• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Beta Saham

Tabel 4.4

Analisis Deskriptif Variabel Beta Saham No Kode

Perusahaan

Tahun Rata-rata Beta 2011-2014 2011 2012 2013 2014 1 AALI 0,976 1,208 0,494 0,827 0,88 2 ADRO 0,232 1,733 0,652 1,134 0,94 3 AKRA 0,962 1,280 1,039 0,894 1,04 4 ASII 0,195 0,470 1,102 1,499 0,82 5 CPIN 1,623 1,364 0,197 0,272 0,86 6 INDF 1,100 0,849 0,957 0,794 0,93 7 INTP 1,508 1,182 1,292 1,551 1,38 8 ITMG 1,280 1,124 0,552 0,787 0,94 9 KLBF 1,237 1,074 1,284 0,893 1,12 10 LSIP 0,032 0,972 0,398 0,982 0,60 11 PTBA 0,028 1,538 0,654 1,118 0,83 12 SMGR 0,018 1,280 1,414 1,557 1,07 13 UNTR 0,063 1,605 1,049 1,211 0,98 14 UNVR 0,045 0,976 1,219 1,036 0,82 Maximum 1,62 1,73 1,41 1,56 1,58 Minimum 0,02 0,47 0,2 0,27 0,24 Mean 0,66 1,19 0,88 1,04 0,94 Std.Dev 0,63 0,33 0,38 0,35 0,42 Observations 14 14 14 14 14

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.4 deskriptif statistik variabel Beta Saham terlihat bahwa pada tahun 2011 Beta Saham tertinggi sebesar 1,62% pada PT. Charoen Phokpand, Tbk (CPIN) kedua tertinggi pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk (INTP) sebesar 1,51%, dan ketiga tertinggi pada PT. Indo Tambang Raya Megah, Tbk (ITMG) sebesar 1,28% sedangkan di urutan 3 terendah masing- masing pada PT. PP. London Sumatera Plantation, Tbk (LSIP) sebesar 0,03%, PT. Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk (PTBA) sebesar 0,03% dan pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk (SMGR) sebesar 0,02% Nilai rata- rata (mean) sebesar 0,66% dan Standar Deviasi sebesar 0,63%.

Beta tertinggi dicapai oleh PT. Charoen Phokpand, Tbk (CPIN) di tahun 2011 hal ini karena tingginya flutuktuasi harga saham perusahaan selama periode 2011-2014. Perubahan yang terjadi pada return saham perusahaan lebih besar dibanding perubahan yang terjadi pada return saham pasar sehingga beta saham perusahaan meningkat dan saham perusahaan tergolong saham agresif. Beta saham terendah pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk (SMGR) hal ini karena fluktuasi harga saham yang tidak begitu tinggi, rasio leverage dan profitabilitas yang relatif meningkat serta kebijakan pembayaran dividen yang stabil menyebabkan risiko saham perusahaan rendah.

Pada tahun 2012 Beta Saham tertinggi sebesar 1,73% pada PT. Adaro Energy, Tbk (ADRO) kedua tertinggi pada PT. United Tractor, Tbk (UNTR) sebesar 1,61%, dan ketiga tertinggi pada PT. Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk (PTBA) sebesar 1,54% sedangkan di urutan 3 terendah masing-masing pada PT. PP. London Sumatera Plantation, Tbk (LSIP) sebesar 0,97%, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) sebesar 0,85% dan pada PT. Astra International, Tbk (ASII) sebesar 0,47% Nilai rata-rata (mean) sebesar 1,19% dan Standar Deviasi sebesar 0,33%.

Pada tahun 2012 Beta Saham tertinggi sebesar pada PT. Adaro Energy, Tbk (ADRO). Tingginya beta saham perusahaan karena fluktuasi yang terjadi pada harga saham lebih besar dibanding fluktuasi harga pasar. Tingginya fluktuasi tersebut mencerminkan tingginya risiko saham perusahaan terhadap setiap perubahan harga pasar sehingga beta saham >1. Beta saham terendah di tahun 2012 dicapai PT. Astra International, Tbk (ASII). Rendahnya beta saham

stabil sehingga peningkatan maupun penurunan harga saham lebih rendah dibanding peningkatan maupun menurun harga pasar. Kinerja perusahaan yang optimal juga mendorong rendahnya risiko saham perusahaan sehingga harga saham perusahaan secara umum mengalami peningkatan yang stabil.

