• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA MENANAMKAN SIFAT SHIDIQ PADA SISWA SMA N 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA MENANAMKAN SIFAT SHIDIQ PADA SISWA SMA N 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KANTIN KEJUJURAN

DALAM UPAYA MENANAMKAN SIFAT SHIDIQ

PADA SISWA SMA N 3 SALATIGA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

KUMMILAILA KAMILAH NIM: 111-12-069

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

ُلاَزَ ي اَم َو ،ِةَّنَجْلا ىَلِإ يِدْهَ ي َّرِبْلا َّنِإ َو ،ِّرِبْلا ىَلِإ يِدْهَ ي َقْدِّصلا َّنِإَف ، ِقْدِّصلاِب ْمُكْيَلَع

ُلُجَّرلا

ْهَ ي َبِذَكْلا َّنِإَف ،َبِذَكْلاَو ْمُكاَّيِإَو ،اًقْ يِّدِص ِللها َدْنِع َبَتْكُي ىَّتَح َقْدِّصلا ىَّرَحَتَ ي َو ُقُدْصَي

يِد

ِروُجُفْلا ىَلِإ

ِإ يِدْهَ ي َروُجُفْلا َّنِإَو ،

ىَل

ىَّتَح َبِذَكْلا ىَّرَحَتَ يَو ُبِذْكَي ُلُجَّرلا ُلاَزَ ي اَمَو ،ِراَّنلا

اًباَّذَك ِللها َدْنِع َبَتْكُي

“Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kepada

kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang masih saja berlaku jujur dan mencari kejujuran sampai akhirnya ia dicatat di sisi Allah sebagai

orang yang jujur. Sebaliknya, hindarilah perbuatan dusta, karena dusta itu membawa ke neraka. Seseorang terus saja berbuat dusta dan mencari kedustaan

sampai akhirnya ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta”

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ummi Ludiyatun dan Abi Amsori yang senantiasa memberikan nasehat dan

telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini,

serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat

untuk sesama.

2. Adik-adiku tersayang Khoirunnisa, Gholib Assalam, Rizal Assalam, dan

Azzam Assalam yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi

yang tangguh.

3. Mbak Widi, Mbak Fatim, Mbak Cikom, Ika, Ayuk, Tata, Rahma, Mbak Umi,

Mbak Sita, Titir, dan seluruh sahabatku yang selalu membersamai dalam setiap

langkah.

4. Keluarga PAI B, Keluarga PPL SMK N 1 Tengaran dan Kelompok KKN

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di

hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “MANAJEMEN KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA MENANAMKAN SIFAT SHIDIQ PADA SISWA SMA N 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016”

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari

bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(9)

ix

4. Bapak Fatchurrohman, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala sekolah, guru, dan siswa SMA N 3 Salatiga yang telah memberikan

ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang

membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 1 Juni 2016

Penulis

(10)

x ABSTRAK

Kamilah, Kummilaila. 2016. “Manajemen Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan Sifat Shidiq pada Siswa SMA N 3 Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016”Pembimbing: Fatchurrohman, M.Pd.

Kata kunci: Manajemen, Kantin Kejujuran, Sifat Shidiq

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kantin kejujuran dalam upaya penanaman sifat shidiq di SMA N 3 Salatiga. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Bagaimana manajemen kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sifat shidiq pada siswa SMA N 3 Salatiga. 2) Problematika yang dihadapi dalam manajemen kantin kejujuran. 3) Dampak kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq siswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah siswa, guru PAI, guru BP, guru PKn, Waka Kesiswaan, dan pengelola kantin kejujuran.

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

E. Penegasan Istilah ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Manajemen Kantin Kejujuran ... 16

(12)

xii

C. Problematika dalam Manajemen Kantin Kejujuran ... 37

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 38

A. Paparan Data SMA N 3 Salatiga ... 38

B. Temuan Penelitian ... 52

1. Manajemen Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga ... 52

2. Problematika dalam Manajemen Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga ... 65

3. Dampak Kantin Kejujuran Terhadap Penanaman Sifat Shidiq Siswa SMA N 3 Salatiga ... 70

BAB IV PEMBAHASAN ... 73

A. Manajemen Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga ... 73

B. Problematika dalam Manajemen Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga ... 84

C. Dampak Kantin Kejujuran Terhadap Penanaman Sifat Shidiq Siswa SMA N 3 Salatiga ... 87

BAB V PENUTUP ... 91

A. Kesimpulan... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 96

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sarana Prasarana ... 42

Tabel 3.2 Daftar Pendidik ... 43

Tabel 3.3 Daftar Tenaga Kependidikan ... 47

Tabel 3.4 Daftar Siswa ... 48

Tabel 3.5 Jadwal Ekstrakurikuler ... 49

Tabel 3.6 Daftar Prestasi Siswa ... 50

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Nota Pembimbing Skripsi

3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

5. Lembar Konsultasi

6. Instrumen Pengumpulan Data

7. Kode Penelitian

8. Hasil Wawancara

(15)

15 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan dasar bagi manusia adalah pendidikan. Pendidikan

merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan

kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien

(Azra, 1999:3). Di dalamnya terdapat proses pembentukan kesadaran dan

kepribadian peserta didik dengan cara pewarisan nilai-nilai keagamaan,

kebudayaan, pemikiran, dan keahlian. Melalui proses pendidikan diharap akan

lahir generasi-generasi berkarakter insan kamil yang bertaqwa, berilmu, dan

berakhlak mulia. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa (Suwarno, 2006:31). Jadi tidak cukup hanya

berilmu saja, akan tetapi proses pendidikan juga harus mampu menanamkan

akhlak mulia kepada peserta didiknya sehingga terbentuk generasi yang

bermartabat.

Kita diajarkan untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri

tauladan dalam segala hal, salah satunya dalam berakhlak. Seperti yang

tercantum pada Al Quran surat Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi :

(16)

16

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah (Departemen Agama RI, 2005:420).

Akhlak merupakan bentuk jama‟ dari khuluq yang berarti perangai atau tabiat. Dalam Ihya‟ Ulumudin, Ibnu Masykawih berpendapat bahwa akhlak

adalah suatu sifat yang tertanam di dalam jiwa, darinya timbul

perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak memerlukan pertimbangan-pertimbangan

pikiran terlebih dahulu (Ammar, 2013:400). Sedangkan menurut Ahmad Amin

(dalam Abdud, 2000:9) akhlak adalah kehendak yang dibiasakan. Lebih

mendalam lagi akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk

perilaku (Darajat, 1993:58). Beberapa pengertian di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa akhlak merupakan perbuatan-perbuatan yang telah

mempribadi dan membiasakan pada diri seseorang, dilakukan secara

berulang-ulang dengan kesadaran jiwanya. Akhlak ini merupakan perbuatan yang dapat

diukur dengan ukuran baik (akhlak mahmudah) dan buruk (akhlak

mazmumah).

