• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Safety Behavior

sebesar 0.91 untuk komponen safety compliance dan 0.868 untuk komponen

safety participation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen afektif berperan memediasi secara sempurna (full mediation) hubungan antara POS dan

safety behavior. Persamaan regresi penelitian diketahui Y = 10.641 + 0.186 X1 + 0.246 X2 dengan signifikansi 0.051. Artinya, karyawan yang memandang positif terhadap dukungan organisasi akan memunculkan komitmen afektif, sehingga subjek cenderung mendorong untuk melakukan safety behavior.

Kata kunci: Persepsi terhadap dukungan organisasi (POS), Komitmen Afektif,

viii

AFFECTIVE COMMITMENT AS A MEDIATOR IN RELATIONSHIP BETWEEN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) AND SAFETY BEHAVIOR TO OPERATIONAL EMPLOYEES OF PUSRI INC.

COMPANY IN PALEMBANG

Regina Giovanny Sujadiyanto

ABSTRACT

This study investigated the affective commitment as a mediator on the relationship between Perceived Organizational Support (POS) and safety behavior. Hypothesis for this research is the affective commitment as a mediator on the relationship between Perceived Organizational Support (POS) and safety behavior. This study used SPPS 16.0 version to test the hypothesis. The correspondents were from 100 operational division employees in fourth industry of PT. Pusri Palembang. The measurement used in this research were POS scale, affective commitment, and safety behavior. Three scales were used to test 30 operational employees of Urea division and the utility of third industry at PT. Pusri Palembang. The scale of POS has 0.856 in alpha cronbach, 0.847 of alpha cronbach in affective commitment, 0.91 of alpha cronbach in safety compliance and 0.868 for safety participation. The result showed that affective commitment mediates perfectly (full mediation) in the relationship of POS and safety behavior. The regression analysis used in this research is Y = 10.641 + 0.186 X1 + 0.246 X2 with significant 0.051 which means that employee relates positively to his/her organization, it can influence the appearance of affective commitment, so that employee who has affective commitment tends to do the safety behavior.

Keywords: Perceived Organizational Support (POS), affective commitment, Safety behavior

x

KATA PENGANTAR

Terima kasih. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai saya selama proses penulisan skripsi sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi. Keberhasilan dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari peran banyak pihak yang telah membantu, menemani, membimbing saya dalam menghadapi kesulitan. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan rasa terimakasih saya yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

3. Kepada bapak T.M. Raditya Hernawa, M.Psi., Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi saya, terima kasih atas kesabaran, bimbingan, dan waktu yang telah Bapak berikan selama proses penulisan skripsi ini. Terima kasih pula saya ucapkan Bapak telah bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya dan memberikan dukungan untuk tetap optimis mengerjakan skripsi ini.

4. Kepada Ibu Felicia Maria dan daddy Sujadiyanto, kedua orang tua saya yang tak pernah berhenti memberikan saya energi postif dalam menyelesaikan penulisan skripsi. Terimakasih banyak atas doa, cinta, dan

xi

dukungan, pelajaran tentang hidup yang saya terima selama ini. Terimakasih ibu dan daddy yang selalu meyakinkan saya untuk tetap positif dalam menyelasikan skripsi ini. Terima kasih ibu dan daddy sudah menjadi terang saat saya sulitnya menjalani hidup ini. I do love you, bu dad!

5. Kepada kakak-kakak saya, Mas Adi, Mas Banu, dan Mas Wendo yang selalu memberikan keceriaan dalam hidup saya. Terimakasih untuk segala bentuk dukungan yang telah kalian berikan kepada saya. Terimakasih untuk cinta, kasih sayang, dan semangat yang telah kalian berikan kepada saya. Kalian yang selalu meyakinkanku, menjagaku, dan memberikan warna dalam hidupku. Saya akan selalu menunggu waktu kita untuk berkumpul bersama lagi seperti dulu. Miss you my three guardians!

6. “Mba reg, jadilah dirimu sendiri. Jangan takut, jalani semuanya dengan hati yang ikhlas” - Florensia Wang dan Lefiriana Rahma. Terimakasih sudah memberikan dukungan, semangat, setia mendengarkan kekhawatiranku, meyakinkan diriku bahwa aku bisa menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk waktu kalian berdua saat saya merasa kesepian, sedih, takut, gelisah, dan menemaniku dalam suka maupun duka. Semoga kalian berdua diberikan kemudahan dalam menggapai mimpi-mimpi kalian. Di tunggu kabar-kabar mengejutkan lainnya! 

