• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

1.3. Rumusan Masalah

Manusia selalu hidup berdampingan dengan seni. Terlebih lagi pada masa saat ini banyak jenis seni yang semakin diseriusin oleh beberapa individu. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus hanya pada salah satu jenis seni rupa yang sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat yaitu seni mural. Seni mural menjadi suatu hal yang sangat menarik peneliti untuk melakukan penelitian. Keberadaan seni mural kini semakin sering dijumpai khususnya pada tempat nongkrong atau kafe-kafe yang menjadi daya tarik serta mengalami eksistensi yang cukup tinggi.

Dengan melihat eksistensi seni mural yang semakin melonjak di kalangan para pebisnis kuliner yang pada akhirnya para seniman yang bergelut di bidang seni mural sepakat untuk membentuk suatu kelompok maupun komunitas mulai tertarik untuk terjun ke dalam dunia industri ekonomi kreatif. Dalam ilmu antropologi menyebutkan bahwa kelompok ataupun komunitas merupakan suatu wadah yang berisi individu-individu yang sadar akan keperluan dalam membentuk kelompok atau komunitas yang saling berinteraksi secara terus menerus untuk mencapai tujuan yang sama (Koentjaraningrat, 2009: 129). Komunitas Mural Medan merupakan salah satu komunitas mural yang cukup aktif berkarya yang turut mendukung dan memberikan pengaruh pada berkembangnya seni mural di

28

Sumatera Utara. Komunitas Mural Medan merupakan wadah bagi para seniman mural untuk dapat menggali kreativitasnya dalam bidang seni lukis, khususnya seni mural serta menjadi wadah untuk saling bertukar pengetahuan dan informasi terkait seni mural yang memberikan dampak positif bagi setiap individu yang tergabung di dalamnya. Seni mural menjadi suatu media yang digunakan oleh Komunitas Mural Medan untuk menyalurkan ekspresinya. Seni mural merupakan salah satu seni yang lahir di era prasejarah dan merupakan suatu produk dari hasil suatu kebudayaan manusia. Awal tujuan penciptaannya yaitu untuk memberikan suatu gambaran kehidupan manusia pada masa prasejarah dan terus mengalami perkembangan yang semakin baik dari segi konsep seni mural yang jelas dan terarah, penggunaan alat dan bahan yang digunakan dalam memproduksi seni mural dan hingga sampai saat ini di era modernisasi, seni mural menunjukkan eksistensinya.

Seni mural yang terus mengalami perkembangan dengan beragam kreativitas yang semakin membaik terjadi karena adanya suatu kelompok yang mendukung keberadaannya. Sehingga seni mural menjadi salah satu seni yang dapat merepresentasikan identitas para pecinta seni mural, yang biasa akrab disebut dengan pemural. Berbeda dengan seniman dari bentuk kesenian lainnya, seperti pemusik misalnya, identitas sebagai pemural yang sangat jarang didengar dan dikenal oleh masyarakat luar lainnya saat ini dapat menunjukkan identitasnya sebagai pemural melalui seni mural yang semakin banyak diciptakan. Hal inilah yang membuat Komunitas Mural Medan menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian dalam mengenal lebih banyak tentang seni mural yang menjadi identitas Komunitas Mural Medan dalam berkarya.

29

Sesuai dengan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti dapat mengerucutkan topik pada beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah:

1. Mengapa Komunitas Mural Medan menjadikan seni mural sebagai identitasnya dalam berkarya?

2. Bagaimana upaya Komunitas Mural Medan memperkenalkan seni mural kepada masyarakat?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai seni mural dalam Komunitas Mural Medan. Selain itu, dikarenakan masih sedikitnya penelitian yang menjelaskan tentang perkembangan seni mural di Kota Medan khususnya, maka tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan seni mural, jenis-jenis seni mural, dan yang lain penting adalah mengapa seni mural itu sendiri dijadikan sebagai identitas dalam berkarya.

Peneliti juga ingin mengetahui upaya-upaya yang digunakan oleh Komunitas Mural Medan dalam memperkenalkan seni mural pada masyarakat umum yang di antara mereka pun tidak sedikit memiliki selera dalam bentuk kesenian lainnya dan masih adanya pandangan bahwa seni mural berkaitan dengan tindakan vandalisme. Serta peneliti ingin mengetahui pemahaman dan tindakan yang dilakukan oleh Komunitas Mural Medan dalam upaya memperkenalkan seni mural sebagai identitasnya dalam berkarya melalui proses kreativitas.

Dari tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

30

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para peneliti selanjutnya sebagai referensi penelitian yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa dan akademis umumnya terutama bagi mahasiswa antropologi.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk mendapatkan edukasi terkait seni mural yang dapat memberikan beragam fungsi, memberikan pemahaman yang positif terkait seni mural yang banyak mengandung makna dan dapat memberikan identitas dalam berkarya lewat seni mural yang mudah disampaikan kepada banyak orang dan menjadi ide yang kreatif bagi pengusaha yang dapat mendukung industri ekonomi kreatif.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian etnografi.

Hal tersebut dikarenakan tujuan peneliti dalam penelitian ini yaitu memfokuskan pada faktor-faktor yang melatarbelakangi Komunitas Mural Medan memilih seni mural sebagai identitasnya dalam berkarya dan upaya-upaya yang dilakukan oleh Komunitas Mural Medan dalam memperkenalkan dengan baik kepada masyarakat, baik itu di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara dalam proses kreativitasnya melalui seni mural, maka peneliti menggunakan metode etnografi berdasarkan pemikiran James P. Spradley dengan pendekatan emik.

Etnografi menjadi suatu metode penelitian untuk menghasilkan bentuk laporan penelitian yang khas yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work). Tujuan utama etnografi yang merujuk kepada definisi Spradley (2007:3) adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari

31

sudut pandang masyarakat asli, mendeskripsikan suatu kebudayaan. Etnografi juga merupakan suatu upaya untuk memperhatikan makna-makna dari kejadian maupun fenomena yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Seperti halnya juga yang dikatakan oleh Spradley (2007:4) bahwa seorang peneliti tidak hanya mempelajari individu-individu yang tergabung ke dalam Komunitas Mural Medan yang diteliti, tetapi peneliti lebih ditekankan untuk dapat belajar dari mereka yang dimulai dari cara mereka berpikir tentang sesuatu hingga mendorongnya untuk melakukan suatu tindakan dalam berkarya melalui seni mural. Sehingga peneliti harus mendapatkan makna dari tingkah laku dari beberapa informan yang merupakan anggota dalam Komunitas Mural Medan yang diteliti.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan suatu informasi yang peneliti dapatkan dari informan dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data melalui observasi partisipasi dan wawancara. Serta dalam memperoleh data primer, peneliti juga memperolehnya melalui dokumentasi.

Sedangkan data sekunder yang peneliti dapatkan dari data-data penelitian terdahulu dalam bentuk jurnal penelitian, artikel, internet, dan sumber bacaan lainnya yang terkait dengan permasalahan penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data studi etnografi, yaitu melalui observasi partisipan serta wawancara mendalam sebagai bagian dari usaha dalam penyatuan dengan Komunitas Mural Medan.

Selama melakukan penelitian, peneliti diwajibkan untuk mencatat dan merekam dengan menggunakan handphone setiap informasi yang diperoleh dari informan.

Sehingga peneliti mendapatkan suatu gambaran utuh tentang apa yang terjadi di

32

lapangan. Namun, sebelum peneliti melakukan observasi partisipan dan wawancara dengan beberapa informan terlebih dahulu peneliti melakukan pendekatan dengan beberapa informan atau istilahnya dalam antropologi dikenal dengan raport.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mempertimbangkan beberapa individu yang akan menjadi informan yang dapat memberikan data sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti untuk dapat menjawab permasalahan penelitian. Berikut beberapa kriteria informan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Komunitas seni mural yang aktif dalam berkarya di Kota Medan.

2. Sudah menjadi anggota Komunitas Mural Medan selama kurang lebih satu tahun.

3. Memiliki skill dan pengalaman dalam bermural sebelum bergabung ke dalam Komunitas Mural Medan.

Menurut peneliti, Komunitas Mural Medan merupakan salah satu komunitas mural yang terdapat di Kota Medanyang sangat aktif dalam berkarya.

Hal tersebut dikarenakan peneliti melihat Komunitas Mural Medan yang sangat aktif mempromosikan karya-karya seni mural yang mereka ciptakan melalui instagram dan website resmi Komunitas Mural Medan. Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap beberapa karya seni mural khususnya yang menerapkan beberapa perwakilan budaya lokal di Sumatera Utara dari Komunitas Mural Medan.

Peneliti melakukan wawancara untuk menggali lebih dalam mengenai sikap, keyakinan, perilaku, dan pengalaman dari informan terhadap suatu fenomena yang ada. Dalam melakukan tahap wawancara, peneliti haruslah

33

menerapkan beberapa persyaratan dalam memilih informan yang baik sebagaimana Spradley (2007:68) menjelaskan, yaitu pertama adalah enkulturasi penuh yang dimaksud adalah informan haruslah mengerti dengan baik budaya mereka dan mempelajari suatu budaya tertentu dengan baik pula. Dalam hal ini, peneliti setidaknya mencari informan yang sudah terlibat langsung dalam suasana budaya di dalam Komunitas Mural Medan minimal satu tahun. Namun, saat melakukan penelitian, peneliti menemukan bahwa terdapat informan yang tidak mengalami enkulturasi penuh, yaitu Fabo yang bergabung ke dalam Komunitas Mural Medan pada September 2020. Peneliti memilih Fabo sebagai salah satu informan dalam penelitian yang baru bergabung ke dalam Komunitas Mural Medan untuk mengetahui perspektifnya terkait dengan seni mural dan pengalamannya sebelum dan sesudah ia bergabung ke dalam Komunitas Mural Medan. Hal tersebut berguna bagi peneliti, untuk dapat mengetahui bagaimana ia dapat menjadikan seni mural sebagai identitasnya dalam berkarya baik itu secara personal maupun sebagai anggota dalam Mural Medan.

Kedua, informan terlibat langsung ke dalam ranah yang hendak peneliti teliti terkait dalam Komunitas Mural Medan menjadikan seni mural sebagai identitasnya dalam berkarya. Ketiga, peneliti memilih informan yang memiliki suasana budaya yang tidak dikenal dengan baik oleh peneliti. Sehingga menjadikan hal yang sensitif bagi peneliti jika ada suatu tindakan yang biasa bagi informan, namun tidak untuk peneliti.

Keempat adalah memilih informan yang memiliki waktu yang cukup ketika diwawancarai. Sebelum memulai proses wawancara, peneliti terlebih dahulu menanyakan kapan waktu senggang para informan. Hal tersebut peneliti

34

lakukan untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan jelas dari para informan tanpa diburu waktu dan peneliti menghindari untuk tidak mengganggu waktu para informan bekerja maupun sedang istirahat dari pekerjaannya. Biasanya para informan yang peneliti mewawancarai berlangsung pada malam hari. Untuk beberapa kesempatan, Komunitas Mural Medan mengajak peneliti untuk mengikuti kegiatan mereka dalam memberikan pelatihan mural yang bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Lapangan Kerja (BBPLK) Medan dan Komite Ekonomi Kreatif (Koekraf) Medan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan wawancara dengan beberapa pemural Komunitas Mural Medan dan dapat terjun langsung ke lapangan untuk melihat proses pembuatan seni mural. Persyaratan yang kelima adalah non analitis. Dalam hal ini, peneliti memilih informan yang tidak menganalisis kebudayaannya sendiri dengan perspektif orang luar.

Peneliti juga menggunakan teknik snowball untuk memperlengkap data informasi. Snowball merupakan suatu teknik sampling, yang mana sampel diperoleh dari satu informan ke informan lainnya. Dalam penelitian ini, teknik snowball sangat membantu peneliti dalam menemukan beberapa informan yang peneliti butuhkan untuk mendukung penelitian. Pada awalnya, peneliti menghubungi Mural Medan melalui whatsapp yang tertera di profile instagram Komunitas Mural Medan, yaitu Fahmi. Dengan menjelaskan tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan kepada Fahmi, maka beliau mengarahkan peneliti untuk langsung menghubungi Fedricho Purba selaku pendiri sekaligus ketua dari Komunitas Mural Medan dan beliau ketepatan salah satu seniman muda asal Medan yang dikenal dengan mengangkat budaya lokal baik dalam karya jasa seni

35

mural dengan Mural Medan dan karya pribadinya. Setelah melakukan wawancara dengan Fedricho Purba, peneliti juga diarahkan Fedricho Purba untuk perlu mewawancarai beberapa anggota Komunitas Mural Medan yang dapat memperlengkapi data-data dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari lima orang yang sesuai dengan kriteria informan dalam penelitian.

Tabel 1.

Daftar Informan

NO. NAMA USIA POSISI DI

MURAL MEDAN

TAHUN BERGABUNG 1. Fedricho Purba 28 Tahun Ketua/ Pendiri Mural

Medan

2015

2. Agung Rianto 23 Tahun Manager Production 2015

3. Fahmi 25 Tahun Koordinator Pemural 2016

4. Bembeng 23 Tahun Koordinator desain

& Pemural

2018

5. Rori Sirait 20 Tahun Pemural 2019

6. Fabo 23 Tahun Pemural 2020

Peneliti juga memperoleh informasi data lapangan dengan menggunakan dokumentasi yang merupakan penyediaan bukti-bukti yang akurat terhadap sumber-sumber yang menjadi data dalam suatu penelitian. Hasil dari dokumentasi dapat berupa catatan harian selama penelitian, gambar, rekaman suara yang nantinya akan di transkrip. Dalam penelitian ini, dokumentasi sangat diperlukan

36

terkait dengan berbagai kegiatan serta hasil karya seni mural yang dilakukan oleh Komunitas Mural Medan. Pengumpulan data ketika melakukan wawancara serta observasi memerlukan alat bantu seperti alat tulis, kamera, dan alat rekaman.

1.6 Pengalaman Penelitian

Awal cerita saya menetapkan seni mural sebagai topik dalam penelitian ini dikarenakan ketika saya diajak oleh beberapa teman untuk nongkrong di Garpoo Kafe. Setiap kami ingin nongkrong, kami melihat-lihat terlebih dahulu suasana interior maupun eksterior yang disuguhkan oleh pengusaha kafe tersebut melalui instagram. Salah satu teman saya sangat tertarik dengan suasana di Garpoo kafe yang dipenuhi gambar-gambar katanya saat itu, baik itu interior maupun eksteriornya. Sangat disayangkan, teman-teman saya tidak mengetahui sebutan untuk gambar-gambar yang memenuhi kafe tersebut. Saya juga telah mengunjungi beberapa kafe, seperti Warung Wakaka, Tropical Café, Kohi91, dan Garpoo kafe yang menggunakan mural sebagai salah satu design interior maupun eksterior beberapa kafe tersebut.

Ketepatan saya memiliki hobi dalam bidang melukis, sehingga saya semakin tertarik untuk mencari tau seputar seni mural. Saya mulai mencari-cari beberapa informasi terkait seni mural di internet. Saya mendapati beberapa pengertian yang menyatakan bahwa mural merupakan suatu lukisan yang mengandung makna/ pesan dalam proses penciptaannya dengan menggunakan dinding sebagai medianya yang menggunakan beberapa jenis cat. Ternyata seni mural ini sudah sangat dikenal dan diterima baik pada masyarakat yang berada di Pulau Jawa. Berbeda halnya dengan keberadaan seni mural yang menurut saya kurang lebih lima tahun belakangan ini mulai mengalami perkembangan di Kota

37

Medan. Hal tersebut dikarenakan sudah menjamurnya seni mural yang diaplikasikan pada dinding-dinding beberapa kafe yang sudah saya kunjungi.

Sebelum saya memutuskan untuk mengangkat seni mural sebagai topik dalam penyusunan skripsi saya, maka saya mulai mencari beberapa komunitas mural melalui internet dan media sosial instagram. Ternyata jauh di luar ekspektasi saya bahwa hanya terdapat dua komunitas seni mural asal Medan yang aktif mempromosikan komunitasnya dan karya muralnya di media sosial, yaitu Medan Art Works dan Komunitas Mural Medan. Akhirnya saya mencoba melihat hasil karya-karya seni mural kedua komunitas tersebut. Saya semakin tertarik untuk menjadikan kedua komunitas tersebut sebagai informan saya dikarenakan terdapat beberapa karya seni mural yang mengangkat beberapa perwakilan budaya yang terdapat di Sumatera Utara ditengah banyaknya referensi seni mural yang mengikuti karya-karya seni mural dari luar negeri yang sesuai dengan selera masyarakat modern saat ini, seperti beberapa kafe di Kota Medanyang sudah peneliti kunjungi.

Saya mulai mencoba menghubungi kedua komunitas mural tersebut melalui via Whatsapp (WA) di bulan Mei 2020. Dengan memperkenalkan diri dan tujuan saya menghubungi kedua komunitas tersebut, tidak berapa lama hanya Komunitas Mural Medan yang bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian ini dan komunitas lainnya tidak menunjukan respon sama sekali. Respon yang diberikan oleh admin Komunitas Mural Medan sangat ramah. Fahmi selaku koordinator lapangan dalam Komunitas Mural Medan dengan senang hati membantu saya dalam melakukan penelitian ini. Beliau bahkan menawarkan

38

Ruang Seni Kopi sebagai tempat untuk saya melakukan wawancara dengan beberapa anggota Komunitas Mural Medan nantinya.

Kemudian pada akhir bulan Mei 2020, saya mengajukan tiga topik skripsi kepada Ibu Rytha Tambunan selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen pembimbing skripsi. Di setiap topik saya sertakan latar belakang pemilihan tiga topik tersebut. Dengan respon yang baik dari Ibu Rytha Tambunan yang mengarahkan saya untuk memilih topik yang lebih saya kuasai. Dengan diskusi yang cukup panjang melalui Whatsapp dengan beliau, pada saat itu juga beliau menyetujui topik pertama saya yang membahas seni mural dan langsung mengarahkan saya untuk segera membuat surat pengajuan topik skripsi supaya besok harinya langsung di ACC oleh beliau untuk saya melanjutkan proses penelitian selanjutnya. Dikarenakan pada saat pengajuan topik skripsi bertepatan masih dalam situasi pandemi Covid-19, Ibu Rytha Tambunan memastikan untuk tetap melakukan social distancing pada saat melakukan penelitian nantinya.

Dikarenakan saya tidak mempunyai relasi sama sekali dengan Komunitas Mural Medan, saya mencoba membangun raport secara rutin yang diawali dengan mengunjungi Ruang Seni Kopi untuk memenuhi ajakan dari Fahmi untuk nongkrong di sana. Saya terlebih dahulu menghubungi beliau melalui Whatsapp untuk menanyakan waktu luangnya. Dengan senang hati, beliau memberikan respon dengan sangat hangat kepada saya walaupun sudah kurang lebih tiga bulan saya tidak menghubunginya. Beliau menawarkan untuk berjumpa di Ruang Seni Kopi pada sore hari. Untuk pertama kali perjumpaan sore itu, Fahmi sangat memberikan sambutan yang ramah dengan menjelaskan seni mural kepada saya.

Karena menurut beliau bahwa sampai saat ini masih adanya masyarakat yang

39

tidak mengenal dengan baik tentang seni mural. Sambil berbincang-bincang, saya menyelipkan tujuan saya yang lebih jelas kembali kepada Fahmi. Dengan respon yang baik, beliau mengarahkan saya untuk menghubungi Fedricho Purba selaku pendiri serta ketua Komunitas Mural Medan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas terkait perkembangan seni mural di Kota Medan. Hal tersebut dikarenakan Fedricho Purba merupakan salah satu seniman muda yang mengangkat tema-tema budaya batak Toba dan pernah melakukan pameran yang bertajuk Ulubalang.

Fahmi juga mempersilahkan saya untuk masuk ke dalam studio Komunitas Mural Medan yang juga sekaligus kantor mereka untuk melihat beberapa karya lukisan. Ketika saya sedang melihat-lihat, Fahmi memperkenalkan saya dengan Fedricho Purba yang bertepatan sedang berada di dalam studio mereka tersebut.

Sama halnya seperti Fahmi, Fedricho Purba juga menyambut kedatangan saya dengan sangat hangat dan langsung memberikan sedikit penjelasan tentang seni mural dan budaya lokal di Sumatera Utara. Beliau juga bersedia untuk menanyakan ketersediaan waktunya untuk melakukan wawancara melalui whatsapp.

Setiap saya ingin melakukan wawancara dengan informan terlebih dahulu saya menanyakan ketersediaan waktu. Perjumpaan selanjutnya saya melakukan wawancara dengan Fedricho Purba pada malam hari. Di tengah-tengah kesibukannya yang sedang menerima client untuk membuat tato, beliau menyempatkan waktunya untuk dapat diwawancarai oleh saya. Dengan perasaan yang tidak enak mengganggu waktu beliau membuat saya sedikit kehilangan keberanian untuk melanjutkan wawancara dengannya. Namun, dengan bersikap

40

santai beliau mengatakan untuk melanjutkan wawancara. Untuk membuat kesan yang baik dan menyenangkan dengan beliau, maka saya memesan kopi untuk yang kedua kalinya sebagai modal untuk melanjutkan perbincangan. Dalam penelitian ini, saya menggunakan teknik snowball, maka saya meminta Fedricho Purba untuk mengarahkan saya kepada beberapa anggota Komunitas Mural Medan yang bersedia untuk saya jadikan informan dalam penelitian yang berguna untuk melengkapi data-data yang diperlukan. Dengan senang hati, Fedricho Purba mengenalkan saya dengan Agung Rianto selaku manager production Komunitas Mural Medan.

Dalam melakukan wawancara dengan Agung Rianto, saya merasa sangat terbantu dengan sifatnya yang terbuka dan bersedia untuk membantu saya dalam melengkapi data-data dalam penelitian. Pada awal perjumpaan dengan Agung Rianto, ketika saya menjelaskan tujuan dari penelitian saya, beliau dengan ekspresi wajah yang senang menceritakan bahwa dalam setiap client yang memesan mural, Komunitas Mural Medan selalu menawarkan untuk mengangkat tema budaya. Dengan senang hati, beliau langsung menawarkan kepada saya katalog dalam bentuk pdf yang sebenarnya belum mereka publish ke beberapa akun media sosial milik Komunitas Mural Medan.

Beliau langsung mengirim katalog tersebut melalui Whatsapp kepada saya. Ternyata benar seperti yang dikatakan Agung Rianto bahwa Komunitas Mural Medan selalu berusaha untuk menyisipkan budaya-budaya lokal khususnya di Sumatera Utara, ketika saya membuka katalog Komunitas Mural Medan, bagian cover dari katalog tersebut merupakan karya seni mural yang mengangkat bangunan-bangunan bersejarah diKota Medan, seperti Masjid Raya,

41

Istana Maimoon, dan Tjong A fie. Dan yang paling membuat saya tertarik melihatnya adalah mereka juga menyisipkan ornamen Batak Toba di setiap halamannya.

Pada awal Desember 2020, saya diajak oleh Agung Rianto untuk

Pada awal Desember 2020, saya diajak oleh Agung Rianto untuk

Dokumen terkait