• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumusan Masalah .......................................Error! Bookmark not defined

BAB I PENDAHULUAN

B. Rumusan Masalah .......................................Error! Bookmark not defined

Berdasarkan landasan yang telah diungkap diatas, maka rencana permasalahan mendasar dalam penyidikan, khususnya:

1. Bagaimana validitas media pembelajaran digital book dengan menggunakan Flipbook Creator pada Materi Pembelajaran Sel di Kelas XI/MIA?

2. Bagaimana kepraktisan media pembelajaran digital book yang dikembangkan menggunakan Flipbook Creator pada materi sel di kelas XI/MIA?

C. Tujuan Penelitian

Melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui validitas media pembelajaran digital book dengan menggunakan Flipbook Creator pada Materi Pembelajaran Sel Peserta didik Kelas XI/MIA

2. Untuk mengetahui kepraktisan media pembelajaran digital book yang dikembangkan menggunakan Flipbook Creator pada materi pembelajaran sel peserta didik kelas XI/MIA

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis, sebagai berikut:

a. Sebagai sumber bagi guru pelajaran biologi lebih kreatif dan menyenangkan

b. Sebagai sumbangan untuk pembelajaran biologi terutama meminimalisir kesulitan peserta didik dalam belajar.

c. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut:

a. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang bersifat aktif kreatif dan menyenangkan sehingga memicu keaktifan dan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran.

c. Bagi peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kemampuan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran biologi.

6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Pengembangan

Seperti yang diindikasikan oleh Borg dan Gall yang dikutip oleh Setyosari (2016) menjelaskan bahwa pemeriksaan ini merupakan penyempurnaan dari sesuatu yang digunakan untuk membuat dan menyetujui materi instruktif. Selanjutnya, pekerjaan inovatif (Penelitian dan pengembangan) berencana untuk mengirimkan item, jadi penting untuk menyelesaikan pemeriksaan persyaratan yang ekstensif dan esensial. Hal ini berarti bahwa pembelajaran yang diselesaikan oleh guru di wali kelas tidak hanya tertuju pada “juklak” dan “ juknis”, tetapi juga pengembangan materi pembelajaran yang secara substansial lebih berhasil (Irfandi, 2015).

Menurut Awaluddin (2017) Dick, Carey dan Carey mengungkapkan bahwa langkah-langkah perbaikannya adalah: (1) memimpin penyelidikan target pembelajaran, (2) mengenali kemampuan yang akan berlaku dalam pembelajaran dan membedakan perilaku peserta didik, (3) membedah peserta didik dan kebutuhannya, (4) menyusun tujuan pembelajaran, (5) membuat instrumen pembelajaran, (6) membuat sistem penelitian, (7) membuat materi pembelajaran, (8)

membuat materi pembelajaran, dan (10) membuat dan mengarahkan penilaian sumatif.

Penelitian R&D dipresentasikan sekitar tahun 1960-an. Sebuah organisasi pendidikan di Amerika pada tahun 1965 melalui penelitian dan pengembangan seperti yang dibuat di industri yang dibuat dengan menunjukkan materi dan spanduk dalam pelatihan yang dapat digunakan sebagai model. Penelitian pada dasarnya adalah gerakan logis untuk menemukan realitas yang benar-benar terjadi dalam suatu isu. Informasi yang dapat diandalkan untuk diperoleh adalah realitas, ide, spekulasi, dan hipotesis yang memungkinkan orang untuk menangani suatu masalah (Setiyo dan Harlin, 2018).

Tujuan penelitian pengembangan adalah untuk mensurvei perkembangan yang telah terjadi selama beberapa kerangka waktu yang tidak ditentukan. Filosofi kerja inovatif ini mengetahui tentang bidang inovasi pembelajaran. Penelitian yang sangat lama di bidang inovasi pembelajaran telah bersinggungan dengan masalah kemajuan dan design item, terutama media dan materi pendukung dan rencana kerangka pembelajaran. Kami menyadari bahwa inovasi pembelajaran dapat dicirikan sebagai hipotesis dan praktik perencanaan, kemajuan, penggunaan, pelaksana, dan penilaian proses dan aset untuk pembelajaran (Setyosari, 2016).

