• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA SUPERVISI IDEAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA JOMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA SUPERVISI IDEAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA JOMBANG."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

POLA

SUPERVISI IDEAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA JOMBANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh

QURROTA A’YUNI NIM. F0.3.21.20.57

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Abstrak

Kata kunci: pola supervisi, GPAI, KEMENAG Jombang.

Banyak diantara guru-guru yang sudah ada tidak memperdulikan semua kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh guru pendidikan agama Islam (GPAI) sehingga output pendidikan juga biasa saja atau bahkan semakin rusak karena dididik oleh GPAI yang kurang profesional. GPAI yang mungkin secara administrasi mempunyai ijazah PAI belum tentu benar-benar memiliki kemampuan atau kecakapan menjadi GPAI. Dan agar tujuan dari pendidikan dapat terealisasi dengan baik, maka profesionalitas GPAI harus dikembangkan. Berbagai cara dapat ditempuh dalam pengembangan profesional. Salah satunya adalah dengan supervisi (bantuan/pembinaan).

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kementerian Agama Jombang dalam membina guru PAI?, 2) apa problematika yang dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya?, 3) bagaimana pola supervisi guru PAI yang ideal untuk diterapkan di lingkungan Kementerian Agama Jombang. Kemudian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kementerian Agama Jombang dalam membina guru PAI, 2) problematika yang dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya, dan 3) pola supervisi guru PAI yang ideal untuk diterapkan di lingkungan Kementerian Agama Jombang.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(6)

1

POLA SUPERVISI IDEAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA JOMBANG

Qurrota A’yuni

I

Sebenarnya sumber permasalahan pendidikan yang terbesar adalah adanya perubahan, karena permasalahan tersebut akan selalu ada sampai kapanpun. Institusi pendidikan dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan perkembangan masyarakat yang ada. Demikian pula dengan guru, yang senantiasa dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi disekelilingnya sebagai individu atau karena keterbatasan kapabalitas sekolah maupun pemerintah.

Dan pada kenyataannya terdapat kasus yang menyebutkan bahwa guru yang ada tidak mempunyai atau tidak menguasai kemampuan yang seharusnya dikuasai. Banyak guru yang hanya memiliki satu atau dua kompetensi dari 4 kompetensi yang telah disebutkan di atas yakni kompetensi profesional, paedagogik, personal dan sosial. Misalnya kasus guru agama Islam tidak bisa membaca al Qur’an, jarang sholat, guru agama Islam berprilaku yang tidak sesuai dengan agama atau melangggar aturan agama dan pemerintah seperti korupsi, melakukan penganiayaan, memberi contoh yang tidak baik untuk peserta didikanya, dan lain-lain yang tidak mengindahkan kode etik sebagai pendidik. Tidak hanya guru pendidikan agama Islam tetapi juga guru-guru mata pelajaran lain yang juga kurang menguasai mata pelajaran yang diampunya atau melakukan hal-hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang manusia terlebih seorang guru

yang dalam pepatah jawa seharusnya guru iku ditiru lan digugu, bukan malah

sebaliknya. Banyak diantara guru-guru yang sudah ada tidak memperdulikan

semua kompetensi tersebut sehingga output pendidikan juga biasa saja atau

bahkan semakin rusak karena dididik oleh tenaga pendidik yang kurang profesional. Tenaga pendidik yang mungkin secara administrasi mempunyai ijazah sesuai dengan mata pelajaran yang diampu tetapi belum tentu mereka benar-benar memiliki kemampuan atau kecakapan di bidangnya.

(7)

2

Pendidikan Agama Islam (PAI) terlebih lagi pendidiknya atau guru PAI karena PAI atau pendidikan agama Islam sangat berperan dan mempunyai efektivitas yang cukup krusial dalam mengubah watak pendidikan khususnya para siswa dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam guna tercapainya

wajah pendidikan yang Islami dan berwatak akhlakul karimah.

Jadi, menyadari pentingnya mutu dalam pendidikan, dipandang perlu oleh setiap lembaga pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidiknya yaitu guru (dalam hal ini peningkatan kualitas mutu tenaga pendidik PAI). Dengan demikian, kemampuan seorang guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Karena program pengajaran akan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya, jika seorang guru itu memiliki jiwa yang dinamis, bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugasnya dengan siap menghadapi segala resiko yang ada di hadapannya.

Dan untuk mengantisipasi perkembangan pendidikan yang semakin profesional dan bermutu, maka profesionalitas guru (pendidik PAI) harus dikembangkan. Berbagai cara dapat ditempuh dalam pengembangan profesional. Salah satunya adalah supervisi (bantuan/pembinaan) yang menurut Ali Imron supervisi adalah serangkaian bantuan yang berwujud layanan professional yang diberikan oleh orang yang lebih ahli kepada guru. Dan maksud dari layanan tersebut adalah agar tujuan pendidikan yang direncanakan dapat terealisasi dengan baik. Jadi supervisi terhadap guru pendidikan agama Islam merupakan suatu kebutuhan setidaknya harus dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, yang pada gilirannya mempengaruhi mutu pendidikan itu sendiri dan supaya guru mempunyai pengetahuan, kecakapan, keahlian dan kompetensi sesuai yang diharapkan.

Terdapat beberapa alasan mengapa supervisi pendidikan Islam diperlukan,

diantaranya: pertama, perkembangan kurikulum pendidikan agama Islam yang di

dalamnya terjadi perubahan seiring dengan perkembangan zaman sehingga pelaksanaan kurikulum harus terus menyesuaikan dengan keadaan atau fenomena

yang terjadi dilapangan. Kedua pengembangan profesi guru agama Islam yang

(8)

3

Ketiga, tuntutan pendidikan yang mutlak menjadi kebutuhan manusia, karena pada dasarnya pendidikan adalah menjadikan manusia yang beretika, beriman, bertakwa kepada tuhan, berakhlakul karimah, berbudaya, berilmu pengetahuan,

mempunyai kecakapan dan keterampilan. Keempat tuntutan agama yang

merupaka fitrah setiap manusia dan bisa berubah tergantung pada lingkungannya.

