• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sifat

shidiq pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Apa problematika yang dihadapi dalam manajemen kantin kejujuran SMA

Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016?

3. Bagaimana dampak kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq

siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian

20

1. Untuk mengetahui manajemen kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sifat shidiq pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi dalam manajemen kantin kejujuran SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

3. Untuk mengetahui dampak kantin kejujuran terhadap penanaman sifat

shidiq siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain:

1. Manfaat teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan agama Islam khususnya di bidang pendidikan akhlak. Bahwa dalam pendidikan akhlak dapat menggunakan berbagai metode pengajaran. 2. Manfaat praktis

a. Bagi peserta didik: Agar membiasakan diri dan terbentuk akhlak mahmudah dalam diri setiap peserta didik.

b. Bagi sekolah: Penelitian ini dapat menjadi rujukan bahwasanya pendidikan agama Islam khususnya di bidang akhlak tidak hanya dapat diajarkan di kelas, namun dapat juga dengan metode lain seperti yang terdapat pada kantin kejujuran ini.

21

c. Bagi pemerintah: Agar dapat mencetak generasi muda yang berakhlak mahmudah sesuai fungsi pendidikan nasional.

d. Bagi peneliti: Menambah wawasan serta sebagai bekal untuk menjadi seorang pendidik.

E. Penegasan Istilah 1. Manajemen

Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Tim penyusun kamus pusat bahasa, 2007:708). Sedangkan menurut Jane Imperand Betsy dan Ann Toffler (2002:651) manajemen adalah menggunakan sarana yang ada dengan bijaksana untuk dapat mencapai suatu tujuan.

2. Kantin Kejujuran

Kantin adalah ruang tempat menjual minuman dan makanan (di sekolah, di kantor, di asrama, dsb) (Tim penyusun kamus pusat bahasa, 2007:502)

Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan

perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan

menginternalisasikan nilai keterbukaan, ketaat asasan, tanggung jawab, kemandirian, dan keadilan melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan secara terbuka dan mandiri dalam rangka membiasakan kehidupan yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:6).

22 3. Sifat Shidiq

Jujur adalah lurus hati; tidak berbohong (misal dengan berkata apa adanya) (Tim penyusun kamus pusat bahasa, 2007:479).

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moleong, 2008:26). Peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu SMA N 3 Salatiga untuk mengamati fenomena yang berhubungan dengan siswa, guru, dan pengelola kantin kejujuran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2008:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam mengenai manajemen kantin kejujuran, problematika yang dihadapi, dan dampak adanya kantin kejujuran terhadap pembentukan sifat shidiq siswa SMA N 3 Salatiga. Pada pelaksanaannya dilakukan pencarian gambaran dan data

23

deskriptif di lingkungan SMA N 3 Salatiga yang dijadikan subjek penelitian.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berlaku sebagai instrumen utama tanpa mewakilkan kehadirannya pada orang lain. Kehadiran peneliti bertujuan untuk melakukan pengamatan dan wawancara mendalam guna mendapatkan data akurat dari informan yang diperlukan peneliti untuk melengkapi data penelitian.

3. Lokasi

Lokasi penelitian berada di SMA N 3 Salatiga Jalan Kartini nomor 34 Kota Salatiga. Khususnya di area kantin kejujuran. Adapun pemilihan SMA N 3 Salatiga sebagai tempat penelitian karena realitas bahwa kantin kejujuran di SMA N 3 merupakan salah satu pioneer dan masih tetap eksis hingga sekarang.

4. Sumber Data

Ada dua sumber yang digunakan peneliti yaitu :

a. Data Primer

Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22). Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari

24

siswa, guru PAI, guru BP, guru PKn, waka kesiswaan dan pengelola kantin kejujuran SMA N 3 Salatiga.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010:22). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah pedoman kantin kejujuran dan laporan keuangan kantin kejujuran.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah : a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Asmani, 2011:23). Peneliti mengamati dan mencatat gejala yang tampak pada objek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi SMA N 3 Salatiga, kondisi kantin kejujuran, dan perilaku kejujuran siswa di kantin.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara menggali data. Hal ini harus dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan data yang detail

25

dan valid (Asmani, 2011:122). Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan tahu pula tujuan dari wawancara. Selain itu pada saat wawancara, peneliti sudah menetapkan dan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis.