Sesuai dengan Yusuf (2017) seperti dalam investigasi yang berbeda, biasanya cara yang dilakukan pengujian yang dikembangkan

dimulai dengan rencana masalah dan diakhiri dengan kesiapan laporan. Langkah-langkah kerja inovatif yang rumit:

a. Ciri khas dari masalah atau tujuan penelitian.

b. Selesaikan penyelidikan primer yang akurat dan meningkat dari masalah saat ini. Selanjutnya bicarakan dengan spesialis di bidang yang akan diteliti. Ingatlah untuk melakukan penulisan / penulisan berkonsentrasi pada hipotesis yang melekat (embedded) pada masalah yang akan dipertimbangkan.

c. Susun rencana penelitian kemajuan.

d. Lakukan penelitian kemajuan sesuai rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Proses dan penilaian item, investigasi dan refleksi informasi. f. Atur laporan penelitian.

Dalam menyiapkan laporan, penting untuk dipahami bahwa proses dilakukan secara efektif dan menyeluruh, termasuk tahapan latihan, kerangka waktu latihan, sehingga kualitas kemajuan jelas sesuai dengan rencana yang dipilih dan dilaksanakan ( Yusuf, 2017).

2. Model Penelitian 4D

Seperti yang diindikasikan oleh Prasetyo (2015) Model 4D adalah kepanjangan dari Define, Design, Develop dan Disseminate. Model ini dihadirkan oleh Thiagarajan pada tahun 1746. Berdasarkan penamaan model ini, secara gamblang kemajuan dengan model 4D menggunakan 4 kemajuan fundamental. Define menyiratkan membedakan, membedah kondisi atau memahami masalah yang harus dijelaskan atau keadaan yang

memberi energi pada latihan kemajuan. Tahapan selanjutnya, secara khusus design, adalah tindakan menata, membuat pengaturan atau kegiatan untuk mengurusi masalah atau menjawab kesulitan terhadap kebenaran yang dihadapi. Tahap ketiga yaitu development, merupakan pekerjaan memahami rencana, menguji rencana atau item yang telah dibuat, penyempurnaan dan pengujian terhadap hasil yang didapat. Tahap keempat adalah penyebaran hasil kemajuan yang telah diaktualisasikan. Penggambaran setiap tahapan pada model 4D digambarkan dalam penggambaran yang menyertai.

a. Define

Sesuai Prasetyo (2015), pada tahap ini, para ilmuwan menyelesaikan latihan untuk menemukan masalah, kekurangan atau kondisi yang menjadi pendorong utama di balik perbaikan suatu item. Pada tahap ini, seorang spesialis harus mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan kenyataan sebagaimana yang diharapkan. Berbagai masalah dan upaya untuk menyelesaikannya. Misalnya, item A akhirnya memiliki beberapa kekurangan dan masalah dalam penggunaan jangka panjang. Dalam tahap ini analis harus mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dapat diharapkan tentang kekurangan dan kekurangan, seperti halnya penolakan pembeli tentang barang yang telah dikirim. Tujuannya agar mudah menemukan pondasi masalah, kemudian membuat pengaturan untuk pengembangan kekurangan dan masalah dalam item tersebut.

Sebagaimana diindikasikan oleh Prasetyo (2015), dalam ranah pelatihan, investigasi masalah biasanya diidentikkan dengan isu-isu fundamental yang secara lugas diidentikkan dengan pembelajaran. Jika isu tersebut diidentifikasi dengan proses pembelajaran, maka ujian kemajuan dapat dikoordinasikan untuk membuat model pembelajaran, atau media pembelajaran. Dalam hal isu tersebut teridentifikasi dengan aset pembelajaran, maka ujian perbaikan dapat diarahkan pada cara pembuatan aset pembelajaran seperti bahan bacaan, modul, lembar kerja peserta didik, atau pedoman yang layak. Apabila permasalahan tersebut teridentifikasi dengan kewajiban otoritatif guru dalam pembelajaran, maka penelitian kemajuan dapat ditujukan untuk membuat program yang dapat menjunjung tinggi kesederhanaan dan kemahiran organisasi pembelajaran. Misalnya penyempurnaan program perangkat ujian hasil tes, program pengecekan LJK, atau berbagai proyek.

Pada tahap define, analis mencoba merencanakan secara detail apa saja isu-isu utama yang akan dijadikan alasan untuk pengembangan item latihan penelitian yang sedang dikembangkan. Sangat penting untuk merinci masalah secara tepat untuk menyampaikan item yang dapat memberikan keuntungan luar biasa untuk kemajuan dalam dunia pelatihan, terutama dalam latihan yang diidentifikasikan dengan pembelajaran (Prasetyo (2015).