Akhlak mahmudah adalah akhlak terpuji, semua perilaku baik dan diridhai oleh Allah SWT (Darajat, 1993:70). Akhlak yang dalam istilah

psikologi memiliki kedekatan makna dengan sikap ini dapat dibentuk atau

ditanamkan sejak dini kepada setiap individu. Salah satu akhlak mahmudah

adalah shidiq atau yang kita kenal dengan jujur.

Semakin majunya zaman, fungsi pendidikan supaya membentuk

generasi yang sesuai akhlak Rasulullah belum juga terwujud. Lestari dan

(17)

17

filsafat hidup positivisme-materialisme dan gaya hidup ekonomi-kapitalistik. Artinya, tingkah laku manusia memiliki kecenderungan memperoleh kekayaan

material semaksimal mungkin yang ditempuh melalui jalur manapun sehingga

setiap individu menghalalkan segala cara demi mewujudkan keinginannya. Hal

ini mengakibatkan marak terjadi krisis moral dan krisis kejujuran di negeri ini.

Krisis kejujuran contohnya adalah muncul banyak saksi di pengadilan yang

berbohong serta merambah ke dunia anak sekolah yaitu kasus siswa

menyalahgunakan uang SPP.

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

Umur remaja ini berkisar antara 13-25 tahun. Jadi siswa SMA masuk kedalam

usia remaja. Menurut Jalaluddin tipe moral remaja terbagi menjadi Self directive, Adaptive, Submissive, Unadjusted, dan Deviant (Jalaludin, 1996:74). Salah satu point penting adalah Adaptive yaitu mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik. Sehingga remaja cenderung meniru keadaan yang

ada di sekitarnya. Kita dapat mendesain sebuah lingkungan yang berdedikasi

pada kejujuran (Fahreza, 2011:133). Pendapat ini sesuai dengan pendapat para

tokoh behavioristik yang menyatakan bahwa lingkungan merupakan faktor

penting dalam menentukan tingkah laku. Sehingga moral yang terbentuk pada

remaja saat ini merupakan hasil dari bentukan lingkungannya.

Menanggapi krisis moral khusunya kejujuran di lingkungan remaja,

mulai 2007 Komisi Pemberantasan Korupsi meluncurkan program kantin

kejujuran. Kantin kejujuran merupakan sebuah sistem kantin tanpa penjaga.

(18)

18

barang yang ada secara langsung di etalase dan bisa membayar di tempat yang

telah disediakan. Apabila membutuhkan kembalian, konsumen dipersilakan

mencari sendiri di kotak uang yang ada. Transaksi yang hanya bersandar pada

rasa saling percaya ini diyakini ampuh untuk menanamkan perilaku jujur sejak

dini, karena konsumen dilatih untuk berbuat jujur. Jujur dalam menghitung

jumlah pembelanjaan mereka dan juga jujur dalam membayar serta mengambil

kembalian. Sekolah pun beramai-ramai mendirikan kantin kejujuran. Namun,

tidak seluruh kantin mampu bertahan lama. Banyak diantara mereka tumbang

karena mengalami kerugian seperti SMP N 2 Salatiga. Uniknya dari sekian

banyak yang tumbang, tetap ada kantin yang bertahan dan semakin maju, salah

satunya adalah kantin kejujuran di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Salatiga

yang selanjutnya disebut dengan SMA N 3 Salatiga.

Sekolah yang berada di Jalan Kartini nomor 34 Kota Salatiga ini sudah

memiliki kantin kejujuran sejak Oktober 2010. Awal berdirinya kantin

kejujuran belum memiliki ruangan khusus, baru berupa beberapa meja panjang

beserta rak-rak tempat jajanan di atasnya yang diletakkan di depan ruang guru.

Seiring berjalannya waktu pihak sekolah menempatkan kantin kejujuran ini di

ruangan khusus. Perjalanan kantin ini tidak sepenuhnya mulus, akan tetapi

kantin ini juga pernah mengalami kerugian dikarenakan jumlah uang yang

masuk dengan sisa barang yang ada tidak cocok. Namun sebagai pioneer

sekolah yang mengaplikasikan kantin kejujuran, kantin tersebut tetap bertahan

(19)

19

Kantin kejujuran dapat merefleksikan tabiat para siswa yang ada di

sekolah itu. Jika kantin tak bertahan lama karena bangkrut, maka hampir

dipastikan para siswa di sekolah itu tak lagi berlaku jujur. Tapi sebaliknya,

kantin akan semakin maju saat semua siswa memegang tinggi asas kejujuran

dalam kesehariannya. Dengan melihat eksistensi kantin kejujuran di SMA N 3

Salatiga maka dapat diartikan bahwa program ini sukses. Suksesnya suatu

program, tentu tidak lepas dari sistem manajemen kantin yang baik sehingga

misi penanaman kejujuran pada siswanya berhasil.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berkeinginan untuk meneliti

permasalahan dengan judul “MANAJEMEN KANTIN KEJUJURAN

DALAM UPAYA MENANAMKAN SIFAT SHIDIQ PADA SISWA SMA

N 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sifat

shidiq pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Apa problematika yang dihadapi dalam manajemen kantin kejujuran SMA

Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016?

3. Bagaimana dampak kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq

siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

(20)

20

1. Untuk mengetahui manajemen kantin kejujuran dalam upaya menanamkan

sifat shidiq pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi dalam manajemen kantin

kejujuran SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

3. Untuk mengetahui dampak kantin kejujuran terhadap penanaman sifat

shidiq siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis,

antara lain:

1. Manfaat teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan

agama Islam khususnya di bidang pendidikan akhlak. Bahwa dalam

pendidikan akhlak dapat menggunakan berbagai metode pengajaran.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peserta didik: Agar membiasakan diri dan terbentuk akhlak

mahmudah dalam diri setiap peserta didik.

b. Bagi sekolah: Penelitian ini dapat menjadi rujukan bahwasanya

pendidikan agama Islam khususnya di bidang akhlak tidak hanya

dapat diajarkan di kelas, namun dapat juga dengan metode lain

(21)

21

c. Bagi pemerintah: Agar dapat mencetak generasi muda yang

berakhlak mahmudah sesuai fungsi pendidikan nasional.

d. Bagi peneliti: Menambah wawasan serta sebagai bekal untuk

menjadi seorang pendidik.

E. Penegasan Istilah 1. Manajemen

Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk

mencapai sasaran (Tim penyusun kamus pusat bahasa, 2007:708).

Sedangkan menurut Jane Imperand Betsy dan Ann Toffler (2002:651)

manajemen adalah menggunakan sarana yang ada dengan bijaksana untuk

dapat mencapai suatu tujuan.

