• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sampah Plastik di Laut

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 36-41)

2.8 Sampah Laut

2.8.1 Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik memiliki materi senyawa polimer hidrokarbon rantai panjang yang terdiri dari banyak monomer yang terikat dengan satu sama lain sehingga mikroorganisme tidak dapat mengurainya (Trisunaryanti, 2018). Sampah plastik saat ini adalah bagian terbesar dari sampah yang ada di laut. Contoh sampah plastik yang sering ditemukan di laut adalah jaring penangkap ikan, pelampung, tali, kantong plastik, botol plastik, kemasan plastik, bungkus tampon, dan benda-benda untuk merokok (World Bank Group, 2018).

Van Sebille et al. (2016) mengungkapkan bahwa polusi plastik dapat ditemukan di seluruh lautan, namun menyebabkan kerusakan paling parah di daerah dekat garis pantai dan selama perjalanannya menuju perairan terbuka (p. 1).

Umumnya, dampak polusi plastik terhadap lingkungan yang paling tinggi berada di wilayah ekosistem yang kompleks dengan keanekaragaman spesies yang sangat berlimpah. Wilayah tersebut biasanya terletak di dekat garis pantai, lintang tinggi dan sepanjang garis khatulistiwa. Zona akumulasi di tengah laut memiliki keanekaragaman dan jumlah spesies yang sedikit, maka plastik akan menimbulkan kerusakan yang lebih sedikit di area tersebut secara keseluruhan (p. 6).

Salah satu alasan keberadaan sampah plastik di laut dikarenakan oleh kebocoran sampah dari daratan. Sebanyak sekitar 80% sampah plastik di laut berasal dari sampah daratan, sedangkan 20% berasal dari aktivitas di lautan.

41

Perancangan Board Game untuk Edukasi Anak tentang Menjaga Kelestarian Biota Laut dari Sampah Plastik, Mazella, Universitas Multimedia Nusantara

Mckinsey & Company (2015) menjelaskan bahwa 25% kebocoran sampah berasal dari sistem pengelolaan sampah di perkotaan dan 75% dari sampah yang tidak terpungut. Studi tersebut juga menjelaskan bahwa plastik yang dapat di daur ulang hanya sebanyak 20% sehingga diperlukan upaya lain selain melakukan pendauran ulang untuk mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut (p.7).

Menurut Van Sebille et al. (p. 3-4) berikut adalah sumber sampah plastik utama dari daratan:

1) Pembuangan sampah ilegal dan pengelolaan sampah yang tidak memadai Dengan tidak adanya tempat pembuangan sampah yang efektif, sampah plastik dari tempat pembuangan terbuka dapat tertiup angin dan masuk ke dalam aliran sungai atau langsung ke lautan. Selain itu, pembocoran sampah plastik juga dapat terjadi saat sampah-sampah tersebut sedang dikumpulkan atau diangkut ke tempat pembuangan akhir jika prosedur pengelolaannya tidak memadai. Pada negara tanpa layanan pembuangan limbah resmi, sungai umunya digunakan untuk membuang limbah.

2) Aktivitas industri

Pembuangan produk yang tidak memadai atau sisa produksi dan pengiriman dapat menyebabkan limbah plastik terbuang ke sungai atau laut.

3) Air limbah yang tidak tersaring dengan baik

Instalasi pengolahan air limbah tidak dapat menyaring mikroplastik seperti butiran mikro dari kosmetik atau serat dari pakaian sehingga membuatnya menjadi salah satu sumber utama polusi mikroplastik.

4) Sampah pesisir

Pada umumnya, pengunjung yang berada di pantai dapat meninggalkan atau dengan sengaja membuang sampah di area pantai.

Contoh sampahnya adalah puntung rokok, kemasan makanan dan minuman serta mainan pantai yang terbuat dari plastik.

42

Perancangan Board Game untuk Edukasi Anak tentang Menjaga Kelestarian Biota Laut dari Sampah Plastik, Mazella, Universitas Multimedia Nusantara

5) Limbah dari air badai

Saat terjadi badai, air limpasan dapat mengambil sampah kota, sampah dari tempat pembuangan sampah, sampah di jalan atau bahkan sampah di tempat pembuangan akhir dan membawanya ke dalam aliran sungai atau langsung ke lautan melalui jaringan drainase.

6) Combined Sewer Overflows (CSOs)

Pada saat terjadi hujan deras dan ketika sistem saluran pembuangan gabungan yang membawa air limbah dan air hujan sudah melebihi kapasitas, air di saluran pembuangan campuran dan air hujan dapat masuk ke sungai atau laut secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu.