7. Kepada Leonardus Novan, Prisilia Natasya, dan Larasati Hardini yang tak pernah henti-hentinya memberikan canda tawa dalam hidup saya. Terima kasih kalian selalu memberikan semangat, meyakinkan diriku,

xii

menemaniku saat saya mengalami kesulitan. Terima kasih kalian sudah meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah yang saya alami, mengajakku pergi ke tempat-tempat yang dapat menghiburku. Saya sungguh merasa beruntung memiliki kalian dalam hidupku. Jangan bosan ya membuat cerita bersamaku, you guys know I do love you!

8. Tidak lupa saya juga mengucapkan rasa terima kasihku yang sebesar besarnya untuk sahabat saya, kakak perempuan saya, Helena Lindi. Rasa terima kasih ini mungkin tak pernah cukup untuk mengungkapkan betapa beruntungnya saya memiliki sahabat sepertimu. Terima kasih cik, kamu selalu ada saat aku mengalami kesulitan. Terima kasih untuk segala bentuk dukungan, semangat, canda tawamu yang sudah mengisi hari-hariku selama kuliah di Psikologi USD. Terima kasih kamu yang selalu sabar dan menerima aku apa adanya. Terima kasih pula untuk doa dan tindakan-tindakanmu yang membantuku dalam proses pembentukan kepribadianku yang lebih baik, serta terima kasih, kamu sudah meyakinkan diriku bahwa saya sanggup menyelesaikan skripsi sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

9. “Ayo dong ge, semangat to ge!” Kepada sahabat saya Claudia Kartika yang saya kasihi. Terima kasih sudah menjadi sahabat saya, menerima saya apa adanya, menemani saya selama kuliah di Psikologi USD. Terima kasih untuk kamu yang setia mendengarkan keluh kesah ku. Terima kasih kamu sudah menjadi teman terbaik dalam hidup saya. Saya selalu

xiii

mendoakanmu semoga kamu dilancarkan dalam studi master dan dilancarkan dalam perjodohanmu.

10. Kepada teman-teman sarjana muda di “Ciaou Bella”, Indriani Gultom, Vinsensia Marpaung, Sarah Meirosliana, Christina Winda. Terima kasih untuk segala bentuk dukungan yang kalian berikan. Terima kasih kalian sudah menjadi teman dalam hidup saya, menerima saya apa adanya, memberikan warna dalam hidup saya. Semoga Tuhan Yesus selalu menyertai kalian. I love you all.

11. Kepada teman-teman bangau khususnya kelompok “(sepertinya) dewasa”, William, Cindy, Ronaldo, Ernando, Awai, Wili, Julius. Terima kasih kalian sudah memberikan hal-hal gila yang sulit untuk dilupakan. Sayang kalian semua.

12. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman xaverian lainnya: Bebet, Widya, Grego, Rehobot, Merika, Verta, Tessa, Robisman, Sintong, Tobi, Rio, Rye, Iwak, Een, Hans, Ozil, Dea, Juni, Monic, dan Antik. Terima kasih kalian sudah hadir dan menjadi teman-temanku dari jaman SMP hingga saat ini. Terima kasih untuk hal-hal indah dan gila yang sudah kita jalani. Di tunggu kabar mengejutkan dari kalian semua ya, miss you all!

13. Kepada sahabat-sahabat kesayangan: Karin, Fani, dan Angel. Saya mengucapkan banyak terima kasih karena kalian sudah menerima ku apa adanya, menjagaku, meluangkan waktu kalian untuk mendengarkan keluh kesahku. Terima kasih kalian sudah membantuku untuk menjadi wanita

xiv

yang tegas dan cermat dalam mengambil keputusan. Terima kasih kaliah sudah membantuku saat aku mengalami hal-hal yang membingungkan. Jangan bosen ya mendengarkan curhatanku lainnya, love you all!

14. Kemudian, saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kesayangan “Groupie Hug”: Ivi, Devita, Bella, Rere, Sakti, Gede, Bayu, dan Grego. Terima kasih kalian sudah menjadi teman-teman yang baik dalam hidupku. Terima kasih untuk segala dukungan dan teguran untukku. Terima kasih untuk semua proses yang terjadi di antara kita. Terima kasih kalian sudah membantuku untuk menjadi orang yang lebih dewasa. Saya sangat mencintai kalian melebihi saya mencintai diriku sendiri.

15. Kepada teman-teman yang selalu membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini: Erlin, Leo, dan Guerika. Terima kasih atasa bantuan yang sudah kalian berikan untukku.

16. Kepada kelompok KKN 39 Njelok welok, Ken dan Monic. Terima kasih kalian sudah menjadi teman dalam hidupku. Cerita KKN akan selalu dikenang. Terima kasih untuk canda tawa gila yang kita buat bersama. Kalian tetap semangat dan jangan pernah menyerah.

17. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada kedua yang kuat dan sabar, Clara dan Jeje. Terima kasih kalian sudah meyakinkan diriku untuk menyelasaikan skripsi ini. Terima kasih kalian yang selalu menyemangatiku dengan kalimat “pasti bisa ge, dicoba dulu”. Sukses untuk kalian berdua.

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………...ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix

HALAMAN KATA PENGANTAR... ... x

HALAMAN DAFTAR ISI………... xvi

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xx

HALAMAN DAFTAR GAMBAR……….. xxii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN...xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

xvii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Safety Behavior ... 11

1. Definisi Safety Behavior ... 11

2. Komponen Safety Behavior... 12

3. Faktor yang mempengaruhi Safety Behavior ... 13

B. Komitmen Afektif ... 15

1. Definisi Komitmen Afektif ... 17

a. Aspek Komitmen Afektif ... 18

b. Faktor yang mempengaruhi Komitmen Afektif ... 19

c. Dampak dari Komitmen Afektif ... 21

C. POS (Persepsi terhadap Dukungan Organisasi) ... 22

1. Definisi POS ... 22

2. Komponen POS ... 24

3. Faktor yang mempengaruhi POS ... 25

4. Dampak dari POS ... 26

D. Profil PT. Pusri Palembang ... 28

E. Dinamika antar variabel ... 30

F. Bagan Kerangka Pemikiran... 34

G. Bagan hipotesis ... 35

xviii

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Variabel Penelitian ... 37

C. Definisi Operasional... 38

D. Subjek Penelitian ... 40

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 41

1. Metode Pengumpulan Data ... 41

2. Alat Pengumpulan Data ... 43

F. Validitas dan Reliabilitas ... 46

1. Validitas……… 46

2. Reliabilitas ... 48

G. Metode Analisis Data ... 53

1. Uji Asumsi ... 53 a. Uji Normalitas ... 53 b. Uji Linearitas ... 54 c. Uji Homoskedastisitas ... 54 d. Uji Multikolinearitas ... 55 2. Uji Hipotesis ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Pelaksanaan Penelitian ... 58

B. Deskripsi Penelitian ... 59

xix

2. Deskripsi Data Penelitian ... 61

C. Analisis Data Penelitian ... 65

1. Uji Asumsi ... 65 a. Uji Normalitas ... 65 b. Uji Linearitas ... 66 c. Uji Homoskedastisitas ... 67 d. Uji Multikolinearitas ... 68 2. Uji Hipotesis ... 70 D. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Kelemahan Penelitian... 82

C. Saran………... 83

1. Bagi PT. Pusri Palembang ... 83

2. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

xx

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Aitem Skala POS ...44

Tabel 3.2 Aitem Skala Komitmen Afektif ...45

Tabel 3.3 Aitem Skala Safety Behavior ...45

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Safety Behavior ...50

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas POS ...51

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Komitmen Afektif ...53

Tabel 4.1 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ...59

Tabel 4.2 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia ...60

Tabel 4.3 Deskripsi Data Subjek Lama Bekerja di PT. Pusri Palembang.. 60

Tabel 4.4 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan departemen pekerjaan di perusahaan PT. Pusri Palembang ...61