2. Kantin Kejujuran

Kantin adalah ruang tempat menjual minuman dan makanan (di

sekolah, di kantor, di asrama, dsb) (Tim penyusun kamus pusat bahasa,

2007:502)

Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan

perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan

menginternalisasikan nilai keterbukaan, ketaat asasan, tanggung jawab,

kemandirian, dan keadilan melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan

secara terbuka dan mandiri dalam rangka membiasakan kehidupan yang

jujur, terbuka, dan bertanggungjawab (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

(22)

22 3. Sifat Shidiq

Jujur adalah lurus hati; tidak berbohong (misal dengan berkata apa

adanya) (Tim penyusun kamus pusat bahasa, 2007:479).

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang

sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moleong, 2008:26).

Peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu SMA N 3 Salatiga untuk

mengamati fenomena yang berhubungan dengan siswa, guru, dan

pengelola kantin kejujuran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong

(2008:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah.

Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam mengenai

manajemen kantin kejujuran, problematika yang dihadapi, dan dampak

(23)

23

deskriptif di lingkungan SMA N 3 Salatiga yang dijadikan subjek

penelitian.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berlaku sebagai instrumen

utama tanpa mewakilkan kehadirannya pada orang lain. Kehadiran peneliti

bertujuan untuk melakukan pengamatan dan wawancara mendalam guna

mendapatkan data akurat dari informan yang diperlukan peneliti untuk

melengkapi data penelitian.

3. Lokasi

Lokasi penelitian berada di SMA N 3 Salatiga Jalan Kartini nomor

34 Kota Salatiga. Khususnya di area kantin kejujuran. Adapun pemilihan

SMA N 3 Salatiga sebagai tempat penelitian karena realitas bahwa kantin

kejujuran di SMA N 3 merupakan salah satu pioneer dan masih tetap eksis hingga sekarang.

4. Sumber Data

Ada dua sumber yang digunakan peneliti yaitu :

a. Data Primer

Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau

kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku

yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto,

(24)

24

siswa, guru PAI, guru BP, guru PKn, waka kesiswaan dan pengelola

kantin kejujuran SMA N 3 Salatiga.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan

lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang

dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010:22). Peneliti

menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi

informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun

sumber data sekunder yang digunakan adalah pedoman kantin

kejujuran dan laporan keuangan kantin kejujuran.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian

(Asmani, 2011:23). Peneliti mengamati dan mencatat gejala yang

tampak pada objek penelitian. Teknik ini digunakan untuk

mendapatkan data mengenai kondisi SMA N 3 Salatiga, kondisi

kantin kejujuran, dan perilaku kejujuran siswa di kantin.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara menggali data. Hal ini harus

(25)

25

dan valid (Asmani, 2011:122). Kegiatan penelitian ini akan

dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena

informan atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang

diwawancarai dan tahu pula tujuan dari wawancara. Selain itu pada

saat wawancara, peneliti sudah menetapkan dan menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis.

Wawancara akan dilakukan kepada narasumber diantaranya

adalah siswa, guru PAI, guru PKn, guru BP, waka kesiswaan, dan

pengelola kantin kejujuran SMA N 3 Salatiga. Peneliti

menggunakan teknik ini untuk mencari data terkait manajemen

kantin kejujuran, problematika kantin kejujuran, dan dampak kantin

kejujuran terhadap sifat jujur siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,

2010:274). Peneliti mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan objek penelitian berupa foto terkait proses pembelanjaan di

kantin kejujuran, buku pedoman kantin kejujuran, visi misi SMA N

3 Salatiga, dan laporan keuangan kantin kejujuran.

6. Analisis Data

Menurut Moleong (2008:280) analisis data adalah proses

(26)

26

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang

terdiri dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pekerjaan

analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2008:324) ada empat kriteria yang digunakan

yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan

(credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat

dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi

secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian

peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemerikasaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong,

2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan:

a. Triangulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil

wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasil

(27)

27 8. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum

ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap

penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada

subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan peran kantin kejujuran dalam menanamkan sifat shidiq

siswa SMA N 3 Salatiga. Data ini diperoleh dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

c. Tahap Analisis Data

Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiyono

(2011:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1) Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya serta membuang yang tidak perlu.

2) Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar

(28)

28

3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum

pernah ada.

d. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian

makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian

dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan,

saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti

hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam 5 (lima) bab yang

rinciannya adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan

istilah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA. Membahas secara tuntas judul yang ada sesuai

dengan teori yang mendukungnya. Yaitu pengertian manajemen kantin

kejujuran dan sifat shidiq siswa.

BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Berisi

Gambaran Umum SMA N 3 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 yang

meliputi sejarah perkembangan sekolah, identitas sekolah, visi dan misi,

(29)

29

daftar siswa, jenis kegiatan di sekolah, prestasi sekolah, program kantin

kejujuran, dan temuan hasil penelitian berupa manajemen kantin kejujuran,

problematika yang dihadapi, serta dampak adanya kantin kejujuran terhadap

penanaman sifat shidiq siswa SMA N 3 Salatiga.

BAB IV: PEMBAHASAN. Meliputi manajemen kantin kejujuran,

problematika yang dihadapi, serta dampak adanya kantin kejujuran terhadap

penanaman sifat shidiq siswa SMA N 3 Salatiga.

(30)

30 Kata-kata tersebut digabung menjadi kata kerja managere yang berarti menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda

management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman,

2010:5).

Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya

organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

(Usman, 2010:5)

Menurut George R. Terry (dalam Herujito, 2006:3)

manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia

(31)

31

Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses sosial, yang

direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi,

dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu atau

yang telah ditetapkan dengan efektif (Sukiswa, 1986:13)

Manajemen didefinisikan Robbins dan Coulter sebagai

proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan

dan melalui orang lain (Robbins dan Coulter, 2007:8).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan

tertentu secara efektif dan efisien. Efisiensi mengacu pada

memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil. Dari sudut pandang ini, efisien diacukan sebagai melakukan pekerjaan dengan

benar sehingga tidak memboroskan sumber daya. Sedangkan

efektivitas adalah menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga

sasaran organisasi dapat tercapai. Manajemen difokuskan tidak

hanya dengan mencapai kegiatan dan memenuhi sasaran organisasi

(efektivitas), tetapi juga melakukannya dengan seefisien mungkin.

b. Fungsi Manajemen

Peneliti mengambil pandangan dari George R. Terry (dalam

Soekarno, 1980:66) yang merumuskan fungsi-fungsi manajemen

(32)

32

actuating (penggerakan/pelaksanaan), dan controlling

(pengendalian/pengawasan) yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Perencanaan

Perencanaan menurut Soekarno adalah

persiapan-persiapan tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian

memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan

dituju. Perencanaan berisi tentang what (apa maksud tujuan

Herujito berpendapat bahwa perencanaan berisi

perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk

mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan maksud dan

tujuan yang ditetapkan (Herujito, 2006:84). Selanjutnya,

menurut Stoner James, A.F. (dalam Herujito, 2006:89) langkah

dasar perencanaan adalah (1) menetapkan tujuan berupa apa

yang dibutuhkan atau diinginkan, (2) mendefinisikan situasi

saat ini tentang sumber daya yang dimiliki dan data keuangan,

(3) menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal organisasi,

(4) mengembangkan rencana dengan cara memilih alternatif

(33)

33

terlebih dahulu harus menganalisis mengenai apa yang harus

dikerjakan, mengapa dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan,

kapan harus dikerjakan, di mana harus dikerjakan, dan

bagaimana harus mengerjakan (Herujito, 2006:86).

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan

sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu

dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

Tujuan perencanaan menurut Usman (2010:65) adalah:

a) Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan

dengan perencanaannya.

b) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu

kegiatan.

c) Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur

organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.

d) Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan

kualitas pekerjaan.

e) Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan

menghemat biaya, tenaga, dan waktu.

f) Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai

kegiatan pekerjaan.

g) Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.

(34)

34

i) Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

2) Pengorganisasian

Menurut Chester I. Barnard (dalam Soekarno, 1980:75)

organisasi adalah suatu sistem mengenai usaha-usaha kerjasama

yang dilakukan 2 orang atau lebih.

Usman mendefinisikan pengorganisasian merupakan

penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan

organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang

melingkupinya (Usman, 2010: 146).

Sedangkan Herujito berpendapat pengorganisasian adalah

proses penyesuaian struktur organisasi dengan tujuan,

sumberdaya dan lingkungannya. Struktur organisasi merinci

pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan tingkat spesialisasi

dari suatu pekerjaan. Struktur ini menunjukkan hierarki dan

struktur wewenang organisasi serta memperlihatkan hubungan

pelaporannya (Herujito, 2006:110).

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan

pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur

organisasi yang menempatkan seseorang sesuai dengan

keahliannya untuk mencapai tujuan tertentu.

Proses pengorganisasian meliputi (1) merinci seluruh

pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan

(35)

35

(keahlian), (3) mengelompokkan aktivitas yang sama menjadi

departemen dan menyusun skema kerja sama antardepartemen,

(4) menetapkan mekanisme (aturan main) untuk

mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam

kesatuan yang harmonis, (5) membantu efektivitas organisasi

dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk

mempertahankan atau meningkatkan efektivitas dengan cara

memastikan apakah struktur organisasi masih relevan atau

konsisten dengan pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien

untuk memenuhi kebutuhan sekarang (Herujito, 2006:126-127).

3) Penggerakan

Actuating menurut George R. Terry (dalam Herujito, 2006:179) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang

manajer yang menyebabkan orang-orang lain bertindak.

Soekarno berpendapat actuating sebagai penggerakan adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan

serta penggerakan orang-orang, supaya orang tersebut suka dan

mampu bekerja (Soekarno, 1980:86)

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggerakan adalah suatu upaya menggerakkan anggota suatu

organisasi supaya dapat bekerja sesuai dengan rencana yang

(36)

36 4) Pengawasan/ Pengendalian

Pengendalian atau pengawasan adalah tugas untuk

mencocokkan sampai di mana program atau rencana yang telah

dilaksanakan (Soekarno, 1980:104). Dengan demikian

diketahui kelemahan, kekurangan, serta dapat mencari jalan

keluar untuk mengatasinya.

Menurut Usman pengendalian adalah kegiatan memantau,

menilai, dan melaporkan kemajuan proyek disertai tindak

lanjutnya. Tujuan pengendalian adalah untuk menjamin

kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan (Usman,

2010:504).

Herujito mengemukakan bahwa pengawasan adalah

mengamati dan mengalokasikan dengan tepat

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi (Herujito, 2006:242). Pelaksanaan

pengawasan bisa melalui pengawasan langsung di tempat,

laporan lisan, tulisan, dan penjagaan khusus.

Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan

pengawasan/pengendalian sebagai proses mengevaluasi sejauh

mana kesesuaian kegiatan yang berlangsung dengan tujuan

yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah dasar pengendalian menurut Mochler

(dalam Herujito, 2006:248) adalah menentukan standar dan

(37)

37

prestasi kerja, menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi

syarat, dan mengambil tindakan korektif.

2. Kantin Kejujuran a. Pengertian

Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap

dan perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan

menginternalisasikan nilai keterbukaan, ketaatasasan, tanggung

jawab, kemandirian, dan keadilan melalui aktivitas ekonomi yang

dilakukan secara terbuka dan mandiri dalam rangka membiasakan

kehidupan yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab (Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:6)

b. Dasar Hukum

Dasar hukum pedoman pengembangan kantin kejujuran ini

adalah sebagai berikut (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,

2010:3)

1) Ketetapan MPR-RI Nomor IV Tahun 1973 tentang Wawasan

Nusantara dan Keamanan Nasional.

2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pada pasal 27 dan pasal 30.

3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan

Negara.

4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

(38)

38

5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

6) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1982

tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda.

7) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur

Organisasi Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah.

8) Pedoman Umum Pembinaan Nasionalisme melalui Jalur

Pendidikan di Jawa Tengah.

c. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan kantin kejujuran adalah untuk

mendukung kualitas sumber daya manusia melalui upaya

menanamkan, menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan

nilai-nilai keterbukaan, ketaat asas, tanggung jawab, kemandirian,

dan keadilan peserta didik melalui praktik pendidikan di lingkungan

sekolah secara mandiri dan terbuka (Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Tengah, 2010:7)

d. Manfaat

Manfaat Kantin Kejujuran sebagaimana disampaikan oleh

Drs. H. Didik Pradigdo dalam Workshop Pembinaan Nilai-Nilai

Kejujuran siswa SMA/SMK Jawa Tengah pada Rabu,11 Agustus

2010 adalah sebagai berikut:

1) Bagi Siswa: dapat melatih kejujuran dan sikap tanggung jawab

(39)

39

2) Bagi Guru: sebagai sarana mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran

yang telah diajarkan di dalam kelas.

3) Bagi Sekolah: terbentuknya perilaku dan lingkungan yang jujur

di sekolah.

e. Prinsip Dasar Pengembangan Kantin Kejujuran

Prinsip Dasar Pengembangan Kantin Kejujuran (Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Tengah, 2010:8)

1) Keterarahan tujuan

Penyelenggaraan kantin kejujuran ini lebih diarahkan pada

tujuan pembentukan, revitalisasi, dan pengaktualisasian

nilai-nilai kejujuran, akhlak mulia, budi pekerti, serta penanaman

jiwa kewirausahaan.

2) Keluwesan program

Fleksibilitas penyelenggaraan kantin kejujuran dapat

disesuaikan dengan budaya sekolah, kemampuan sekolah,

waktu, tempat, dan model penyelenggaraan.

3) Pengembangan kemandirian

Penyelenggaraan kantin kejujuran harus mampu menjadi

modal dalam pengembangan karakter (character building) peserta didik dengan pembekalan nilai-nilai kejujuran dan jiwa

kewirausahaan dalam menumbuhkembangkan budaya anti

(40)

40 4) Daya guna dan hasil guna

Penyelenggaraan kantin kejujuran harus mampu

memberdayakan semua elemen sekolah yang dimiliki dan apa

yang dilakukan harus mampu memberikan kontribusi

penanaman nilai-nilai kejujuran sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai.

5) Penumbuhkembangan jiwa kewirausahaan

Penyelenggaraan kantin kejujuran bisa menjadi wahana

berlatih wirausaha peserta didik dan upaya

menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan (enterpreneur building) peserta didik dengan didasari nilai-nilai kejujuran. 6) Keberlanjutan program

Penyelenggaraan kantin kejujuran harus dilakukan secara

sistemik, sistematis dan terus menerus dalam upaya

pembentukan karakter peserta didik dalam menumbuhkan

budaya anti korupsi.

f. Mekanisme Penyelenggaraan Kantin Kejujuran

Mekanisme penyelenggaraan kantin kejujuran (Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:12-13) adalah sebagai

berikut:

1) Kepengurusan kantin kejujuran

Kepengurusan kantin kejujuran di sekolah terdiri dari

(41)

41

pembina kantin, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha,

konsultan.

2) Pengadaan barang yang disajikan

Barang yang disajikan merupakan barang konsumsi/ jajanan

peserta didik berupa makanan, minuman, alat tulis sekolah dan

perlengkapan sekolah yang mempunyai satuan ukuran yang

jelas, baik satuan barang maupun satuan harga. Barang disajikan

di atas meja atau di tempat yang mudah dijangkau peserta didik

dengan telah diberikan label harga (banderol) yang jelas. Di atas

meja disedikan kotak uang untuk tempat uang pembayaran

maupun uang pengembalian. Jumlah tiap jenis barang dihitung

secara jelas untuk mempermudah pertanggungjawaban

keuangan dan barang.

3) Tata cara pembayaran dan pengembalian

Pembayaran dan pengembalian dalam penyelenggaraan

kantin kejujuran dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut:

a) Peserta didik memilih dan mengambil barang sendiri (self service), dan membayar sendiri sesuai dengan harga barang yang dibeli (self payment).

b) Apabila perlu uang kembalian, peserta didik mengambil

sendiri sesuai dengan selisih jumlah uang yang dibayarkan

(42)

42

c) Apabila uang kembaliannya tidak diambil, maka uang

tersebut akan dimasukkan ke dalam pembukuan tambahan

modal.

d) Jika peserta didik belum membayar/ lupa, esok hari akan

diumumkan adanya selisih barang dan uang.

4) Pertanggungjawaban keuangan dan barang

Pertanggung jawaban aliran barang dan uang (cashflow) akan dipertanggungjawabkan setiap hari setelah akhir kegiatan,

dengan mekanisme sebagai berikut:

a) Pelaksana harian akan menghitung barang dan uang

kembalian ketika kantin tutup, lalu membukukannya ke

dalam Kartu Persediaan Barang.

b) Pelaksana harian melaporkannya kepada pembina kantin

setiap hari.

c) Pembina kantin melaporkannya kepada penanggungjawa

setiap hari Sabtu dalam bentuk laporan pembukuan

mingguan.

d) Bagian pembukuan membukukannya dalam bentuk laporan

rugi-laba, laporan perubahan modal, dan neraca dalam bentuk

laporan pembukuan bulanan.

e) Laporan pembukuan bulanan diumumkan sebagai bentuk

transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan kantin

(43)

43

g. Indikator Keberhasilan Program

Indikator keberhasilan program (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Tengah, 2010:15-16)

1) Kelembagaan

a) Setiap jenjang pendidikan (dasar dan menengah) memiliki

kantin kejujuran.

b) Terbentuknya pengurus kantin kejujuran di semua jenjang

pendidikan.

2) Sarana dan prasarana

a) Tersedianya tempat untuk penyelenggaraan kantin

kejujuran yang memadai.

b) Tersedianya sarana prasarana penyelenggaraan kantin

kejujuran yang memadai dan bersih.

c) Tersedianya barang-barang komsumsi yang dibutuhkan

warga sekolah.

d) Tersedianya perlengkapan administrasi kantin kejujuran.

3) Pembinaan siswa

a) Tertanamnya sikap jujur

b) Tumbuhnya rasa tanggung jawab

c) Tumbuhnya budaya taat asas

d) Terciptanya rasa keadilan

e) Tumbuhnya sikap terbuka

(44)

44

g) Tumbuhnya budaya anti korupsi

4) Pendidik dan tenaga kependidikan

a) Tertanamnya sikap jujur

b) Tumbuhnya rasa tanggung jawab

c) Tumbuhnya budaya taat asas

d) Terciptanya rasa keadilan

e) Tumbuhnya sikap terbuka

3. Manajemen Kantin Kejujuran

Manajemen kantin kejujuran yang akan diteliti terdiri dari proses

planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating

(penggerakan/pelaksanaan), dan controlling (pengawasan/ pengendalian). Penyelenggaraan kantin kejujuran harus

memperhatikan sosialisasi, pengelolaan, modal kantin kejujuran,

tempat penyelenggaraan, peralatan yang dibutuhkan, jenis-jenis

barang yang dijual, tata cara pembayaran, dan penyusunan laporan

keuangan (Pradigdo, 2010:16-22)

B. Sifat Shidiq 1. Pengertian

Dalam pendidikan akhlak, Rasulullah telah memberi contoh

mengenai sifat yang melekat pada dirinya yaitu shidiq, amanah, tabligh, fatonah. Shidiq yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat

(45)

45

2012:11). Shidiq dalam penelitian ini selanjutnya disebut dengan jujur merupakan sebuah karakter yang dapat membawa bangsa ini menjadi

bangsa yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam

pandangan umum, kata jujur sering dimaknai “adanya kesamaan

antara realitas (kenyataan) dengan ucapan” dengan kata lain apa

adanya. Jujur merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan

dalam bentuk perasaan, kata-kata dan perbuatan bahwa realitas yang

ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain

untuk keuntungan dirinya. Dalam konteks pembangunan karakter di

sekolah, kejujuran menjadi amat penting untuk menjadi karakter

anak-anak Indonesia saat ini. Karakter ini dapat dilihat secara langsung

dalam kehidupan di kelas, semisal ketika anak melaksanakan ujian

(Kesuma, dkk, 2012:16).

Secara harfiah, jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak

curang. Jujur merupakan nilai penting yang harus dimiliki setiap

orang. Jujur tidak hanya diucapkan, tetapi juga harus tercermin dalam

perilaku sehari-hari (Naim, 2012:132).