Pada tahun 2013 Beta Saham tertinggi sebesar 1,41% pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk (SMGR) kedua tertinggi pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk (INTP) sebesar 1,29%, dan ketiga tertinggi pada PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF) sebesar 1,28% sedangkan di urutan 3 terendah masing-masing pada PT. Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) sebesar 0,49%, PT. PP. London Sumatera Plantation, Tbk (LSIP) sebesar 0,40% dan pada PT. Charoen Phokpand, Tbk (CPIN) sebesar 0,20% Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,88% dan Standar Deviasi sebesar 0,38%.

Pada tahun 2014 Beta Saham tertinggi sebesar 1,56% pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk (SMGR) kedua tertinggi pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk (INTP) sebesar 1,55%, dan ketiga tertinggi pada PT. Astra International, Tbk (ASII) sebesar 1,50% sedangkan di urutan 3 terendah masing- masing pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) sebesar 0,79%, PT. Indo Tambang Raya Megah, Tbk (ITMG) sebesar 0,79% dan pada PT. Charoen Phokpand, Tbk (CPIN) sebesar 0,27% Nilai rata-rata (mean) sebesar 1,04% dan Standar Deviasi sebesar 0,35%.

Pada tahun 2013 dan 2014 Beta Saham tertinggi sebesar pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk (SMGR) hal ini karena terjadinya penurunan harga saham ditahun 2013 dibanding tahun 2012 serta meningkatnya proporsi hutang perusahaan disetiap tahunnya sedangkan beta saham terendah dicapai PT.

0 2 4 6 8 1 0 1 2 1 4 1 6 -10000 0 10000 20000 3 00 00 40000 50000 Series: Residuals Sample 1 56 O bservations 56 Mean - 1.56e-12 Median - 3325.820 Maximum 48832.72 Minimum - 14934.84 Std. Dev. 11904.91 Skewness 1.784327 Kurtos is 7.052441 Jar que-Bera 68.03431 Probability 0.000000

Charoen Phokpand, Tbk (CPIN) pada tahun 2013-2014 hal ini karena harga saham perusahaan relatif stabil pada periode 2012-2014 sehingga perubahan harga saham perusahaan lebih rendah dibanding perubahan harga pasar.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah terpenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi normalitas data, heteroskedastisitas, multikolonearitas, dan autokorelasi agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Menurut Ghozali (2005: 123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non- multikolinearitas, non-autokorelasi dan non-heteroskedasitas.

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda 1. Uji Normalitas

Pada pengujian awal asumsi klasik normalitas data, ditemukan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, agar asumsi klasik dapat dipenuhi, maka dilakukan transformasi data ke bentuk Log. Uji normalitas data dengan pendekatan grafik Jarque bera dan QQ Plot sebelum transformasi data dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 berikut:

-30,000 -20,000 -10,000 0 10,000 20,000 30,000 -20,000 0 10,000 30,000 50,000 Quantiles of RE SID Q ua nt ile s of N or m al Gambar 4.1

Histogram Jarque-Bera Regresi Linear Berganda Sebelum Transformasi

Selanjutnya uji normalitas dengan pendekatan grafik QQ Plot dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Gambar 4.2

QQ Plot Regresi Linear Berganda Sebelum Transformasi

Uji normalitas dengan dua pendekatan tersebut terdeteksi bahwa data tidak terdistribusi normal sehingga data ditransformasikan kebentuk Log. Uji Asumsi Klasik setelah transformasi data disajikan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Histogram Jarque-Bera

Uji normalias dengan pendekatan Histogram Jarque-Bera dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Series: Residuals Sample 1 56 Observations 56 Mean 1.19e-15 Median -0.059449 Maximum 2.004290 Minimum -1.771753 Std. Dev. 0.932641 Skewness 0.005574 Kurtosis 2.227300 Jarque-Bera 1.393442 Probability 0.498216 Sumber: Hasil Penelitian (2016)

-3 -2 -1 0 1 2 3 -2 -1 0 1 2 3 Quantiles of RES ID Q ua nt ile s of N or m al Gambar 4.3

Histogram Jarque-Bera Regresi Linear Berganda

Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa nilai Jarque-Bera sebesar 1,393442 < nilai kritis chi-kuadrat (5,991465), sedangkan dari tingkat signifikansi terlihat bahwa nilai probability sebesar 0,498216>0,05. Dengan demikian sesuai kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa data terlah berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Grafik QQ-Plot

Uji normalitas dengan pendekatan Grafik QQ-Plot dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Gambar 4.4

QQ Plot Regresi Linear Berganda

Berdasarkan Gambar 4.4 QQ Plot terlihat bahwa titik-titik penyebaran data berada disekitar sumbu diagonal dari grafik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah berdistribusi secara normal.

Dokumen terkait