Wawancara akan dilakukan kepada narasumber diantaranya adalah siswa, guru PAI, guru PKn, guru BP, waka kesiswaan, dan pengelola kantin kejujuran SMA N 3 Salatiga. Peneliti menggunakan teknik ini untuk mencari data terkait manajemen kantin kejujuran, problematika kantin kejujuran, dan dampak kantin kejujuran terhadap sifat jujur siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Peneliti mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian berupa foto terkait proses pembelanjaan di kantin kejujuran, buku pedoman kantin kejujuran, visi misi SMA N 3 Salatiga, dan laporan keuangan kantin kejujuran.

6. Analisis Data

Menurut Moleong (2008:280) analisis data adalah proses mengorganisasaikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan

26

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang terdiri dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2008:324) ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan:

a. Triangulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

27 8. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan peran kantin kejujuran dalam menanamkan sifat shidiq

siswa SMA N 3 Salatiga. Data ini diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

c. Tahap Analisis Data

Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiyono (2011:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1) Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

2) Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya secara naratif.

28

3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

d. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam 5 (lima) bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA. Membahas secara tuntas judul yang ada sesuai dengan teori yang mendukungnya. Yaitu pengertian manajemen kantin kejujuran dan sifat shidiq siswa.

BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Berisi Gambaran Umum SMA N 3 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 yang meliputi sejarah perkembangan sekolah, identitas sekolah, visi dan misi, prinsip filosofis, program unggulan, struktur kepengurusan, tenaga pendidik,

29

daftar siswa, jenis kegiatan di sekolah, prestasi sekolah, program kantin kejujuran, dan temuan hasil penelitian berupa manajemen kantin kejujuran, problematika yang dihadapi, serta dampak adanya kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq siswa SMA N 3 Salatiga.

BAB IV: PEMBAHASAN. Meliputi manajemen kantin kejujuran,

problematika yang dihadapi, serta dampak adanya kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq siswa SMA N 3 Salatiga.

30 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Kantin Kejujuran 1. Manajemen

a. Pengertian

Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata

manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata tersebut digabung menjadi kata kerja managere yang berarti menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda

management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman, 2010:5).

Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. (Usman, 2010:5)

Menurut George R. Terry (dalam Herujito, 2006:3) manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.

31

Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses sosial, yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi, dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu atau yang telah ditetapkan dengan efektif (Sukiswa, 1986:13)

Manajemen didefinisikan Robbins dan Coulter sebagai proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain (Robbins dan Coulter, 2007:8).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil. Dari sudut pandang ini, efisien diacukan sebagai melakukan pekerjaan dengan benar sehingga tidak memboroskan sumber daya. Sedangkan efektivitas adalah menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. Manajemen difokuskan tidak hanya dengan mencapai kegiatan dan memenuhi sasaran organisasi (efektivitas), tetapi juga melakukannya dengan seefisien mungkin. b. Fungsi Manajemen

Peneliti mengambil pandangan dari George R. Terry (dalam Soekarno, 1980:66) yang merumuskan fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),

32

actuating (penggerakan/pelaksanaan), dan controlling

(pengendalian/pengawasan) yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Perencanaan

Perencanaan menurut Soekarno adalah persiapan-persiapan tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan berisi tentang what (apa maksud tujuan yang hendak dicapai), how (bagaimana cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut), why (mengapa seperti itu),

where (di mana tempat kegiatan usaha akan dilaksanakan),

when (kapan rencana itu dilaksanakan), dan who (siapa yang akan melaksanakan (Soekarno, 1980:70).

Herujito berpendapat bahwa perencanaan berisi perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan (Herujito, 2006:84). Selanjutnya, menurut Stoner James, A.F. (dalam Herujito, 2006:89) langkah dasar perencanaan adalah (1) menetapkan tujuan berupa apa yang dibutuhkan atau diinginkan, (2) mendefinisikan situasi saat ini tentang sumber daya yang dimiliki dan data keuangan, (3) menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal organisasi, (4) mengembangkan rencana dengan cara memilih alternatif yang sesuai dan menguntungkan. Dalam membuat perencanaan

33

terlebih dahulu harus menganalisis mengenai apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, kapan harus dikerjakan, di mana harus dikerjakan, dan bagaimana harus mengerjakan (Herujito, 2006:86).