Sesuai Prasetyo (2015), setelah kita mempelajari dasar masalah dan kebenaran yang kita hadapi, penting untuk mulai merinci jawaban elektif untuk masalah tersebut, peningkatan item pilihan dan upaya untuk memperbaiki item yang ada. Kemajuan yang mendasarinya adalah menggabungkan berbagai rencana atau rencana perbaikan. Dalam proses ini, semua persiapan untuk sebuah item didalangi dengan detail dan sesempurna mungkin untuk mendorong g penggunaan.

Proses penyusunan rencana atau item harus dimungkinkan dengan mendistribusikan lebih dari satu pengaturan. Tujuannya lugas, jika rencana utama tidak berjalan, masih ada pengaturan berikutnya atau pengaturan ketiga. Konfigurasi kemajuan harus diatur dengan jelas dan hati-hati. Semakin rumit aransemennya, maka semakin sederhana pula tahap pelaksanaannya (Prasetyo, 2015).

c. Develop

Sebagaimana diindikasikan oleh Prasetyo (2015), pada tahapan ini seorang ilmuwan menerapkan tatanan yang telah disiapkan. Pada tahap inilah proses pembuatan dan peningkatan item selesai. Ada beberapa tahapan yang harus ditempuh dalam tahapan ini, diantaranya:

1) Item fabrikasi, ketika analis membuat item yang telah direncanakan.

2) Validasi barang, pada tahap ini barang yang telah dibuat disetujui oleh spesialis. Ini menyiratkan bahwa item tersebut

dinilai oleh individu yang ahli di bidangnya. Proses ini harus dimungkinkan dengan membawa item berikutnya ke beberapa orang yang ahli di bidangnya untuk dinilai dan diberi info. Dalam hal item kita sebagai model pembelajaran, proses validasi dapat dilakukan dengan menerima tenaga ahli untuk melihat langsung penggunaan model pembelajaran di ruang belajar.

3) Perbaikan item, mengingat konsekuensi validasi yang telah diselesaikan oleh spesialis, penting untuk memperbaiki item tersebut. Kontribusi dari spesialis digunakan sebagai alasan untuk perbaikan dan penyempurnaan item.

4) Penyisihan pembuatan kerumunan yang dibatasi. Barang-barang yang kami buat jelaslah yang kami pilih. Alasan pendahuluan untuk hover terbatas adalah untuk mengarahkan penilaian yang lebih mendalam tentang kualitas dan batas item yang telah kita buat. Dalam pendahuluan untuk pertemuan terbatas ini, kami memasukkan individu-individu yang memiliki pengetahuan tentang bidang mereka, untuk situasi ini para instruktur, dengan mempertimbangkan bahwa kemajuan item yang kami lakukan adalah di bidang sekolah. 5) Peningkatan item yang maju. Berdasarkan hasil uji coba yang

telah dilakukan terhadap beberapa pihak, berbagai komentar dan reaksi yang diberikan dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengembangan.

6) Tahap terakhir adalah penggunaan item untuk berbagai pertemuan. Setelah item terasa keren, maka tugas terakhir adalah mengaplikasikan item tersebut secara luas.

d. Dissemination

Sesuai Mulyadi (2017), setelah item yang dibuat diterima dapat diterima, tahap terakhir adalah membubarkan konsekuensi dari perbaikan penelitian yang telah kita lakukan. Ini adalah periode terakhir dari penelitian perbaikan model 4D. Hamburannya sangat penting sebagai pendorong untuk memindahkan informasi, informasi dan memberikan keuntungan pada hasil penelitian yang telah selesai.

Thiagarajan (1974) merencanakan empat tahap karya inovatif yang dipotong menjadi 4D, yaitu "define, design,

development, dan disseminate". Berdasarkan model pemeriksaan

4D, metode peningkatan mendengarkan dirinci termasuk empat tahap, khususnya (1) penyelidikan mendasar (2) pengaturan (3) kemajuan (4) disseminate. Tes item dipimpin dalam dua pertemuan, khususnya pertemuan hipotesis dan layak. Tes hipotesis diselesaikan pada spesialis penilaian, spesialis mendengarkan dan berguna. Pada tahap ini yang dicoba adalah membangun legitimasi, konten, kejelasan, keterusterangan, akal sehat dan daya pikat (Mulyadi, 2017).