Menurut Al Ghazali jujur atau benar, ialah memberitahukan

menuturkan sesuatu dengan sebenarnya. Manusia dituntut berpegang

kepada kejujuran dengan memperhatikan prinsip kebenaran pada

setiap problem yang dihadapinya dan dilaksanakan di atas hukum

yang benar. Hal ini merupakan “tiang yang kokoh” menurut akhlaq

(46)

46

Fahreza mengemukakan bahwa jujur adalah pondasi dari

keseluruhan bangunan kehidupan (Fahreza, 2011:17).

Menurut Kemendiknas sebagaimana tertuang dalam buku

Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (dalam

Suyadi, 2013:8) jujur adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan

kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui

yang benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar),

sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang

dapat dipercaya.

Sejalan dengan Kemendiknas, Tresnawati mengemukakan

bahwa jujur berarti berkata benar yang bersesuaian antara lisan dan

apa yang ada dalam hati. Secara bahasa jujur dapat berarti perkataan

yang sesuai dengan kenyataan dan hakikat sebenarnya (Tresnawati,

2012:27).

Fadlillah dan Lilif mendefinisikan jujur adalah perilaku yang

didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu

dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan (Fadlillah

dan Lilif, 2014:40).

Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa

jujur adalah sikap seseorang yang menunjukkan kesesuaian antara

(47)

47 2. Ciri Orang yang Jujur

Ciri-ciri orang jujur menurut Kesuma, dkk (2012:17) adalah sebagai

berikut:

b. Jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu,

tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan.

c. Jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya).

d. Jika adanya kesamaan antara yang dikarakan hatinya dengan apa

yang dilakukannya.

Sedangkan menurut Efendi (2012:9) Indikator kejujuran siswa:

a. Bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan

b. Menepati janji dengan baik

c. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang diperbuat

d. Tidak mengambil hak orang lain

e. Tidak melakukan perbuatan “curang” dalam hal apapun. 3. Manfaat Sifat Jujur

Manfaat sifat jujur menurut Fahreza (2011:41) adalah sebagai berikut:

a. Kelegaan hati dan ketenangan jiwa.

b. Berkah dalam usaha dan bertambahnya kebaikan.

c. Mendapatkan keberuntungan berupa kedudukan para syuhada‟.

d. Selamat dari sesuatu yang tidak disukai.

e. Mengundang kepercayaan dari orang lain

(48)

48

Bentuk-bentuk kejujuran menurut Al-Jazairi (2014:302) adalah

sebagai berikut:

5. Upaya Menanamkan Sifat Jujur a. Menguatkan basis kepribadian

Dalam proses penanaman jujur, satu yang paling dominan

dalam menentukan kemampuan untuk berbuat jujur adalah

kekuatan pribadi. Ibarat sebuah pohon, sehebat dan sekencang

apapun angin yang menerjang, pohon itu tidak akan roboh karena

akarnya kuat. Maka langkah pertama untuk menanamkan

kejujuran adalah berupaya menguatkan kepribadian.

b. Mendalami aqidah Islam

Aqidah berisi keyakinan menyeluruh terhadap kehidupan

manusia, Allah SWT, dunia, akhirat, dan alam semesta (Fahreza,

2011:133). Keyakinan ini menggariskan hubungan yang positif

antara manusia sebagai hamba dengan Allah SWT sebagai Tuhan,

antara manusia dengan sesama manusia, dan antara manusia

dengan makhluk lain di sekitarnya. Keyakinan tersebut akan

(49)

49

akan pilihan untuk berbuat baik salah satunya dengan bersikap

jujur.

c. Menumbuhkan keikhlasan

Yaitu menunjukkan hidup untuk mengabdi kepada Allah SWT.

d. Sportif

Menempatkan orang lain pada posisi diri kita, menempatkan

perasaan orang lain sebagaimana perasaan kita.

e. Membiasakan diri

Kejujuran bukan merupakan sikap yang muncul secara

tiba-tiba, melaikan merupakan hasil dari olah pembiasaan

(Fahreza, 2011:121). Proses pembiasaan ini terdiri dari 2 proses

sebagai berikut:

1) Proses pembiasaan secara tidak sadar:

a) Memilihkan materi tontonan yang baik dan mendorong

untuk bersikap jujur.

b) Memberi contoh bersikap jujur.

c) Menceritakan kisah-kisah manusia jujur.

2) Proses pembiasaan secara sadar:

a) Menjelaskan mengapa agama Islam mengajarkan umatnya

untuk bersikap jujur.

b) Menjelaskan efek positif dari sikap jujur dan efek negatif

(50)

50

c) Menggambarkan dengan jelas kemungkinan yang dihadapi

apabila bersikap jujur.

f. Mendesain lingkungan kejujuran

Sebagai makhluk sosial, kondisi seseorang manusia akan

selalu dipengaruhi oleh manusia lainnya, baik dalam lingkungan

pergaulan, keluarga, sekolah, maupun masyarakat (Fahreza,

2011:129). Maka di dalam proses belajar jujur, sekolah dapat

mendesain sebuah lingkungan yang akrab dengan nilai-nilai

kejujuran. Menurut para pakar motivasi, cara paling efektif untuk

mendorong seseorang untuk berubah adalah dengan memberi

reward dan punishment.

Proses pembelajaran setiap manusia dimulai ketika

seseorang mulai berniat untuk bersikap jujur. Proses pembelajaran

adalah proses merubah diri dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak

baik menjadi baik, dan dari yang telah baik menjadi lebih baik

(Fahreza, 2011:104). Hal ini terjadi karena fase kehidupan dapat

berubah sewaktu-waktu dimana orang yang sekarang bersikap jujur

dapat terjatuh dalam dusta. Pun sebaliknya, orang yang masih

berdusta, kelak di kemudian hari bisa berubah menjadi manusia

(51)

51

C. Problematika dalam Manajemen Kantin Kejujuran

Kantin kejujuran merupakan sebuah program yang tidak luput dari

sebuah problematika. Bagi sekolah yang memiliki manajemen baik,

permasalahan tersebut sangat mudah disikapi dengan mencari jalan keluar

bersama sehingga kantin tetap berjalan dan semakin sukses. Namun, tidak

jarang beberapa kantin kejujuran terpaksa gulung tikar karena bangkrut

(tidak adanya kesesuaian antara pemasukan dan jumlah barang). Menurut

Tresnawati salah satu problematika di kantin kejujuran adalah ketika siswa

jajan di kantin, makan kue tiga, namun dia hanya membayar satu

(Tresnawati, 2012:35). Hal tersebut tentu mengganggu sistem manajemen

(52)