Kelima tuntutan sosio kultural, yang mana manusia dipandang sebagai manusia yang mempunyai kecenderungan hidup bermasyarakat. Dan sebagai makluk bermasyarakat maka dituntut uuntuk mempunnyai rasa tanggung jawab sosial dan budaya.

Kebutuhan dan tuntutan mutu pendidikan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pengetahuan, kemampuan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam lingkup pendidikan agama Islam. Perumusan pola supervisi ideal guru PAI di lingkungan Kemenag Jombang diharapkan menjadi faktor krusial dalam pengelolaan pendidikan agama Islam agar mencapai kualitas guru yang kompeten dan yang diharapkan.

Dengan demikian fokus penelitian dalam tesis ini adalah: 1) Supervisi guru pendidikan agama Islam di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Jombang. 2) Problem yang dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya. 3) Pola supervisi guru PAI yang ideal dilaksanakan di Jombang

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan

menggunakan pendekatan kualitatif yang teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(9)

4

oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya adalah: GPAI menggunakan pola pikir lama, misalnya ceramah , GPAI bukan dari jurusan PAI, GPAI kurang mewarnai prilaku siswa, kompetensi GPAI belum maksimal, TPP, praktek keagamaan, dan dekadensi akhlak siswa. 3) Pola supervisi guru PAI yang ideal untuk diterapkan di lingkungan Kementerian

Agama Jombang yaitu: dengan penggabungan pola top down dan buttom up,

Selain itu, tipe dan teknik supervisi yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi.

II

Menurut Ali Imron: supervisi adalah serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional yang diberikan oleh orang yang lebih ahli kepada guru. Dan maksud dari layanan tersebut adalah agar tujuan pendidikan yang direncanakan dapat terealisasi dengan baik.

Menurut Made Pidarta: supervisi adalah suatu proses pembimbingan dari atasan kepada guru-guru dan para personalia sekolah lainnya yang menangani proses belajar siswa untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar, agar para siswa dapat belajar secara efektif serta memiliki prestasi yang semakin meningkat.

Menurut Ngalim Purwanto: supervisi adalah aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaannya secara efektif

Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa supervisi adalah usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan kepada guru agar guru tersebut menjadi lebih baik atau menjadi guru sesuai dengan harapan ideal seorang guru atau guru yang profesional.

Tujuan supervisi guru adalah tidak hanya memperbaiki mutu mengajar guru akan tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas.

(10)

5

mengkoordinir, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru, memperluas pengalaman guru, dan membantu meningkatkan kemampuan guru.

Agar tujuan dan fungsi dari supervisi dapat berhasil, maka perlu ada pedoman yakni prinsip. Sehingga prinsip supervisi juga sangat diperlukan. Prinsip-prinsip supervisi antara lain: 1) Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, kreatif, preventif, korektif, dan kooperatif. 2)Supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana dan sewajarnya, tidak terlalu kaku dan berlebihan. 3) Supervisi hendaknya dapat memberikan rasa aman kepada pihak-pihak yang disupervisi bukan sebaliknya yakni menumbuhkan rasa was-was, atau tertekan dan perasaan lain yang tidak menentu

GPAI (guru pendidikan agama Islam)Yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah jabatan guru yang bersifat professional yang mengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam di lembaga pendidikannya.

Muhaimin, menyebutkan beberapa kemampuan dan prilaku yang perlu dimiliki oleh guru yang juga merupakan profil guru pendidikan agama Islam (GPAI). Profil tersebut adalah menyangkut aspek personal dan professional. Sehingga dapat diformulasikan bahwa GPAI akan berhasil menjalankan tugas kependidikannya apabila guru tersebut memiliki kompetensi personal-religius dan kompetensi profesional-religius. Kata religius di sini menunjukkan adanya komitmen GPAI kepada ajaran agama Islam atau nilai-nilai Islam. Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa guru PAI adalah guru yang mengampu mata pelajaran PAI serta berkompeten, baik itu kompetensi profesional, paedagogik, personal, sosial, dan kompetensi keagamaan. Sehingga guru PAI tidak sebatas guru yang mempunyai gelar Pd. I (Pendidikan Islam)

III

Teknik dan tipe supervisi yang dilaksanakan di Jombang tidak

bertentangan dengan teori supervisi pada umumnya dan bahkan

(11)

6

dan tipe yang digunakan adalah satu misalnya tipe inspeksi dan teknik individual saja maka hal ini belum tentu sesuai atau tepat sasaran. Seandainya tipe yang digunakan adalah inspeksi saja maka hal ini akan membuat guru tidak nyaman karena diliputi ketakutan, selain itu supervisor juga bisa tidak mendapatkan info tentang apa sebenarnya masalah guru atau apa yang dibutuhkan guru, dan jika supervisor tidak tahu maka bagaimana supervisor akan mampu membantu guru atau apa yang akan dibina dan dibimbing kalau supervisor tidak tahu keluhan dan kebutuhan guru. Kemudian jika teknik yang digunakan adalah tenik individual saja, mengingat bahwa 1 supervisor bertugas di beberapa madrasah dan beberapa sekolah yang tidak sedikit dan bila setiap pelaksanaan supervisi dilakukan secara indivual bukan tidak mungkin ada madrasah atau guru yang tidak sempat disupervisi karena terbatasnya waktu dan tenaga. Lain hal nya jika supervisor juga melaksanakan teknik supervisis kelompok, maka jelas hal ini akan menjadi solusi terhadap terbatasnya waktu dan tenaga supervisor. Tetapi perlu diingat bahwa supervisor harus benar-benar tahu harus mengguanakan tipe dan teknik apa agar sesuai dengan sasaran dan tujuan dapat tercapai dengan baik

Satu hal lagi yang tidak boleh dilewatkan adalah kendala, yang dalam hal ini penulis juga memasukkan kelemahan. Artinya poin ini membahas tentang kendala dan kelemahan supervisi GPAI di lingkungan KEMENAG Jombang. Menurut beberapa supervisor, pelaksanaan supervisi di Jombang mempunyai kendala dan kelemahan akan tetapi ada juga supervisor yang menyebutkan bahwa tidak ada kendala di dalam pelaksanaan supervisi.