Tabel 4.5 Deskripsi Statistika Data Penelitian Subjek ...62

Tabel 4.6 Deskripsi Kategorisasi Subjek PT. Pusri Palembang…………. 64

Tabel 4.7 Uji Normalitas Residu ...66

Tabel 4.8 Uji Linearitas ...67

Tabel 4.9 Uji Homoskedastisitas ...68

Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas ...69

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi POS – AC (jalur a) ...73

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Komitmen Afektif – Safety Behavior (jalur b) ...74

xxi

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi POS – Safety Behavior (jalur c) ...75 Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi POS – Komitmen Afektif –

xxii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar2.1 Kerangka Pemikiran ...34 Gambar5.1 Bagan Hipotesis ...36

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Reliabilitas ...92 Lampiran 2 Proses Back Translation ...97 Lampiran 3 Skala penelitian try out...104 Lampiran 4 Skala Penelitian ...114 Lampiran 5 Uji Asumsi dan Uji Hipotesis ...124 Lampiran 6 Surat Keterangan Izin Penelitian ...133

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebuah artikel Patria melalui http://www.inparametric.com. mengemukakan bahwa seiring dengan berkembangnya dunia industri, dunia kerja selalu dihadapkan pada tantangan baru. Berbagai macam tantangan sering muncul seiring dengan perkembangan jaman. Namun masalah yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja sejak awal dunia industri dimulai adalah timbulnya kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja merupakan masalah yang serius bagi perusahaan, karena kerugian yang dialami oleh perusahaan tidak hanya kerugian dalam materi tetapi juga kerugian kehilangan sumber daya manusia yang berperan dalam perusahaan. Menurut Suma’mur (1980) dalam bukunya yang berjudul

Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, kehilangan sumber daya manusia merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Berdasarkan data kecelakaan kerja menurut laporan Organisasi Buruh Sedunia (ILO) dalam jurnal Irlianti dan Dwiyanti (2012) menyatakan bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia rata-rata per tahun mencapai 99.000 kasus dan di antaranya termasuk fatal yang menyebabkan kematian atau cacat seumur hidup.

Kecelakaan kerja di dunia industri lebih banyak terjadi di kegiatan bagian produksi. Hal ini dikarenakan kegiatan di bagian produksi memiliki sumber bahaya yang paling berpotensi mengalami kecelakaan kerja (Ramli dalam Utami, 2014). Salah satu perusahaan yang memiliki resiko kecelakaan kerja adalah perusahaan yang kegiatan produksinya berhubungan dengan bahan-bahan kimia dan alat berat. PT. Pusri (Pupuk Sriwijaya) Palembang merupakan industri kimia yang menghasilkan gas yang memiliki potensi bahaya kecelakaan. PT. Pusri Palembang terdiri dari tiga bagian area produksi, yakni urea, ammonia, dan utilitas. Di masing-masing area memiliki potensi bahaya yang tinggi seperti keracunan, terjadinya ledakan, terkena semburan panas dari mesin, dan kebakaran.

PT. Pusri Palembang berhasil mencapai zero accident pada tahun 2011 hingga 2013. Akan tetapi, pada tahun 2014 PT. Pusri gagal dalam mencapai

zero accident. Hal ini ditunjukkan dari hasil laporan kecelakaan kerja selama kurun waktu selama dua tahun terakhir (2014-2015). Sebanyak 16 kasus kecelakaan kerja terjadi di bagian departemen operasional pabrik PT. Pusri Palembang. Berdasarkan wawancara dengan manajer K3 & LH (Lingkungan Hidup) menyebutkan bahwa 16 kasus kecelakaan kerja tersebut termasuk dalam kategori kecelakaan ringan, seperti terkena semburan panas dari mesin yang mengakibatkan luka bakar dan jatuh dari tangga.

Suma’mur (1980) dalam bukunya yang berjudul Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, keberhasilan menurunnya angka kecelakaan kerja disebabkan oleh keselamatan mesin, tepatnya penyediaan alat dan

perawatan mesin serta ketersediaan alat perlindungan diri. Berdasarkan dari 16 kasus kecelakaan kerja tersebut, wilayah urea merupakan salah satu wilayah yang memiliki angka kecelakaan kerja yang tinggi. Tingginya angka kecelekaan kerja di wilayah urea disebabkan oleh kerusakan mesin, tidak layaknya alat dan mesin, dan tidak lengkapnya alat perlindungan diri yang mendukung keselamatan karyawan. Kemudian, menurut sebuah wawancara dengan supervisor urea pusri III menjelaskan bahwa kecelakaan yang sering terjadi di wilayah urea disebabkan oleh lambatnya perbaikan mesin dan pemberian alat perlindungan diri dari departemen safety. Selain itu, beliau mengatakan bahwa beberapa karyawan terkadang lalai menggunakan alat perlindungan diri.

Menurut Suma’mur (1980) dalam bukunya yang berjudul Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua faktor. Faktor pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition) sedangkan faktor kedua adalah faktor manusia (unsafe action). Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sekitar 80-85% faktor manusia merupakan faktor penyumbang terbesar yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Suizer (dalam Angelina, 2010) mengungkapkan bahwa untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja harus memperhatikan aspek behavioral pekerja.

Perilaku karyawan dalam bekerja merupakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja, sehingga menurut Biro Pelatihan Tenaga Kerja (dalam Budiono 2003), cara efektif untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya perilaku tidak aman (unsafe behavior), seperti sembrono, tidak hati-hati, tidak mematuhi peraturan, tidak mengikuti standar prosedur kerja, tidak memakai APD (Alat Perlindungan Diri), dan kondisi badan yang lemah. Hal tersebut menjadi suatu tanggung jawab perusahaan dan juga pekerja untuk mengubah perilaku tidak aman (unsafe behaviour) menjadi perilaku aman (safe behaviour).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan melakukan perilaku yang berbasis keselamatan. Perilaku ini sering disebut dengan safety behavior atau perilaku keselamatan. Menurut Rahardjo (dalam Angelina, 2010), perilaku keselamatan merupakan perilaku yang mengidentifikasi bahaya dan menilai potensi resiko yang timbul saat melakukan pekerjaan yang beinteraksi dengan aktivitas, produk dan jasa yang dilakukannya. Karyawan memandang bahwa keselamatan merupakan tujuan utama yang perlu dicapai demi kelangsungan hidupnya dan perusahaan, sehingga hal ini mendorong karyawan untuk menaati peraturan keselamatan dan secara sukarela terlibat dalam aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dengan masalah keselamatan.

Faktor yang mempengaruhi melakukan Safety behavior tidak hanya fokus pada karakteristik personal melainkan juga faktor organisasi. Menurut pandangan Reason (dalam Suyono & Nawawinetu, 2013) dan Hoffman, Jacobs, dan Landy (dalam Hoffman & Morgeson 1999) bahwa masalah kesalamatan bukan lagi masalah yang berkaitan dengan mesin, melainkan

faktor organisasi, karena organisasi memiliki peran penting terhadap keamanan di lingkungan kerja.

Menurut Hoffman dan Morgeson (1999) faktor organisasi meliputi keselamatan, proses kerja dalam tim, struktur organisasi, dukungan

supervisor, kebijakan organisasi, kepemimpinan, dan penilaian manajer terhadap karyawan. Faktor dukungan supervisor merupakan faktor yang paling berpengaruh pada kecelakaan kerja. Hal ini dikarenakan dukungan

supervisor dapat mempengaruhi perilaku karyawan saat bekerja. Di sisi lain, manajer yang peduli terhadap masalah keselamatan dipandang sebagai manajer peduli dan menilai kontribusi kinerja karyawan sehingga hal ini cenderung mendorong karyawan untuk melakukan safety behavior (Hofman dan Morgerson, 1999). Pandangan Hoffman dan Margeson ini diperkuat oleh pendapat Larsson, et. al., (2012) yang mengungkapkan bahwa dukungan manajer dianggap berperan penting dalam mempengaruhi karyawan untuk mendorong safety behavior karena manajer berperan dalam memberikan dukungan psikososial.

Pendapat Hofman dan Morgeson ini membuktikan hasil wawancara yang dilakukan pada 15 karyawan PT. Pusri Palembang yang menceritakan bahwa karyawan membutuhkan sifat peduli yang ditunjukkan oleh supervisor

dengan menanyakan keadaan fisik, perasaan karyawan baik sesudah dan sebelum bekerja. Manajer dan supervisor merupakan seorang atasan yang memiliki hubungan langsung dengan karyawan, karena mereka merupakan agen organisasi yang berperan penting mempengaruhi kinerja karyawan

(Tucker, et al., 2008). Dukungan atasan merupakan salah satu bagian yang dinilai oleh karyawan mengenai organisasi. Karyawan memandang bahwa atasan menilai kontribusi karyawan dan peduli terhadap kesejahteraan mereka. Pandangan ini sering disebut dengan perceived organizational support

(Eisenberger, Huntington, Hutchison, & Sowa, 1986).

Konsep menghargai kontribusi kinerja karyawan dan peduli terhadap kesejahteraan karyawan ini merupakan salah satu bagian dari bentuk dukungan organisasi. Menurut Priantalo (dalam Widyanto, 2008) konsep dukungan organisasi menjelaskan mengenai interaksi karyawan dengan organisasi yang secara khusus mempelajari bagaimana organisasi memperlakukan karyawannya. Dengan adanya dukungan organisasi, karyawan menilai sejauh mana perusahaan menghargai kontribusi kinerja karyawan dan sejauh mana perusahaan peduli terhadap kesejahteraan karyawan.

Karyawan menilai kondisi dukungan organisasi dilihat dari bagaimana perlakuan perusahaan terhadap karyawan (Eisenberger & Rhoades, 2002). Chalimah dan Sakhowi (2014) mengungkapkan bahwa perlakuan yang diterima oleh karyawan akan ditangkap sebagai stimulus dan diorganisir serta diinterpretasikan menjadi persepsi terhadap dukungan organisasi atau

Perceived Organizational Support (POS). Bentuk perlakuan tersebut meliputi perusahaan yang menghargai kontribusi kerja karyawan di perusahaan dan peduli terhadap kesejahteraan karyawan. Perusahaan yang menghargai kontribusi karyawan akan memunculkan perilaku positif pada karyawan dalam

bekerja, sehingga hal ini dapat membentuk perasaan percaya diri, penghargaan diri, pengendalian diri, optimis, dan rasa memiliki (Utami, 2014).

Konsep dasar teori persepsi terhadap dukungan organisasi adalah teori

reciprocity di mana teori ini mengacu pada hubungan timbal balik yang terjadi antara atasan dengan bawahan. Hubungan timbal balik akan memunculkan kewajiban untuk membalas perlakuan atasan maka hal ini yang menyebabkan karyawan menilai sejauh mana perusahaan menghargai kontribusi kinerja karyawan dan peduli terhadap kesejahteraan karyawan (Eisenberger & Rhoades, 2012). Selain itu, hubungan timbal balik yang terjadi ini menyebabkan karyawan memiliki tanggung jawab terhadap perusahaan dengan menunjukkan perilaku extra-role (Hoffman & Morgeson, 1999). Salah satu bentuk perilaku extra-role adalah safety behavior (Smith, Eldridge, & Dejoy, 2015).

Berbeda dengan Puah, Ong, dan Chong (2016) yang mengasumsikan bahwa persepsi terhadap dukungan organisasi (POS) memiliki pengaruh kecil terhadap safety behavior. Hal ini dikarenakan mekanisme hubungan antara POS dan safety behavior masih belum jelas. Untuk memperjelas hubungan POS dan safety behavior perlu adanya mediasi. Larsson, Pousette, & Torner (2008) mengasumsikan bahwa komitmen afektif dapat dijadikan sebagai variabel mediator yang dapat memunculkan atau meningkatkan safety. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Soraperra, Savadori, Mittone, dan Fracccaroli (2015) yang mengasumsikan bahwa komitmen afektif berperan penting dalam memunculkan safety behavior.

Komitmen afektif merupakan dampak dari hubungan timbal balik yang terjadi antara perusahaan dan karyawan. Artinya, karyawan yang mendapatkan perlakuan baik dari perusahaan cenderung memiliki rasa tanggung jawab terhadap perusahaan. Oleh karena itu, rasa tanggung jawab tersebut menyebabkan karyawan cenderung berkeinginan untuk (want to) membalas perlakuan tersebut dengan menunjukkan perilaku yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Menurut Eisenberger et.al (dalam Hoffman & Morgeson 1999), organisasi yang menghargai kontribusi kinerja karyawan dan memiliki komitmen terhadap karyawan menyebabkan karyawan memiliki kewajiban untuk membalas dengan berperilaku yang dapat memberikan manfaat pada perusahaannya. Artinya, karyawan memiliki dorongan untuk

Dokumen terkait