52 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data SMA N 3 Salatiga 1. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Salatiga

b. NIS : 301036204003

c. NPSN : 20328449

d. Terakreditasi : A (No. Ma.010201 Tgl.27/10/2011)

e. Alamat : Jalan Kartini No.34

f. No. Telpon : (0298) 323300

g. Kode Pos : 50711

h. Kelurahan : Salatiga

i. Kecamatan : Sidorejo

j. Kota : Salatiga

k. Propinsi : Jawa Tengah

l. Tahun Berdiri : 15 Juli 1991 ( Alih fungsi SPGN)

m.Kepmendikbud : 0519/O/1991 Tgl. 5 September 1991

2. Sejarah Singkat SMA N 3 Salatiga a. Riwayat sekolah

(53)

53

pendudukan Belanda tahun 1948 hingga tahun 1950 digunakan oleh

tentara Belanda. Kemudian pada tahun 1950-1951 digunakan oleh

Tentara Nasional. Selanjutnya tahun 1951 digunakan lagi untuk

Sekolah Pendidikan Guru (SGB) hingga tahun 1960 dengan nama

SGB Negeri 1. Tahun 1959 sampai 1960 dipakai bersama-sama oleh

SGB Negeri 1 dan SGTK Negeri. Lalu, pada tahun 1960-1964 SGA

dan SGTK diintegrasikan menjadi SPG hingga tahun 1991 dan

akhirnya pada 15 Juli 1991 SPG Negeri Salatiga dialihfungsikan

menjadi SMA N 3 Salatiga. SMA N 3 (Eks. SPG) Salatiga menempati

seluruh Gedung serta lokasi SPG Negeri Salatiga sejak SPG Negeri

Salatiga dialih fungsikan.

b. Pimpinan Sekolah

SMA Negeri 3 Salatiga didirikan pada tanggal 15 Juli 1991 (Alih

fungsi dari SPG Negeri Salatiga). Pimpinan sekolah yang bertugas di

SMA Negeri 3 Salatiga dari tahun ke tahun adalah :

1) Drs. Gunadi 1991 – 1992

2) Wuryanto, BA 1992 – 1993

3) Sumardi Hardo, BA.Dipl Tesl 1993 – 1997

4) Drs. Murdiono 1997 – 2005

5) Drs. Sujit Mudjirno, SIP,M.Pd 2005 – 2012

(54)

54

7) Dra. Yuliati Eko Atmojo, M.Pd. 2016-Sekarang

3. Visi dan Misi a. Visi

Visi SMA N 3 Salatiga “UNGGUL PRESTASI SERASI DALAM

BUDI PEKERTI BERDAYA SAING GLOBAL”.

Dengan Indikator sebagai berikut :

1) Peningkatan perolehan Nilai Ujian Nasional

2) Peningkatan penerimaan seleksi Perguruan Tinggi melalui jalur

PMDK dan SPMB

3) Peningkatan kegiatan ekstrakurikuler

4) Peningkatan lomba kesenian, KIR, dan Olahraga

5) Peningkatan kedisiplinan siswa

6) Peningkatan pengelolaan sekolah sebagai upaya mewujudkan

wawasan wiyata mandala

7) Pemberian pembekalan kecakapan hidup bagi siswa yang tidak

bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai

dengan minat dan potensinya.

b. Misi

Misi yang diharapkan dalam mewujudkan visi SMA Negeri 3

Salatiga sebagai berikut:

1) Menyediakan pelayanan belajar yang efektif dengan sumber

belajar yang memadai

(55)

55

3) Penambahan jam pada pelajaran yang diujikan secara nasional

kepada siswa kelas X, Xi, XII

4) Melaksanakan UHT (Ulangan harian terprogram) kepada siswa

kelas X, XI, XII pada semester I dan II

5) Kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar untuk persiapan

ke SPMB

6) Melakukan perlatihan dan mendorong siswa mengenal potensi

diri untuk bersaing dalam setiap even/kegiatan

7) Menyediakan wahana pembinaan siswa bidang non akademis,

melalui kegiatan ekstrakurikuler

8) Memasukkan pelajaran bimbingan karier dan budi pekerti ke

dalam kegiatan intrakurikuler bagi siswa kelas X dan XI

9) Menkoordinasi pembinaan mental spiritual yang

berkesinambungan

10) Mengajak orang tua/wali murid memberikan bimbingan dalam

hal budi pekerti yang baik

11) Menyediakan wahana komunikasi, koordinasi antara sekolah,

orang tua, masyarakat dan instansi yang terkait untuk

menunjang terlaksanya program sekolah

12) Memberikan pelatihan ketrampilan komputer bagi siswa yang

tidak akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga

siswa mampu mengidentifikasi, menggunakan dan mereparasi

(56)

56 4. Sarana Prasarana

Tanah sekolah sepenuhnya milik negara. Luas areal seluruhnya 53.426

(57)

57

9. Komputer /

Laptop 15 v

10. Tape Recorder 18 v

11. Sound System 3 V

12. LCD 35 V

13. System

KBK/Server 1 V

14. Komputer Siswa 84 V

15. VCD 6 V

16. Organ/Kayboard 1 V

5. Data Ketenagaan dan Siswa

a. Data pendidik dan tenaga kependidikan

Jumlah seluruh personil sekolah ada sebanyak 95 orang, terdiri

atas guru 66 orang, karyawan tata usaha 10 orang, pesuruh 13 orang

dan satpam 4 orang.

1) Data Pendidik

Tabel 3.2 Daftar Pendidik

No. Nama/NIP/NUPTK Bidang Tugas

1 Dra. Yuliati Eko Atmojo, M.Pd.

(58)

58 2 Drs. Supriyanto,M.Pd

Bhs. Inggris

3 Drs. Saptono Nurgahadi, M.Pd., M. Si.

Kimia

4 Dra. Susilowati

Kimia

5 Dra. Tyas Mardhi Astutie

Basasin

(59)

59 15 Indriyawanti, S.Pd.

Matematika

16 Eny Sri Handaruningsih, S.Pd.

20 Sri Mulyatiningsih, S.Pd.

Geografi

23 Inti Artini Palupi, S.Pd., M.Si.

25 Dra. Kristin Yulianti

(60)

60 28 Firmaya Yulias Anggraini,

S.Pd.

