• Tidak ada hasil yang ditemukan

S UBAB MATERI

Dalam dokumen FUNDAMENTAL LINUX SERVER ADMINISTRATOR (Halaman 41-72)

ADMINISTRASI FILE SISTEM PADA LINUX

S UBAB MATERI

Membuat Filesistem

Mounting Filesistem: Menggunakan Perintah Mount dan File /etc/fstab

Atribut Filesistem ext2/3

Daftar Akses Kontrol

Memahami dan Mengontrol SELinux

Key Terms

/etc/fstab

ACL

Atribut

Filesistem

ext2

ext3

ext4

mount

SELinux

41 File sistem / Sistem Berkas merupakan metoda penyimpanan file pada komputer atau media penyimpanan komputer dalam mengatur lokasi file tersebut. Ada juga yang menyebut bahwa File sistem adalah struktur logika yang digunakan untuk mengendalikan akses terhadap data yang ada pada disk. File sistem memiliki dua bagian:

• Kumpulan file yang masing-masingnya menyimpan data-data yang berhubungan.

• Struktur direktori yang mengorganisasi dan menyediakan informasi mengenai seluruh file dalam sistem.

Fungsi File sistem salah satunya untuk memberi nama pada berkas dan meletakkannya pada media penyimpanan. Fungsi lainnya adalah sebagai konvensi penamaan berkas dan peletakkan berkas pada struktur direktori. Semua sistem operasi memiliki File sistemnya sendiri untuk meletakkan file dalam sebuah struktur hirarki.

Lalu apa hubungannya File sistem dengan Sistem Operasi?

File sistem merupakan interface yang menghubungkan sistem operasi dengan disk.

Ketika program menginginkan pembacaan dari harddisk atau media penyimpanan lainnya, sistem operasi akan meminta File sistem untuk membuka file yang diminta tersebut.

File sistem akan mencari lokasi dari file yang diinginkan. Setelah file itu ditemukan, File sistem akan membaca file tersebut kemudian mengirimkan informasinya kepada sistem operasi dan akhirnya bisa dibaca oleh pengguna.

File sistem pada Linux

• Ext 2 (2nd Extended)

Ext 2 merupakan tipe File sistem yang paling tua yang masih ada. File sistem ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1993. Ext 2 adalah File sistem yang paling ampuh di linux dan menjadi dasar dari segala distribusi linux. Pada Ext 2 File sistem, file data disimpan sebagai data blok. Data blok ini mempunyai

42 panjang yang sama dan meskipun panjangnya bervariasi di antara Ext 2 File sistem, besar blok tersebut ditentukan pada saat File sistem dibuat dengan mk2fs. Jika besar blok adalah 1024 bytes, maka file dengan besar 1025 bytes akan memakai 2 blok. Ext 2 File sistem menyimpan data secara hirarki standar yang banyak digunakan oleh sistem operasi. Data tersimpan di dalam file, file tersimpan di dalam direktori. Sebuah direktori bisa mencakup file dan direktori lagi di dalamnya yang disebut sub direktori.

Kehandalan Ext2FS:

- Strategi update yang aman dapat meminimalisasi dari system crash.

- Mendukung pengecekan kekonsistensian otomatis saat booting.

- Mendukung file immutable (file yang tidak dapat dimodifikasi) dan append-only (file yang isinya hanya dapat ditambahkan pada akhir file tersebut).

Kelemahan Ext2FS:

- Ketika shut down secara mendadak membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk recover.

- Untuk melakukan clean up File sistem, biasanya Ext 2 secara otomatis akan menjalankan utility e2fsck pada saat booting selanjutnya.

• Ext 3 (3rd Extended)

Ext 3 merupakan peningkatan dari Ext 2 File sistem. Beberapa peningkatan yang ada antara lain:

- Journaling

Dengan menggunakan journaling, maka waktu recovery pada shut down yang mendadak tidak akan selama pada Ext 2.

43 - Integritas Data

Ext 3 menjamin adanya integritas data setelah terjadi kerusakan atau unclean shut down. Ext 3 memungkinkan kita memilih jenis dan tipe proteksi dari data.

- Kecepatan

Daripada menulis data lebih dari sekali, Ext 3 mempunyai throughput yang lebih besar daripada Ext 2 karena Ext 3 memaksimalkan pergerakan head harddisk. Kita bisa memilih tiga jurnal mode untuk memaksimalkan kecepatan, tetapi integritas data tidak terjamin.

