BAB 5 PERUMUSAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI BERBASIS
5.2 Rumusan Strategi Kebijakan Pengembangan BBN
Berdasarkan identifikasi SWOT, untuk komponen strengths dapat diringkas menjadi : 1) Potensi lahan, tanaman, dan SDM tinggi, 2) dukungan kebijakan dan pengawasan ada, 3) Teknologi tersedia, dan 4) Produk biofuel lebih ramah lingkungan.
Komponen weakness harga komoditi (TBS) rendah dan harga beli produk biofuel untuk dicampur BBM tinggi dibanding crude BBM tidak dimasukkan dalam prioritas weakness. Hal tersebut karena keekonomian biofuel tidak dapat dinilai dari keuntungan rupiah suatu industri biofuel, namun industri biofuel mempunyai benefit yang luas,
Kajian Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) 63 seperti membuka kesempatan kerja, mengurangi ketergantung BBM, mengurangi emisi GRK, serta pemenuhan dan perataan kebutuhan sumber energi bangsa.
Komponen weakness dapat diringkas menjadi : 1) Kebijakan belum selaras dan tegas diimplementasikan, 2) Belum dipandang sebagai industri strategis, 3) Produktivitas dan diversifikasi tanaman dan biofuel rendah, 4) Hibah gran riset kecil, 5) Infrastruktur KTI kurang.
Tabel 5.1 Identifikasi SWOT Kebijakan Pengembangan BBN Strengths
1. Potensi lahan dan tanaman penghasil komoditi bahan baku biofuel tinggi di dalam negeri
2. Ketersediaan sumberdaya manusia (petani, pekerja)
3. Dukungan kebijakan mandatori biofuel
4. Tim pengawasan mandatori biodiesel telah ada
5. Teknologi produksi biofuel mudah dan tersedia
6. Prospek biofuel sebagai pengganti BBM ke depan tinggi, karena permintaan bahan bakar untuk transportasi tinggi dan cenderung meningkat
7. Biofuel lebih ramah lingkungan dibanding BBM, yaitu emisi GRK biofuel lebih kecil dibanding BBM
Weakness
1. Kebijakan belum sinkron dan selaras antar lembaga pemerintah (perlu koordinasi antar pengambil kebijakan dengan stakeholders lainnya)
2. Pemerintah belum memandang tanaman biofuel sebagai industri strategis
3. Harga komoditi (TBS) rendah
4. Produktivitas dan diversifikasi tanaman sumber biofuel rendah
5. Belum ada insentif yang diterima untuk tanaman penghasil biofuel, produsen biofuel, dan pengguna biofuel
6. Hibah gran riset pengembangan biofuel masih kecil
7. Kepentingan para importer bbm yang lebih menyukai impor BBM dibanding mengembangkan biofuel
8. Belum ada penalty yang tegas untuk pihak yang tidak mengimplementasikan mandatori
9. Infrastruktur kurang terutama di KTI 10. Harga beli produk biofuel untuk dicampur
BBM tinggi dibanding crude BBM
diproduksi dan dibawah target
12. Pengembangan teknologi terbatas dan tumpang tindih
Opportunities
1. Kebijakan bea masuk yang tinggi di luar negeri (kebijakan anti subsidi untuk kelapa sawit/CPO) menghambat komoditi dan produk biofuel masuk keluar negeri
2. Cadangan minyak dunia semakin menurun, sehingga perlu alternatif sumber energi lain
3. Terdapat kebijakan pengurangan emisi GRK (RAN GRK)
Threats
1. Isu lingkungan, di Eropa mensyaratkan pengurangan GRK 60%, Amerika 20% 2. Belum ada standarisasi mesin untuk
menggunakan bahan bakar campuran biofuel diatas 10% (diatas B10) sesuai WWFC
3. Harga minyak dunia yang rendah, menyebabkan harga BBM lebih murah
Hasil identifikasi SWOT selanjutnya digunakan untuk membuat perumusan strategi. Rumusan strategi dilakukan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan kebijakan secara berkelanjutan. Rumusan strategi masing-masing komponen dianalisis ke dalam strategi SO (menggunakan S untuk memanfaatkan O), ST (menggunakan S untuk mengindari T), WO (meminimalkan W dan memanfaatkan O), dan WT (meminimalkan W untuk menghindari T).
Rumusan strategi SO untuk pengembangan kebijakan biofuel adalah (disajikan pada Tabel 5.2) :
1. Implementasi mandatori biofuel (biodiesel dan bioetanol) dengan pengawasan yang ketat.
2. Peningkatan produktivitas tanaman dan SDM 3. Peningkatan diversifikasi tanaman biofuel
4. Insentif investasi sarana, prasarana, dan teknologi biofuel
5. Pengembangan penelitian tanaman, teknologi, dan produk biofuel (biodiesel, bioetanol, bioavtur, dll)
Kajian Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) 65
Tabel 5.2 Rumusan Strategi SO dan ST untuk kebijakan pengembangan BBN Opportunities Threats Bea masuk luar negeri tinggi (Komoditi dan produk sulit keluar) Cadangan minyak dunia menipis Kebijakan RAN GRK Isu lingkungan Standar mesin sesuai WWFC ditas 10 % belum ada Harga minyak dunia rendah S tr en gths Dukungan kebijakan dan pengawasan ada
1. Implementasi mandatori biofuel (biodiesel dan bioetanol) dengan pengawasan yang ketat
2. Peningkatan produktivitas tanaman dan SDM
3. Peningkatan diversifikasi tanaman biofuel
4. Insentif investasi sarana,
prasarana, dan teknologi biofuel Pengembangan penelitian tanaman, teknologi, dan produk biofuel (biodiesel, bioetanol, bioavtur, dll)
5. Pengembangan penelitian tanaman, teknologi, dan produk biofuel (biodiesel, bioetanol, bioavtur, dll)
1. Sosialiasi produk biofuel ramah lingkungan
2. Pemberian subsidi/insentif untuk produsen biofuel
3. Uji dan riset mesin pengguna biofuel sampai komposisi campuran 30 %
4. Pembuatan standar nasional biofuel sebagai bahan campuran minyak bumi sampai komposisi 30 %
5. Riset komprehensif
teknoekonomi produk biofuel yang berkelanjutan Potensi lahan, tanaman, dan SDM tinggi Teknologi biofuel tersedia Produk biofuel ramah lingkungan
Rumusan strategi ST untuk pengembangan kebijakan biofuel adalah (disajikan pada Tabel 5.2) :
1. Sosialiasi produk biofuel ramah lingkungan 2. Pemberian subsidi/insentif untuk produsen biofuel
3. Uji dan riset mesin pegguna biofuel sampai komposisi campuran 30 % 4. Pembuatan standar nasional biofuel sebagai bahan campuran minyak bumi
sampai komposisi 30 %
5. Riset komprehensif teknoekonomi produk biofuel yang berkelanjutan
Rumusan strategi WO untuk pengembangan kebijakan biofuel adalah (disajikan pada Tabel 5.3) :
1. Penyelarasan dan sinkronisasi kebijakan untuk memanfaatkan potensi biofuel di dalam negeri
2. Penguatan dan sosialisasi biofuel sebagai industri strategis sumber energi bangsa 3. Peningkatan produktivitas dan diversifikasi tanaman penghasil biofuel
4. Insentif investasi sarana, prasarana, dan teknologi biofuel khususnya di KTI 5. Peningkatan anggaran penelitian untuk pengembangan komoditi dan produk
biofuel
Rumusan strategi WT untuk pengembangan kebijakan biofuel adalah (disajikan pada Tabel 5.3) :
1. Penyelarasan dan sinkronisasi kebijakan pengembangan biofuel
2. Peningkatan daya saing biofuel melalui peningkatan efisiensi dan efektifitas tanaman, produksi, maupun distribusi
3. Peningkatan anggaran penelitian biofuel yang lebih ramah lingkungan,
Kajian Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) 67
Tabel 5.3 Rumusan Strategi WO Dan WT Untuk Kebijakan Pengembangan BBN
Opportunities Threats Bea masuk luar negeri tinggi (Komoditi dan produk relatif sulit diterima diluar negeri) Cadangan minyak dunia menipis Kebijakan RAN GRK Isu lingku ngan Standar mesin sesuai WWFC ditas 10 % belum ada Harga minyak dunia rendah We ak n ess Kebijakan belum selaras dan tegas
1. Penyelarasan dan sinkronisasi kebijakan untuk memanfaatkan potensi biofuel di dalam negeri 2. Penguatan biofuel sebagai industri
strategis sumber energi bangsa 3. Peningkatan produktivitas dan diversifikasi tanaman penghasil biofuel
4. Insentif investasi pabrik, sarana, prasarana, dan teknologi biofuel sehingga produsen biofuel dapat merata hingga ke KTI
5. Peningkatan anggaran penelitian untuk pengembangan komoditi dan produk biofuel
1. Penyelarasan dan sinkronisasi kebijakan pengembangan biofuel 2. Peningkatan daya saing
biofuel melalui peningkatan efisiensi dan efektifitas tanaman, produksi, maupun distribusi
3. Peningkatan anggaran penelitian biofuel yang lebih ramah lingkungan,
applicable, dan ekonomis
Belum dipandang industri strategis Produktivitas dan diversifikasi tanaman rendah Infrastruktur KTI kurang Hibah grand riset kurang
Rumusan strategi kebijakan pengembangan BBN yang ditampilkan dalam kuadran disajikan pada Tabel 5.4. Hasil rumusan strategi kebijakan pengembangan BBN pada masing-masing kuadran yang sama dan atau mempunyai substansi yang sama, dapat digabungkan. Sehingga rumusan strategi kebijakan pengembangan BBN menjadi sebagai berikut :
1. Penyelarasan dan sinkronisasi kebijakan untuk memanfaatkan potensi biofuel di dalam negeri
2. Implementasi mandatori biofuel (biodiesel dan bioetanol) dengan pengawasan yang ketat
3. Peningkatan daya saing biofuel melalui peningkatan diversifikasi tanaman, produktivitas tanaman, produksi, maupun distribusi biofuel
4. Peningkatan investasi pabrik, sarana dan prasarana, serta teknologi biofuel, sehingga produsen biofuel dapat merata hingga ke KTI
5. Peningkatan anggaran dan pelaksanaan riset biofuel, yang mencangkup tanaman penghasil biofuel, teknologi produksi, teknologi penggunaan produk biofuel, keramahan lingkungan (emisi GRK), serta teknoekonomi produk biofuel
6. Pelaksaaan uji dan riset mesin pengguna biofuel sebagai bahan campuran minyak bumi sampai komposisi 30 %
7. Pembuatan standar nasional biofuel sebagai bahan campuran minyak bumi sampai komposisi 30 %
8. Pemberian insentif/subsidi agar industri biodiesel dapat menjual sampai dapat mencapai harga keekonomian.
Tabel 5.4 Rumusan Strategi Kebijakan Pengembangan BBN Strategi WO (kuadran 3) Strategi SO (kuadran 1)
1. Penyelarasan dan sinkronisasi kebijakan untuk memanfaatkan potensi biofuel di dalam negeri
2. Penguatan biofuel sebagai industri strategis sumber energi bangsa
3. Peningkatan produktivitas dan diversifikas tanaman penghasil biofuel 4. Insentif investasi pabrik, sarana,
prasarana, dan teknologi biofuel sehingga produsen biofuel dapat merata hingga ke KTI
5. Peningkatan anggaran penelitian untuk
1. Implementasi Mandatori biofuel (biodiesel dan bioetanol) dengan pengawasan yang ketat
2. Peningkatan produktivitas tanaman dan SDM
3. Peningkatan diversifikasi tanaman biofuel
4. Insentif investasi sarana, prasarana, dan teknologi biofuel
5. Pengembangan penelitian tanaman, teknologi, dan produk biofuel (biodiesel, bioetanol, bioavtur, dll)
Kajian Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) 69
Strategi WO (kuadran 3) Strategi SO (kuadran 1)
pengembangan komoditi dan produk biofuel
Strategi WT (kuadran 4) Strategi ST (kuadran 2)
1. Penyelarasan dan sinkronisasi kebijakan pengembangan biofuel 2. Peningkatan daya saing biofuel melalui
peningkatan efisiensi dan efektifitas tanaman, produksi, maupun distribusi 3. Peningkatan anggaran penelitian
biofuel yang lebih ramah lingkungan, applicable, dan ekonomis
1. Sosialiasi produk biofuel ramah lingkungan
2. Pemberian subsidi/insentif untuk produsen biofuel
3. Uji dan riset mesin pegguna biofuel sampai komposisi campuran 30% 4. Pembuatan standar nasional biofuel
sebagai bahan campuran minyak bumi sampai komposisi 30%
5. Riset komprehensif terhadap teknoekonomi biofuel