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

Tujuan perencanaan menurut Usman (2010:65) adalah:

a) Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya.

b) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.

c) Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya. d) Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan

kualitas pekerjaan.

e) Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu.

f) Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.

g) Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan. h) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.

34

i) Mengarahkan pada pencapaian tujuan. 2) Pengorganisasian

Menurut Chester I. Barnard (dalam Soekarno, 1980:75) organisasi adalah suatu sistem mengenai usaha-usaha kerjasama yang dilakukan 2 orang atau lebih.

Usman mendefinisikan pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya (Usman, 2010: 146).

Sedangkan Herujito berpendapat pengorganisasian adalah proses penyesuaian struktur organisasi dengan tujuan, sumberdaya dan lingkungannya. Struktur organisasi merinci pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan tingkat spesialisasi dari suatu pekerjaan. Struktur ini menunjukkan hierarki dan struktur wewenang organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya (Herujito, 2006:110).

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang menempatkan seseorang sesuai dengan keahliannya untuk mencapai tujuan tertentu.

Proses pengorganisasian meliputi (1) merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, (2) membagi tugas sesuai dengan kualifikasi

35

(keahlian), (3) mengelompokkan aktivitas yang sama menjadi departemen dan menyusun skema kerja sama antardepartemen,

(4) menetapkan mekanisme (aturan main) untuk

mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam kesatuan yang harmonis, (5) membantu efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas dengan cara memastikan apakah struktur organisasi masih relevan atau konsisten dengan pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sekarang (Herujito, 2006:126-127). 3) Penggerakan

Actuating menurut George R. Terry (dalam Herujito, 2006:179) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain bertindak.

Soekarno berpendapat actuating sebagai penggerakan adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang-orang, supaya orang tersebut suka dan mampu bekerja (Soekarno, 1980:86)

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penggerakan adalah suatu upaya menggerakkan anggota suatu organisasi supaya dapat bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

36 4) Pengawasan/ Pengendalian

Pengendalian atau pengawasan adalah tugas untuk mencocokkan sampai di mana program atau rencana yang telah dilaksanakan (Soekarno, 1980:104). Dengan demikian diketahui kelemahan, kekurangan, serta dapat mencari jalan keluar untuk mengatasinya.

Menurut Usman pengendalian adalah kegiatan memantau, menilai, dan melaporkan kemajuan proyek disertai tindak lanjutnya. Tujuan pengendalian adalah untuk menjamin kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan (Usman, 2010:504).

Herujito mengemukakan bahwa pengawasan adalah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi (Herujito, 2006:242). Pelaksanaan pengawasan bisa melalui pengawasan langsung di tempat, laporan lisan, tulisan, dan penjagaan khusus.

Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan pengawasan/pengendalian sebagai proses mengevaluasi sejauh mana kesesuaian kegiatan yang berlangsung dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah dasar pengendalian menurut Mochler (dalam Herujito, 2006:248) adalah menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur prestasi, mengukur

37

prestasi kerja, menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat, dan mengambil tindakan korektif.

2. Kantin Kejujuran a. Pengertian

Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan menginternalisasikan nilai keterbukaan, ketaatasasan, tanggung jawab, kemandirian, dan keadilan melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan secara terbuka dan mandiri dalam rangka membiasakan kehidupan yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:6)

b. Dasar Hukum

Dasar hukum pedoman pengembangan kantin kejujuran ini adalah sebagai berikut (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:3)

1) Ketetapan MPR-RI Nomor IV Tahun 1973 tentang Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pada pasal 27 dan pasal 30. 3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan

Negara.

4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

38

5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

6) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda.

7) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah.

8) Pedoman Umum Pembinaan Nasionalisme melalui Jalur Pendidikan di Jawa Tengah.

Dokumen terkait