3. Media Pembelajaran

kapasitas dan keunggulan, antara lain: 1) memberikan jawaban atas keterbatasan pertemuan peserta didik, artinya jika peserta didik tidak dapat dibawa ke materi secara langsung, pemanfaatan media memungkinkan materi tersebut untuk dibawa ke pelajar; 2) melewati batas ruang belajar, yang berarti pemanfaatan media yang sesuai, memungkinkan semua artikel dalam proses belajar diperkenalkan kepada peserta didik; 3) memungkinkan hubungan langsung peserta didik dengan iklim; 4) menanamkan ide-ide fundamental yang benar, praktis, dan solid; 5) membangkitkan kerinduan dan penghargaan peserta didik dalam pembelajaran; dan 6) menghasilkan inspirasi dan menjiwai peserta didik untuk beradaptasi secara mandiri (Yayi dan Yuliana, 2019).

Seperti yang diindikasikan oleh Munandar dan Swaditya, (2019) Pada masa pemberontakan mekanik 4.0, inovasi memiliki andil yang signifikan dalam meningkatkan sifat proses pembelajaran. Salah satu kunci kemajuannya adalah menciptakan inovasi dan materi pertunjukan berbasis data, dalam rangka memperluas premi peserta didik dalam proses pembelajaran. Beberapa pemeriksaan dan peningkatan yang menggunakan inovasi dan data telah dibuat oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Menurut Sumiharsono (2017) media berasal dari bahasa Latin yaitu bentuk jamak dari "medium" yang dalam arti sebenarnya mengandung arti perantara atau presentasi. Banyak spesialis seperti asosiasi yang membatasi signifikansi media. Beberapa dari mereka

berpendapat bahwa media adalah sebagai berikut:

a. (Schramm, 1977), inovasi kurir yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran. Jadi media merupakan augmentasi dari instruktur.

b. (NEA, 1969), arana korespondensi di atas kertas dan struktur media umum, termasuk inovasi peralatan.

c. (Briggs, 1977), suatu alat untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar terjadi learning cycle.

d. (AECT, 1977), semua jenis saluran digunakan sebagai cara untuk mengalihkan pesan.

e. (Gagne, 1970), berbagai jenis segmen dalam iklim peserta didik yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar.

f. (Miarso, 1989), semua itu dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan pesan yang dapat menjiwai pertimbangan, sentimen, pertimbangan dan kesiapan peserta didik untuk belajar.

Menurut Dewi (2018) media pembelajaran secara konsisten terdiri dari dua komponen penting yaitu komponen perlengkapan atau (peralatan) dan komponen pesan yang disampaikannya (pesan / pemrograman). Dengan demikian yang benar-benar perlu Anda ingat, media pembelajaran mengharapkan adanya perlengkapan untuk menyampaikan pesan, namun yang utama bukanlah perangkat kerasnya, melainkan pesan atau data pembelajaran yang disampaikan melalui media tersebut.

a. Jelaskan pesannya agar tidak terlalu verbalistik.

b. Mengalahkan kendala ruang, waktu, energi dan kemampuan

c. Menciptakan energi untuk belajar, kolaborasi yang lebih lugas antara peserta didik dan aset pembelajaran.

d. Berdayakan anak-anak untuk beradaptasi secara mandiri sesuai dengan bakat dan kapasitas visual, pendengaran, dan sensasi mereka. e. Memberikan hasutan yang sama, malam pertemuan dan menyebabkan

ketajaman serupa.

Pekerjaan dan kapasitas media pembelajaran tersebut selain menjadi sarana penampil hanya sebagai aset pembelajaran yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif, berdaya, produktif, dan menawan. Fungsi guru dalam kemajuan dan peningkatan media pendidikan sangat penting untuk meyakini bahwa pendidikan dapat menjadi bagian penting dalam pengukuran pendidikan dan pembelajaran di wali kelas, yang harus memiliki pilihan untuk mengembangkan kapasitas mereka untuk membuat media pendidikan lebih kuat dan produktif (Dewi, 2018).

Dilihat dari kecenderungannya, media terbagi menjadi dua, pertama media cetak misalnya pamflet, majalah, handout, kedua media elektronik misal TV, radio dan situs. Media pembelajaran mempunyai kapasitas untuk meningkatkan sifat dari proses pembelajaran, dalam proses pembelajaran harus mengikutsertakan peserta didik dalam penalaran, agar proses pembelajaran dapat terlaksana, selain media dapat menjadi alat,

memberikan inspirasi pada media pembelajaran hanya sebagai aset pembelajaran (Setiyo dan Harlin, 2018).