30 Novembri Agus Hariyanto, S.Pd.

34 Agus Widiyanto, S.Pd.

Basasin

Sastra Indo

35 Muhlasin, S.Pd.

Basasin

36 Supriyatin Widodo, S.Pd, M.Pd

Penjaskes

37 Hanang Tugiyanto, S.Pd.

(61)

61

41 Arief Prihastono, S.Pd.

Penjaskes

42 Siti Mardiyah, S.Pd.

Bahasa Inggris

43 Listyarini Nur Banun, S.Sos

Sosiologi

44 Indriastuti Soewarto, S.Pd.

Bahasa Jawa

48 Wahyu Wiyandani, S.Pd.

Bhs Inggris

51 Drs. Antonius Mukijo Pen.Ag.Katolik

52 Ngastoroso, S.Th.

(62)

62

53 Anik Idhayati, S.Pd.

Kewarganegarn

54 Ndaru Dian Pratiwi, S.Pd.

Bhs. Inggris

56 Dra. Siti Nur Handayani Kewarganegarn

57 Saiful Barmawi, S.Pd. Bahasa Jepang

58

Respati endah Pertiwi, S.P Sejarah

59 Sugeng Riyanto, M.Pdi.

Pendidikan Agama Islam

60 Suryo Handoko, S.Pd Matematika

61 Ratna Imani, S.Pd Bahasa Jawa

62 Solikhin, S.Pdi. Pendidikan

Agama Islam

63 Christiawan Widhi N, S.Pd Bahasa Inggris convesation

64 Krisna Hartanto,S.Pd Bahasa Inggris conversation

(63)

63

66 Nur Choiriyah, S.Pd Bahasa inggris

2) Pegawai Tata Usaha dan Pembantu Pelaksana

Tabel 3.3 Daftar Tenaga Kependidikan

No. Nama Jabatan

1. Hendri Hernowo Koor. Tata Usaha

2. Siti Munjiah Pengelola Perpustakaan

3. Sulistinah, A.Md. 1. Bendahara rutin

2. Bendahara BOSS

3. Kesiswaan

4. Ihya Humaida, SE. 1. Pembantu Pengurus

Barang

2. Administrasi

kepegawaian

5. Sugiyanto Pembantu Pelaksana

6. Sutini Pembantu Pelaksana

7. Jundi Azis Pembantu Pelaksana

(64)

64

9. Dulrahman Pembantu Pelaksana

10 Panut Azis Pembantu Pelaksana

11 Yulianto Pembantu Pelaksana

12 Joko Nugroho Pembantu Pelaksana

13 Ahmad Khoironi Pembantu Pelaksana

14 Ali Samani Pembantu Pelaksana

15 Mustarojab Pembantu Pelaksana

16 Ahmad Ahsoni Satpam

17 Mubasyir Satpam

18 Sri Warsini Pembantu Pelaksana

19 Endang Asih

Priyanti

Petugas Foto Copy

20 Bangun Ismayadi Petugas Perpustakaan

21 Ansuryono Satpam Siang

22 Romli Satpam Siang

23 Rio Brian Agus

Setyawan

Petugas Foto Copy

Dari sejumlah guru, 89 % berstatus PNS dan sisanya 11 %

berstatus honorer (GTT). Untuk karyawan hanya 35 % yang

(65)

65 b. Keadaan peserta didik

Dari jumlah peserta didik, kelas X berjumlah 329 yang terdiri dari

siswa laki-laki sejumlah 124 dan siswa perempuan sejumlah 205,

kelas XI berjumlah 330 yang terdiri terdiri dari siswa laki-laki

sejumlah 133 dan siswa perempuan sejumlah 197, kelas XII berjumlah

335 yang terdiri dari siswa laki-laki sejumlah 115 dan siswa

perempuan sejumlah 220.

Tabel 3.4 Daftar Siswa

No. Kelas

Jenis kelamin

Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. X 1 12 22 34

2. X 2 12 22 34

3. X 3 7 27 34

4. X 4 14 18 32

5. X 5 15 17 32

6. X 6 15 17 32

7. X 7 11 23 34

8. X 8 9 21 30

(66)

66

10. X 10 15 18 33

11. XI IPA 1 15 29 34

12. XI IPA 2 15 20 35

13. XI IPA 3 13 24 37

14. XI IPA 4 15 21 36

15. XI IPA 5 12 22 34

16. XI IPS 1 16 18 34

17. XI IPS 2 14 18 32

18. XI IPS 3 12 21 33

19. XI IPS 4 15 19 34

20. XI IBB 6 15 21

21. XII AKSEL 1 6 7

22. XII IPA 1 12 25 37

23. XII IPA 2 13 23 36

24 XII IPA 3 33 33

(67)

67

26. XII IPA 5 10 28 38

27. XII IPS 1 14 24 38

28. XII IPS 2 16 21 37

29 XII IPS 3 17 21 38

30. XII IPS 4 14 24 38

31. XII IBB 5 8 13

6. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah wadah yang digunakan sekolah

untuk menampung bakat dan minat siswa agar lebih terarah pada hal

yang lebih positif. Adapun ekstrakurikuler yang ada, antara lain:

Tabel 3.5 Jadwal Ekstrakurikuler

No Jenis Ekstrakurikuler Hari Keterangan

1 PASKIBRA Selasa Pilihan

2 Band Kamis Pilihan

3 Bola Volly Kamis Pilihan

(68)

68

5 Seni Baca Alquran Rabu Pilihan

6 English Club Selasa Pilihan

7 KIR Selasa Pilihan

8 Bola Basket Kamis Pilihan

9 Pencak Silat Rabu Pilihan

10 Rebana Kamis Pilihan

11 Karate/ Taekwondo Selasa Pilihan

12 Modern Dance Rabu Pilihan

13 Paduan Suara Kamis Pilihan

14 PMR Rabu Pilihan

15 Cinematografi Rabu Pilihan

16 Pramuka Jumat Wajib bagi

kelas X dan

pilihan bagi

kelas XI

17 Science Club Senin - Kamis Peserta

ditunjuk dari

(69)

69

18 Karawitan Kamis Pilihan

19 Seni Tari Kamis Pilihan

7. Prestasi Siswa

Tabel 3.6 Daftar Prestasi Siswa

(70)
(71)
(72)
(73)

73 B. Temuan Penelitian

1. Manajemen Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga

Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil penelitian berupa fungsi

manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengevaluasian yang diselenggarakan di kantin kejujuran SMA N 3

Salatiga.

a.Perencanaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber

ditemukan beberapa pernyataan yang mendukung proses perencanaan.

1) Penentuan Tujuan

Tahun berdiri dan tujuan kantin kejujuran terlihat dari

pernyataan AK selaku Wakabid Kesiswaan:

“Kantin itu kan memang sudah lama, mulainya

2010. Maksud dan tujuannya untuk membiasakan

anak-anak untuk berlaku jujur dan bertanggung jawab.

Pengelolanya dari guru sini”

(W/G/AK/12-04-2016/09.01 WIB).

SN berpendapat hampir sama tentang tujuan kantin

kejujuran sebagai berikut:

“Untuk tujuan ya itu tadi kantin kejujuran

memang untuk mengukur perilaku siswa. Saya juga

Gambar

Tabel 3.1 Sarana Prasarana
Tabel 3.4 Daftar Siswa
Tabel 3.5 Jadwal Ekstrakurikuler
Tabel 3.6 Daftar Prestasi Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research ), pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara,

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( field research ) dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi,

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun teknik

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian field research (lapangan). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian field research (penelitian lapangan). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Tekhnik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian