• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.3. Kondisi Permukiman Kawasan Kumuh

4.1.3.2. Saluran Drainase

Derajat kelancaran air pada saluran drainase dikategorikan ke dalam kondisi lancar, tidak lancar, tergenang, dan tidak ada saluran. Semakin banyak saluran yang tidak lancar, tergenang, maupun tidak ada saluran drainase mencerminkan suatu lingkungan fisik permukiman yang buruk. Secara umum sistem aliran drainase kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi mengalir secara gravitasi dan bermuara di saluran primer yaitu Sungai yang merupakan pembuangan akhir dari sistem drainase kota.

Pada umumnya saluran drainase tersier yang melayani lingkungan permukiman yang ada di wilayah Kawasan Kumuh Kota Tebing Tinggi terbangun sejajar dengan pola jalan. Sebagian sistem jaringan drainase tersebut sudah terdapat jaringan yang diperkeras, dengan lebar antara 20 – 30 cm, dengan kedalaman yang bervariasi dan tidak lebih dari 50 cm. Sebagian besar saluran drainase merupakan saluran dengan konstruksi terbuka. Kondisi saluran drainase di sebagian besar wilayah kawasan Kumuh Kota Tebing Tinggi dalam kondisi rusak, tersumbat oleh sampah, serta mengalami penyempitan akibat sedimentasi lumpur, tanah, dan sampah yang mengakibatkan saluran tidak dapat berfungsi secara maksimal. Kemudian di beberapa lingkungan lainnya ada yang belum memiliki saluran drainase sehingga jalan lingkungan dan daerah di sekitarnya tergenang air apabila terjadi hujan serta hanya mengandalkan peresapan, selain itu tingkat kesadaran sebagian besar masyarakat masih kurang dalam mengelola saluran yaitu tindakan untuk membersihkan saluran masih sangat minim, membiarkan saluran mengalami sedimentasi, dan membuang sampah di saluran

drainase. Kerusakan saluran drainase terdapat di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi.

Dari kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan drainase di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi meliputi :

a. Kurangnya prasarana dan sarana drainase b. Sering terjadi banjir

c. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara saluran drainase (mengakibatkan saluran kurang berfungsi).

Gambar 4.3. Kondisi Drainase Kawasan Kumuh 4.1.3.3. Sanitasi (Saluran Pembuangan Limbah)

Kondisi sanitasi lingkungan dilihat dari persentase jumlah KK yang tidak menggunakan fasilitas jamban keluarga atau jamban umum yang memenuhi syarat teknis on site sanitation/septic tank dalam suatu wilayah. Rendahnya tingkat

penggunaan septic tank pada suatu lingkungan permukiman mengindikasikan buruknya kondisi sanitasi pada lingkungan tersebut.

Limbah pada lingkungan kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi berupa limbah rumah tangga atau limbah domestik yang meliputi limbah padat atau sampah dan limbah cair (grey water). Limbah rumah tangga khususnya limbah cair sebagian dikelola dengan sistem pembuangan setempat berupa jamban dengan septic tank dan sebagian lainnya dibuang di sungai.

Penanganan limbah di lingkungan permukiman kawasan kumuh Kota Tebing menggunakan sistem pembuangan setempat (on site system) dan dikelola oleh masyarakat atau rumah tangga itu sendiri. Masyarakat juga membangun sarana sanitasi berupa jamban keluarga dengan kondisi yang kurang memadai, sedangkan MCK di lingkungan kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi yang terletak di tepi sungai dengan kondisi yang memadai. Sistem ini terbatas pada pelayanan pembuangan kotoran yang berasal dari jamban rumah tangga yang disalurkan ke saluran drainase jalan dan sungai. Selain itu pembuangan limbah juga melalui drainase lingkungan.

Permasalahan limbah khususnya limbah rumah tangga antara lain masih banyak masyarakat yang belum menggunakan jamban keluarga dan memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan limbah keluarga. Jamban yang ada belum menggunakan peresapan dan berpotensi mencemari lingkungan setempat.

Gambar 4.4. Kondisi Sanitasi Kawasan Kumuh

Dari kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan sanitasi/limbah di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi meliputi :

a. Kurangnya prasarana dan sarana pembuangan limbah rumah tangga

b. Kurangnya lahan untuk pengembangan limbah rumah tangga (padatnya bangunan)

c. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang limbah rumah tangga. 4.1.3.4. Persampahan

Sistem pengelolaan persampahan di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi menggunakan sistem pembuangan setempat (on site system) yaitu sampah dikelola dengan cara ditimbun, dibakar, ditumpuk di lahan terbuka sekitar permukiman, maupun dibuang di sungai. Kesadaran sebagian masyarakat di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi mengenai kebersihan terutama dalam hal mengelola sampah masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari timbulan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga yang menumpuk di berbagai tempat di sekitar lingkungan

permukiman dan lahan terbuka banyak yang dimanfaatkan sebagai tempat penumpukan sampah. Sistem pengelolaan persampahan oleh masyarakat di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi antara lain dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Kondisi pada Gambar 4.5 dapat disimpulkan bahwa permasalahan persampahan di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi meliputi :

a. Kurangnya prasarana dan sarana persampahan

b. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah.

Gambar 4.5: Pengelolaan Persampahan oleh Masyarakat

4.1.3.5. Jalan

Jalan berfungsi sebagai prasarana penghubung antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya, baik di dalam maupun di luar kawasan tersebut, selain itu jalan juga berfungsi untuk memperlancar arus perekonomian antar wilayah sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah. Kondisi jalan di suatu

wilayah tercermin dari segi kualitas permukaannya yang dikategorikan ke dalam kondisi baik, sedang, rusak ringan, dan rusak berat.

Jaringan jalan yang terdapat di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi yaitu jalan utama yang melintas di kawasan tersebut dan mengintegrasikan kawasan dengan sistem kota. Konstruksi jalan berupa aspal (hotmix) dengan lebar 5 hingga 6 m yang menghubungkan dengan wilayah sekitarnya. Kondisi ruas jalan tersebut dalam kondisi baik. Kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi merupakan lingkungan padat dimana jalan yang terdapat di lingkungan permukiman adalah jalan dengan konstruksi rabat beton dan masih terdapat jalan lingkungan dengan konstruksi berupa tanah dengan kondisi rusak dan sering tergenang air. Akses di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi tergolong lancar terhadap sistem kota dan sistem kawasan. Untuk jalan lingkungan yang ada di kawasan kumuh secara umum dalam kondisi rusak.

Gambar 4.6. Kondisi Jalan di Kawasan Kumuh

Dari kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan jalan akses di kawasan kumuh Kota Tebing Tinggi meliputi :

a. Kurangnya kualitas jalan lingkungan (banyak jalan dalam kondisi tidak ada perkerasan permukaan jalan/jalan tanah)

b. Jalan inspeksi di sungai belum dimanfaatkan

c. Kesadaran masyarakat dalam memelihara jalan kurang (jalan rusak karena saluran drainase kanan kiri jalan rusak sehingga tidak berfungsi).

Dokumen terkait