- Mudah Dilakukan Migrasi

Kita dapat melakukan migrasi atau konversi dari Ext 2 ke Ext 3 tanpa harus melakukan format ulang pada harddisk.

Di samping keunggulan di atas, Ext 3 juga memiliki kekurangan. Dengan adanya fitur journaling, maka membutuhkan memori yang lebih dan memperlambat operasi I/O.

• Ext 4 (4th Extended)

Ext 4 dirilis secara komplit dan stabil berawal dari kernel 2.6.28. Jadi, apabila distro yang secara default memiliki kernel tersebut atau di atasnya secara otomatis system sudah support Ext 4. Apabila masih menggunakan Ext 3, dapat dilakukan konversi ke ext 4 dengan beberapa langkah yang tidak terlalu rumit. Keuntungan menggunakan Ext 4 ini adalah mempunyai pengalamatan 48-bit blok yang artinya dia akan mempunyai 1 EiB = 1.048.576 TB ukuran maksimum File sistem dengan ukuran 16 TB untuk maksimum file sizenya, fast fsck, journal checksumming, defragmentation support.

 Membuat Filesistem

Untuk membuat suatu filesistem, ada beberapa langkah yang bisa digunakan : 1. Buat partisi dengan parted atau fdisk

2. Format partisi ini dengan mkfs

44 3. Beri label pada partisi dengan e2label

4. Buat mount point partisi tersebut 5. Tambahkan partisi ke /etc/fstab

Mengecek filesistem yang sedang di-mount

Sebelum melakukan mount dan unmount, kita perlu tahu mount point mana yang sedang dimount dengan berbagai perintah :

1. /etc/mtab

File ini adalah file yang diupdate program mount ketika filesistem di-mount atau diumount.

2. /proc/mounts

File diatas adalah bagian dari filesistem virtual proc. Seperti file-file proc lainnya, “file”

mounts ini bukan file sesungguhnya, namun hanya representasi saja dalam bentuk file.

Hasil dari kedua file diatas dapat dilihat sebagai berikut : Tiap baris menunjukkan :

• Filesistem yang di-mount

• Mount point

• Tipe filesistem

• Apakah filesistem itu bersifat ro (read only) atau rw (read and write)

$ cat /etc/mtab

$ cat /proc/mounts

/dev/sda3 / ext3 rw 0 0 none /proc proc rw 0 0

usbdevfs /proc/bus/usb usbdevfs rw 0 0 /dev/sda1 /boot ext3 rw 0 0

none /dev/pts devpts rw,gid=5,mode=620 0 0 /dev/sda4 /home ext3 rw 0 0

none /dev/shm tmpfs rw 0 0

none /proc/sys/fs/binfmt_misc binfmt_misc rw 0 0

45

• Dua field yang tidak dipakai dan diwakili dengan 0.

3. df

Dengan menggunakan perintah ini, kita dapat melihat berapa kapasitas direktori yang sedang di-mount dan berapa yang sudah dipakai.

Hasil output dari perintah df adalah sebagai berikut.

• df –a berfungsi menghitung pemakaian file space untuk semua direktori (opsi –a menunjukkan seluruh direktori).

• cat /proc/swaps mendisplay ukuran partisi swap, tipe partisi swap dan kuantitas swap.

• cat /proc/ide/hda/any-filemendisplay informasi disk yang dipegang kernel.

4. cat /proc/filesystems bertugas menunjukkan flesistem yang sedang dipakai.

5. fdisk –l bertugas untuk mengecek semua partisi beserta devaisnya yang ada baik windows, linux, swap.

$ df

Filesystem 1k-blocks Used Available Use% Mounted on /dev/sda3 8428196 4280980 3719084 54% /

/dev/sda1 124427 18815 99188 16% /boot /dev/sda4 8428196 4094232 3905832 52% /home none 644600 0 644600 0% /dev/shm

$ cat /proc/filesystems/dev/sda3 / ext3 rw 0 0

46 Membuat Partisi Baru

Beberapa tool partisi yang biasa dipakai adalah : fdisk, sfdisk, GNU parted, partprobe.

• fdisk

Pada instalasi linux, program partisi yang paling sering digunakan adalah fdisk.

Keuntungan utama fdisk adalah fdisk mampu mendukung BSD disk label dan tabel partisi lain selain DOS.

• GNU parted atau parted

GNU parted adalah program partisi untuk menciptakan, menghilangkan, mengubah ukuran dan menyalin partisi yang mengandung filesistem.

Berikut ini diberikan langkah-langkah melakukan partisi dengan fdisk :

1. Tentukan lokasi dimana akan dilakukan partisi, kemudian gunakan fdisk pada lokasi tersebut :

misalkan letaknya ada pada /dev/hda, gunakan perintah:

2. Lihat table partisi untuk mengecek apakah partisi yang dilakukan sudah tepat atau tidak dengan menggunakan perintah p:

3. Partisi-partisi yang tidak diinginkan juga dapat dihapus dengan perintah d, yang berarti delete.

$ fdisk <letak partisi>

$ fdisk /dv/hda

Command (m for help): p

Disk /dev/hda: 255 heads, 63 sectors, 1244 cylinders Units = cylinders of 16065 * 512 bytes

Device Boot Start End Blocks Id System /dev/hda1 * 1 17 136521 83 Linux /dev/hda2 18 83 530145 82 Linux swap /dev/hda3 84 475 3148740 83 Linux /dev/hda4 476 1244 6176992+ 83 Linux

Command (m for help): d Partition number (1-4): 1

47 4. Jika ingin membuat partisi baru, gunakan perintah n.

Lalu tentukanlah tipe filesistem. 82 menunjukkan bahwa partisi adalah untuk linux swap.

Untuk mengetahui kode heksa untuk tipe filesistem lainnya ketiklah 1.

Lalu simpanlah dengan perintah w.

Mengecek Partisi

Untuk mengecek partisi yang dibuat, lakukan perintah

Atau gunakan:

Jika ukuran partisi tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka lakukan resize.

Command (m for help): n Command action

e extended

p primary partition (1-4) p

Partition number (1-4): 1 First cylinder (1-767): 1

Last cylinder or +size or +sizeM or +sizeK: +512M

Command (m for help): t Partition number (1-4): 1

Hex code (type L to list codes): 82

Command (m for help): w

$ cat /proc/partitions

$ fdisk –l <partisi>

48 Memformat Partisi

mkfs adalah perintah yang digunakan untuk membuat filesistem.

dengan opsi –t akan menciptakan filesistem dengan fstipe yang diminta. Jika tanpa opsi –t maka mkfs akan menciptakan filesistem ext2. Device ini adalah letak partisi yang hendak diformat. Bila ingin melakukan format pada partisi /dev/sde3 menggunakan filesistem ext3 mengenai opsi-opsi lain pada perintah mkfs, dapat melihat man mkfs.

Untuk ext2, ada perintah mke2fs yang dapat digunakan:

Memberi Label

Setelah melakukan format, langkah berikutnya adalah memberi label pada partisi tersebut.

Misalkan nama direktori baru itu /work

Membuat Mountpoint

buatlah mount point partisi tersebut /work

$ mkfs –t <fstype> <device>

$ mkfs –t ext3 /dev/sde3

$ mke2fs [options] device

$ e2label <partisi baru> <nama partisi baru>

$ e2label /dev/hda3 /work

$ mkdir <nama partisi baru>

$ mkdir /work

49 Masukkan Entry /etc/fstab

Sebagai root masuklah ke file /etc/fstab untuk memasukkan partisi baru. Kolom pertama menyatakan LABEL=nama partisi baru, kolom kedua menyatakan mountpoint dari partisi baru, sementara kolom ketiga menyatakan tipe filesistem (misalnya ext3 atau swap). Untuk mengetahui lebih lanjut, bukalah manual fstab atau baca ringkasan pada materi selanjutnya.

 Mounting Filesistem: Menggunakan perintah mount dan file /etc/fstab

Macam-macam opsi yang bisa digunakan untuk melakukan mount pada filesistem ext3 adalah :

• rw : read and write akses

• suid : mode suid atau guid

• dev : agar file devais dapat digunakan

• exec : agar binary dapat dieksekusi

• auto : otomatis

• async : perubahan file dimenej secara asinkronus

Opsi-opsi lain, yang bisa dipakai bisa dilihat pada manual mount.

Contoh penggunaan mount :

Dengan opsi noexec ini, direktori home tidak boleh mengeksekusi file yang berada di /dev/hda

Perintah diatas menunjukkan bahwa file CDROM yang berupa filesistem image pada /iso/documents.iso di-mount ke mount point /mnt/cdimage secara read only dengan loopback device. Ini penting agar filesistem image tersebut dapat diakses oleh pc.

Maksud perintah ini adalah melakukan mount pada filesistem vfat di direktori /dev/hdc2 sehingga bisa diakses oleh userid maupun grup id tertentu. Hal ini penting karena biasanya data filesistem hanya dimiliki root, sementara user lain akan ditolak untuk melakukan perubahan file secara langsung.

$ mount –t ext3 –o noexec /dev/hda7 /home

$ mount –t iso9660 -0 ro,loop /iso/documents.iso /mnt/cdimage

$ mount –t vfat –o uid=515,gid=520 /dev/hdc2 /mnt/projx

$ mount –t ext3 –o noatime /dev/hda2 /data

50 Perintah diatas berarti mount filesistemext3 dengan opsi noatime yang artinya menghemat baterai laptop dengan mengurangi akses disk.

Dengan perintah diatas artinya melakukan mount pada direktori /something yang sudah dimount pada direktori lain ke direktori /anotherthing. Metode ini disebut mount alias.

File /etc/fstab

file /etc/fstab termasuk penting karena file ini akan dilihat setiapkali sistem melakukan boot, untuk membentuk hirarki filesistem. File ini terdiri atas 6 field, yaitu :

• Device : menyatakan nama dari file device atau label dari filesistem

• Mount_point : path yang digunakan untuk mengakses filesistem

• Fs_type : tipe filesistem

• Options : opsi untuk filesistem

• Dump_freq : frekwensi dumping, 0=tidak pernah, 1=setiap hari, 2=tiap dua hari

• Fsck_order : 0=ignore, 1=pertama (biasanya filesistem root), 2-9. Jika >1, maka filesistem akan dicek pararel. Filesistem di jaringan dan CDROM tidak akan dicek.

Perhatikan file /etc/fstab berikut:

Jika fstab diisikan setelah booting, anda harus melakukan mount terhadap filesistem tersebut. Misalkan partisi /dev/hda5 mengandung filesistem dengan label /mnt/data dan mount point /mnt/data sudah dibuat, maka anda bisa melakukan mount dengan perintah:

$ mount --bind /something /anotherthing

device mount point fs type options dump freq fsck order LABEL=/mnt/data /mnt/data ext3 defaults 0 0

none /dev/pts devpts gid=5,mode=620 0 0

$ mount /dev/hda5

$ mount –L /mnt/data

$ mount LABEL = /mnt/data

$ mount /mnt/data

51

 Atribut Filesistem ext2/3

Berikut penjelasan selanjutnya tentang filesistem ext2 dan filesistem ext3:

Second Extended File sistem (Ext2 FS)

Second Extended File sistem (Ext2) dirancang oleh Rémy Card, sebagai File sistem yang extensible dan powerful untuk digunakan pada sistem operasi Linux.

Ext2 merupakan File sistem yang paling banyak digunakan oleh para pengguna Linux Ext2 pertama kali dikembangkan dan diintegrasikan pada kernel Linux, dan sekarang ini sedang dikembangkan juga penggunaannya pada sistem operasi lainnya. Tujuannya adalah untuk membuat suatu File sistem yang powerful, yang dapat mengimplementasikan file-file semantik dari UNIX dan mempunyai pelayanan advance features.

Kemampuan Dasar ext2

- File sistem EXT2 mampu menyokong beberapa tipe file yang standar dari UNIX, seperti regular file, directories, device special files, dan symbolic links.

- EXT2 mampu mengatur file-File sistem yang dibuat dalam partisi yang besar.

- File sistem EXT2 mampu menghasilkan nama-nama file yang panjang. Maximum 255 karakter.

- EXT2 memerlukan beberapa blok untuk super user (root).

Kemampuan Tambahan ext2

- File sistem EXT2 mampu menyokong beberapa ekstensi yang biasanya tidak diberikan dalam File sistem UNIX.

- Atribut-atribut dari file memperbolehkan user untuk mengubah perilaku kernel pada waktu bekerja pada suatu set file.

- Seseorang dapat mengatur atribut-atribut dalam suatu file atau direktori. Pada kasus-kasus selanjutnya, file-file baru yang dibuat di dalam direktori akan mewarisi atribut-atribut direktori tersebut.

52 Konsep Dasar ext2

EXT2, seperti juga File sistem lainnya, dibuat berdasarkan pemikiran bahwa data yang berada dalam file disimpan ke dalam blok-blok data. Blok-blok data ini memiliki panjang yang sama. File sistem EXT2 memperbolehkan administrator untuk memilih logical block size pada waktu membuat File sistem tersebut. Ukuran-ukuran blok antara lain 1024, 2048, dan 4096 bytes. Dalam memakai ukuran-ukuran blok yang besar dapat mempercepat I/O karena permintaan I/O lebih sedikit, dan juga seek dari disk head akan lebih sedikit diperlukan untuk mengakses suatu file.

Setiap file disimpan dalam beberapa blok, tergantung pada ukuran file yang akan disimpan tersebut. Misalnya satu blok mempunyai ukuran 1024 bytes, maka file yang besarnya 1025 bytes akan menempati 2 blok. Dengan cara penyimpanan file seperti diatas berarti terjadi pemborosan rata-rata setengah blok untuk setiap file yang disimpan. Semakin besar ukuran blok semakin besar pula disk space yang terbuang.

Untuk mengurangi beban kerja CPU, dan meningkatkan kinerja dari CPU dan memori, pemborosan blok dalam disk ini terpaksa harus terjadi. Tidak semua blok yang ada dalam disk digunakan untuk menyimpan data. Beberapa blok digunakan untuk menyimpan informasi mengenai struktur dari File sistem.

Ext2 menetapkan topologi dari File sistem dengan merepresentasikan setiap file dalam sistem dengan suatu data struktur inode. Suatu inode mendeskripsikan blok data yang ditempati oleh suatu file. Inode ini juga memberikan keterangan tentang hak akses sutu file, tipe dari file, serta waktu modifikasi terakhir dari suatu file.

Setiap inode dalam Ext2 mempunyai suatu nomor yang unik, untuk mengidentifikasi inode tersebut. Semua inode dari File sistem ini disimpan dalam suatu inode table. Dalam Ext2, secara sederhana directory merupakan suatu file khusus (directory juga dideskripsikan oleh suatu inode) yang mengandung pointer ke inode-inode dari isi directory tersebut (file atau directory).

Ext2 mengimplementasikan fast symbolic links. Fast symbolic links tidak menggunakan data blok pada File sistem. Nama yang dituju tidak disimpan pada blok data melainkan disimpan di inode.

53 Teknik ini dapat menghemat disk space yang digunakan (tidak mengalokasikan blok data) dan mempercepat operasi link (tidak membaca blik data ketika mengakses suatu link.

Ext2 memeriksa status dari File sistem secara terus menerus. Suatu field khusus pada superblock digunakan oleh kernel untuk mengindikasikan status dari File sistem. Ketika File sistem berada pada keadaan read/write mode, statusnya diset menjadi “not clean”.

Ketika File sistem berada pada keadaan read-only mode, statusnya diset kembali menjadi

“clean”.

Pada saat boot, File sistem checker menggunakan informasi ini untuk menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan File sistem atau tidak. Kernel code juga menyimpan error pada field ini. Ketika kernel code mendeteksi adanya inkonsistensi, File sistem ditandai sebagai “Errorneous”.

Partisi

Partisi adalah tingkat pertama dari susunan disk. Setiap disk harus memiliki satu atau beberapa partisi. Penggunaan partisi dimaksudkan agar dalam satu phisycal disk dapat terdiri dari beberapa File sistem di setiap partisinya. Setiap File sistem EXT2 membutuhkan satu partisi, bahkan satu partisi penuh.

Group

File sistem EXT2 dibagi dalam beberapa group yang menjadi bagian-bagian dalam suatu partisi. Pembagian ke dalam beberapa group tersebut akan berhasil setelah File sistem sudah diformat, dan tidak bisa diubah tanpa diformat ulang. Setiap group memiliki satu superblock, satu group descriptor, satu block bitmap, satu inode bitmap, dan data blocks.

Susunannya berurut dari superblock sampai ke data blocks.

Komponen-Komponen pada ext2 - Boot block

Setiap File sistem diawali dengan boot block.

54 - Superblock

Beberapa informasi tentang File sistem dimiliki oleh File sistem itu sendiri secara keseluruhan, dan tidak secara bagian dari file ataupun group.Dalam informasi ini, termasuk didalamnya jumlah total blok-blok dari suatu File sistem, waktu pemeriksaan error terakhir, dan hal yang lainnya. Informasi-informasi semacam itu disimpan dalam superblok.

Superblock mengandung informasi yang mendeskripsikan status dari File sistem internal. Superblok memperbolehkan File sistem manager untuk menggunakan dan mengatur File sistem. Superblok terletak pada offset 1024 yang tetap pada device, dan panjangnya 1024 bytes. Superblok pertama adalah yang paling penting, karena superblok ini dibaca ketika File sistem dimount.

Informasi dalam superblok itu sangat penting. File sistem bahkan tidak bisa disusun tanpa adanya informasi-informasi tersebut. Apabila terjadi error disk pada saat meng-update superblok, maka keseluruhan File sistem akan rusak dan hancur.

Oleh karena itu, copy dari superblok disimpan dalam setiap group. Apabila superblok pertama rusak, maka file copy yang redundant tersebut digunakan untuk memperbaikinya.

- Inode

Setiap file dalam disk diasosiasikan oleh tepat satu inode. Inode ini menyimpan informasi penting mengenai file, seperti create dan modify times, permission, owner, tipe file, dan lokasi penyimpanan file tersebut dalam disk.

Data dalam file tidak disimpan dalam inode, melainkan inode menunjuk ke lokasi data dalam disk. Pada setiap inode terdapat lima belas pointer ke blok data.

Hal ini tidak berarti bahwa panjang maksimum suatu file hanya lima belas blok (panjang file dapat lebih dari 15 blok).

13 pointer pertama menujuk secara langsung ke blok yang mengandung data. Jika suatu file besarnya 13 blok atau kurang maka data pada file ditunjuk langsung oleh pointer, dan dapat diakses dengan cepat.

55 Pointer ke-14 disebut indirect pointer, dan menunjuk ke blok yang berisi pointer-pointer, setiap pointer ini menunjuk ke data pada disk.

Pointer ke-15 disebut doubly indirect pointer, setiap pointer ini menunjuk ke blok yang berisi pointer-pointer yang menunjuk ke blok yang berisi pointer-pointer yang menunjuk ke data pada disk. Skema ini memungkinkan akses langsung pada semua data dari file yang kecil (kurang dari 14 blok) dan tetap dapat mengakses data dari file yang sangat besar dengan beberapa akses tambahan.

Pada umumnya ukuran file tidak terlalu besar, karena itu hampir semua file dapat diakses dengan cepat dengan skema ini.

Inode disimpan dalam tabel inode. Lokasi dan ukuran tabel inode ditentukan pada saat format, dan tidak dapat diubah tanpa melakukan format ulang. Hal ini juga berarti bahwa jumlah maksimum file dalam File sistem juga ditetapkan pada saat format.

Third Extended File sistem (Ext3)

EXT3 merupakan suatu journalled filesystem. Journalled filesystem didesain untuk membantu melindungi data yang ada di dalamnya. Dengan adanya journalled filesystem, maka kita tidak perlu lagi untuk melakukan pengecekan kekonsistensian data, yang akan memakan waktu sangat lama bagi harddisk yang berkapasitas besar.

EXT3 adalah suatu filesystem yang dikembangkan untuk digunakan pada sistem operasi Linux.

EXT3 merupakan hasil perbaikan dari EXT2 ke dalam bentuk EXT2 yang lebih baik dengan menambahkan berbagai macam keunggulan.

Keunggulannya:

- Availability :

EXT3 tidak mendukung proses pengecekan File sistem, bahkan ketika system yang belum dibersihkan mengalami “shutdown”, kecuali pada beberapa kesalahan hardware yang sangat jarang. Hal seperti ini terjadi karena data ditulis atau disimpan ke dalam disk dalam suatu cara sehingga File sistem-nya selalu konsisten.

56 Waktu yang diperlukan untuk me-recover ext3 File sistem setelah system yang belum dibersihkan dimatikan tidak tergantung dari ukuran File sistem atau jumlah file;

56 Waktu yang diperlukan untuk me-recover ext3 File sistem setelah system yang belum dibersihkan dimatikan tidak tergantung dari ukuran File sistem atau jumlah file;

Dalam dokumen FUNDAMENTAL LINUX SERVER ADMINISTRATOR (Halaman 41-72)