Dan kendala dan kelemahan supervisi menurut beberapa supervisor yaitu: 1) Belum mempunyai pengawas yang ahli atau mumpuni di bidang PAI. 2) Pengawas mendapatkan beban tugas yang terlalu banyak yakni 7-20 madrasah serta puluhan GPAI. 3) Kepala sekolah kurang menghargai pengawas PAI, lebih mendahulukan pengawas umum atau dari KEMENDIKNAS. 4) Supervisor tidak tahu apa yang harus dilakukan kecuali pengawas yang kreatif. 5) Pengawas GPAI tidak bisa leluasa ke sekolah terlebih apabila GPAI di sekolah tersebut tidak terdata di KEMENAG

(12)

7

Adapun hasil dari penelitian ini adalah: 1) Pelaksanaan supervisi yang dilakukan supervisor PAIS di Kementerian Agama Jombang dalam membina guru PAI mengikuti TUPOKSI yang berdasar pada peraturan pemerintah dan PERMENAG yang dalam lingkup kerjanya meliputi: pemantauan dan pembinaan standar nasional pendidikan, penyusunan program supervisi PAI, pelaporan program supervisi, pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi GPAI,

dan melakukan penilaian kinerja guru (4 kompetensi: paedagogik, profesional,

sosial, dan kepribadian serta membangun kesadaran spiritual dan mengelola potensi sipritual {terdapat di lampiran}). Sedangkaan pola supervisi yang

digunakan adalah tipe demokratis, inspeksi, artistik, klinis, laises faire, dan

ilmiah., serta menggunakan teknik individual dan kelompok. 2) Problematika yang dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya adalah: GPAI menggunakan pola pikir lama, misalnya ceramah , GPAI bukan dari jurusan PAI, GPAI kurang mewarnai prilaku siswa, kompetensi GPAI belum maksimal, TPP, praktek keagamaan, dan dekadensi akhlak siswa. 3) Pola supervisi guru PAI yang ideal untuk diterapkan di lingkungan Kementerian

Agama Jombang yaitu: dengan penggabungan pola top down dan buttom up, yang

artinya supervisor memberi instruksi kepada GPAI dengan bertindak layaknya pengawas atau atasan tetapi ada kalanya supervisor memberi kesempatan kepada

GPAI untuk berkonsultasi dan sharing dengan supervisor. Selain itu, tipe dan

teknik supervisi yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi.

(13)

8

(14)

ix

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULLUAN.

A. Latar belakang ……… 1

B. Identifikasi dan fokus penelitian ……… 8

C. Rumusan masalah ……… 9

D. Tujuan penelitian ……… 9

E. Kegunaan hasil penelitian ……….. 9

F. Kerangka teoritik ……… 10

G. Penelitian terdahulu ……… 18

H. Metode penelitian ……….... 21

I. Sistematika pembahasan ……… 25

BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi ……… 28

1. Pengertian supervisi ……… 28

2. Tujuan supervisi ……… 31

3. Fungsi supervisi ……… 34

4. Prinsip supervisi ……… 38

B. Guru pendidikan agama Islam (GPAI) ……… 46

1. Pengertian guru PAI ……… 46

2. Profil guru PAI ……… 50

3. Kompetensi guru PAI ……… 59

C. Pola supervisi guru PAI ……… 67

1. Tipe supervisi guru PAI ……… 67

2. Teknik supervisi guru PAI ……… 71

BAB III: DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran umum KEMENAG Jombang ……… 76

(15)

x

C. Guru PAI di kabupaten Jombang ……… 95 BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Laporan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil

yang telah diperoleh ……… 98

1. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh

KEMENAG Jombang dalam membina GPAI ... 98 a. Tupoksi supervisor KEMENAG Jombang …. 98 b. Lingkup kerja pengawas madrasah …… 103 c. Lingkup kerja pengawas PAIS ……… 106 d. Pelaksanaan supervisi GPAI di lingkungan

KEMENAG Jombang terkait teori umum

SupervisI ……… 113

e. Kendala supervisi GPAI KEMENAG Jombang. 119 2. Problematika yang dihadapi oleh para GPAI di

kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang

tugasnya ………. 123

3. Pola supervisi guru PAI yang ideal untuk

diterapkan di lingkungan KEMENAG Jombang … 139 B. Temuan-temuan penelitian

1. Pelaksanaan supervisi GPAI di lingkungan

KEMENAG Jombang ………. 145

2. Kendala supervisi GPAI di lingkungan

KEMENAG Jombang ………. 147

3. Problematika GPAI Jombang ………. 147 4. Pola supervisi GPAI yang ideal untuk

diterapkan di lingkungan KEMENAG Jombang …. 149 BAB V: PENUTUP.

A. Kesimpulan ……….. 149

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah dicita-citakan. Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang seutuhnya. Pendidikan diharapkan dapat memunculkan atau mencetak output manusia yang dapat mengerti dan mampu membangun kehidupan dalam masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, tujuan ataupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi serta ciri-ciri yang ada dalam masyarakat.1

Dalam pencapaian keberhasilan pendidikan, pembelajaran merupakan faktor yang paling sentral dan guru memiliki peran yang sangat strategis, baik sebagai perencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun penilai pembelajaran. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus, agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan efesien.

Guru dituntut harus memiliki kualitas kinerja yang memadai. Mampu untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi

1

(17)

2

pedagogik, personal, professional maupun sosial. Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek guru itu sendiri dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam suatu manajemen pendidikan yang profesional.

Oemar Hamalik menjelaskan bahwa guru adalah suatu jabatan profesional yang memiliki peranan dan kompetensi profesional.2 Sedangkan dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 ditetapkan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah:

“Pendidik profesional yang mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar

dan pendidikan menengah”.3

Sebenarnya sumber permasalahan pendidikan yang terbesar adalah adanya perubahan, karena permasalahan tersebut akan selalu ada sampai kapanpun. Institusi pendidikan dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan perkembangan masyarakat yang ada. Demikian pula dengan guru, yang senantiasa dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi

2

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: SD. Bumi Aksara, 2002), 8.

3

(18)

3

disekelilingnya sebagai individu atau karena keterbatasan kapabalitas sekolah maupun pemerintah.