7) Bencana alam

Peristiwa ekstrem dapat mengakibatkan hamper seluruh jenis limbah terlepas ke lautan. Meskipun bencana alam jarang terjadi, hal tersebut dapat menyebabkan dampak besar bagi lingkungan. Contohnya, Tsunami yang terjadi di Tokyo pada tahun 2011, memproduksi limbah yang setara dengan jumlah limbah yang diproduksi selama 3,200 tahun.

Limbah plastik dapat diklasifikasi berdasarkan ukurannya menjadi megaplastik, macroplastik, mesoplastik, microplastik dan nanoplastik.

Membedakan sampah plastik berdasarkan ukurannya merupakan hal penting karena ukuran partikel plastik menentukan dampaknya. Megaplastik, macroplastik dan mesoplastik memiliki ukuran di atas 5 mm sehingga dapat diidentifikasi secara langsung. Contohnya adalah kemasan, wadah, kantong plastik sekali pakai, puntung rokok serta barang-barang medis dan kebersihan pribadi. Sampah megaplastik dan macroplastik dalam jumlah besar berasal dari aktivitas laut yang mencakup berbagai peralatan untuk menangkap ikan, umumnya ditemukan di lokasi penangkapan ikan intensif. Hal yang akan terjadi pada plastik yang mengapung di laut memiliki kaitan secara langsung dengan ukuran, karakteristik daya apung setiap barang serta pola angin dan ombak (p. 4).

43

Perancangan Board Game untuk Edukasi Anak tentang Menjaga Kelestarian Biota Laut dari Sampah Plastik, Mazella, Universitas Multimedia Nusantara

Plastik dapat terurai menjadi ukuran mikroskopik, yaitu di bawah 5 mm, oleh cahaya UV, oksidasi termal dan proses mekanis seperti angin dan ombak laut.

Plastik dengan ukuran tersebut disebut mikroplastik. Karena ukurannya yang kecil, kemungkinan untuk dikonsumsi oleh biota laut lebih tinggi (Cordova & Wahyudi, 2016). Menurut Van Sebille et al. (p. 4) mikroplastik terbagi menjadi dua berdasarkan sumbernya yaitu primary dan secondary microplastic. Secondary microplastic adalah mikroplastik yang merupakan hasil uraian plastik ukuran yang lebih besar, sedangkan primary microplastic adalah mikroplastik yang bersumber dari limbah industri, formulasi kosmetik dan pelet resin yang digunakan untuk pembuatan plastic untuk konsumen.

Nanoplastik adalah partikel yang berukuran 100 nm yang berpotensi paling berbahaya. Namun, peneliti belum memiliki metode yang tepat untuk mendeteksi keberadaan nanoplastik di sistem perairan. Nanoplastik diperkirakan bersumber dari pelepasan produk yang menggunakan nanoplastik serta dari hasil uraian sampah plastik yang lebih besar. Tingginya luas permukaan nanoplastik dapat meningkatkan penyerapan senyawa yang beracun yang berpotensi menyebabkan toksisitas terhadap kehidupan laut saat nanoplastik menembus sel membran.

Gambar 2.35. Sampah Plastik di Laut

(https://gcaptain.com/plastic-waste-in-the-worlds-oceans-could-double-by-2030-iea-warns/)

44

Perancangan Board Game untuk Edukasi Anak tentang Menjaga Kelestarian Biota Laut dari Sampah Plastik, Mazella, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.36. Limbah Laut

(https://sustonmagazine.com/2019/11/05/the-ocean-cleanup-plastic-mining/, 2019)

Gambar 2.37. Proses Perpindahan Sampah Plastik Di Laut (The ocean plastic pollution challenge: towards solutions in the UK, 2016 )

2.8.1.1 Jenis Sampah Plastik

Gambar 2.38. Tipe Plastik

(Sumber: https://ocean-mimic.com/recycling-plastic/, n.d.)

45

Perancangan Board Game untuk Edukasi Anak tentang Menjaga Kelestarian Biota Laut dari Sampah Plastik, Mazella, Universitas Multimedia Nusantara

Jenis plastik dikategorikan berdasarkan Plastic Identification Codes (PIC) yang mengelompokkan jenis plastik berdasarkan kemampuannya untuk dapat didaur ulang. Plastik dikategorikan menjadi tujuh jenis yaitu PETE, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS dan others (Ocean Mimic, 2020).

2.8.2 Dampak Sampah Plastik Bagi Biota Laut

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 36-41)

Dokumen terkait