4. Media pembelajaran Digital book dengan Flipbook Creator

Digital book atau buku elektronik (dalam bahasa Inggris disebut

buku digital) adalah suatu distribusi yang terdiri dari teks, gambar, video dan suara dan didistribusikan dalam struktur yang canggih yang dapat dibaca dengan teliti di PC atau gadget elektronik lainnya. Buku tingkat lanjut umumnya merupakan adaptasi elektronik dari buku cetak, namun bukan hal yang luar biasa jika buku didistribusikan dengan jelas dalam komputer tanpa varian cetak. Motivasi di balik pembuatan buku cetak terkomputerisasi adalah memberikan kesempatan kepada desainer konten untuk berbagi data dengan lebih efektif dan dengan cara yang lebih menarik dan cerdas, dengan membuat konten dalam struktur yang canggih, penulis tidak perlu datang ke distributor untuk mendistribusikan buku mereka. , cukup kunjungi salah satu distributor lokal tingkat lanjut, dan distribusikan bukunya secara mandiri (Saefullah, 2016).

Materi bacaan merupakan segmen utama dalam pembelajaran. Aksesibilitas buku kursus yang berlaku akan sangat membantu ukuran pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Buku digital merupakan salah satu bahan bacaan yang saat ini banyak digunakan di berbagai sekolah di Indonesia. Hak cipta BSE telah dibeli oleh Layanan Pengajaran dan Kebudayaan, yang menggabungkan bahan bacaan dari subjek yang berbeda dari dasar hingga ujung tombak dalam bentuk komputerisasi dan dapat dicetak. Padahal dalam pemanfaatannya di sekolah, SADARI

sebenarnya memiliki kekurangan yang harus ditingkatkan. SADARI yang dibundel sebagai buku digital belum memiliki nilai tambah seperti buku cetak lainnya yang banyak mengalir (Hayati et al., 2015).

Pemanfaatan inovasi sebagai media pembelajaran sudah mulai dirintis oleh otoritas publik sebagai salah satu alat alam semesta persekolahan untuk mendapatkan data informasi, salah satunya substitusi buku pegangan tradisional peserta didik menjadi digital book atau buku elektronik (elektronik buku digital atau disebut juga buku digital). - buku adalah salah satu pengaturan yang diberikan oleh otoritas publik melalui Layanan Pelatihan dan Kebudayaan Masyarakat Republik Indonesia untuk menangani biaya buku yang signifikan saat ini dan untuk mengurangi deforestasi sebagai bahan mentah untuk kertas (Ghofur dan Rudy, 2015) .

Sesuai dengan Wibowo dan Pratiwi (2018) aplikasi Flipbook Creator merupakan aplikasi yang mendukung media pembelajaran yang akan membantu dalam proses pembelajaran karena aplikasi ini tidak berfokus pada komposisi namun dapat menggabungkan keaktifan gerakan, video, dan suara yang dapat membuat suatu intuitif media pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran tidak membosankan.

Seiring dengan kemajuan inovasi data, pemanfaatan buku cetak dalam proses pembelajaran di jenjang pendidikan lanjutan mulai mengarah pada pemanfaatan buku yang terkomputerisasi. Terlepas dari kenyataan bahwa digital book merupakan salah satu bahan ajar yang wajar dan dapat diterima untuk digunakan dalam mendukung proses pembelajaran. Arti penting buku lanjutan dalam mendukung proses pembelajaran tidak secara

umum akan menjadikannya suatu komitmen untuk mensyaratkan setiap mata pelajaran yang akan dipelajari. dibuat sebagai digital book. Terlepas dari apakah buku lanjutan diperlukan untuk subjek tertentu dilihat / dilihat dari beberapa sudut yang signifikan (Suyasa et al., 2018).

Menurut Rohmah dan Rudy (2016) salah satu kelebihan dari program produsen flipbook adalah lebih bermanfaat karena dipandang sebagai buku digital, dan produk ini dapat langsung digunakan di PC. Untuk membuat produk terlihat lebih menarik, aplikasi yang berbeda juga dapat ditambahkan, misalnya dengan menambahkan rekaman keajaiban biasa yang diidentifikasi dengan materi yang akan diinstruksikan. Ini akan menjadi daya tarik yang luar biasa bagi anggota instruktur.

Seperti yang diindikasikan oleh Maf'ula (2017), media flipbook merupakan media yang paling dibutuhkan oleh mahapeserta didik. Pemanfaatan media yang belum pernah dimanfaatkan oleh peserta didik membuat peserta didik semakin tertarik sehingga peserta didik lebih banyak berpusat pada pembelajaran. Media flipbook memiliki kelebihan yaitu memiliki pilihan untuk menanamkan dokumen seperti pdf, gambar, video dan keaktifan dengan tujuan agar media ini lebih memikat dan cerdas.