(19)

4

Menilik kondisi yang demikian, seharusnya persoalan mutu pendidikan dalam segala ranah keilmuan itu dikembangkan, tidak terkecuali ilmu di bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) terlebih lagi pendidiknya atau guru PAI karena PAI atau pendidikan agama Islam sangat berperan dan mempunyai efektivitas yang cukup krusial dalam mengubah watak pendidikan khususnya para siswa dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam guna tercapainya wajah pendidikan yang Islami dan berwatak akhlakul karimah.

Jadi, menyadari pentingnya mutu dalam pendidikan, dipandang perlu oleh setiap lembaga pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidiknya yaitu guru (dalam hal ini peningkatan kualitas mutu tenaga pendidik PAI). Dengan demikian, kemampuan seorang guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Karena program pengajaran akan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya, jika seorang guru itu memiliki jiwa yang dinamis, bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugasnya dengan siap menghadapi segala resiko yang ada di hadapannya.

(20)

5

layanan professional yang diberikan oleh orang yang lebih ahli kepada guru. Dan maksud dari layanan tersebut adalah agar tujuan pendidikan yang direncanakan dapat terealisasi dengan baik4.

Supervisi guru pendidikan agama Islam secara umum masuk dalam kegiatan supervisi pendidikan agama Islam yang merupakan rangkaian kegiatan dari administrasi pendidikan agama Islam. Administrasi ini berisi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian pendidikan agama Islam. Adanya supervisi adalah melakukan pengawasan hingga akhirnya penilaian terhadap apa yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam kegiatan pendidikan agama Islam.

Supervisi di sini tidak hanya melihat pada hasil akan tetapi juga pada

proses, sehingga orientasinya lebih kepada “mengapa” dari pada “apa”.

Terdapat beberapa alasan mengapa supervisi pendidikan Islam diperlukan, diantaranya: pertama, perkembangan kurikulum pendidikan agama Islam yang di dalamnya terjadi perubahan seiring dengan perkembangan zaman sehingga pelaksanaan kurikulum harus terus menyesuaikan dengan keadaan atau fenomena yang terjadi dilapangan. Kedua pengembangan profesi guru agama Islam yang terus-menerus dikembangkan oleh organisasi profesi keguruan, karena guru agama Islam memerlukan peningkatan keterampilan, pengetahuan dan karir. Ketiga, tuntutan pendidikan yang mutlak menjadi kebutuhan manusia, karena pada dasarnya pendidikan adalah menjadikan

4

(21)

6

manusia yang beretika, beriman, bertakwa kepada tuhan, berakhlakul karimah, berbudaya, berilmu pengetahuan, mempunyai kecakapan dan keterampilan. Keempat tuntutan agama yang merupaka fitrah setiap manusia dan bisa berubah tergantung pada lingkungannya. Kelima tuntutan sosio kultural, yang mana manusia dipandang sebagai manusia yang mempunyai kecenderungan hidup bermasyarakat. Dan sebagai makluk bermasyarakat maka dituntut uuntuk mempunnyai rasa tanggung jawab sosial dan budaya.

Karena manusia sebagai makhluk sosial dan budaya tersebut, manusia bertanggungjawab melestarikan dan mengembangkan pendidikan serta mewariskannya pada generasi selanjutnya. Pendidikan dan kebudayaan yang berlandaskan Islam dapat disalurkan dan dikembangkan melalui lembaga pendidikan baik yang formal, informal dan non formal. Dari sinilah diperlukan supervisi pendidikan agama Islam5.

Akan tetapi, baik dari kalangan pakar dan diluar kalangan pakar pendidikan pada umumnya serta para pakar pendidik agama Islam pada khususnya, kompetensi guru (pendidik PAI) masih dipertanyakan dalam arti belum ada supervisi yang cukup memadai untuk meningkatkan mutu (kualitas) tenaga pendidiknya supaya lebih progresif dan mempunyai kapasitas yang baik di kalangan para siswa nantinya.

Jadi supervisi terhadap guru pendidikan agama Islam merupakan suatu kebutuhan setidaknya harus dilaksanakan dengan tujuan untuk

5Saiful arif, “implementasi supervisi klinis dalam pendidikan agama

Islam” tadris, volume 3 no.2.

(22)

7

meningkatkan mutu pembelajaran, yang pada gilirannya mempengaruhi mutu pendidikan itu sendiri dan supaya guru mempunyai pengetahuan, kecakapan, keahlian dan kompetensi sesuai yang diharapkan.

KEMENAG (Kementerian Agama) Jombang merupakan salah satu instansi pemerintahan yang mempunyai peran dalam terselenggara dan tercapainya tujuan pendidikan khususnya pendidikan agama. Terdapat banyak bidang atau departement di dalam instansi tersebut, salah satunya adalah bidang atau departement yang menangani lembaga pendidikan sekolah dan madrasah. Dari dulu bidang yang menangani sekolah dan madrasah dijadikan satu. Tetapi struktur itu berubah yakni tidak dijadikan satu melainkan dibagi menjadi dua, yakni departement yang menangani madrasah menjadi Kasi. Pen. Mad (Pendidikan Madrasah) dan departement yang menangani sekolah menjadi Kasi. PAIS (Pendidikan Agama Islam Sekolah)6. Hal tersebut menjadikan bidang PAIS (bidang yang menjadi obyek penelitian) menata ulang program kerja dan belum banyak program kerja yang terealisasi. Oleh karena belum banyaknya program kerja yang terlaksana, peneliti ingin membantu merumuskan pola supervisi yang ideal untuk guru pendidikan agama Islam yang sesuai di lingkungan KEMENAG Jombang.

Berangkat dari adanya fenomena tersebut maka penulis mengambil judul tesis sebagai berikut:

6

(23)

8

Pola Supervisi Ideal Guru Pendidikan Agama Islam di Lingkungan

KEMENAG Jombang

B. Identifkasi dan fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat mengambil identifikasi sebagai berikut, yaitu:

Kebutuhan dan tuntutan mutu pendidikan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pengetahuan, kemampuan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam lingkup pendidikan agama Islam. Dalam merumuskan pola supervisi ideal guru PAI di lingkungan Kemenag Jombang diharapkan menjadi faktor krusial dalam pengelolaan pendidikan agama Islam agar mencapai kualitas guru yang kompeten dan yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang di atas bahwa memang perlu adanya supervisi guru pendidikan agama Islam sebab masih belum terpenuhinya standar kompetensi guru PAI dalam sistem pendidikan yang baru.

Dengan demikian fokus penelitian dalam tesis ini adalah:

1. Supervisi guru pendidikan agama Islam di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Jombang.

2. Problem yang dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya

(24)

9

C. Rumusan masalah

Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana yang telah diuraikan, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam model pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kementerian Agama Jombang dalam membina guru PAI?

2. Apa problematika yang dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya ?

3. Bagaimana pola supervisi guru PAI yang ideal untuk diterapkan di lingkungan Kementerian Agama Jombang

D. Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa rumusan masalah yang telah ditentukan yaitu untuk mengetahui:

1. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kementerian Agama Jombang dalam membina guru PAI

2. Problematika yang dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya

3. Pola supervisi guru PAI yang ideal untuk diterapkan di lingkungan Kementerian Agama Jombang

E. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Manfaat teoritis

(25)

10

Tarbiyah khususnya dalam pengetahuan tentang supervisi guru khususnya guru pendidikan agama Islam (GPAI)

Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi strategi dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan dengan adanya peningkatan kwalitas atau keprofesionalan guru

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti : diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan, wawasan dan pengalaman sehingga jika kelak menjadi peneliti dan dapat menjadi pendidik yang professional.

b. Bagi lembaga terkait : diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak lembaga untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas dalam membentuk guru-guru yang profesional.

c. Peneliti yang lain : diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam penelitian yang dilakukan, serta diharapkan pula dapat diteruskan agar penelitian ini menjadi lebih akurat.

3. Secara umum

Semoga penelitian ini bermanfaat bagi lembaga-lembaga, instansi-instansi, para pendidik, dan pemerhati yang berkecimpung dalam bidang pendidikan.

F. Kerangka Teoritik 1. Supervisi

(26)

11

Terdapat beberapa pengertian supervisi, diantaranya:

Menurut Ali Imron: supervisi adalah serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional yang diberikan oleh orang yang lebih ahli kepada guru. Dan maksud dari layanan tersebut adalah agar tujuan pendidikan yang direncanakan dapat terealisasi dengan baik7.

Menurut Made Pidarta: supervisi adalah suatu proses pembimbingan dari atasan kepada guru-guru dan para personalia sekolah lainnya yang menangani proses belajar siswa untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar, agar para siswa dapat belajar secara efektif serta memiliki prestasi yang semakin meningkat8.

Menurut Ngalim Purwanto: supervisi adalah aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaannya secara efektif 9

Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa supervisi adalah usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan kepada guru agar guru tersebut menjadi lebih baik atau menjadi guru sesuai dengan harapan ideal seorang guru atau guru yang profesional.

b. Tujuan supervisi.

Tujuan supervisi guru menurut DEPDIKBUD adalah untuk meningkatkan kemampuan professional guru dalam meningkatkan

7

Ali Imron, Pembinaan Guru, h: 10-11, Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 213.

8

Made Pidarta, Pemkiran Tentang Supervise Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 5.

9

(27)

12

proses dan hasil pembelajaran melalui pemberian bantuan yang lebih bercorak pada layanan profesional kepada guru. Secara rinci, Djajadisastra dalam Ali imron mengemukakan bahwa tujuan supervisi antara lain:

1) Memperbaiki bahan atau materi serta kegiatan belajar mengajar

2) Memperbaiki tujuan khusus mengajar guru dan belajar siswa 3) Mempebaiki metode pengajaran

4) Memperbaiki penilaian atas media

5) Memperbaiki penilaian proses belajar mengajar serta hasilnya 6) Memperbaiki pembimbingan siswa atas kesulitan belajarnya 7) Memperbaiki sikap guru atas tugasnya10

Dari semua paparan di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari adanya supervisi guru adalah tidak hanya memperbaiki mutu mengajar guru akan tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas.

c. Fungsi supervisi

Berdasarkan tujuan supervisi di atas, maka dapat diidentifikasikan bahwa fungsi supervisi meliputi: menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

10

(28)

13

mengajar seta memelihara program pengajaran sebaik-baiknya. Selain itu, pembinaan atau supervisi juga berfungsi untuk mengkoordinir, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru, memperluas pengalaman guru, dan membantu meningkatkan kemampuan guru11.

d. Prinsip supervisi

Agar tujuan dan fungsi dari supervisi dapat berhasil, maka perlu ada pedoman yakni prinsip. Sehingga prinsip supervisi juga sangat diperlukan. Prinsip-prinsip supervisi antara lain:

1) Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu supervisor sebaiknya dapat memberikan motivasi kepada pihak-pihak yang disupervisi sehingga tumbuh dorongan atau motivasi untuk bekerja lebih giat dan mencapai hasil yang lebih baik

2) Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif. Preventif berarti berusaha mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang negatif. Korektif berarti memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat agar tidak terulang lagi. Kooperatif berarti berusaha melakukan dan mengatasi masalah bersama-sama

11

(29)

14

3) Supervisi hendaknya didasarkan pada keadaan dan kenyataan yang benar-benar terjadi, sehingga kegiatan supervisi dapat terlaksana dengan realistis dan mudah dilaksanakan

4) Supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana dan sewajarnya, tidak terlalu kaku dan berlebihan

5) Supervisi hendaknya dapat memberikan rasa aman kepada pihak-pihak yang disupervisi. Bukan sebaliknya yakni menumbuhkan rasa was-was, atau tertekan dan perasaan lain yang tidak menentu

6) Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional antara supervisor dan yang disupervisi, bukan didasarkan oleh hubungan pribadi

7) Supervisi hendaknya didasarkan pada jenis kemampuan serta kondisi dari pihak supervisor agar tidak menimbulkan rasa sters pada pihak yang disupervisi

8) Supervisi tidak dilaksanakan dalam kondisi mendesak karena sikap otoriter dari supervisor

(30)

15

10)Supervisor tidak pantas mengharapkan hasil yang terlalu cepat12

2. Guru pendidikan agama Islam

Yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah jabatan guru yang bersifat professional yang mengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam di lembaga pendidikannya. Makna professional sendiri menurut Piet A. Sahertian adalah ahli, tanggung jawab, dan kesejawatan13.

Muhaimin, menyebutkan beberapa kemampuan dan prilaku yang perlu dimiliki oleh guru yang juga merupakan profil guru pendidikan agama Islam (GPAI). Profil tersebut adalah menyangkut aspek personal dan professional. Sehingga dapat diformulasikan bahwa GPAI akan berhasil menjalankan tugas kependidikannya apabila guru tersebut memiliki kompetensi personal-religius dan kompetensi profesional-religius. Kata religius di sini menunjukkan adanya komitmen GPAI kepada ajaran agama Islam atau nilai-nilai Islam.14 Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa guru PAI adalah guru yang mengampu mata pelajaran PAI serta berkompeten, baik itu kompetensi profesional, paedagogik, personal, sosial, dan kompetensi keagamaan. Sehingga guru PAI tidak sebatas guru yang mempunyai gelar Pd. I (Pendidikan Islam)

12

Ngalim purwanto, administrasi, 117-118.

13

Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Professional (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), 30.

14

(31)

16

Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan pasal 28 dan 29 yang menyebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.15

Kompetensi guru merupakan syarat utama dalam proses pembelajaran. Kompetensi disini didefinisikan sebagai pemilikan pengetahuan (konsep dasar keilmuan), keterampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dilapangan, dan kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi ini meliputi :

a. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan bahan ajar secara penuh dan juga cara-cara mengajarkannya secara pedagogis dan metodis. Selain itu juga didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap, berwawasan luas, dan mendapat pengesahan dari masyarakat atau pemerintah16

b. Kompetensi paedagogik

Kompetensi yang menyangkut kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa melalui berbagai cara. Diantaranya: dengan memahami murid dengan

15

Choirul Fuad Yusuf, dkk, Inovasi Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Departemen Agama RI : 2006), 364.

16

(32)

17

memahami perkembangan kognitifnya, merancang pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar serta pengembangan murid17

c. Kompetensi Personal/kepribadian

Kompetensi personal guru berkaitan dengan potensi-potensi psikologis guru untuk tugas-tugas kependidikan. Menurut Sukmadinata (1994) dalam bukunya Chairul Fuad merinci kompetensi personal menjadi tiga cakupan yaitu :

(a.) penampilan sikap positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan; (b.) pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dimiliki guru; dan (c.) penampilan sebagai upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para sisiwanya.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi atau dalam berhubungan dengan para siswanya, sesama teman guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan dengan anggota masyarakat dilingkungannya (Arikunto, 1990). Dengan maksud lain kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam

17

(33)

18

berhubungan sosial dengan sesama manusia, terutama dengan orang-orang disekitarnya, seperti tetangga, kerabat, dsb.

e. Kompetensi Keagamaan

Kompetensi keagamaan guru dimaksudkan untuk menyebutkan

”komitmen” beragama guru, bisa berupa nilai-nilai, sikap-sikap, dan

perilaku beragama. Komitmen agama ini diukur dari ketaatan melaksanakan dan menjauhi larangan Allah, keakraban dengan Al-Qur`an, Hadits dan ulama`, kegairahan dalam mempelajari ilmu agama, dan aktivitas dalam kegiatan keagamaan18.

Dengan penguasaan dari seluruh kompetensi di atas akan dihasilkan guru yang kompeten dan profesional, memiliki kepribadian yang baik, taat pada agama, dan memiliki rasa sosial yang tinggi

G. Penelitian Terdahulu

1. Tesis. PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH PADA SMP NEGERI 2 KOTA SIGLI, oleh Aminah: Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Pembinaan guru merupakan salah satu bentuk usaha guna meningkatkan kompetensi profesional guru dalam jangka mencapai kualitas pembelajaran pada SMP Negeri 2 Sigli. Dan hasil penelitian yang

18

(34)

19

diperoleh adalah: (1) kepala sekolah membina guru dalam proses menyusun program pembelajaran seperti RPP, program tahunan, program semester, dan rincian minggu efektif. (2) kepala sekolah membina guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menjelaskan materi, media pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar. (3) kepala sekolah membina peningkatan kompetensi profesional guru dengan cara supervisi, panataran, seminar dan mengaktifkan MGMP serta menyediakan sarana dan prasarana.

2. Tesis. PEMBINAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PKn PASCA SERTIFIKASI DI KOTA SEMARANG. Oleh Eka Susanti, Universitas Negeri Semarang.

(35)

20

adalah melakukan tindakan reflektif dengan wujud PTK guna menambah kualitas pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru PKn pasca sertifikasi di kota Semarang sudah baik, dan masih terdapat kendala dalam proses pembinaan kompetensi pedagogik guru PKn pasca sertifikasi.

3. Karya tulis ilmiah. PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MELALUI PEMBINAAN PROFESIONAL DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2008/2009, oleh: Salimudin

(36)

21

H. METODE PENELITIAN 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam tesis ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan Pendekatan kualitatif. Sebagaimana Bodgan dan Taylor mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan action deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan.19 Sedangkan menurut Juliansyah Noor pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.20

2. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode observasi, yang merupakan suatu teknik untuk mengamati secara tidak langsung atupun langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung.21 Di sini peneliti menggunakan observasi partisipatif yang berarti peneliti ikut berpartisipasi dalam aktivitas yang ada dalam KEMENAG Jombang. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah orang yang bekerja di KEMENAG pada departemen PAIS serta orang-orang lain yang berhubungan dengan

19

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bnadung: PT. Remaja Rosda Karya, 1996), 3.

20

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012), 33-34.

21

(37)

22

supervisi guru PAI. Serta aktivitas yang dilakukan di lingkungan KEMENAG Jombang

b. Metode interview/ wawancara, merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan face to face yang dilakukan secara lisan. Untuk mendapatkan suatu data tertentu.22 Di sini peneliti menggunakan wawancara mendalam (in dept interview) untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam. Dan jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur. c. Metode dokumentasi, yakni metode yang digunakan untuk mencari

data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.23 Metode ini akan melengkapi dua metode di atas.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri dan orang lain.24

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

22

Anas Salahudin, “ Bimbingan dan Konseling.” (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 79

23

Djumhur, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Bandung: Alfabeta, 1994), 112.

24

(38)

23

dalam periode tertentu. Langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut:

1. Data reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.25

2. Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan "the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative

text". Yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.26

3. Conclusion drawing/verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitataif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

25

Ibid., 247.

26

(39)

24

awal yang disampaikan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.27

27

(40)

25

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULLUAN. A. Latar belakang

B. Identifikasi dan fokus penelitian C. Rumusan masalah

D. Tujuan penelitian E. Kegunaan penelitian F. Kerangka teoritik G. Penelitian terdahulu H. Metode penelitian

I. Sistematika pembahasan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, yang membahas tentang: A. Supervisi

1. Pengertian supervisi 2. Tujuan supervisi 3. Fungsi supervisi 4. Prinsip supervisi

B. Guru pendidikan agama Islam (GPAI). 1. Pengertian guru PAI

(41)

26

3. Kompetensi guru PAI C. Pola supervisi guru PAI

1. Tipe supervisi guru PAI 2. Teknik supervisi guru PAI

BAB III: DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran umum KEMENAG Jombang B. Supervisor PAIS KEMENAG Jombang C. Guru PAI di kabupaten Jombang

BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Laporan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil yang telah diperoleh

1. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Kementerian Agama Jombang dalam membina guru PAI

2. Problematika yang dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya 3. Pola supervisi guru PAI yang ideal untuk diterapkan di

lingkungan Kementerian Agama Jombang B. Temuan-temuan penelitian

1. Pelaksanaan supervisi GPAI di lingkungan KEMENAG Jombang

(42)

27

3. Problematika GPAI Jombang

4. Pola supervisi GPAI yang ideal untuk diterapkan di lingkungan Kementerian Agama Jombang

BAB V: PENUTUP.

(43)

149

BAB V

PENUTUP.

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan supervisor PAIS di Kementerian Agama Jombang dalam membina guru PAI mengikuti TUPOKSI yang berdasar pada peraturan pemerintah dan PERMENAG yang dalam lingkup kerjanya meliputi: pemantauan dan pembinaan standar nasional pendidikan, penyusunan program supervisi PAI, pelaporan program supervisi, pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi GPAI, dan melakukan penilaian kinerja guru (4 kompetensi: paedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian serta membangun kesadaran spiritual dan mengelola potensi sipritual {terdapat di lampiran}). Sedangkaan pola supervisi yang digunakan adalah tipe demokratis, inspeksi, artistik, klinis, laisesfaire, dan ilmiah., serta menggunakan teknik individual dan kelompok.

2. Problematika yang dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan bidang tugasnya adalah: GPAI menggunakan pola pikir lama, misalnya ceramah , GPAI bukan dari jurusan PAI, GPAI kurang mewarnai prilaku siswa, kompetensi GPAI belum maksimal, TPP, praktek keagamaan, dan dekadensi akhlak siswa

(44)

150

down dan buttom up, yang artinya supervisor memberi instruksi kepada GPAI dengan bertindak layaknya pengawas atau atasan tetapi ada kalanya supervisor memberi kesempatan kepada GPAI untuk berkonsultasi dan sharing dengan supervisor. Selain itu, tipe dan teknik supervisi yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi.

B. Saran.

(45)

151

DAFTAR PUSTAKA

A, Mohammad Daud., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000)

Ahmad, Nunu, Dkk, Pendidikan Agama Di Indonesia. (Jakarta; Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan RI, 2010)

Anwar, Moch. Idochi, Administrasi Pendidikan Dan Manajemen Biaya Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2003)

Aqib, Zainal, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, (Bandung: Yrama Widya, 2009)

Arif, Saiful, “implementasi supervisi klinis dalam pendidikan agama Islam” tadris, volume 3 no.2. 2008

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Supervisi, (Rineka Cipta, Jakarta. Tt.) ________________, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993) Assegaf, Abd. Rachman Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru

Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012)

Bafadal, Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu SD, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)

_____________. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar.(Jakarta: Bumi Aksara: 2006)

Basri, Hasan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009) Bukhori, Mochtar, Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan dalam Renungan,

(Jakarta, IKIP Muhammadiyah Press, 1994)

(46)

152

___________. Pendidikan Islam dalam Keluarga Dan Sekolah. (Jakarta: Ruhama. 1995)

Daulany, Haidar Putra, Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2004)

Djumhur, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Bandung: Alfabeta, 1994) _______, Bimbingan dan Penyuluhan Disekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975) Gunawan, Ary H..Administrasi Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996)

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: SD. Bumi Aksara, 2002)

H{azimi> (al), Abi> H{ami>d >. Ih{ya’ ‘Ulu>m al di>n(Mesir: Da>r Sha’b, tt), juz 1,

H{azimi> (al), Kha>Lid bin H{ami>d >. Us{u>l al Tarbiyah Al Isla>miyah (Madinah:

Da>r al ‘Ali>m al Kutu>b, 2000)

http://koffieenco.blogspot.com/2013/07/14-kompetensi-guru-profesional.html

Imron, Ali, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)

________. Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995)

Kamus Saku Ilmiah Populer Edisi Lengkap, (Jakarta: Gama Press, 2010) Majid,Abdul. Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

(Bandung: Remaja Rosda Karya. 2012)

Maunah, Binti. Supervisi Pendidikan Islam Teori Dan Praktik, (Yogyakarta: Teras, 2009)

Meleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bnadung: PT. Remaja Rosda Karya, 1996)

Minarti, Sri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah: 2013)

Muhaimin, Paradima Pendidikan Islam, (Bandung, Remaja Rosda Karya. 2004)

(47)

153

________, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001)

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005)

Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian (Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2012)

Peraturan Pemerintah no 74 Tahun 2008

PERMENAG No 16 Tahun 2010 Bab 6 Pasal 16

__________ No 2 Tahun 2012 Dan No 31 Tahun 2013 Bab 2 dan 3

Pidarta, Made. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 1992)

Purwanto, Ngalim, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995)

Qushairy (al), Abu> Qa>sim . Risa>lah al Qushairiyah, (Mesir: Majalah Kita>b al

Sha’ab. 1989)

Sahertian, Piet A. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia,( Jakarta: Rineka Cipta, 2000)

_____________. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta: 2000)

____________. Profil Pendidik Professional (Yogyakarta: Andi Offset, 1994) Salahudin, Anas. “ Bimbingan dan Konseling.” Bandung: Pustaka setia, 2010 Samana, Profesionalisme Keguruan, (Jakarta: Kanisius, 1994)

Sergiovanni, Thomas J. dan Starratt, Robert J, Supervision A Redefinition, (New York: Mcgraw-Hill, 2002)

(48)

154

Soetjipto dan Kosasi, Raflis, Profesi Keguruan,( Jakarta: Rineka Cipta, 1999) Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. Kepemimpinan dan Sepervisi

Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara. 1998)

Subari, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)

Sugiyono, Metode penelian kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2009)

Suti’ah, Dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2004)

Sutrisno. Revolusi Pendidikan Di Indonesia, (Jogjakarta: Ar Ruzz Mrdia, 2005)

Syaebani, Omar Muhamad Al Toumi. Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979)

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Dan Tenaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, Pasal 1

____________ RI Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru

___________ No 14 Tahun 2005 Bab 2 Pasal 6

(49)

DAFTAR PUSTAKA

A, Mohammad Daud., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000)

Ahmad, Nunu, Dkk, Pendidikan Agama Di Indonesia. (Jakarta; Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan RI, 2010)

Anwar, Moch. Idochi, Administrasi Pendidikan Dan Manajemen Biaya Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2003)

Aqib, Zainal, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, (Bandung: Yrama Widya, 2009)

Arif, Saiful, “implementasi supervisi klinis dalam pendidikan agama Islam” tadris, volume 3 no.2. 2008

Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Supervisi, (Rineka Cipta, Jakarta. Tt.) ________________, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993) Assegaf, Abd. Rachman Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru

Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012)

Bafadal, Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu SD, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)

_____________. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar.(Jakarta: Bumi Aksara: 2006)

Basri, Hasan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009) Bukhori, Mochtar, Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan dalam Renungan,

(Jakarta, IKIP Muhammadiyah Press, 1994)

(50)

___________. Pendidikan Islam dalam Keluarga Dan Sekolah. (Jakarta: Ruhama. 1995)

Daulany, Haidar Putra, Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2004)

Djumhur, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Bandung: Alfabeta, 1994) _______, Bimbingan dan Penyuluhan Disekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975) Gunawan, Ary H..Administrasi Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996)

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: SD. Bumi Aksara, 2002)

H{azimi> (al), Abi> H{ami>d >. Ih{ya’ ‘Ulu>m al di>n(Mesir: Da>r Sha’b, tt), juz 1,

H{azimi> (al), Kha>Lid bin H{ami>d >. Us{u>l al Tarbiyah Al Isla>miyah (Madinah:

Da>r al ‘Ali>m al Kutu>b, 2000)

http://koffieenco.blogspot.com/2013/07/14-kompetensi-guru-profesional.html

Imron, Ali, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)

________. Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995)

Kamus Saku Ilmiah Populer Edisi Lengkap, (Jakarta: Gama Press, 2010) Majid,Abdul. Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

(Bandung: Remaja Rosda Karya. 2012)

Maunah, Binti. Supervisi Pendidikan Islam Teori Dan Praktik, (Yogyakarta: Teras, 2009)

Meleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bnadung: PT. Remaja Rosda Karya, 1996)

Minarti, Sri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah: 2013)

Muhaimin, Paradima Pendidikan Islam, (Bandung, Remaja Rosda Karya. 2004)

(51)

________, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001)

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005)

Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian (Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2012)

Peraturan Pemerintah no 74 Tahun 2008

PERMENAG No 16 Tahun 2010 Bab 6 Pasal 16

__________ No 2 Tahun 2012 Dan No 31 Tahun 2013 Bab 2 dan 3

Pidarta, Made. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 1992)

Purwanto, Ngalim, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995)

Qushairy (al), Abu> Qa>sim . Risa>lah al Qushairiyah, (Mesir: Majalah Kita>b al

Sha’ab. 1989)

Sahertian, Piet A. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia,( Jakarta: Rineka Cipta, 2000)

_____________. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta: 2000)

____________. Profil Pendidik Professional (Yogyakarta: Andi Offset, 1994) Salahudin, Anas. “ Bimbingan dan Konseling.” Bandung: Pustaka setia, 2010 Samana, Profesionalisme Keguruan, (Jakarta: Kanisius, 1994)

Sergiovanni, Thomas J. dan Starratt, Robert J, Supervision A Redefinition, (New York: Mcgraw-Hill, 2002)

(52)

Soetjipto dan Kosasi, Raflis, Profesi Keguruan,( Jakarta: Rineka Cipta, 1999) Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. Kepemimpinan dan Sepervisi

Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara. 1998)

Subari, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)

Sugiyono, Metode penelian kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2009)

Suti’ah, Dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2004)

Sutrisno. Revolusi Pendidikan Di Indonesia, (Jogjakarta: Ar Ruzz Mrdia, 2005)

Syaebani, Omar Muhamad Al Toumi. Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979)

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Dan Tenaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, Pasal 1

____________ RI Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru

___________ No 14 Tahun 2005 Bab 2 Pasal 6

Referensi

Dokumen terkait

Aksara Jawa adalah aset yang otentik sebagai citra diri di persaingan global, Selama ini pemerintah kota Surakarta sudah memperkenalkan Aksara Jawa secara

Daftar Produk yang Kami Layani Pesanan dapat melalui:1. Untuk Konsultasi dan penyampaian data

Adapun sejarahnya ialah di Dusun Moyoruti Desa Brengkok Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan yaitu katanya orang yang sudah meninggal arwahnya akan pulang, dan jika tidak

Peserta meminta agar diadakan kembali pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi mereka dalam melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah, beberapa

Perkembangan keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu akan diketahui melalui analisis laporan keuangan yang pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi

tidak, jika tidak maka berkas-berkas itu d i k e m b a l i k a n , apabila berkas-berkas tersebut memenuhi syarat untuk diberikan kredit dan telah diperiksa oleh tim

T: Joo, hän sanoi, että, Nainen 7 sanoi, että heidän oma maa oli heille niin hyvä ennen kun tuli tämä sota. Et heillä oli oma asunto ja oma kaup- pa ja hän oli

Hasil dari penelitian tersebut terbukti bahwa debt covenant yang diproksikan terhadap leverage memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap konsrvatisme