• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kantin Kejujuran Dalam Upaya Menanamkan Sikap Jujur Dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Implementasi Kantin Kejujuran Dalam Upaya Menanamkan Sikap Jujur Dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN

DALAM UPAYA MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN

TANGGUNG JAWAB SISWA SMK N 1 SALATIGA

TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

INTAN SUCI

NIM. 11114287

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN

DALAM UPAYA MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN

TANGGUNG JAWAB SISWA SMK N 1 SALATIGA

TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

INTAN SUCI

NIM. 11114287

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)

iv

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’allaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi Saudari :

Nama : Intan Suci NIM : 11114287

Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Agama Islam

Judul : IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN DALAM

UPAYA MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 10 Juli 2018

Pembimbing

Jaka Siswanta, M.Pd.

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga Website: http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA

SMK N 1 SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018 Disusun Oleh:

Intan Suci NIM. 111-14-287

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 12 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.

Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta, M.Pd. Penguji 1 : Dr. Miftahuddin, M.Ag. Penguji 2 : Peni Susapti, M.Si.

Salatiga, 12 September 2018 Dekan,

Suwardi, M.Pd.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Intan Suci

NIM : 11114287u Keguruan (FTIK) Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan berdasarkan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Naskah skripsi ini boleh dipublikasikan oleh lembaga IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun.

Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 10 Juli 2018 Yang menyatakan

(7)

vii MOTTO

“Orang yang suka berkata jujur mendapat tiga perkara yaitu kepercayaan, cinta

dan rasa hormat.” (Sayyidina Ali)

“Suatu kualitas yang dimiliki orang sukses adalah kemampuan untuk memikul

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi

ini telah selesai. Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta bapak Turmudi dan ibu Rianah yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, memberikan nasihat, mendidik sedari kecil hingga sekarang, selalu memberikan dukungan moral maupun materiil dan doa yang tak pernah putus untuk putrinya.

2. Kakakku tercinta Liya Devi yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

3. Suamiku tercinta Nur Wahid yang selalu sabar membimbingku, senantiasa memberikan doa dan nasihat, serta memberikan dukungan moral maupun materiil.

4. Sahabatku tercinta Dita Ayu Yustia, Fauziyah Fatmawati, Sri Wahyuni, Kurnia Sari, yang tanpa lelah selalu memberi nasihat dan doa, serta menemani dan memberikan semangat dalam setiap langkah.

5. Teman-teman PAI H, keluarga PPL SMA N 1 Getasan, keluarga KKN posko 80 yang telah memberikan pengalaman hidup yang luar baisa.

6. Teman-teman PAI angkatan 2014 yang senantiasa berjuang bersama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr.Wb.

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN

DALAM UPAYA MENANAMKAN SIKAP JUJUR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMK N 1 SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018”

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang dengan ikhlas membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(10)

x

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala sekolah, guru, dan siswa SMK N 1 Salatiga yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Bapak, ibu, keluarga, sahabat dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 10 Juli 2018 Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR

HALAMAN BERLOGO ... i

SAMPUL DALAM ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan... 9

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis ... 9

(12)

xii E. Penegasan Istilah

1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran ... 10

2. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran ... 14

3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui Kantin Kejujuran ... 15

F. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran ... 19

2. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran ... 25

3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui Kantin Kejujuran ... 26

B. Kajian Pustaka ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 44

C. Sumber Data ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Analisis Data ... 47

F. Pengecekan Keabsahan Data ... 48

(13)

xiii

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data

1. Deskripsi Umum SMK N 1 Salatiga

a. Identitas Sekolah ... 50

b. Sejarah Singkat SMK N 1 Salatiga ... 51

c. Visi dan Misi ... 54

d. Sarana Prasarana ... 55

e. Data Ketenagaan dan Siswa ... 57

f. Ekstrakurikuler ... 59

2. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran ... 60

3. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran ... 72

4. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui Kantin Kejujuran ... 75

B. Analisis Data 1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran ... 77

2. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran ... 92

3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui Kantin Kejujuran ... 96

BAB V PENUTUP A. Simpulan... 100

B. Saran ... 102 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Data Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 ... 59 2. Tabel 3.2 Data Ekstrakurikuler Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data Lampiran 2 Hasil wawancara

Lampiran 3 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 4 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 6 Daftar Nilai SKK

Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

(16)

xvi ABSTRAK

Suci, Intan. 2018. “Implementasi Kantin Kejujuran Dalam Upaya Menanamkan Sikap Jujur Dan Tanggung Jawab Siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.” Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.

Kata kunci: Implementasi, Kantin Kejujuran, Sikap Jujur dan Tanggung Jawab

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Bagaimana sistem pengelolaan kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga. 2) Problematika yang dihadapi dalam penerapan kantin kejujuran. 3) Penanaman sikap jujur dan tanggung jawab melalui pelaksanaan kantin kejujuran siswa SMK N 1 Salatiga.

Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah siswa, guru PAI, guru BP, guru PKN, Waka Kesiswaan, dan pengelola kantin kejujuran. Analisis data dilakukan dengan mengatur, mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorisasikan data yang terkumpul melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kantin kejujuran merupakan upaya pemerintah untuk membangun generasi muda dalam mencegah tindak korupsi yang semakin marak dan bisa dikatakan sebagai extra ordinary crime (kejahatan luar biasa). Kantin kejujuran ini dapat diterapkan baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan sekolah. Penerapan kantin kejujuran di sekolah berjalan sebagaimana kantin pada umumnya, yaitu menjual makanan dan minuman, hanya saja terdapat perbedaan mengenai pola yang diterapkan. Pola yang digunakan pada kantin jenis ini seperti swalayan. Siswa mengambil sendiri barang yang diinginkan tanpa dilayani oleh penjaga kantin, membayar sesuai harga yang telah tertera di daftar harga, kemudian meletakkan uang ke dalam kotak yang telah disediakan. Kotak uang tersebut juga didesain dengan memisahkan mata uang, baik mata uang logam maupun uang kertas dengan nominal tertentu. Dengan desain kotak uang tersebut, dimaksudkan untuk lebih memudahkan pembeli dalam mengambil uang kembalian jika memang membayar dengan uang yang lebih.

(18)

2

rangka membiasakan kehidupan yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010: 6).

Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan pada hari Jumat, 27 Oktober 2017 melalui wawancara dengan ex-pengelola kantin kejujuran ibu Sri Kustiyah, bahwa kantin kejujuran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu upaya menindaklanjuti program pemerintah, dalam hal ini Kejaksaan Agung, mengenai perlunya pendidikan awal pencegah korupsi/ketidakjujuran di kalangan generasi muda dan anak sekolah. Sebagimana dinyatakan oleh Nidhaul bahwa dalam menumbuhkan karakter anti korupsi, sekolah memerlukan dukungan dari pihak pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan pendidikan. Pendidikan anti korupsi perlu dimasukkan dalam muatan kurikulum sebagai cara pemerintah dalam memberantas korupsi sejak dini. Kurikulum yang didalamnya berisi tentang pendidikan anti korupsi akan mempermudah sekolah-sekolah yang telah mempunyai tekad memberantas korupsi sejak dini melalui penanaman karakter anti korupsi pada peserta didik (Nidhaul, 2016: 176).

(19)

3

Program Kantin Kejujuran SMKN 1 Salatiga telah dimulai sejak tahun 2011. Pelaksanaan kegiatan “Kantin Kejujuran” ini dilaksanakan setiap hari senin-jumat (full day school), dimulai dari bulan Januari 2011 dan berlanjut pada tahun pelajaran berikutnya, kecuali pada hari libur, saat dilaksanakan ujian tengah semester dan ujian akhir semester atau sesuai dengan kebijakan sekolah. Lokasi “Kantin Kejujuran” pada awalnya berada di samping BC

mart (Bisnis Centre), yakni pusat bisnis sekolah. Kemudian pada tahun 2014, kantin kejujuran berpindah lokasi di samping ruang OSIS. Selain BC mart, juga terdapat beberapa kantin di SMKN 1 Salatiga ini. Namun, kantin kejujuran masih memiliki banyak pelanggan. Kantin kejujuran berusaha untuk menambah beberapa variasi makanan dan minuman yang belum ada di kantin lainnya. Makanan dan minuman ada yang dibeli dari persediaan barang milik gudang BC mart, selain itu juga ada supplier (pihak luar masyarakat maupun siswa dan guru di sekolah) yang memasok barang dagangan di kantin kejujuran. Atau dengan kata lain, kantin kejujuran sebagai distributor.

(20)

4

Adanya program kantin kejujuran ini selain melatih pembeli untuk jujur, juga mengajarkan rasa tanggung jawab. Jika pembeli mulai terbiasa berlaku jujur, maka secara tidak langsung mereka juga telah memiliki rasa tanggung jawab terhadap hal yang telah mereka lakukan. Selain pembeli, sikap jujur dan tanggung jawab juga harus dilaksanakan oleh penjaga kantin, yang mana mereka adalah siswa-siswi kelas XI yang bertugas sesuai jadwal rolling yang telah diputuskan oleh pengelola kantin. Adapun tujuan diadakannya program kantin kejujuran, yaitu: 1) melatih siswa bersikap jujur melalui tindakan nyata agar terbentuk kepribadian positif; 2) melatih siswa mengelola program kewirausahaan secara kolektif agar tertanam sifat kebersamaan, disiplin, dan tanggung jawab; serta 3) menanamkan jiwa kewirausahaan di kalangan siswa sebagai bekal untuk hidup di masyarakat.

Samani dan Hariyanto (2012: 51) mengemukakan, jujur adalah menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworthisness), dan tidak curang (no cheathing). Di dalam buku

Pendidikan Karakter Perspektif Islam yang ditulis oleh Abdul Majid dan

Dian Andayani menyatakan bahwa kejujuran didefinisikan sebagai sebuah nilai karena perilaku menguntungkan baik bagi yang mempraktikkan maupun bagi orang lain yang terkena akibatnya (Abdul Majid, 2011: 42).

(21)

5

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar.

Perintah Allah SWT tersebut mengenai perilaku terpuji (akhlak mahmudah) yakni jujur harus kita tanamkan pada diri sendiri dengan

mengucapkan perkataan dan perbuatan yang benar sesuai dengan ajaran Rasulullah. Jujur juga menjadi kewajiban yang sepatutnya kita lakukan dengan penuh tanggung jawab.

Tanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Berkewajiban menanggung, memikul tanggung jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Menurut Hawari (2012: 199) tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi setiap hari, apakah kita cukup bertanggungjawab untuk memegang komitmen, menggunakan sumber daya, menjadi toleran dan sabar, menjadi jujur dan adil, membangun keberanian serta menunjukkan kerja sama.

(22)

6

juga harus menanamkan nilai moral pada siswa yang sesuai dengan norma yang berlaku. Kesadaran akan pentingnya norma dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting untuk ditanamkan kepada setiap individu sejak usia dini. Kita dapat mendesain sebuah lingkungan yang berdedikasi pada kejujuran (Fahreza, 2011: 133). Oleh karena itu, mutlak diperlukan berbagai upaya ke arah penguatan budi pekerti pada seluruh satuan dan jenjang pendidikan melalui pembinaan kesadaran terhadap penerapan dan penegakan hukum.

(23)

7

eksternal, para siswa juga berkewajiban melaksanakan tugas Prakerin di lingkungan internal, salah satunya di kantin kejujuran. Tentunya dengan berbagai tugas diatas, penjaga kantin juga seharusnya memiliki sikap jujur dan tanggung jawab terhadap tugasnya agar menjadi panutan bagi pembeli. Bukan bermaksud menyalahi aturan pada sistem kelola kantin kejujuran, akan tetapi dengan adanya seorang penjaga kantin kejujuran dimaksudkan agar siswa merasa segan jika berbuat curang. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir dan menekan angka kerugian kantin kejujuran. Bahkan kantin kejujuran ini juga telah menorehkan prestasinya dengan mendapatkan piagam penghargaan dari Kejaksaan Negeri Salatiga.

Terlepas dari prestasi tersebut, problem yang biasa muncul pada kantin kejujuran yakni masih terjadi kecurangan yang dilakukan para siswanya. Kecurangan ini bisa dikatakan ada beberapa unsur di dalamnya, yaitu bisa saja mereka sengaja melakukan transaksi yang tidak semestinya, ada juga yang melakukannya karena terpaksa atau “kepepet” ingin jajan

tetapi tidak ada uang, dan bisa juga karena mereka lupa. Kecurangan yang dilakukan bisa juga terjadi ketika ada kesempatan yang mendukung untuk mengambil barang dan makanan dengan transaksi pembayaran yang tidak sesuai. Contohnya, ketika hasil penjualan dalam satu hari pernah mengalami minus atau kerugian dengan jumlah hingga kisaran Rp20.000, maka yang

(24)

8

Kantin kejujuran dapat merefleksikan tabiat para siswa yang ada di sekolah itu. Jika eksistensi kantin kejujuran tidak dapat bertahan lama karena bangkrut, maka hampir dipastikan para siswa di sekolah itu tidak lagi berlaku jujur. Tetapi sebaliknya, kantin akan semakin maju saat semua siswa memegang tinggi asas kejujuran dalam kesehariannya. Terdapat beberapa sekolah yang harus menutup kantin kejujuran tersebut karena mengalami kerugian. Seperti yang termuat dalam radar Tarakan sebagai berikut:

SMAN 1 Tanjung Selor Tarakan harus menutup kantin yang baru saja didirikan di sekolah tersebut karena diduga telah terjadi kecurangan. Hal yang serupa juga dialami oleh SMUN 01 Boyolangu kabupaten Tulungagung. Kantin kejujuran SMUN 01 Boyolangu ini diresmikan bertepatan dengan peringatan hari antikorupsi sedunia. Selain kejaksaan dan muspida setempat, Bupati Tulungagung Heru Tjahjono beserta seluruh jajarannya menyempatkan hadir dalam acara peresmian kantin kejujuran tersebut. Namun semangat dalam rangka menerapkan pendidikan antikorupsi di sekolah tersebut harus terkikis, karena kantin tersebut mengalami kebangkrutan dan harus ditutup (Dharma, 2009: 1).

Dengan melihat masih terdapat persoalan pada kantin kejujuran yang terjadi di SMK N 1 Salatiga, yang berkaitan dengan penyelenggaraan kantin kejujuran, maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap kantin kejujuran di sekolah tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berkeinginan untuk meneliti permasalahan dengan judul “IMPLEMENTASI KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA

(25)

9 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengelolaan Kantin Kejujuran dalam upaya menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018?

2. Apa problematika yang dihadapi dalam penerapan Kantin Kejujuran dalam upaya menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018?

3. Bagaimana penanaman sikap jujur dan tanggung jawab melalui pelaksanaan kantin kejujuran siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem pengelolaan Kantin Kejujuran dalam upaya menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Mengetahui problematika yang dihadapi dalam penerapan Kantin Kejujuran dalam upaya menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.

(26)

10 D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan agama Islam khususnya di bidang pendidikan akhlak. Bahwa dalam pendidikan akhlak dapat menggunakan berbagai metode pengajaran. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik: Agar membiasakan diri dan terbentuk akhlak mahmudah dalam diri setiap peserta didik.

b. Bagi guru: Menanamkan dan meningkatkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kegiatan lainnya di luar KBM.

c. Bagi sekolah: Agar menjadi rujukan bahwasanya pendidikan agama Islam khususnya di bidang akhlak tidak hanya dapat diajarkan di kelas, namun dapat juga dengan metode lain seperti yang terdapat pada kantin kejujuran ini.

d. Bagi Dinas Pendidikan: Agar dapat mencetak generasi muda yang berakhlak mulia sesuai fungsi pendidikan nasional.

(27)

11 E. Penegasan Istilah

1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran a. Sistem

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 842) dinyatakan bahwa sistem adalah (1) seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; (2) susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya; dan (3) metode. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diartikan bahwa sistem adalah beberapa unsur yang secara teratur saling berkaitan satu sama lain.

b. Pengelolaan

Adisasmita (2011: 22) mengemukakan bahwa, “Pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi, pengelolaan merupakan rangkaian cara dalam mengatur dan mengurus suatu kegiatan yang meliputi fungsi manajemen untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

c. Kantin Kejujuran

(28)

12

sekolah adalah tempat di sekolah dimana segenap warga sekolah dapat membeli panganan jajan, baik berupa pangan siap saji maupun pangan olahan (Nababan, 2012: 3). Berdasarkan pengertian di atas, maka kantin merupakan tempat di sekolah yang menjual aneka makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi semua warga sekolah.

Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan menginternalisasikan nilai keterbukaan, ketaatasasan, tanggung jawab, kemandirian, dan keadilan melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan secara terbuka dan mandiri dalam rangka membiasakan kehidupan yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab. (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010: 6)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kantin kejujuran adalah tempat menjual makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi semua warga sekolah. Pembeli melayani dirinya sendiri baik dalam mengambil barang, membayar dan mengambil uang kembalian di kotak uang yang telah disediakan, tanpa ada petugas penjaga yang melayani.

(29)

13

kejujuran. Jadi, dengan adanya kantin kejujuran ini, harus memiliki tata kelola yang baik agar dapat mencapai target sasaran yaitu penanaman sikap jujur dan tanggung jawab.

Dari paparan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa indikator pengelolaan kantin kejujuran sebagai berikut:

a) Tahap perencanaan kantin kejujuran

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan tujuan, visi dan misi serta pelaksanaan sosialisasi kepada warga sekolah. Sosialisasi diadakan ketika kegiatan MOS berlangsung dengan tujuan agar siswa mengetahui program kantin kejujuran. Selain dengan cara sosialisasi tersebut, cara lain juga dapat digunakan ketika upacara telah usai, maka guru menyampaikan beberapa informasi penting untuk warga sekolah, terutama siswa.

b) Tahap pengorganisasian kantin kejujuran

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu membentuk struktur organisasi kepengurusan kantin kejujuran. Kantin kejujuran dikelola oleh guru ekonomi yang dibantu dengan petugas kantin kejujuran.

c) Tahap pelaksanaan kantin kejujuran

(30)

14

tersebut. Dalam pelaksanaan kantin kejujuran ini bukan hanya melibatkan peran siswa, tetapi juga terdapat beberapa peran dari guru.

d) Tahap pengevaluasian kantin kejujuran

Sistem evaluasi pada kantin kejujuran dilakukan setiap hari dan setiap minggu dan diumumkan ketika upacara pada hari Senin. 2. Problematika Penerapan Kantin Kejujuran

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan yang menimbulkan permasalahan (Debdikbud, 2002: 276). Syukir (1983: 65) mengemukakan problematika adalah suatu kesenjangan yang mana antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan.

Jadi, problematika menurut peneliti adalah persoalan yang timbul karena adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang perlu adanya pemecahan atau penyelesaian. Problematika kantin kejujuran dapat diartikan suatu persoalan yang belum terpecahkan yakni salah satunya masih terjadinya beberapa kecurangan/ketidakjujuran yang dilakukan siswa di kantin kejujuran.

(31)

15

a. Jumlah barang dan alat yang dibutuhkan sangat banyak sehingga memakan banyak tempat.

b. Sekolah belum mampu menyediakan peralatan dan bahan yang memadai.

c. Tingkat kejujuran siswa yang relative masih lemah.

d. Terbatasnya dana sekolah untuk pengadaan kantin kejujuran. e. Pengelolaan manajemen yang belum maksimal.

3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui Kantin Kejujuran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian penanaman adalah proses, perbuatan dan cara menanamkan (DepDikBud, 1990: 895). Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penanaman sikap jujur dan tanggung jawab melalui kantin kejujuran adalah proses yang dilakukan dengan perbuatan atau tindakan melalui kantin kejujuran dimana dalam program tersebut dapat menanamkan kebiasaan sikap jujur dan tanggung jawab siswa.

a. Jujur

Samani dan Hariyanto (2012: 51) mengemukakan, jujur adalah menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworthisness), dan tidak curang (no cheathing).

(32)

16

akan tetapi terkadang melalui perbuatan. (Ahmad Amin, 2012: 142). Jujur berarti adanya kesesuaian antara perkataan dan perbuatan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

b. Tanggung Jawab

Menurut Hawari (2012: 199) tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi setiap hari, apakah kita cukup bertanggungjawab untuk memegang komitmen, menggunakan sumber daya, menjadi toleran dan sabar, menjadi jujur dan adil, membangun keberanian serta menunjukkan kerja sama. Tanggung jawab dapat diartikan sebagai wujud nyata dalam menjalankan komitmen, menanggung segala sesuatu yang telah diperbuat.

Adanya program kantin kejujuran SMKN 1 Salatiga ini diharapkan dapat melatih sikap jujur dan tanggung jawab kepada siswa-siswinya. Dengan terwujudnya sikap jujur dan tanggung jawab, maka dapat mengurangi tindak kecurangan yang dapat merusak generasi muda, baik di sekolah maupun ketika hidup bermasyarakat.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas, indikator implementasi kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sikap jujur siswa adalah sebagai berikut:

(33)

17

2. Siswa yang melihat kecurangan yang dilakukan siswa lain di kantin kejujuran dapat menyampaikan kejadian tersebut kepada guru/pengelola/petugas kantin kejujuran.

3. Siswa membayar transaksi ketika jajan di kantin kejujuran sesuai dengan jumlah barang yang dibelinya.

4. Petugas kantin kejujuran merekapitulasi jumlah penjualan sesuai dengan barang yang terjual (kesesuaian antara laporan penjualan dengan barang yang terjual)

Berdasarkan beberapa teori yang telah dijelaskan di atas, indikator implementasi kantin kejujuran dalam upaya menanamkan tanggung jawab siswa adalah sebagai berikut:

1. Siswa dapat bertanggung jawab atas semua hal yang telah dilakukan ketika ia berbuat curang di kantin kejujuran dan melaksanakan sanksi dari guru.

2. Petugas kantin kejujuran (siswa) dapat bertanggung jawab melaksanakan tugasnya dengan baik ketika praktik di kantin kejujuran.

3. Siswa dapat mentaati peraturan di kantin kejujuran. F. Sistematika Penulisan

(34)

18

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Membahas secara tuntas judul yang ada sesuai dengan teori yang mendukungnya. Pengertian implementasi kantin kejujuran dalam menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. Berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data.

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA. Berisi Gambaran Umum SMK N 1 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 yang meliputi sejarah perkembangan sekolah, identitas sekolah, visi dan misi, tenaga pendidik, daftar siswa, kegiatan ekstakurikuler di sekolah, program kantin kejujuran, dan temuan hasil penelitian berupa implementasi kantin kejujuran, problematika yang dihadapi, serta penanaman sikap jujur dan tanggung jawab melalui kantin kejujuran siswa SMK N 1 Salatiga..

(35)

19 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sistem Pengelolaan Kantin Kejujuran a. Sistem

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 842) dinyatakan bahwa sistem adalah (1) seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; (2) susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya; dan (3) metode. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diartikan bahwa sistem adalah beberapa unsur yang secara teratur saling berkaitan satu sama lain.

b. Pengelolaan

Adisasmita (2011: 22) mengemukakan bahwa, “Pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi, pengelolaan merupakan rangkaian cara dalam mengatur dan mengurus suatu kegiatan yang meliputi fungsi manajemen untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

(36)

20

mengambil pandangan dari George R. Terry (dalam Soekarno, 1980: 66) yang merumuskan fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan atau pelaksanaan), dan controlling (pengendalian atau pengawasan) yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Perencanaan

Perencanaan menurut Soekarno adalah persiapan-persiapan tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan berisi tentang what (apa maksud tujuan yang hendak dicapai), how (bagaimana cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut), why (mengapa seperti itu), where (di mana tempat kegiatan usaha akan dilaksanakan), when (kapan rencana itu dilaksanakan), dan who (siapa yang akan melaksanakan) (Soekarno, 1980: 70).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah persiapan matang dalam suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan di masa mendatang.

2) Pengorganisasian

(37)

21

pengorganisasian dapat diartikan sebagai suatu proses atau usaha dalam menyusun struktur organisasi, dimana setiap posisi jabatan ditempati oleh orang yang menguasai atau ahli dalam bidang tugas yang diberikan.

3) Penggerakan/pelaksanaan

Actuating menurut George R. Terry (dalam Herujito, 2006: 179) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain bertindak. Soekarno berpendapat actuating sebagai penggerakan adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang-orang, supaya orang tersebut suka dan mampu bekerja (Soekarno, 1980: 86).

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa penggerakan adalah proses dan upaya yang dilakukan untuk menggerakkan anggota dalam organisasi sehingga terjalin kerja sama yang baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4) Pengendalian/pengawasan

Pengendalian atau pengawasan adalah tugas untuk mencocokkan sampai di mana program atau rencana yang telah dilaksanakan (Soekarno, 1980: 104). Dengan demikian diketahui kelemahan, kekurangan, serta dapat mencari jalan keluar untuk mengatasinya.

(38)

22

lanjutnya. Tujuan pengendalian adalah untuk menjamin kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan (Usman, 2010: 504).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pengertian pengendalian adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dengan perencanaan, sehingga dapat diketahui kelemahan, kekurangan serta solusi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Kantin Kejujuran 1) Pengertian

Kantin sekolah adalah tempat di sekolah dimana segenap warga sekolah dapat membeli panganan jajan, baik berupa pangan siap saji maupun pangan olahan (Nababan, 2012: 3). Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan menginternalisasikan nilai keterbukaan, ketaatasasan, tanggung jawab, kemandirian, dan keadilan melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan secara terbuka dan mandiri dalam rangka membiasakan kehidupan yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010: 6).

(39)

23

sekolah. Pembeli melayani dirinya sendiri (self-service system) baik dalam mengambil barang, membayar dan mengambil uang kembalian di kotak uang yang telah disediakan, tanpa ada petugas penjaga yang melayani.

2) Dasar Hukum

Dasar hukum pedoman pengembangan kantin kejujuran ini adalah sebagai berikut (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010: 3):

a) Ketetapan MPR-RI Nomor IV Tahun 1973 tentang Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

b) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pada pasal 27 dan pasal 30. c) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan

Negara.

d) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

e) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

f) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda.

g) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah.

(40)

24 3) Tujuan

Tujuan penyelenggaraan kantin kejujuran adalah untuk mendukung kualitas sumber daya manusia melalui upaya menanamkan, menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan nilai-nilai keterbukaan, ketaat asas, tanggung jawab, kemandirian, dan keadilan peserta didik melalui praktik pendidikan di lingkungan sekolah secara mandiri dan terbuka (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:7)

4) Manfaat

Manfaat Kantin Kejujuran sebagaimana disampaikan oleh Drs. H. Didik Pradigdo dalam Workshop Pembinaan Nilai-Nilai Kejujuran siswa SMA/SMK Jawa Tengah pada Rabu, 11 Agustus 2010 adalah sebagai berikut:

a) Bagi Siswa: dapat melatih kejujuran dan sikap tanggung jawab yang diberikan, serta sikap kemandirian.

b) Bagi Guru: sebagai sarana mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran yang telah diajarkan di dalam kelas.

c) Bagi Sekolah: terbentuknya perilaku dan lingkungan yang jujur di sekolah.

5) Indikator Pengelolaan Kantin Kejujuran

(41)

25

Kejujuran Siswa SMA/SMK Propinsi Jawa Tengah Tahun 2009 (Kustiyah, 2009: 9), sebagai berikut:

a) Sosialisasi dilaksanakan ke seluruh warga sekolah

b) Dikelola secara demokratis dan transparan di bawah bimbingan guru Pendidikan Kewarganegaraan bekerja sama dengan guru ekonomi

c) Petugas dilakukan oleh peserta didik diatur oleh sekolah melalui OSIS secara bergiliran

d) Membuka dan menutup kantin setiap hari e) Menyediakan barang yang akan dijual

f) Mencatat persediaan dan pembelian barang setiap hari

g) Membuat laporan mingguan yang dipublikasikan di papan pengumuman

2. Problematika Pengelolaan Kantin Kejujuran

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan yang menimbulkan permasalahan (Debdikbud, 2002: 276). Syukir (1983: 65) mengemukakan problematika adalah suatu kesenjangan yang mana antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan.

(42)

26

adanya pemecahan atau penyelesaian. Problematika kantin kejujuran dapat diartikan suatu persoalan yang belum terpecahkan yakni masih terjadinya beberapa kecurangan/ketidakjujuran yang dilakukan siswa di kantin kejujuran.

3. Penanaman Sikap Jujur dan Tanggung Jawab melalui Kantin Kejujuran

a. Jujur

1) Pengertian Jujur

Jujur dalam arti sempit adalah sesuainya ucapan lisan dengan kenyataan. Dan dalam pengertian yang lebih umum adalah sesuainya lahir dan batin. Maka orang yang jujur bersama Allah dan bersama manusia adalah orang yang sesuai lahir dan batinnya (Azizah Munawaroh, 2012: 13).

(43)

27

Jujur adalah sikap yang ditunjukkan dengan perbuatan dan perkataan yang sebenarnya, tidak berbohong, dan tidak melakukan perbuatan curang. Dalam hal ini, jujur merupakan perbuatan yang dilakukan dengan tidak membohongi diri sendiri maupun orang lain. Nilai kejujuran ini dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai fondasi awal dalam mencegah tindakan korupsi (Rosikah dan Listianingsih, 2016: 67). Jujur ialah mengabarkan pada manusia terhadap sesuatu yang diyakini bahwa hal itu benar adanya. Kabar tidak hanya perkataan, akan tetapi terkadang melalui perbuatan. (Ahmad Amin, 2012: 142).

Jujur berarti adanya kesesuaian antara perkataan dan perbuatan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Jujur dalam perbuatan merupakan realisasi dari setiap unsur kejujuran, karena melalui perbuatan akan dapat diketahui kejujurannya. Jujur dalam perbuatan, maksudnya memperlihatkan sesuatu itu apa adanya, tidak dibuat-buat dan basa-basi, aktivitas lahiriah sesuai dengan batinnya. Jika setiap niat tulus dan ucapan yang baik dilakukan dengan penuh kejujuran, maka akan semakin indah pula jika diwujudkan dalam amal perbuatan.

2) Indikator Sikap Jujur

Menurut Mustari (2011: 19), indikator sikap jujur siswa di sekolah antara lain:

(44)

28

b) Bersedia mengakui kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan diri

c) Tidak suka mencontek d) Tidak suka berbohong

e) Tidak memanipulasi fakta/informasi f) Berani mengakui kesalahan

3) Manfaat Sikap Jujur

Manfaat sikap jujur menurut Fahreza (2011: 41) adalah sebagai berikut:

a) Kelegaan hati dan ketenangan jiwa.

b) Berkah dalam usaha dan bertambahnya kebaikan.

c) Mendapatkan keberuntungan berupa kedudukan para syuhada. d) Selamat dari sesuatu yang tidak disukai.

e) Mengundang kepercayaan dari orang lain. 4) Bentuk Sikap Jujur

Bentuk-bentuk kejujuran menurut Al-Jazairi (2014: 302) adalah sebagai berikut:

(45)

29

5) Langkah-Langkah Membangun Sikap Jujur

Menurut Aunillah (2011: 49) ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam membangun karakter jujur pada siswa. Di antaranya adalah sebagai berikut:

a) Proses pemahaman terhadap kejujuran itu sendiri

Dirasa sangat sulit menanamkan sikap jujur kepada siswa apabila guru tidak memberikan pemahaman yang memadai tentang makna kejujuran. Sebab selama ini, siswa sekadar mengerti bahwa salah satu ciri orang yang baik adalah bersikap jujur. Sayangnya, ia kurang memahami alasan seseorang harus bersikap jujur, pengaruhnya terhadap berbagai hal, serta cara menumbuhkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, tema kejujuran berhenti sebatas pemahaman yang dihafalkan, namun tidak sampai pada tahap penghayatan dan pengalaman.

b) Menyediakan sarana yang dapat merangsang tumbuhnya sikap jujur

(46)

30

bantu yang dapat digunakan sebagai sarana untuk pembiasaan sikap jujur, salah satunya dengan kantin kejujuran. Dengan ini, akan terciptanya iklim kejujuran di lingkungan sekolah sehingga peserta didik dapat terbiasa melakukan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

c) Keteladanan

Ketika di sekolah, guru merupakan sosok panutan bagi siswa, yang segala gerak-geriknya dan sikapnya ditiru oleh peserta didik. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan sikap jujur pada siswa, guru juga harus memberikan contoh yang konkret dengan cara berusaha bersikap jujur dan disiplin dalam setiap kesempatan.

d) Terbuka

Di lingkungan sekolah, guru harus berusaha membangun iklim keterbukaan dengan siswa. Jika ada siswa yang melakukan pelanggaran, sebaiknya ia ditegur dengan cara menunjukkan letak kesalahannya. Sedapat mungkin, guru tidak berusaha menutupi kesalahan yang dilakukan oleh siswa dengan alasan apapun. Sebab, hal ini dapat menjadikan siswa selalu merasa aman saat berbuat kesalahan.

e) Tidak bereaksi berlebihan

(47)

31

bereaksi secara wajar sekaligus membantunya agar berani mengatakan kebenaran. Sebab, sebenarnya, ia sadar bahwa kebohongan yang telah ia lakukan membuat gurunya kecewa. Namun, jika guru bereaksi berlebihan saat menunjukkan kekecewaan, siswa akan merasa ketakutan untuk berkata jujur di depan gurunya.

b. Tanggung jawab

1) Pengertian Tanggung Jawab

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya, bila terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan. Adapun dalam kamus hukum, tanggung jawab adalah suatu keharusan bagi seorang untuk melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepadanya. Sementara itu, tanggung jawab menurut hukum, Notoatmojo menyatakan bahwa tanggung jawab adalah konsekuensi seseorang tentang perbuatannya yang berkaitan dengan etika moral dalam melakukan perbuatan (Rosikah dan Listianingsih, 2016: 75).

(48)

32

Samani dan Hariyanto (2012: 51) mengemukakan bahwa tanggung jawab ialah melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan mengatasi stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.

Menurut Hawari (2012: 199) tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi setiap hari, apakah kita cukup bertanggungjawab untuk memegang komitmen, menggunakan sumber daya, menjadi toleran dan sabar, menjadi jujur dan adil, membangun keberanian serta menunjukkan kerja sama. Menurut Mohamad Mustari (2011: 21) bertanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan.

(49)

33

sesungguhnya ia tidak pantas untuk menerima apa yang selama ini menjadi haknya (Abdullah Munir, 2010: 90).

Dari beberapa pengertian tentang tanggung jawab di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan kesadaran seseorang dalam melakukan atau menunaikan kewajiban terhadap hal yang telah dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Tanggung jawab juga dapat dikatakan sebagai upaya dalam menanggung risiko terhadap semua hal yang telah diputuskan atau dengan kata lain dapat berkomitmen baik dalam ucapan maupun tindakan.

2) Manfaat Tanggung Jawab

Dalam buku yang diterbitkan KemenDikBud (2016: 4) dalam upaya meningkatkan partisipasi pendidikan anak, baik di satuan pendidikan maupun di rumah, tanggung jawab memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:

a) Dengan sikap yang bertanggung jawab, seseorang akan dipercaya, dihormati dan dihargai serta disenangi oleh orang lain.

b) Sikap berani mengakui kesalahan yang dilakukan dan mau mengubah dengan tindakan yang lebih baik merupakan kunci meraih kesuksesan.

(50)

34

d) Sikap bertanggung jawab akan membuat seseorang bertindak lebih hati-hati dengan perencanaan yang matang.

e) Sikap bertanggung jawab membuat seseorang lebih kuat dan tegar menghadapi permasalahan yang harus diselesaikan.

3) Macam-macam Tanggung Jawab

Dengan tertibnya penggunaan hak dan kewajiban timbullah rasa tanggung jawab. Di manapun dan kapanpun, tingkat perolehan hak seseorang selalu berlangsung di dalam saling berhubungan dengan penunaian tanggung jawab manusia, baik secara individual maupun kolektif. Tanggung jawab yang baik berada pada perimbangan yang serasi antara perolehan hak dan penunaian kewajiban. Untuk itu perlu ada perumusan konsep tanggung jawab manusia secara lengkap. Dalam Sukanto (1985) yang dikutip Mohamad Mustari (2011: 22-23) menyatakan bahwa di antara tanggung jawab yang mesti ada pada manusia adalah:

a) Tanggung jawab kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, dan memohon petunjuk. Semua manusia bertanggung jawab kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta.

(51)

35

c) Tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi yang berlebihan dalam mencari nafkah, ataupun sebaliknya, dari bersifat kekurangan ekonomi.

d) Tanggung jawab terhadap anak, suami/istri, dan keluarga. e) Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar.

f) Tanggung jawab berfikir, tidak perlu mesti meniru orang lain dan menyetujui pendapat umum atau patuh secara membuta terhadap nilai-nilai tradisi, menyaring segala informasi untuk dipilih.

g) Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan. Mohamad Mustari (2011: 24-25) berpendapat tentang macam-macam tanggung jawab, yaitu:

a) Tanggung Jawab Personal

Tanggung jawab diasosiasikan dengan kewajiban, sesuatu yang ditanamkan kepada seseorang dari luar. Padahal, tanggung jawab itu sepenuhnya tindakan sukarela. Ia merupakan respon kita pada kebutuhan orang lain. Jika kita lihat Bahasa Inggrisnya, untuk „bertanggung jawab‟ (responsible) berarti kita

bersedia „menjawab‟ (respond).

(52)

36

kemudian dia harus bertanggung jawab. Jika memilih posisi untuk menjadi orang berkuasa, maka ia pun mempunyai tanggung jawab untuk berada di posisi tersebut. Apakah orang itu bertanggung jawab atau tidak, tergantung pada tinggi rendahnya dan baik buruknya akhlak orang itu. Bertanggung jawab berarti melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh, berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan dan tingkah lakunya. Dari sini timbul indikasi-indikasi yang diharuskan dalam diri seseorang yang bertanggung jawab. Ciri-ciri tersebut di antaranya:

(1) Menjaga kehormatan diri (2) Selalu waspada

(3) Memiliki komitmen pada tugas

(4) Melakukan tugas dengan standard yang terbaik (5) Mengakui semua perbuatannya

(6) Menepati janji

(7) menanggung risiko atas tindakan dan ucapannya

(53)

37

penting dalam menentukan kesuksesan. Kedua faktor kontrol (internal dan eksternal) itu mestilah seimbang.

b) Tanggung Jawab Moral

Mohamad Mustari (2011: 26) tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran bahwa seseorang mempunyai kewajiban moral dalam situasi tertentu. Tidak taat pada kewajiban-kewajiban moral, kemudian, menjadi alasan untuk diberikan hukuman hukuman berlaku kepada mereka yang mampu berefleksi atas situasi mereka, membentuk niat tentang bagaimana mereka bertindak, dan kemudian melakukan tindakannya itu. Mereka ini disebut dengan agen-agen moral (moral agents).

Masyarakat umumnya beranggapan bahwa manusia bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan akan mengatakan bahwa mereka layak mendapatkan pujian atau tuduhan atas apa yang mereka kerjakan. Demikian karena manusia itu pada dasarnya bertindak bebas.

(54)

38 c) Tanggung Jawab Sosial

Mohamad Mustari (2011: 27) sebegitu besarnya tanggung jawab membebani manusia, sehingga manusiapun mesti bertanggung jawab kepada masyarakat di sekelilingnya. Inilah yang disebut dengan tanggung jawab sosial (social reponsibility). Tanggung jawab sosial itu bukan hanya masalah

memberi atau tidak membuat kerugian kepada masyarakat. Tetapi bisa juga tanggung jawab sosial itu merupakan sifat-sifat kita yang perlu dikendalikan dalam hubungannya dengan orang lain. Nilai-nilai yang harus ada pada kita apabila berinteraksi dalam masyarakat atau dengan orang lain di antaranya adalah: (1) Senantiasa berbicara benar

(2) Menghindari perasaan iri dengki (3) Tidak bakhil

(4) Bersikap pemaaf (5) Adil

(6) Amanah (7) Tidak sombong

4) Cara Menjadi Orang yang Bertanggung Jawab

(55)

39

b) Jalankanlah urusanmu dengan baik. Jangan melakukan hal lain semata-mata karena kau menganggap hal itu perlu engkau lakukan.

c) Bertanggungjawablah pada apa pun yang engkau lakukan, jangan menyalahkan orang lain.

d) Gunakan otakmu, pikirlah sebelum bertindak, pikirkanlah akibat-akibat dari perbuatanmu (Samani dan Hariyanto, 2012: 56).

B. Kajian Pustaka

Kajian penelitian terdahulu sangat berguna bagi pembahasan skripsi ini. Untuk mengkaji skripsi ini, peneliti melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti menemukan 4 peneliti yang memperbincangkan tentang kantin kejujuran dan sikap jujur serta tanggung jawab. Diantaranya sebagai berikut:

Pertama, skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Kejujuran Melalui Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X Di MAN Bangil Pasuruan Tahun 2015” yang ditulis oleh Abdul Malik, Jurusan Pendidikan

(56)

40

pada penelitian terdahulu diwujudkan melalui mata pelajaran Sosiologi, sedangkan penelitian ini diwujudkan melalui program kantin kejujuran. Bukan hanya itu, dalam penelitian ini yang peneliti lakukan tidak hanya membahas kejujuran, melainkan juga sikap tanggung jawab.

Kedua, skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Kelas XI IPS-5 SMA Negeri 2 Baekudus Tahun Pelajaran 2012/2013”, yang ditulis oleh Erlin Aristiana Novita Sari, jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Muria Kudus 2013. Tujuan penulisan skripsi ini yaitu mendeskripsikan tanggung jawab siswa dalam kegiatan pembelajaran sesudah diberi layanan penguasaan konten dan diperoleh peningkatan tanggung jawab siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui layanan penguasaan konten pada kelas XI IPS.5 SMA N 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi ini sama-sama membahas sikap tanggung jawab. Perbedaannya, jika dalam skripsi yang ditulis Erlin ini diwujudkan melalui pembelajaran kelas, sedangkan yang peneliti lakukan diwujudkan melalui pembelajaran di luar kelas (kantin kejujuran).

Ketiga, skripsi dengan judul “Implementasi Nilai Kejujuran di

Sekolah Dasar Negeri Kotagede 5 Yogyakarta”, yang ditulis oleh Alex Dwi

(57)

41

nilai kejujuran di SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta. Persamaannya dengan penelitian ini yakni sama-sama membahas kejujuran. Perbedaannya, jika dalam penelitian yang dilakukan Alex ini, nilai kejujuran diimplementasikan melalui pengintegrasian dalam kegiatan pengembangan diri, mata pelajaran, dan budaya sekolah. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan lebih spesifik dalam satu media, yakni melalui kantin kejujuran. Selain itu, dalam penelitian Alex ini lebih khusus kepada peran guru, berbeda dengan peneliti yang lebih umum pada peran semua warga sekolah.

Keempat, skripsi yang berjudul “Internalisasi Nilai-Nilai Karakter

(58)

42

(59)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moleong, 2008: 26). Peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu SMK N 1 Salatiga untuk mengamati fenomena yang berhubungan dengan siswa, guru, dan pengelola kantin kejujuran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2008: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

(60)

44 B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di SMK N 1 Salatiga Jalan Nakula Sadewa 1-3 Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Khususnya di area kantin kejujuran. Adapun pemilihan SMK N 1 Salatiga sebagai tempat penelitian karena realitas bahwa kantin kejujuran di SMK N 1 merupakan salah satu pioneer dan masih tetap eksis hingga sekarang. Bahkan kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga mendapatkan sebuah piagam penghargaan atas prestasi di dunia pendidikan dalam pengelolaan kantin kejujuran dari Kejaksaan Negeri Salatiga pada tahun 2013. Penelitian dilakukan pada 4 April-11 Mei 2018.

C. Sumber Data

Ada dua sumber yang digunakan peneliti yaitu: 1. Data Primer

Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22). Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari siswa, guru PAI, guru BP, guru PKN, waka kesiswaan dan pengelola kantin kejujuran SMK N 1 Salatiga.

2. Data Sekunder

(61)

45

primer (Arikunto, 2010: 22). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah pedoman kantin kejujuran dan laporan keuangan kantin kejujuran. D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah: 1. Observasi

(62)

46

perilaku kejujuran dan tanggung jawab siswa yang dapat diaplikasikan di kantin kejujuran.

2. Interview atau Wawancara

Interview atau wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang sistematis kepada para responden. Wawancara bermakna tahapan cara interview (pewawancara) dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan (Soetrisno Hadi, 2000: 196).

Esterberg (Sugiyono, 2012: 319) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan tahu pula tujuan dari wawancara. Selain itu pada saat wawancara, peneliti sudah menetapkan dan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis.

(63)

47 3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2012: 329), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Peneliti mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian berupa foto terkait proses pembelanjaan di kantin kejujuran, buku pedoman kantin kejujuran, visi misi SMK N 1 Salatiga, dan laporan keuangan kantin kejujuran.

E. Analisis Data

Secara umum penelitian dengan metode kualitatif merupakan penelitian non hipotesis, maka proses analisis datanya seperti yang dikemukakan Moleong Lexy adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Sukandarrumidi, 2006: 101).

(64)

48 F. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2008: 324) ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008: 330). Pada teknik ini peneliti melakukan:

1. Triangulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

G. Tahap-tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:

(65)

49

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan peran kantin kejujuran dalam menanamkan sikap jujur dan tanggung jawab siswa SMK N 1 Salatiga. Data ini diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2011: 337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

a. Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

b. Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya secara naratif.

c. Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada. 4. Tahap Penulisan Laporan

(66)

50 BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Deskripsi Umum SMK N 1 Salatiga a. Identitas Sekolah

1) Nama sekolah : SMK N 1 Salatiga 2) Status Sekolah : Negeri

3) Tipe Sekolah : Kejuruan

4) NPSN : 20328453

5) Nomor Statistik Sekolah : 341036203001 6) Terakreditasi : A

7) Alamat :

a) Jalan : Nakula Sadewa 1/3, Kembangarum b) Kelurahan : Dukuh

c) Kecamatan : Sidomukti

d) Kota : Salatiga

8) No. Telepon : 0298-323566

9) Faximile : 0298-323566

10)Email : smk1salatiga@yahoo.com 11)Website : www.smkn1salatiga.sch.id

12)Kode Pos : 50722

(67)

51

14)Kecamatan : Sidomukti

15)Kota : Salatiga

16)Provinsi : Jawa Tengah

17)Tahun Berdiri : 1968

18)Kepmendikbud : No.IDPE/435/D/67

19)Kepala Sekolah : Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd.

20)NPWP : 00 018 931 6 505 000

21)Lembaga Kena Pajak : Bendahara SMK Negeri 1 Salatiga

22)Bank : BRI Cabang Salatiga

23)Jumlah Siswa : ± 1.329 siswa 24)Luas Lahan : ± 18.000 m2 25)Jumlah Guru / Karyawan : ± 111 orang 26)Jumlah Kelas : 39 rombel b. Sejarah Singkat SMKN 1 Salatiga

1) Riwayat Sekolah

(68)

52

Januari 1967, maka berdirilah SMEA Yang berstatus persiapan di Salatiga.

Atas dasar surat Kepala Kantor Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah tersebut, maka kami tingkatkan permohonan kami ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta agar kiranya ditingkatkan status SMEA persiapan menjadi SMEA Negeri dengan surat Kepala SMEA persiapan Negeri No. M/30/115 tanggal 25 Mei 1968, yang dilampiri rekomendasi dari IDPE propinsi Jawa Tengah, alhasil turunlah surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 191/UUK-3/1969 tanggal 25 Mei 1968, yang memberi peningkatan status persiapan menjadi Negeri. Turunnya Surat Keputusan Menteri tersebut membuat hati Kepala Sekolah, Guru dan Staf Tata Usaha Serta para siswa-siswi menjadi gembira bercampur bangga. Namun dibalik kegembiraan tersebut masih prihatin, sebab SMEA Negeri pada waktu iitu belum memiliki Gedung sekolah sendiri.

(69)

53

kesempatan untuk menempati Gedung Bangsal Kesenian milik SPG Negeri Salatiga dan masuk pagi hari. Perlu diketahui bahwa bangsal tersebut masih terbuka, tanpa penyekat dan tanpa pintu. Oleh karena itu, ruang yang luasnya kira-kira 300m2 dibagi lima dalam ruangan dengan sekat dinding bambu yang berlubang-lubang, sehingga sering terjadi keributan. Apabila murid-murid sedang diberi pelajaran, murid yang lain mengganggu lewat dinding tersebut. Karena sekat antara kelas yang satu dengan kelas yang lain mengganggu kelas-kelas yang lain. Untuk mengatasi polusi suara itu lalu diadakan semacam konsensus oleh para guru, yaitu bila kelas yang satu gurunya mengajar, kelas yang lain harus menulis. Namun sesekali juga terjadi terpaksa semua guru mengajar lisan, sehingga suara guru itu tumpang tindih saling mengisi, menyebabkan murid-murid sering bingung untuk membedakan mana suara guru kelasnya dengan suara guru kelasnya dengan suara guru di kelas lain.

(70)

54

yang berada di SPG Negeri ke kelas yang ada di SMA Kemiri kurang lebih 2 Km dengan mengayuh sepeda.

2) Pimpinan Sekolah

Adapun urutan Kepala Sekolah SMK N 1 Salatiga yang menjabat adalah sebagai berikut:

a) Sri Sadana, BA (Almarhum) Tahun 1968 s/d tahun 1982 b) R. Soeyono, MH (Almarhum) Tahun 1982 s/d tahun 1993 c) Drs. Soeparmo (Ymt Kepsek) Juli 1993 s/d September 1994 d) Drs. FX. Soewito, Januari 1994 s/d Januari 1996

e) Drs. S. Djoko Legowo, Februari 1996 s/d Desember 1998 f) Soetopo, B.Sc, 1 Desember 1998 s/d 1 Juni 1999

g) Moh. Baedhowi, Mei 1999 s/d Januari 2000

h) Moeljono, M.Pd, 1 Januari 2000 s/d 28 Februari 2007 i) Bambang Dwi H, S.Pd, 28 Februari 2007 s/d 2015 j) Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd. 2015 s/d sekarang c. Visi dan Misi

1) Visi

“Menjadi wahana pendidikan vokasi yang unggul dan kreatif

untuk mencetak sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur, kompeten, kompetitif dan peduli terhadap lingkungan”

2) Misi

Misi SMK N 1 Salatiga adalah sebagai berikut:

(71)

55

b) Mendidik peserta didik yang Unggul dan Kreatif dan Inovatif menjadi warga Negara yang bertanggungjawab dan berkarakter. c) Mendidik peserta didik, mampu menerapkan hidup sehat,

memiliki wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni.

d) Mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilan sesuai kompetensi keahliannya.

e) Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha sesuai dengan bidangnya yang peduli terhadap lingkungan.

f) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.

d. Sarana Prasarana

1) Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang 2) Ruang Administrasi : 1 ruang

3) Ruang Guru : 1 ruang

4) Ruang tunggu : 1 ruang

5) KM/WC : 20 ruang

6) Ruang WKS : 1 ruang

7) Ruang Teori : 1 ruang

8) Lab. Komputer (KKPI) : 2 ruang

9) Lab. Bahasa : 1 ruang

10) Ruang Multi Media : 1 ruang

Gambar

Tabel 3.2 Tabel data ekstrakurikuler siswa SMK N 1 Salatiga Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian, penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek, siswa SMP. Teknik pengumpulan data, observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( field research ) dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi,

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun teknik

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian field research (penelitian lapangan). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara

Teknik pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, alat pengumpulan data panduan observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi.Hasil

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan