• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNDAMENTAL LINUX SERVER ADMINISTRATOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FUNDAMENTAL LINUX SERVER ADMINISTRATOR"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

0

FUNDAMENTAL LINUX

SERVER ADMINISTRATOR

[FLSA]

Comlabs Training 2014 Dwiharyanto

Imas Nurzanah Siti Toyyibah

Zuffa Kamila Nur Azizah

(2)

1

PENDAHULUAN

Sebelum kita menggunakan Linux CentOS, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu linux CentOS. Di bawah ini merupakan penjelasan singkat mengenal apa itu linux CentOS yang dikutip dari http://www.CentOS-id.com :

CentOS alias Community ENTerprise Operating System adalah sebuah distro Linux yang diturunkan dari RHEL (Red Hat Enterprise Linux). CentOS dibuat oleh North American Enterprise Linux. Namun berbeda dengan turunan Linux lainnya, CentOS merupakan copian dari RHEL 99% Mengapa?

Karena CentOS hanya membuang label RH dan diganti dengan label generic. Jadi isi dari program CentOS sama dengan RHEL. Drivers yang jalan RHEL otomatis jalan juga di CentOS.

Meskipun keberadaan CentOS sangat tergantung pada Red Hat namun hal ini justru memberikan nilai tambah, karena RH merupakan satu-satunya distro Linux yang didukung oleh CPanel (Cpanel adalah kontrol panel terbanyak dipakai oleh perusahaan hosting, hampir 100% hosting menggunakan CPanel). Karena merupakan copian RHEL maka CentOS juga di dukung secara resmi oleh CPanel.

Contoh kasus CentOS menggantikan RHEL 100%. Bayangkan situasi umumnya berikut ini:

A. Perusahaan ingin memakai Linux untuk menghemat biaya IT

• Anda seorang IT

• Perusahaan ingin menekan biaya pembelian software, solusingya anda mengerti Windows server/Desktop ke Linux, BSD atau Solaris

• Pilihan utama jatuh di Linux karena mudah, tersedia secara luas, bukunya banyak, komunitas tersebar, sudah banyak aplikasi yang serupa dengan windows

• Saat server anda dating, maka drivers yang umumnya disediakan hanya Linux distro:

(3)

2 RHEL dan SLE (Suse Linux Enterprise), bahkan kebanyakan hanya menyediakan drivers untuk RHEL

• Solusinya Cuma 1: pakai CentOS maka otomatis semua RHEL dapat anda pakai

B. Perusahaan Hosting ingin memakai CPanel

• Anda kali ini bukan IT, tetapi seseorang calon pengusaha hosting

• Setelah melihat berbagai hosting yang sudah ada maka 99% memakai CPanel

• Anda memutuskan untuk mencoba CPanel

• Distro Ubuntu maupun suse bahkan fedora yang dikuasai oleh orang IT anda ternyata tidak didukung oleh CPanel

• Orang IT anda mencoba instalasi CPanel pada Ubuntu, Suse dan Fedora. Saat mulai instalasi muncul warning bahwa OS tidak didukung resmi. Orang IT anda tetap melanjutkan instalasi

• Setelah server beroperasi, muncul complain dari user mengenai fitur yang tidak jalan semestinya, orang IT anda berusaha menghubungi pihak CPanel dan di jawab bahwa resiko sendiri menggunakan OS yang tidak di dukung CPanel dan disarankan menghubungi forum. Masuk ke forum, dan ternyata tidak ada yang menggunakan distro selain RHEL, CentOS dan FreeBSD

• Anda berusaha mencari perusahaan IT yang menyediakan jasa ini, ternyata tidak ada yang berani menjamin 100% alternatif lain menghubungi pembuat distro tapi harga servicenya mahal sekali

• Akhirnya anda memutuskan untuk memakai CentOS dan segala masalah otomatis terselesaikan

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CentOS

Ini adalah pertanyaan yang sering ditanyakan calon pemakai CentOS. Tetapi sayangnya banyak yang tidak bisa memberikan jawaban yang jujur. Umumnya orang bilang semua Linux sama saja, tergantung pada kehebatan penguasaan administrator. Jawaban ini jelas salah! Mengapa salah? Karena siapapun pasti tidak akan menerima jawaban ini dan

(4)

3 segera melakukan pencarian yang lebih dalam di Google maupun tanya serta baca sana sini bukan? Baiklah akan kami tulis secara jujur kelebihan dan kekurangan CentOS

Karena CentOS di bangun berdasarkan RHEL maka segala kelebihan dan kekurangan RHEL juga menjadi bagian CentOS

Red Hat Enterprise Linux (RHEL), merupakan distro linux yang paling tangguh untuk dijadikan server dibandingkan distro-distro linux yang lainnya. Selain tangguh, RHEL juga banyak didukung oleh banyak vendor hardware dan software. Sehingga dengan semua nilai tambah tersebut menjadikan RHEL sebuah OS yang sangat mumpuni untuk dijadikan server.

KELEBIHAN KEKURANGAN

CentOS sangat kompatibel dengan RH

Tergantung pada distro RH. Karena itu CentOS selalu keluar setelah RH

Merupakan OS freeware yang sangat handal untuk skala Enterprise

Kata “enterprise” membuat pemula takut dan memilih Fedora

Merupakan satu-satu nya OS Freeware yang didukung resmi oleh CPanel

Penampilan website CentOS yang kurang menarik (CentOS Indonesia sedang menupayakan untuk mengupdate website CentOS.org agara tampil menarik)

Drivers RHEL dapat dipakai oleh CentOS karena isi CentOS adalah RHEL

Kurangnya dikumentasi mengenai CentOS secara khusus

(5)

4 Akan tetapi, perlu diketahui bahwasanya RHEL merupakan OS yang bersifat komersil. Berbeda halnya dengan kebanyakan distro linux, seperti debian, fedora, ubuntu, dll, kita tidak bisa mendownload lalu menggunakan RHEL secara cuma-cuma. Melainkan, harus membeli layaknya OS Windows.

Oleh karena itu, disinilah CentOS datang sebagai solusi. Menggunakan CentOS hampir sama dengan menggunakan RHEL, dengan keuntungan lainnya yaitu “Gratis”. Jadi jika kita ingin menggunakan OS yang tangguh untuk dijadikan server (yang bisa juga digunakan untuk skala enterprise) akan tetapi tidak ingin mengeluarkan biaya yang tinggi CentOS merupakan pilihan yang tepat. Belum lagi karena CentOS adalah Linux, sehingga kita dapat lebih leluasa untuk bereksperimen didalamnya.

Dan dalam modul kali ini secara garis besar akan dibagi atas dua bagian yaitu, instalasi dan konfigurasi server. Untuk konfigurasi server, akan dijelaskan mengenai DNS server, web server, mail server, ftp server, serta proxy server.

(6)

5

BAB 1

HARDWARE DAN INSTALASI

S

UBAB MATERI



KOMPABILITAS HARDWARE

CPU dan Memori

Alat Perlengkapan

Instalasi CentOS

Konfigurasi Perangkat Keras dan Filesystems

Software RAID dan LVM

Konfigurasi Keamanan : Firewalls dan SELinux

Konfigurasi Pasca-Instalasi

Mengecheck Kembali Konfigurasi Instalasi

Key Terms

CPU

Hostname

Harddisk

Instalasi

Kdump

Memory

Partisi

Sistem Operasi

(7)

6 Dalam proses menginstal suatu Sistem Operasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah syarat spesifikasi minimal dan maksimal dari perangkat keras yang akan diinstal Sistem Operasi tersebut. Hal ini sangat penting karena dapat menunjang keberhasilan proses instalasi. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

 CPU dan Memory

Untuk penginstalasian CentOS ini apabila diterapkan di sistem operasi berbasis 32-bit maksimal logical CPUs nya adalah 32 dengan maksimal memori nya 16 GB. Sedangkan untuk system operasi berbasis 64 bit maksimal logical CPUs nya adalah 64/4096 dengan maksimal memorinya 3TB/64TB.

Table 1. Maximum Requirement

Sedangkan syarat untuk menginstal CentOS 6.5 ini secara keseluruhan adalah seperti pada gambar di bawah ini.

x86 ia64 x86_64 Maximum

Logical CPUs

32 n/a 64/4096 Maximum

Memory

16GB n/a 3TB/64TB

(8)

7

 Alat dan Perlengkapan

Sebelum melakukan proses installasi, persiapkan terlebih dahulu perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk menginstall CentOS 6.5 ini, antara lain:

• Pertama, siapkan installer linux sesuai kebutuhan. Dalam modul ini distribusi linux yang digunakan adalah CentOS 6.5 32 bit.

• Terakhir, perlengkapan yang perlu disiapkan adalah PC sesuai dengan standar minimum yang telah ditentukan untuk menginstall CentOS 6.5.

 Instalasi CentOS 6.5

Setelah tahap persiapan selesai dilakukan, selanjutnya masuk ke tahap penginstalasian. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama, masukkan DVD CentOS 6.5 ke DVD drive, restart komputer, Masuk BIOS dan setting CD/DVD ROM sebagai boot sequence pertama, atau bila ada pilihan untuk boot dari media lain (seperti F10 pada board intel, Kunci ESC/F8 pada board asus ) itu lebih baik.

Catatan:

Motherboard menyediakan fasilitas pilihan boot dengan cara yang berbeda-beda.

Biasanya cara yang digunakan adalah dengan menekan tombol F2 atau F10 ataupun tombol Delete.

Setelah Boot Sequence dari PC sudah diatur, tampilan pertama dari CentOS akan tampak seperti gambar berikut :

(9)

8 Catatan:

 Install or upgrade an existing system. Opsi ini dipilih ketika menginginkan untuk menginstall sistem operasi ataupun memperbarui sistem operasi dengan versi terbaru.

 Install system with basic video driver. Opsi ini dipilih ketika menginginkan untuk menginstal sistem operasi baru dari awal.

 Rescue installed system. Opsi ini dipilih ketika menginginkan untuk menyelamatkan sebuah Linux OS yang sudah terinstall, hal ini sangat berguna ketikas OS yang sudah terinstall rusak atau tidak dapat booting.

 Boot from local drive. Opsi ini dipilih ketika menginginkan untuk langsung boot dari drive lokal, tanpa membatalkan instalasi OS.

 Memory test. Opsi ini dipilih ketika menginginkan untuk melakukan test pada memori sebelum proses installasi.

Karena ini merupakan proses installasi, pilih opsi Install or upgrade an existing system kemudian tekan Enter.

(10)

9 2. Selanjutnya akan muncul tampilan yang menunjukan bahwa DVD installer CentOS terdeteksi. Tersedia dua pilihan yaitu OK dan Skip. Jika menginginkan untuk memeriksa CD installer apakah dalam keadaan baik atau tidak, pilih OK. Jika sudah yakin DVD installer dalam keadaan baik dan siap digunakan, pilih Skip.

Catatan:

Untuk berpindah antar opsi di atas, tekan tombol tab. Tombol space digunakan untuk memilih salah satu opsi di atas. Sedangkan tombol F12 digunakan untuk berpindah ke halaman selanjutnya dan melewati pertanyaan pada halaman di atas.

3. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

Ketika tampilan berikut muncul, klik untuk memilih Next.

(11)

10 4. Selanjutnya akan muncul halaman instalasi dengan tampilan seperti gambar berikut ini. Tampilan ini merupakan tampilan untuk memilih bahasa yang akan digunakan selama proses instalasi hingga installasi selesai. Pemilihan bahasa ini juga membantu memudahkan pengguna (user) untuk menggunakannya. Secara default bahasa yang akan terpilih adala English (bahasa Inggris).

(12)

11 Untuk pemilihan bahasa lain, tekan tombol atas untuk scroll up, dan bawah untuk scroll down. Dan tombol tab untuk berpindah dari satu opsi ke opsi lain. Apabila bahasa yang akan digunakan sudah dipilih, pilih Next.

5. Halaman selanjutnya adalah tahap pemilihan layout keyboard yang akan digunakan.

Pilih layout keyboard sesuai dengan jenis keyboard yang digunakan. Secara default layout keyboard yang dipilih adalah US English. Kemudian pilih Next.

(13)

12 6. Kemudian akan muncul halaman proses installasi selanjutnya.

Tampilan ini merupakan tampilan untuk memilih media penyimpanan.

Terdapat dua pilihan yaitu “Basic Storage Devices” dan “Specialized Storage Devices”

Pilih Basic Storage Devices dengan mengklik pada button nya kemudian pilih Next untuk masuk ke tahap instalasi selanjutnya.

Catatan:

 Basic Storage Devices opsi ini tidak berlaku untuk sistem Z.

(14)

13

 Specialized Storage Devices opsi ini untuk meginstall Red Hat Enterprise Linux pada perangkat pernyimpanan berikut :

- Direct Access Storage Devices (DASD)

- Perangkat multipath seperti FCP-Attachable SCSI LUN dengan beberapa jalur

- Jaringan area penyimpanan (SAN) seperti Luns SCSI FCP-Attachable dengan jalur tunggal

- Opsi khusus Storage Device untuk mengkonfigurasi Small Computer System Interface (iSCSI) conenctions.

- Opsi system z FCoE (Fibre Channel over Ethernet) tidak dapat digunakan, karena opsi ini diarsir.

7. Kemudian tahap instalasi selanjutnya akan muncul tampilan pada gambar berikut ini.

Tampilan ini merupakan notifikasi atau pemberitahuan tentang media penyimpanan yang telah dilakukan pada tahap instalasi sebelumnya.

Pada tahap berikut ini pilih Yes, discard any data. Opsi ini dipilih untuk mengizinkan untuk mendeteksi file atau data (partisi) agar perangkat (device) dapat mengenalinya.

(15)

14 8. Selanjutnya adalah tahap penginstalasian untuk memberikan nama hostname.

1) Untuk pemberian nama hostname, inputkan hostname yang anda akan digunakan.

Setelah hostname diinputkan apabila hendak melakukkan konfigurasi network ikuti langkah di nomor 2. Sedangkan apabila hendak melakukan konfigurasi network setelah instalasi selesai, untuk melewati tahap tersebut pilih Next untuk melanjutkan tahap instalasi selanjutnya.

2) Configure Network, opsi ini digunakan untuk mengkonfigurasi network di tahap awal yaitu ketika tahap instalasi dilaksanakan. Ketika setelah mengklik ganda pada tab Configure network akan tampil jendela seperti berikut ini:

(16)

15 Pilih Add untuk menambahkan konfigurasi network.

Selanjutnya, akan muncul pilihan dari jenis koneksi yang akan dibuat. Jika menggunakan jaringan kabel pilih Wired kemudian klik create.

Pada tahap selanjutnya, pilih IPv4 Settings dengan metode Manual untuk mengkonfigurasi IP secara manual. Kemudian pilih Add dan isikan Address, Netmask, dan Gateway sesuai dengan yang dikehendaki.

(17)

16 Setelah selesai mengkonfigurasi, klik Apply. Kemudian pilih Next untuk melanjutkan tahap instalasi selanjutnya.

9. Tahap instalasi selanjutnya adalah konfigurasi zona waktu yang sesuai.

Pilih daerah yang sesuai dengan daerah di mana CentOS tersebut diinstal. Pada modul ini, kota yang dipilih adalah Asia/Jakarta.

(18)

17 Catatan:

Ceklis System clock uses UTC. Jika opsi ini dipilih, maka waktu pada PC yang diinstal akan berdasarkan Universal Time Coordinated (UTC) yang merupakan basis waktu dunia yang legal.

10. Tahap selanjutnya yaitu memberikan root password pada sistem.

Root berada pada kedudukan tertinggi dalam hirarki file sistem Linux, sehingga dapat dipastikan user yang bisa mengakses Root akan memiliki akses penuh terhadap

(19)

18 sistem Linux tersebut. Oleh sebab itu, kita harus memastikan hanya user tertentu saja yang boleh mengakses root ini. Disinilah fungsi root password, yaitu menjaga agar sistem hanya dapat diakses sepenuhnya oleh user yang mengetahui root password ini. Agar lebih aman, gunakan password yang bukan dari kata sehari- hari, seperti nama, kata kerja, dll. Memiliki karakter yang panjang dan terdiri dari gabungan angka dan huruf serta dikarenakan linux itu case sensitive, maka huruf kapital dan non kapital akan dibedakan, walaupun kata dari password tepat , tetapi ada perbedaan dari huruf kapital atau non kapital, maka akses tidak akan diloloskan.

Jika sudah memiliki password yang tepat , cukup isikan pada kolom : Root Password:

Untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam pengetikan password , masukan kembali password pada :

Confirm :

11. Tahap selanjutnya adalah menentukan bagaimana dan dimana system CentOS akan diinstal.

(20)

19 Catatan:

 Use All Space opsi ini dipilih jika ingin menghapus semua partisi yang ada diharddisk dan menggantinya dengan partisi Linux CentOS 6.5.

 Replace Existing Linux System(s) opsi ini hanya menghapus semua partisi linux yang ada di harddisk tapi tidak menghapus partisi dari OS lain, misalnya FAT dan NTFS Windows.

 Shrink Current System opsi ini untuk menyusutkan partisi yang ada, untuk memberi ruang kosong bagi partisi Linux CentOS 6.5.

 Use Free Space opsi ini menggunakan ruang kosong yang belum terpartisi untuk partisi Linux CentOS 6.5. Hal ini diasumsikan bahwa harddisk memiliki free space yang cukup untuk instalasi Linux CentOS 6.5.

 Create Custom Layout opsi ini membuat partisi secara manual menggunakan tools partisi yang tersedia di Linux CentOS 6.5.

(21)

20 Ceklis Review and modify partitioning layout untuk melihat atau mengubah layout partisi yang telah dibuat. Jika sudah memilih tipe instalasi yang dinginkan, klik Next untuk melanjutkan tahap instalasi selanjutnya.

12. Pada halaman selanjutnya akan muncul tampilan seperti gambar di bawah.

Gambar di bawah menandakan belum adanya partisi di dalam disk.

Klik pilihan free tersebut, lalu pilih create untuk untuk membuat partisi baru.

Sedangkan untuk keterangannya :

- /dev/sda merupakan penamaaan linux terhadap hardisk bertipe SCSI sekaligus path (lokasi) yang digunakan sebagai tempat disk/drive di mount. Mount berarti mengaitkan ,menghubungkan, atau menginputkan suatu drive/disk maupun partisi ke dalam sistem.

- Free = dikarenakan belum memiliki format file sistem, maka ia akan dikenali sebagai ruang kosong ( space yang belum teralokasi).

- 10239 MB = merupakan besarnya kapasitas dari space yang belum teralokasi tersebut.

13. Tahap selanjutnya yaitu membuat partisi seperti pada gambar di bawah.

(22)

21 Catatan:

 Standard Partition opsi ini dipilih jika ingin membuat partisi standar.

 RAID Partition opsi ini dipilih jika ingin membuat partisi dengan konfigurasi RAID. Secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah teknik menggabungkan beberapa disk (harddisk) menjadi sebuah media penyimpanan logika. Contoh , opsi ini dapat dipilih apabila memiliki 3 buah hardisk dan menginstall CentOS diatasnya , dengan RAID 3 buah harddisk tersebut akan terdeteksi sebagai satu harddisk berisi file sistem linux CentOS.

 LVM Physical Volume opsi ini dipilih jika ingin membuat partisi dengan konfigurasi LVM.

14. Jika memilih Standard Partition maka akan muncul tampilan seperti pada gambar di bawah. Tahap ini merupakan tahap pembuatan partisi. Pada system operasi berbasis Linux, partisi yang harus dibuat minimal dua buah, yaitu root (/) dan juga swap.

Untuk membuat partisi root, pilih Mount Point “/” dengan tipe file system ext4.

Sedangkan untuk sizenya dapat dialokasikan sesuai kebutuhan.

(23)

22

Untuk membuat partisi swap, pilih Mount Point “/” dengan tipe file system swap. Sedangkan untuk size partisi swap ukurannya minimal dua kali ukuran RAM.

Jika sudah selesai membuat partisi, pilih Next. Maka proses instalasi akan menginstruksikan untuk memformat harddisk tersebut, pilih Format.

(24)

23 Setelah memilih Format, akan muncul peringatan bahwa partisi yang dipilih akan dicatat pada harddisk. Maka pilih opsi Write changes to disk.

15. Langkah selanjutnya yaitu pengaturan boot manager.

Catatan:

 CentOS /dev/sda1. Yang berarti boot menuju CentOS (boot label) akan diberi nama CentOS, dimana bootloader CentOS akan disimpan pada partisi /dev/sda1, jika ingin mengubahnya , cukup pilih opsi Edit. Disini kita dapat mengubah nama boot (boot label). Jika sudah, pilih Next untuk melanjutkan proses instalasi.

(25)

24 16. Selanjutnya akan muncul pilihan software apa saja yang ingin diinstal.

Catatan:

 Desktop opsi ini dipilih jika ingin menginstal semua software Desktop.

 Minimal Desktop opsi ini dipilih jika ingin menginstal software minimal untuk Desktop. Jika ingin memilih aplikasi apa saja yang ingin diinstal, pilih Customize now.

(26)

25 Lalu pilih software yang ingin diinstal.

17. Jika ingin menginstal semua software minimal desktop, pilih Customize Later lalu klik Next.

18. Proses berikutnya adalah instalasi paket-paket Linux CentOS 6.5 ke HDD. Tunggu sampai selesai.

(27)

26 19. Setelah selesai lakukan Reboot dan pastikan kali ini parameter first boot di BIOS

mengarah ke HDD.

(28)

27 20. Tunggu proses booting hingga selesai.

 Konfigurasi Pacsa Instalasi

Setelah proses booting selesai, maka akan muncul proses konfigurasi pasca instalasi seperti pada langka-langkah berikut:

1. Saat muncul tampilan Welcome Screen seperti pada gambar di bawah, klik Forward.

(29)

28 2. Saat muncul tampilan tentang informasi lisensi CentOS 6.5 tersebut, pilih “Yes, I agree to the license Agrement” agar dapat melanjutkan instalasi. Lalu pilih Forward untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.

3. Lalu tahap selanjutnya yaitu membuat nama User beserta password untuk login ke Sistem Operasi CentOS tersebut. Jika sudah, pilih Forward.

(30)

29 4. Tahap selanjutnya yaitu konfigurasi waktu dan tanggal sesuai dengan tempat di

mana CentOS 6.5 tersebut diinstall. Jika sudah, pilih Forward.

(31)

30 5. Terakhir, ada pemberitahuan tentang kernel “Kdump”. Klik Finish untuk

mengakhiri proses instalasi.

6. Setelah instalasi selesai, maka akan diminta password untuk login ke Sistem Operasi CentOS yang sudah berhasil diinstal tersebut.

(32)

31 7. Berikut tampilan area desktop dari CentOS 6.5 yang berhasil diinstal.

(33)

32

BAB 2

PROSES BOOTING

S

UBAB MATERI

:

Urutan Proses Booting

Inisiasi BIOS

Grub Boot Loader

Inisiasi Kernel

init dan /etc/inittab

Run Levels

Mengontrol Servis

Key Terms

BIOS

Booting

GRUB

init

Kernel

Run Level

(34)

33

 Urutan Proses Booting

Secara ringkas, urutan booting pada linux bisa dilihat pada gambar di bawah ini:

1. BIOS: Basic Input/Output System merupakan interface level paling bawah yang menghubungkan antara komputer dan perangkatnya. BIOS melakukan pengecekan integritas memori dan mencari instruksi pada Master Boot Record (MBR) yang terdapat pada floppy drive atau harddisk.

2. MBR menjalankan boot loader. Di linux, boot loader yang sering dipakai adalah LILO (Linux Loader) dan GRUB (GRand Unified Boot loader). Pada Red Hat dan×

Turunannya menggunakan GRUB sebagai boot loader.

3. LILO/GRUB akan membaca label sistem operasi yang kernelnya akan dijalankan.

Pada boot loader inilah sistem operasi mulai dipanggil. Untuk mengkonfigurasi file grub, filenya terdapat pada /boot/grub/grub.conf.

4. Setelah itu, tanggung jawab untuk booting diserahkan ke kernel. Setelah itu, kernel akan menampilkan versi dari kernel yang dipergunakan, mengecek status SELinux, menegecek paritisi swap, mengecek memory, dan sebagainya.

5. Kernel yang dipanggil oleh bootloader kemudian menjalankan program init, yaitu proses yang menjadi dasar dari proses-proses yang lain. Ini dikenal dengan nama × Process. Proses ini mengacu pada script yang ada di file /etc/rc.d/rc.sysinit.

(35)

34 6. Program init kemudian menentukan jenis runlevel yang terletak pada file /etc/inittab. Berdasarkan pada run-level, script kemudian menjalankan berbagai proses lain yang dibutuhkan oleh sistem sehingga sistem dapat berfungsi dan digunakan. Runlevel adalah suatu parameter yang mengatur servis yang akan dijalankan misalnya single user, reboot, shutdown, dan sebagainya. Program yang mengatur runlevel ini adalah init yang terletak pada direktori /etc/inittab.

 Inisiasi BIOS

BIOS (Basic Input/Output System) adalah antar muka antara perangkat keras dan perangkat lunak level dasar. BIOS menyediakan kumpulan instruksi yang digunakan sistem operasi. Kesuksesan proses booting tergantung pada BIOS, yang menyediakan antar muka level terendah ke perangkat periferal dan kontrol.

Bios pertama kali menjalankan Power On Self Test (POST) kemudian mencari periferal dan perangkat untuk melakukan booting. Informasi konfigurasi perangkat keras disimpan pada area kecil (biasanya 64 byte) secara permanen pada CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) yang terdapat pada motherboard. Setelah POST, perangkat booting dipilih dari daftar perangkat yang terdeteksi pada booting. Perangkat booting termasuk di dalamnya floppy drive, hard drive, CDROM, network interface, Zip drive dan media removable lain. BIOS membaca dan mengeksekusi sektor fisik pertama dari media booting yang dipilih pada sistem. Biasanya 512 byte pertama dari hard disk.

 Grub Boot Loader

Boot Loader adalah suatu program yang sudah tertanam pada suatu sistem operasi untuk mem-boot atau memanggil sistem operasi yang ada pada hard disk dan media boot lainnya seperti flashdisk (contohnya GRUB dan LILO). Biasanya Boot Loader digunakan untuk memilih sistem operasi yang ada pada hard disk karena pada hard disk tersebut memiliki lebih dari 1 sistem operasi. Boot Loader ini, dimuat pada BIOS komputer, yang kemudian digunakan untuk memanggil kernel suatu sistem operasi.

(36)

35 Jadi, Boot Loader ini digunakan untuk memilih dan memanggil sistem operasi yang ada pada hard disk dan media boot lainnya. Boot Loader, harus dipasang pada MBR (Master Boot Record) pada hard disk atau media boot lainnya agar sistem operasi yang terdapat pada hard disk atau media boot lainnya bisa di-boot dengan baik.

Terdapat 2 jenis Boot Loader pada GNU/Linux, yaitu GRUB dan LILO. Tetapi, modul ini hanya akan membahas mengenai Grub Boot Loader saja.

GRUB (the Grand Unified Boot-loader) merupakan antar muka baris perintah yang tersedia pada prompt saat booting. Boot dari sistem file ext2/ext3, ReiserFS, JFS, FAT, minix atau FFS.

Konfigurasi GRUB dilakukan pada /boot/grub/grub.conf mempunyai format yang global. Contoh isi grub.conf:

Perubahan pada file grub.conf akan mengubah sistem dengan segera. GRUB membaca file konfigurasi pada waktu booting, sehingga file grub.conf harus disimpan pada sistem file yang mengerti GRUB, misalnya ext2/ext3, reiserfs, FAT, minix dan FFS. Jika untuk beberapa alasan MBR terkorupsi dan perlu menginstall ulang GRUB maka dapat menggunakan perintah /sbin/grub-install <boot-device>, misalnya :

/sbin/grub-install /dev/had

timeout=5

spashimage=(hd0,0)/grub/splash.xpm.gz password –md5 $1$/iX9y$Bk4yt37Ch2fz5GFN default=0

title Red Hat Enterprise Linux AS (2.6.90648_EL) root (hd0,1)

kernel /vmlinuz-2.6.9-648.EL ro root=/dev/VolGroup00/LogVo100 rhgb quiet initrd /initrd-2.6.9-648.EL.img

title Windows XP Pro

rootnoverify (hd0,0)

chainloader +1

(37)

36 User dapat melakukan setting grub secara manual. Jika instalasi gagal cobalah cara berikut:

1. Ketik perintah grub dan tekan enter 2. Ketik root (hd0,0)

3. Ketik setup (hd0) 4. Ketik quit

 Inisiasi Kernel

Aktifitas inisialisasi kernel berlangsung secara cepat pada saat booting. Untuk melihat pesan kernel yang dilewatkan pada init, output file dapat dilihat pada /var/log/dmesg. Output memperlihatkan langkah inisialisasi dasar dari kernel Linux yang meliputi :

• Mendeteksi driver perangkat yang dikompilasi dan menempatkannya pada perangkat yang berhubungan. Jika berhasil, driver akan menginisialisasi dan kernel memberi pesan.

• Apabila driver selesai dikompilasi sebagai modul dalam kernel, maka akan dimasukkan dalam initrd yang kemudian di-mount oleh kernel ke RAM disk untuk inisialisasi proses.

• Setelah semua driver dibuka, kernel akan melakukan mounting sistem file root dengan mode read only.

• Proses pertama kemudian disimpan pada init dan kontrol dilewatkan dari kernel ke proses.

 init dan /etc/inittab

init adalah parent dari semua proses. Untuk melihat urutan proses tree dapat menjalankan perintah pstree:

(38)

37 Karena init adalah proses pertama, maka selalu mempunyai nomor PID 1. File /etc/inittab berisi informasi bagaimana init harus set up sistem pada setiap run level. Jika file /etc/inittab hilang atau terkorupsi, maka tidak dapat dilakukan booting pada standard run level (0-6) dan memerlukan penggunaan mode single atau darurat. Isi /etc/inittab adalah :

• Inisialisasi run level

• Skrip inisialisasi system

• Direktori skrip run level khusus

• Menangkap urutan kunci tertentu

• Menentukan kegagalan power UPS / menyimpan skrip

• Menentukan virtual console

• Inisialisasi X pada run level 5

 Run Levels

init mendefinisikan run level 0-6 meliputi:

Run Level Efek

0 Halt

1, S, emergency Mode single user

2 Multi user, tanpa jaringan NFS 3 Full multi user (termasuk jaringan)

4 Didefinisikan user, tetapi duplikat runlevel 3 (default) 5 X11 (termasuk jaringan)

6 Reboot

$ pstree init-+-apmd

/-atd

/-automount /-crond---crond /-deskguide_apple /-gdm-+-X

/ `-gdm---gnome-session

(39)

38 Run level dipilih sebagai default pada /etc/inittab, dilewatkan sebagai argumen dari boot loader atau menjalankan init x setelah booting (dimana x adalah run level yang dipilih). Baris initdefault pada file /etc/inittab mengontrol run level default setelah sistem dimulai. Formatnya adalah sebagai berikut:

Dimana x adalah run level setelah sistem dimulai. Untuk melihat run level saaat ini dan sebelumnya dapat dilihat pada /sbin/runlevel.

Bila ingin melakukan perpindahan level init dengan menggunakan perintah init dengan runlevel tertentu, gunakan perintah ”init#” dimana # adalah satu dari 0, 1, 3, 5, 6.

Dapat juga menggunakan perintah telinit.

Skrip untuk run level yang diberikan dijalankan selama boot dan shutdown. Skrip ditemukan pada direktori /etc/rc.d/rc#.d/ dimana simbol # menandakan run level, misalnya run level ”3” akan menjalankan semua skrip pada direktory /etc/rc.d/rc3.d/ yang dimulai dengan huruf ”S” selama sistem boot.

Skrip ini akan menjalankan proses background yang dibutuhkan oleh sistem. Pada saat shutdown semua skrip pada direktori yang dimulai dengan huruf ”K” akan dieksekusi.

Sistem ini menyediakan urutan sistem ke state yang berbeda untuk mode produksi dan maintenance.

(Daftar state dan run level dari semua service dimulai oleh ini; chkconfig –list GUI tool : /usr/X11R6/bin/tksysv)

 Mengontrol Servis

Skrip inisialisasi System V memulai servis pada waktu booting. Kebanyakan dari servis dijalankan sebagai daemon, seperti cups, cron dan sendmail. Red Hat Linux menyediakan beberapa utilitas yang memfasilitasi pengaturan inisialisasi System V.

system-config-service adalah utilitas grafis meng membutuhkan antarmuka X.

Menampilkan servis yang dimulai dan dihentikan setiap run level. Servis dapat ditambahkan, dihapus atau diurut ulang pada run level 3 sampai 5 dengan utilitas ini.

id:x:initdefault:

(40)

39

ntsysv adalah utilitas interaktif berbasis console yang memungkinkan untuk mengontrol servis yang berjalan bila memasukkan run level tertentu. Utilitas ini digunakan selama inisialisasi sistem, tetapi dapat dijalankan dari baris perintah.

Mengkonfigurasikan run level saat ini secara default. Dengan menambahkan pilihan --level maka dapat dikonfigurasi run level lain.

chkconfig adalah utilitas baris perintah. Jika melewatkan --list, akan menampilkan daftar semua skrip System V dan mematikan atau menghidupkan setiap run level.

Skrip dapat diatur dalam setiap run level dengan on atau off chkconfig. Pilihan -- level digunakan untuk menentukan run level yang diaktifkan jika default tidak diterima.

• Perintah service digunakan untuk memulai dan menghentikan servis standalone segera. Beberapa servis menerima argumen start, stop, restart, reload, condrestart dan status sebagai servis minimum.

• Perintah system-config-services dan chkconfig akan memulai dan menghentikan xinetd dikonfigurasi on atau off. Servis standalone tidak dimulai atau dihentikan sampai sistem dilakukan booting ulang atau menggunakan perintah services.

(41)

40

BAB 3

ADMINISTRASI FILE SISTEM PADA LINUX

S

UBAB MATERI

Membuat Filesistem

Mounting Filesistem: Menggunakan Perintah Mount dan File /etc/fstab

Atribut Filesistem ext2/3

Daftar Akses Kontrol

Memahami dan Mengontrol SELinux

Key Terms

/etc/fstab

ACL

Atribut

Filesistem

ext2

ext3

ext4

mount

SELinux

(42)

41 File sistem / Sistem Berkas merupakan metoda penyimpanan file pada komputer atau media penyimpanan komputer dalam mengatur lokasi file tersebut. Ada juga yang menyebut bahwa File sistem adalah struktur logika yang digunakan untuk mengendalikan akses terhadap data yang ada pada disk. File sistem memiliki dua bagian:

• Kumpulan file yang masing-masingnya menyimpan data-data yang berhubungan.

• Struktur direktori yang mengorganisasi dan menyediakan informasi mengenai seluruh file dalam sistem.

Fungsi File sistem salah satunya untuk memberi nama pada berkas dan meletakkannya pada media penyimpanan. Fungsi lainnya adalah sebagai konvensi penamaan berkas dan peletakkan berkas pada struktur direktori. Semua sistem operasi memiliki File sistemnya sendiri untuk meletakkan file dalam sebuah struktur hirarki.

Lalu apa hubungannya File sistem dengan Sistem Operasi?

File sistem merupakan interface yang menghubungkan sistem operasi dengan disk.

Ketika program menginginkan pembacaan dari harddisk atau media penyimpanan lainnya, sistem operasi akan meminta File sistem untuk membuka file yang diminta tersebut.

File sistem akan mencari lokasi dari file yang diinginkan. Setelah file itu ditemukan, File sistem akan membaca file tersebut kemudian mengirimkan informasinya kepada sistem operasi dan akhirnya bisa dibaca oleh pengguna.

File sistem pada Linux

• Ext 2 (2nd Extended)

Ext 2 merupakan tipe File sistem yang paling tua yang masih ada. File sistem ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1993. Ext 2 adalah File sistem yang paling ampuh di linux dan menjadi dasar dari segala distribusi linux. Pada Ext 2 File sistem, file data disimpan sebagai data blok. Data blok ini mempunyai

(43)

42 panjang yang sama dan meskipun panjangnya bervariasi di antara Ext 2 File sistem, besar blok tersebut ditentukan pada saat File sistem dibuat dengan mk2fs. Jika besar blok adalah 1024 bytes, maka file dengan besar 1025 bytes akan memakai 2 blok. Ext 2 File sistem menyimpan data secara hirarki standar yang banyak digunakan oleh sistem operasi. Data tersimpan di dalam file, file tersimpan di dalam direktori. Sebuah direktori bisa mencakup file dan direktori lagi di dalamnya yang disebut sub direktori.

Kehandalan Ext2FS:

- Administrator sistem dapat memilih ukuran blok yang optimal (dari 1024 sampai 4096 bytes), tergantung dari panjang file rata-rata, saat membuat file sistem.

- Administrator dapat memilih banyak inode dalam setiap partisi saat membuat file sistem.

- Strategi update yang aman dapat meminimalisasi dari system crash.

- Mendukung pengecekan kekonsistensian otomatis saat booting.

- Mendukung file immutable (file yang tidak dapat dimodifikasi) dan append-only (file yang isinya hanya dapat ditambahkan pada akhir file tersebut).

Kelemahan Ext2FS:

- Ketika shut down secara mendadak membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk recover.

- Untuk melakukan clean up File sistem, biasanya Ext 2 secara otomatis akan menjalankan utility e2fsck pada saat booting selanjutnya.

• Ext 3 (3rd Extended)

Ext 3 merupakan peningkatan dari Ext 2 File sistem. Beberapa peningkatan yang ada antara lain:

- Journaling

Dengan menggunakan journaling, maka waktu recovery pada shut down yang mendadak tidak akan selama pada Ext 2.

(44)

43 - Integritas Data

Ext 3 menjamin adanya integritas data setelah terjadi kerusakan atau unclean shut down. Ext 3 memungkinkan kita memilih jenis dan tipe proteksi dari data.

- Kecepatan

Daripada menulis data lebih dari sekali, Ext 3 mempunyai throughput yang lebih besar daripada Ext 2 karena Ext 3 memaksimalkan pergerakan head harddisk. Kita bisa memilih tiga jurnal mode untuk memaksimalkan kecepatan, tetapi integritas data tidak terjamin.

- Mudah Dilakukan Migrasi

Kita dapat melakukan migrasi atau konversi dari Ext 2 ke Ext 3 tanpa harus melakukan format ulang pada harddisk.

Di samping keunggulan di atas, Ext 3 juga memiliki kekurangan. Dengan adanya fitur journaling, maka membutuhkan memori yang lebih dan memperlambat operasi I/O.

• Ext 4 (4th Extended)

Ext 4 dirilis secara komplit dan stabil berawal dari kernel 2.6.28. Jadi, apabila distro yang secara default memiliki kernel tersebut atau di atasnya secara otomatis system sudah support Ext 4. Apabila masih menggunakan Ext 3, dapat dilakukan konversi ke ext 4 dengan beberapa langkah yang tidak terlalu rumit. Keuntungan menggunakan Ext 4 ini adalah mempunyai pengalamatan 48-bit blok yang artinya dia akan mempunyai 1 EiB = 1.048.576 TB ukuran maksimum File sistem dengan ukuran 16 TB untuk maksimum file sizenya, fast fsck, journal checksumming, defragmentation support.

 Membuat Filesistem

Untuk membuat suatu filesistem, ada beberapa langkah yang bisa digunakan : 1. Buat partisi dengan parted atau fdisk

2. Format partisi ini dengan mkfs

(45)

44 3. Beri label pada partisi dengan e2label

4. Buat mount point partisi tersebut 5. Tambahkan partisi ke /etc/fstab

Mengecek filesistem yang sedang di-mount

Sebelum melakukan mount dan unmount, kita perlu tahu mount point mana yang sedang dimount dengan berbagai perintah :

1. /etc/mtab

File ini adalah file yang diupdate program mount ketika filesistem di-mount atau diumount.

2. /proc/mounts

File diatas adalah bagian dari filesistem virtual proc. Seperti file-file proc lainnya, “file”

mounts ini bukan file sesungguhnya, namun hanya representasi saja dalam bentuk file.

Hasil dari kedua file diatas dapat dilihat sebagai berikut : Tiap baris menunjukkan :

• Filesistem yang di-mount

• Mount point

• Tipe filesistem

• Apakah filesistem itu bersifat ro (read only) atau rw (read and write)

$ cat /etc/mtab

$ cat /proc/mounts

/dev/sda3 / ext3 rw 0 0 none /proc proc rw 0 0

usbdevfs /proc/bus/usb usbdevfs rw 0 0 /dev/sda1 /boot ext3 rw 0 0

none /dev/pts devpts rw,gid=5,mode=620 0 0 /dev/sda4 /home ext3 rw 0 0

none /dev/shm tmpfs rw 0 0

none /proc/sys/fs/binfmt_misc binfmt_misc rw 0 0

(46)

45

• Dua field yang tidak dipakai dan diwakili dengan 0.

3. df

Dengan menggunakan perintah ini, kita dapat melihat berapa kapasitas direktori yang sedang di-mount dan berapa yang sudah dipakai.

Hasil output dari perintah df adalah sebagai berikut.

• df –a berfungsi menghitung pemakaian file space untuk semua direktori (opsi –a menunjukkan seluruh direktori).

• cat /proc/swaps mendisplay ukuran partisi swap, tipe partisi swap dan kuantitas swap.

• cat /proc/ide/hda/any-filemendisplay informasi disk yang dipegang kernel.

4. cat /proc/filesystems bertugas menunjukkan flesistem yang sedang dipakai.

5. fdisk –l bertugas untuk mengecek semua partisi beserta devaisnya yang ada baik windows, linux, swap.

$ df

Filesystem 1k-blocks Used Available Use% Mounted on /dev/sda3 8428196 4280980 3719084 54% /

/dev/sda1 124427 18815 99188 16% /boot /dev/sda4 8428196 4094232 3905832 52% /home none 644600 0 644600 0% /dev/shm

$ cat /proc/filesystems/dev/sda3 / ext3 rw 0 0

(47)

46 Membuat Partisi Baru

Beberapa tool partisi yang biasa dipakai adalah : fdisk, sfdisk, GNU parted, partprobe.

• fdisk

Pada instalasi linux, program partisi yang paling sering digunakan adalah fdisk.

Keuntungan utama fdisk adalah fdisk mampu mendukung BSD disk label dan tabel partisi lain selain DOS.

• GNU parted atau parted

GNU parted adalah program partisi untuk menciptakan, menghilangkan, mengubah ukuran dan menyalin partisi yang mengandung filesistem.

Berikut ini diberikan langkah-langkah melakukan partisi dengan fdisk :

1. Tentukan lokasi dimana akan dilakukan partisi, kemudian gunakan fdisk pada lokasi tersebut :

misalkan letaknya ada pada /dev/hda, gunakan perintah:

2. Lihat table partisi untuk mengecek apakah partisi yang dilakukan sudah tepat atau tidak dengan menggunakan perintah p:

3. Partisi-partisi yang tidak diinginkan juga dapat dihapus dengan perintah d, yang berarti delete.

$ fdisk <letak partisi>

$ fdisk /dv/hda

Command (m for help): p

Disk /dev/hda: 255 heads, 63 sectors, 1244 cylinders Units = cylinders of 16065 * 512 bytes

Device Boot Start End Blocks Id System /dev/hda1 * 1 17 136521 83 Linux /dev/hda2 18 83 530145 82 Linux swap /dev/hda3 84 475 3148740 83 Linux /dev/hda4 476 1244 6176992+ 83 Linux

Command (m for help): d Partition number (1-4): 1

(48)

47 4. Jika ingin membuat partisi baru, gunakan perintah n.

Lalu tentukanlah tipe filesistem. 82 menunjukkan bahwa partisi adalah untuk linux swap.

Untuk mengetahui kode heksa untuk tipe filesistem lainnya ketiklah 1.

Lalu simpanlah dengan perintah w.

Mengecek Partisi

Untuk mengecek partisi yang dibuat, lakukan perintah

Atau gunakan:

Jika ukuran partisi tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka lakukan resize.

Command (m for help): n Command action

e extended

p primary partition (1-4) p

Partition number (1-4): 1 First cylinder (1-767): 1

Last cylinder or +size or +sizeM or +sizeK: +512M

Command (m for help): t Partition number (1-4): 1

Hex code (type L to list codes): 82

Command (m for help): w

$ cat /proc/partitions

$ fdisk –l <partisi>

(49)

48 Memformat Partisi

mkfs adalah perintah yang digunakan untuk membuat filesistem.

dengan opsi –t akan menciptakan filesistem dengan fstipe yang diminta. Jika tanpa opsi –t maka mkfs akan menciptakan filesistem ext2. Device ini adalah letak partisi yang hendak diformat. Bila ingin melakukan format pada partisi /dev/sde3 menggunakan filesistem ext3 mengenai opsi-opsi lain pada perintah mkfs, dapat melihat man mkfs.

Untuk ext2, ada perintah mke2fs yang dapat digunakan:

Memberi Label

Setelah melakukan format, langkah berikutnya adalah memberi label pada partisi tersebut.

Misalkan nama direktori baru itu /work

Membuat Mountpoint

buatlah mount point partisi tersebut /work

$ mkfs –t <fstype> <device>

$ mkfs –t ext3 /dev/sde3

$ mke2fs [options] device

$ e2label <partisi baru> <nama partisi baru>

$ e2label /dev/hda3 /work

$ mkdir <nama partisi baru>

$ mkdir /work

(50)

49 Masukkan Entry /etc/fstab

Sebagai root masuklah ke file /etc/fstab untuk memasukkan partisi baru. Kolom pertama menyatakan LABEL=nama partisi baru, kolom kedua menyatakan mountpoint dari partisi baru, sementara kolom ketiga menyatakan tipe filesistem (misalnya ext3 atau swap). Untuk mengetahui lebih lanjut, bukalah manual fstab atau baca ringkasan pada materi selanjutnya.

 Mounting Filesistem: Menggunakan perintah mount dan file /etc/fstab

Macam-macam opsi yang bisa digunakan untuk melakukan mount pada filesistem ext3 adalah :

• rw : read and write akses

• suid : mode suid atau guid

• dev : agar file devais dapat digunakan

• exec : agar binary dapat dieksekusi

• auto : otomatis

• async : perubahan file dimenej secara asinkronus

Opsi-opsi lain, yang bisa dipakai bisa dilihat pada manual mount.

Contoh penggunaan mount :

Dengan opsi noexec ini, direktori home tidak boleh mengeksekusi file yang berada di /dev/hda

Perintah diatas menunjukkan bahwa file CDROM yang berupa filesistem image pada /iso/documents.iso di-mount ke mount point /mnt/cdimage secara read only dengan loopback device. Ini penting agar filesistem image tersebut dapat diakses oleh pc.

Maksud perintah ini adalah melakukan mount pada filesistem vfat di direktori /dev/hdc2 sehingga bisa diakses oleh userid maupun grup id tertentu. Hal ini penting karena biasanya data filesistem hanya dimiliki root, sementara user lain akan ditolak untuk melakukan perubahan file secara langsung.

$ mount –t ext3 –o noexec /dev/hda7 /home

$ mount –t iso9660 -0 ro,loop /iso/documents.iso /mnt/cdimage

$ mount –t vfat –o uid=515,gid=520 /dev/hdc2 /mnt/projx

$ mount –t ext3 –o noatime /dev/hda2 /data

(51)

50 Perintah diatas berarti mount filesistemext3 dengan opsi noatime yang artinya menghemat baterai laptop dengan mengurangi akses disk.

Dengan perintah diatas artinya melakukan mount pada direktori /something yang sudah dimount pada direktori lain ke direktori /anotherthing. Metode ini disebut mount alias.

File /etc/fstab

file /etc/fstab termasuk penting karena file ini akan dilihat setiapkali sistem melakukan boot, untuk membentuk hirarki filesistem. File ini terdiri atas 6 field, yaitu :

• Device : menyatakan nama dari file device atau label dari filesistem

• Mount_point : path yang digunakan untuk mengakses filesistem

• Fs_type : tipe filesistem

• Options : opsi untuk filesistem

• Dump_freq : frekwensi dumping, 0=tidak pernah, 1=setiap hari, 2=tiap dua hari

• Fsck_order : 0=ignore, 1=pertama (biasanya filesistem root), 2-9. Jika >1, maka filesistem akan dicek pararel. Filesistem di jaringan dan CDROM tidak akan dicek.

Perhatikan file /etc/fstab berikut:

Jika fstab diisikan setelah booting, anda harus melakukan mount terhadap filesistem tersebut. Misalkan partisi /dev/hda5 mengandung filesistem dengan label /mnt/data dan mount point /mnt/data sudah dibuat, maka anda bisa melakukan mount dengan perintah:

$ mount --bind /something /anotherthing

device mount point fs type options dump freq fsck order LABEL=/mnt/data /mnt/data ext3 defaults 0 0

none /dev/pts devpts gid=5,mode=620 0 0

$ mount /dev/hda5

$ mount –L /mnt/data

$ mount LABEL = /mnt/data

$ mount /mnt/data

(52)

51

 Atribut Filesistem ext2/3

Berikut penjelasan selanjutnya tentang filesistem ext2 dan filesistem ext3:

Second Extended File sistem (Ext2 FS)

Second Extended File sistem (Ext2) dirancang oleh Rémy Card, sebagai File sistem yang extensible dan powerful untuk digunakan pada sistem operasi Linux.

Ext2 merupakan File sistem yang paling banyak digunakan oleh para pengguna Linux Ext2 pertama kali dikembangkan dan diintegrasikan pada kernel Linux, dan sekarang ini sedang dikembangkan juga penggunaannya pada sistem operasi lainnya. Tujuannya adalah untuk membuat suatu File sistem yang powerful, yang dapat mengimplementasikan file-file semantik dari UNIX dan mempunyai pelayanan advance features.

Kemampuan Dasar ext2

- File sistem EXT2 mampu menyokong beberapa tipe file yang standar dari UNIX, seperti regular file, directories, device special files, dan symbolic links.

- EXT2 mampu mengatur file-File sistem yang dibuat dalam partisi yang besar.

- File sistem EXT2 mampu menghasilkan nama-nama file yang panjang. Maximum 255 karakter.

- EXT2 memerlukan beberapa blok untuk super user (root).

Kemampuan Tambahan ext2

- File sistem EXT2 mampu menyokong beberapa ekstensi yang biasanya tidak diberikan dalam File sistem UNIX.

- Atribut-atribut dari file memperbolehkan user untuk mengubah perilaku kernel pada waktu bekerja pada suatu set file.

- Seseorang dapat mengatur atribut-atribut dalam suatu file atau direktori. Pada kasus-kasus selanjutnya, file-file baru yang dibuat di dalam direktori akan mewarisi atribut-atribut direktori tersebut.

(53)

52 Konsep Dasar ext2

EXT2, seperti juga File sistem lainnya, dibuat berdasarkan pemikiran bahwa data yang berada dalam file disimpan ke dalam blok-blok data. Blok-blok data ini memiliki panjang yang sama. File sistem EXT2 memperbolehkan administrator untuk memilih logical block size pada waktu membuat File sistem tersebut. Ukuran-ukuran blok antara lain 1024, 2048, dan 4096 bytes. Dalam memakai ukuran-ukuran blok yang besar dapat mempercepat I/O karena permintaan I/O lebih sedikit, dan juga seek dari disk head akan lebih sedikit diperlukan untuk mengakses suatu file.

Setiap file disimpan dalam beberapa blok, tergantung pada ukuran file yang akan disimpan tersebut. Misalnya satu blok mempunyai ukuran 1024 bytes, maka file yang besarnya 1025 bytes akan menempati 2 blok. Dengan cara penyimpanan file seperti diatas berarti terjadi pemborosan rata-rata setengah blok untuk setiap file yang disimpan. Semakin besar ukuran blok semakin besar pula disk space yang terbuang.

Untuk mengurangi beban kerja CPU, dan meningkatkan kinerja dari CPU dan memori, pemborosan blok dalam disk ini terpaksa harus terjadi. Tidak semua blok yang ada dalam disk digunakan untuk menyimpan data. Beberapa blok digunakan untuk menyimpan informasi mengenai struktur dari File sistem.

Ext2 menetapkan topologi dari File sistem dengan merepresentasikan setiap file dalam sistem dengan suatu data struktur inode. Suatu inode mendeskripsikan blok data yang ditempati oleh suatu file. Inode ini juga memberikan keterangan tentang hak akses sutu file, tipe dari file, serta waktu modifikasi terakhir dari suatu file.

Setiap inode dalam Ext2 mempunyai suatu nomor yang unik, untuk mengidentifikasi inode tersebut. Semua inode dari File sistem ini disimpan dalam suatu inode table. Dalam Ext2, secara sederhana directory merupakan suatu file khusus (directory juga dideskripsikan oleh suatu inode) yang mengandung pointer ke inode-inode dari isi directory tersebut (file atau directory).

Ext2 mengimplementasikan fast symbolic links. Fast symbolic links tidak menggunakan data blok pada File sistem. Nama yang dituju tidak disimpan pada blok data melainkan disimpan di inode.

(54)

53 Teknik ini dapat menghemat disk space yang digunakan (tidak mengalokasikan blok data) dan mempercepat operasi link (tidak membaca blik data ketika mengakses suatu link.

Ext2 memeriksa status dari File sistem secara terus menerus. Suatu field khusus pada superblock digunakan oleh kernel untuk mengindikasikan status dari File sistem. Ketika File sistem berada pada keadaan read/write mode, statusnya diset menjadi “not clean”.

Ketika File sistem berada pada keadaan read-only mode, statusnya diset kembali menjadi

“clean”.

Pada saat boot, File sistem checker menggunakan informasi ini untuk menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan File sistem atau tidak. Kernel code juga menyimpan error pada field ini. Ketika kernel code mendeteksi adanya inkonsistensi, File sistem ditandai sebagai “Errorneous”.

Partisi

Partisi adalah tingkat pertama dari susunan disk. Setiap disk harus memiliki satu atau beberapa partisi. Penggunaan partisi dimaksudkan agar dalam satu phisycal disk dapat terdiri dari beberapa File sistem di setiap partisinya. Setiap File sistem EXT2 membutuhkan satu partisi, bahkan satu partisi penuh.

Group

File sistem EXT2 dibagi dalam beberapa group yang menjadi bagian-bagian dalam suatu partisi. Pembagian ke dalam beberapa group tersebut akan berhasil setelah File sistem sudah diformat, dan tidak bisa diubah tanpa diformat ulang. Setiap group memiliki satu superblock, satu group descriptor, satu block bitmap, satu inode bitmap, dan data blocks.

Susunannya berurut dari superblock sampai ke data blocks.

Komponen-Komponen pada ext2 - Boot block

Setiap File sistem diawali dengan boot block.

(55)

54 - Superblock

Beberapa informasi tentang File sistem dimiliki oleh File sistem itu sendiri secara keseluruhan, dan tidak secara bagian dari file ataupun group.Dalam informasi ini, termasuk didalamnya jumlah total blok-blok dari suatu File sistem, waktu pemeriksaan error terakhir, dan hal yang lainnya. Informasi-informasi semacam itu disimpan dalam superblok.

Superblock mengandung informasi yang mendeskripsikan status dari File sistem internal. Superblok memperbolehkan File sistem manager untuk menggunakan dan mengatur File sistem. Superblok terletak pada offset 1024 yang tetap pada device, dan panjangnya 1024 bytes. Superblok pertama adalah yang paling penting, karena superblok ini dibaca ketika File sistem dimount.

Informasi dalam superblok itu sangat penting. File sistem bahkan tidak bisa disusun tanpa adanya informasi-informasi tersebut. Apabila terjadi error disk pada saat meng-update superblok, maka keseluruhan File sistem akan rusak dan hancur.

Oleh karena itu, copy dari superblok disimpan dalam setiap group. Apabila superblok pertama rusak, maka file copy yang redundant tersebut digunakan untuk memperbaikinya.

- Inode

Setiap file dalam disk diasosiasikan oleh tepat satu inode. Inode ini menyimpan informasi penting mengenai file, seperti create dan modify times, permission, owner, tipe file, dan lokasi penyimpanan file tersebut dalam disk.

Data dalam file tidak disimpan dalam inode, melainkan inode menunjuk ke lokasi data dalam disk. Pada setiap inode terdapat lima belas pointer ke blok data.

Hal ini tidak berarti bahwa panjang maksimum suatu file hanya lima belas blok (panjang file dapat lebih dari 15 blok).

13 pointer pertama menujuk secara langsung ke blok yang mengandung data. Jika suatu file besarnya 13 blok atau kurang maka data pada file ditunjuk langsung oleh pointer, dan dapat diakses dengan cepat.

(56)

55 Pointer ke-14 disebut indirect pointer, dan menunjuk ke blok yang berisi pointer-pointer, setiap pointer ini menunjuk ke data pada disk.

Pointer ke-15 disebut doubly indirect pointer, setiap pointer ini menunjuk ke blok yang berisi pointer-pointer yang menunjuk ke blok yang berisi pointer-pointer yang menunjuk ke data pada disk. Skema ini memungkinkan akses langsung pada semua data dari file yang kecil (kurang dari 14 blok) dan tetap dapat mengakses data dari file yang sangat besar dengan beberapa akses tambahan.

Pada umumnya ukuran file tidak terlalu besar, karena itu hampir semua file dapat diakses dengan cepat dengan skema ini.

Inode disimpan dalam tabel inode. Lokasi dan ukuran tabel inode ditentukan pada saat format, dan tidak dapat diubah tanpa melakukan format ulang. Hal ini juga berarti bahwa jumlah maksimum file dalam File sistem juga ditetapkan pada saat format.

Third Extended File sistem (Ext3)

EXT3 merupakan suatu journalled filesystem. Journalled filesystem didesain untuk membantu melindungi data yang ada di dalamnya. Dengan adanya journalled filesystem, maka kita tidak perlu lagi untuk melakukan pengecekan kekonsistensian data, yang akan memakan waktu sangat lama bagi harddisk yang berkapasitas besar.

EXT3 adalah suatu filesystem yang dikembangkan untuk digunakan pada sistem operasi Linux.

EXT3 merupakan hasil perbaikan dari EXT2 ke dalam bentuk EXT2 yang lebih baik dengan menambahkan berbagai macam keunggulan.

Keunggulannya:

- Availability :

EXT3 tidak mendukung proses pengecekan File sistem, bahkan ketika system yang belum dibersihkan mengalami “shutdown”, kecuali pada beberapa kesalahan hardware yang sangat jarang. Hal seperti ini terjadi karena data ditulis atau disimpan ke dalam disk dalam suatu cara sehingga File sistem-nya selalu konsisten.

(57)

56 Waktu yang diperlukan untuk me-recover ext3 File sistem setelah system yang belum dibersihkan dimatikan tidak tergantung dari ukuran File sistem atau jumlah file;

tetapi tergantung kepada ukuran “jurnal” yang digunakan untuk memelihara konsistensi.

Jurnal dengan ukuran awal (default) membutuhkan sekitar 1 sekon untuk recover (tergantung dari kecepatan hardware).

- Integritas Data

Dengan menggunakan file sistem ext3 kita bisa mendapatkan jaminan yang lebih kuat mengenai integritas data dalam kasus dimana sistem yang belum dibersihkan dimatikan (shutdown).

Kita bisa memilih tipe dan level proteksi yang diterima data. Kita bisa memilih untuk menjaga agar File sistem tetap konsisten, tetapi tetap mengijinkan kerusakan terhadap data dalam File sistem dalam kasus dimatikannya (shutdown) system yang belum dibersihkan; ini bisa memberikan peningkatan kecepatan pada beberapa keadaan.

Secara alternatif kita bisa memilih untuk lebih memastikan bahwa data konsisten dengan bagian dari File sistem; ini berarti kita tidak akan pernah melihat “garbage data”

pada file-file yang baru ditulis ulang setelah terjadi “crash”. Pilihan yang aman yakni menjaga kekonsistenan data sebagai bagian dari File sistem adalah pilihan default.

Kecepatan

Meskipun melakukan penulisan suatu data lebih dari satu kali, ext3 seringkali lebih cepat daripada ext2 karena sistem penjurnalan ext3 mengoptimasi pergerakan head “hard drive”. Kita bisa memilih dari tiga mode penjurnalan untuk mengoptimasi kecepatan, memilih untuk melakukan “trade off” terhadap integritas data, yaitu:

• Mode pertama,

data = writeback, membatasi jaminan integritas data, memperbolehkan data yang lama untuk muncul dalam file-file setelah terjadi “crash”.

• Mode kedua,

(58)

57 data = ordered (mode default), menjamin bahwa data konsisten dengan File sistem;

file-file yang baru ditulis tidak akan pernah menjadi “garbage contents” setelah terjadi crash.

• Mode terakhir,

data = journal, membutuhkan jurnal yang lebih besar untuk kecepatan yang wajar dalam sebagian besar kasus dan oleh karena itu membutuhkan waktu lebih banyak untuk “recover” dalam kasus dimatikannya system yang belum dibersihkan (unclean shutdown), tetapi terkadang lebih cepat untuk operasi-operasi basis data tertentu.

Easy Transition

Adalah hal yang mudah untuk mengubah dari ext2 menjadi ext3 dan mendapatkan keuntungan-keuntungan dari sistem penjurnalan yang kuat, tanpa harus format ulang. Ada dua cara untuk melakukan transisi :

Program instalasi Red Hat Linux menawarkan untuk men-transisi File sistem yang ada ketika kita meng-upgrade sistem. Yang perlu dilakukan adalah memilih satu

“checkbox” setiap file sistem.

Program tune2fs bisa menambahkan jurnal ke File sistem ext2 yang sudah ada. Bila File sistem sudah di-mount ketika ditransisi, maka jurnal akan bisa dilihat seperti file.

Sebaliknya kalu belum di-mount jurnal akan tersembunyi dan tidak akan muncul di File sistem. Hanya dengan menjalankan tune2fs –j /dev/hdal dan merubah ext2 menjadi ext3 /etc/fstab.

Mode Journaling

Ext3 menyediakan tiga mode journaling sebagai berikut :

- journal - mencatat semua perubahan pada File sistem dan metadata. Paling lambat diantara ketiga mode journaling Ext3. Mode ini meminimalkan kemungkinan hilangnya perubahan yang terjadi pada setiap file dalam File sistem Ext3.

- ordered - hanya mencatat perubahan yang terjadi pada metadata, dan membiarkan data pada disk diupdate sebelum perubahan pada metadata dari file tersebut

(59)

58 dilakukan. Mode jounaling ini adalah mode journaling default yang digunakan oleh Ext3.

- writeback - hanya mencatat perubahan pada metadata, tetapi bergantung pada proses penulisan standar dari File sistem untuk menulis perubahan data dari file kedalam disk. Mode ini adalah mode journaling tercepat yang dimiliki Ext3.

Menggunakan mode “journal” berarti bahwa Ext3 harus mencatat setiap perubahan pada File sistem sebanyak dua kali, pada journal dan pada File sistem itu sendiri. Hal ini dapat mengurangi kinerja dari File sistem secara keseluruhan. Namun mode ini meminimalkan kemungkinan hilangnya perubahan yang akan dilakukan pada File sistem, karena update pada metadata maupun update dari file data disimpan dalam journal dan dapat dilakukan kembali setelah sistem di-reboot.

Menggunakan mode “ordered” berarti hanya perubahan pada metadata yang dicatat.

Hal ini mengurangi pengulangan penulisan pada File sistem dan journal, sehingga mode ini lebih cepat. Karena perubahan pada file data tidak dicatat maka perubahan ini harus dilaksanakan sebelum perubahan pada metadata yang bersesuaian dilakukan.

Menggunakan mode “writeback” lebih cepat daripada dua mode lainnya karena mode ini hanya mencatat perubahan pada metadata dan tidak menunggu perubahan pada file data yang bersangkutan dilakukan. Karena update pada file data dilakukan secara asinkronus dengan perubahan pada metadata, file dalam File sistem dapat mengalami inkonsistensi metadata, namun hal ini tidaklah fatal.

 Daftar Akses Kontrol

Access Control List atau Daftar Akses Kontrol merupakan permission tambahan di linux. Dengan ACL pengguna dapat memberikan permission khusus kepada user atau group tertentu secara spesifik. Dalam permission dasar, sebuah file atau direktori memiliki permission untuk user pemilik, group, dan other. Masalah akan terjadi ketika ingin memberikan ijin (misalnya) baca sebuah file kepada 2 user yang berada dalam group yang berbeda, tetapi tidak kepada user lain dalam sistem. Ada workarround untuk hal semacam ini, penggguna bisa membuat group baru khusus untuk ijin baca pada file tersebut. Akan

(60)

59 tetapi, apabila memiliki banyak file dengan pengaturan permission seperti file tadi, pengguna akan memiliki (terlalu) banyak group dalam sistem. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakanlah ACL. Dalam praktik di tulisan ini saya menggunakan CentOS, jika distro yang anda gunakan tidak sama, beberapa hasil terminal mungkin berbeda.

Filesystem yang support untuk ACL yaitu, ReiserFS, Ext2, Ext3, Ext4, JFS, dan XFS. Jika sistem linux anda menggunakan salah satu filesystem tersebut, anda bisa menggunakan ACL. Sebelum menggunakan ACL, periksa apakah ACL sudah di-enable atau belum, gunakan command mount sebagai root.

Dari hasil di atas, ternyata ACL tidak diaktifkan. Tapi meskipun tidak diaktifkan, belum tentu filesistem tidak support untuk ACL. Untuk memeriksa apakah filesystem yang digunakan support ACL, gunakan command tune2fs.

Ternyata filesystem yang digunakan support ACL. Untuk mengaktifkan ACL setiap booting, editlah /etc/fstab pada bagian partisi yang akan digunakan ACL. Jika sebelumnya partisi root adalah

Editlah menjadi

Setelah mengedit, mount ulang partisi agar ACL aktif.

[root@server ~]# mount | grep root

/dev/mapper/vg_livecd-lv_root on / type ext4 (rw)

tmpfs on /dev/shm type tmpfs (rw,rootcontext="system_u:object_r:tmpfs_t:s0")

/dev/mapper/vg_livecd-lv_root / ext4 defaults 1 1

/dev/mapper/vg_livecd-lv_root / ext4 acl,defaults 1 1

[root@server~]# mount -o remount / [root@server~]# mount | grep root

/dev/mapper/vg_livecd-lv_root on / type ext4 (rw,acl)

tmpfs on /dev/shm type tmpfs (rw,rootcontext="system_u:object_r:tmpfs_t:s0")

Referensi

Dokumen terkait

mudharabah dan pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah Tujuan dari Penelitian ini Hasil penelitian penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan informasi yang tersaji pada laporan pemerintah daerah yang terdiri dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil ini menunjukan posisi strategi pemasaran Bank Nagari berada dalam kuadran I dimana faktor kekuatan lebih besar dari pada faktor kelemahan dan faktor

Peserta didik bersama guru berdiskusi menemukan informasi penting dari teks yang berjudul “Tari Kipas Pakarena” dengan membaca bacaan yang disediakan (Critical

Terselenggaranya kegiatan peningkatan peran serta masyarakat terhadap pencapaian keluarga sadar gizi. KELUARAN

Ini mencakup pengetahuan dasar rantai komunikasi peringatan dini tsunami: BMKG menyediakan informasi kepada pihak berwenang setempat dan stasiun televisi dan

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai

berakibat menipisnya cadangan oksigen hal ini mengakibatkan terjadinya nekrosis, karena kebutuhan energi akan melebihi supplai energi yang terdapat pada darah hal ini disebut