik dan batuk ketika bekerja disertai nyeri dada
2. Bagaimana dilihat
Setelah dilihat/diamati ternyata klien pecandu rokok berat dalam sehari klien bisa menghabiskan 2 bungkus rokok
C. Region
1. Dimana lokasinya
Sesak nafas pada pasien tuberkulosis disebabkan oleh penyakit yang luas pada paru atau oleh penggumpalan cairan di rongga pleura sebagai komplikasi TB paru
2. Apakah menyebar
Iya dapat menyebar atau menular dikarenakan ditularkan dari orang ke orang, terutama melalui saluran nafas dengan menghisap atau menelan tetes-tetes ludah/dahak (droplet infection) yang mengandung hasil dan dibatukkan oleh penderita TBC
D. Severty
Sejauh ini klien merasakan sesak nafas saat bekerja sebagai tukang becak diakibatkan banyaknya polusi udara dan terlalu lelah beraktivitas sehingga
menimbulkan respon batuk dan mengeluarkan sputumyang berulang selama 30 hari
E. Time
Klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang mengalami sesak nafas serta nyeri dada. Setelah lewat dari 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu mengalami demam pada sore hari dan malam hari disertai keringat malam, anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 2 hari sebelum berobat dan klien juga bekerja sebagai tukang becak siang maupun malam tanpa menggunakan safety yang memadai. Klien juga merupakan pecandu rokok yang berat, selalu merokok 2 bungkus/hari dan sering jajan sembarangan.
IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit parah dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit, klien hanya menderita demam-demam biasa saja.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang diderita keluarganya baik orang tua atau saudara kandung , dan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit TB paru.
VI.RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien merasa cemas dengan keadaan sekarang.
B. Konsep Diri :
- Gambaran diri :
Klien merasa dirinya adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan kepala keluarga yang baik.
- Ideal diri :
Klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai tukang becak karena sakit. - Harga diri :
Klien merasa bahwa dirinya berharga bagi anggota keluarga yang lain dan ingin segera cepat sembuh.
- Peran diri :
Klien bekerja sebagai tukang becak yang rajin dan sebagai kepala keluarga yang baik bagi anggota keluarganya.
- Identitas :
Klien berjenis laki-laki dan senang dengan identitasnya sebagai laki-laki.
C. Keadaan emosi :
Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, ekspresi wajah tampak tenang karena klien percaya dirinya bisa disembuhkan.
D. Hubungan sosial :
Klien mengikuti kegiatan sosial yang ada di lingkungan rumahnya tersebut, seperti perwiritan pada malam rabu. Hubungan dengan keluarga dan orang lain baik.
E. Spiritual :
Klien melaksanakan sholat 5 waktu di rumah, dan klien sering ke mesjid apabila sholat maghrib serta mengikuti perwiritan yang ada di lingkungan rumahnya. Klien biasanya suka berkumpul-kumpul dengan tetangganya apabila ada waktu luang, klien lebih senang bersosialisasi daripada di rumah saja.
VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum
Klien tampak lemah, kurus, dan sering batuk-batuk.
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 38,50C
Nadi : 71 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
TB : 160 cm
BB : 47 kg
C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut
- Bentuk : Bulat dan simetris
- Kulit kepala : Bersih, tidak berketombe dan tidak ada pembengkakan
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut merata,
kebersihan terjaga dan rambut baik dan berwarna hitam
- Bau : Tidak adabau dan tidak kotor, klien rajin membersihkan
rambutnya
- Warna kulit: Sawo matang
Wajah
- Warna kulit : Sawo matang
- Struktur wajah : Simetris, tidak ada pembengkakan
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan :Lengkap, simetris kiri dan kanan
- Palpebra :Tidak ada oedema
- Konjungtiva dan sclera :Konjungtiva tidak anemis, dan sklera
tidak ikterus
- Pupil :Ishokor, reflek tehadap cahaya positif
- Cornea dan iris :Tidak ada kelainan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dengan letak medial
- Lubang hidung : Simetris, tidak ada polip atau sekret dan tidak ada
- Cuping hidung : Normal, klien bernafas tidak menggunakan cuping hidung
Telinga
- Bentuk telinga : Simetris antara kanan dan kiri
- Ukuran telinga : Normal, tidak ada pembengkakan
- Lubang telinga :Tidak ada serumen dan tidak ada gangguan
pendengaran
Mulut
- Keadaan bibir : Simetris dengan keadaan mukosa bibir kering
- Keadaan gusi dan gigi : Normal dan tidak ada pembengkakan
- Keadaan lidah : Normal, tidak ada stomatitis
Leher
- Thyroid : Tidak ada pembesaran pembengkakan kelenjar tyroid
Pemeriksaan integument
- Kebersihan : Permukaan kulit tampak sedikit bersih
- Warna : Warna kulit sawo matang
- Turgor : Turgor pada kulit kembali dalam 2 detik
- Kelembaban : Akral hangat, sering berkeringat dingin
malam hari
- Kelainan pada kulit : Tidak ada edema, sianosis (-)
Pemeriksaan thoraks/dada
- Bentuk dada : Simetris antara kiri dan kanan - Pernafasan : Frekuensi bernafas 18x/menit
- Tanda kesulitan bernafas : Klien tampak sulit bernafas akibat batuk dan sesak.
Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : Normal
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Persepsi klien terhadap sehat sakit
Klien mengatakan bahwa sakit yang dideritanya akan dapat segera sembuh, karena dirinya yakin bahwa obat yang diberikan oleh dokter tersebut bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
b. Kebiasaan
Klien sering sekali tidak menggunakan safety yang aman ketika bekerja, sering jajan sembarangan dan merokok sampai 2 bungkus perhari.
c. Pola nutrisi
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi yang sedikit dan sering tidak habis, sebab klien tidak begitu selera makan setelah menderita penyakit TB paru tersebut. Klien minum sebanyak 5-6 gelas sehari.
d. Pola istirahat dan tidur
Klien tidur ± 7-8 jam/hari dari jam 22.00-06.00 WIB dan sebelum tidur klien mempunyai kebiasaan menonton TV.
e. Pola eliminasi
Klien mengatakan BAB 1-2 kali/hari dan BAK 5-6 kali/hari
f. Kebiasaan olahraga
Klien mengatakan jarang melakukan kegiatan olahraga
g. Kemampuan melakukan aktifitas
Klien masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa dibantu orang lain, klien masih mampu mencari nafkah dengan bekerja sebagai tukang becak.
h. Rekreasi
Klien mengatakan apabila ada hari libur klien dan keluarganya pergi mengunjungi tempat rekreasi seperti ke kolam renang.
IX. RIWAYAT TERAPI
Pengobatan TB terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif dan fase lanjutan. Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif ini diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Pada umumnya lama pengobatan adalah 6-8 bulan. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
dalam 2 bulan. Pada tahap lanjutan pasien diberikan obat oleh dokter sebanyak 5 macam, yaitu : isoniazid, pirazinamid, etambutol, rifamfisin dan multivitamin tambahan. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
2. ANALISA DATA
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Mei – 21 Mei 2015, dari data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data objek dan data subjek.
Tabel 2.1. Analisa Data
No. Data Penyebab Masalah Keperawatan
1. DS : Klien mengatakan
sesak nafas dan nyeri dada DO : Terdengar suara tambahan wheezing, klien tampak lemas dan terdapat penarikan intercosta TTV : TD : 110/80 mmHg RR : 18x/menit S : 38,50C HR : 71x/menit Mycobacterium TB ↓
Infeksi saluran nafas ↓
Filtrasi sel radang ↓ Penyempitan lumen indo bronkus ↓ Wheezing ↓ Penumpukan sputum pada saluran nafas
Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. DS : Klien mengatakan
tidak selera makan dan nafsu makan menurun DO : Klien tampak lemah, kurus dan bibir tampak kering Sesak ↓ Perubahan status kesehatan ↓ Ancaman kematian ↓ Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Ansietas ↓ Cemas ↓ Peningkatan asam lambung mual/muntah ↓ Intake in adekuat 3. RUMUSAN MASALAH MASALAH KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawataan berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang menandai masalah yaitu data subjek dan data objek yang telah di kaji. Dari hasil perumusan diperoleh diagnosa keperawatan yaitu:
Tanggal 19 Mei 2015 ditegakkan diagnosa keperawatan:
a) Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sputum d/d klien mengatakan sesak dan terdengar suara tambahan wheezing
Tanggal 20 Mei 2015 ditegakkan diagnosa keperawatan:
b) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
intake in adekuat d/d nafsu makan klien menurun, klien tampak lemah dan bibir tampak kering
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Setelah melakukan pengkajian keperawatan, dari data yang diperoleh dilakukan analisa dan menemukan masalah-masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam diagnosa keperawatan. Pada saat itu juga perawat melakukan
perencanaan tindakan keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan kepada Tn.M. Perencanaan keperawatan dan rasional dari setiap diagnosa dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 2.2. Diagnosa keperawatan dan perencanaan keperawatan
Hari/ tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan 19 Mei 2015
1 Tujuan dan Kriteria Hasil :
NOC : Menunjukkan/mempertahankan pembersihan jalan nafas
yang efektif
KH : Klien tidak sesak, klien mampu mengeluarkan secret tanpa bantuan dan tidak terdapat otot intercosta.
Rencana Keperawatan Rasional NIC : Manajemen jalan nafas
- Observasi fungsi pernafasan
klien
- Kaji suara nafas klien
- Memberikan penyuluhan
kesehatan mengenai penyakit TBC, dan bagaimana cara penularannya
- Anjurkan klien posisi semi
flower atau fowler apabila
- Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasis - Wheezing menunjukkan adanya penyempitan jalan nafas - Klien mengerti tentang penyakit TBC dan cara penularan ke orang lain
- Posisi membantu
tidur dan anjurkan untuk teknik nafas dalam
- Anjurkan klien untuk intake
cairan minimal 2500ml per hari
- Kaji kemampuan klien untuk
mengeluarkan secret, batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptosis
ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan - Membantu mengencerkan sekret sehingga mudah dikeluarkan
- Pengeluaran sulit bila
sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru atau luka bronchial yang memerlukan
evaluasi/intervensi lanjut
20 Mei 2015
2 Tujuan dan Kriteria Hasil :
NOC : Meningkatkan perubahan / perilaku pola makan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
KH:
Menunjukan peningkatan berat badan dan bebas dari tanda-tanda malnutrisi
Mengerti faktor yang meningkatkan berat badan Mengidentfifikasi tingkah laku dibawah kontrol klien
Memodifikasi diet dalam waktu yang lama untuk mengontrol berat badan
Rencana Keperawatan Rasional NIC :
- Catan dan kaji status nutrisi,
klien, turgor kulit, berat badan dan kekurangan berat badan,
- Berguna dalam
mendefinisikan
kemampuan atau tidak kemampuan menelan, riwayat mual dan muntah.
- Awasi masukan atau
pengeluaran dan berat badan secara periodik
- Kaji pola diet yang disukai /
tidak disukai
- Monitor intake in adekuat
secara periodik
- Dorong klien untuk makan
sedikit tapi sering dengan makan tinggi protein karbohidrat
- Rujuk keahli diet untuk
menentukan komposisi diet
masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
- Berguna dalam
mengukur keektifan nutrisi dan dukungan cairan - Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan/ kekuatan khusus. Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet - Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan
- Memaksimalakan
masukan nutrisi tanpa kelemahan yang perlu/kebutuhan energi dari makanan yang banyak menurunkan iritasi gaster
- Memberikan bantuan
dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk
- Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan keperawatn
- Berikan obat penetralisir asam
lambung sesuai indikasi
kebutuhan metabolik
- Menurunkan rasa tidak
enak karena sisa sputum atau obat untuk pengobatan respirasi merangsang pusat muntah
- Dapat membantu
menurunkan insiden mual dan muntah sehingga dengan obat atau efek pengobatan pernapasan perut yang penuh