Nis Nama Siswa Thn
Pelajaran Kelas Januari Februari Maret April Mei
Juni Donasi Ta'jil
Fadhillah 69 Elghina Nafsi
Amalia Sholeha 2020/2021
9 LUNAS LUNAS LUNAS LUNAS
70 Farah Tsania
Ariqoh 2020/2021
9 LUNAS LUNAS LUNAS 950.000
71 Fatimah Nur
Azizah 2020/2021
9 LUNAS LUNAS LUNAS LUNAS LUNAS LUNAS
72 farah fadiya 2020/2021 9 LUNAS LUNAS LUNAS LUNAS
73 Fildza Jasmine 2020/2021 9 LUNAS+ LUNAS+ LUNAS+ LUNAS+
74
Haniyah Raudhatul Jannah
2020/2021 9
LUNAS LUNAS LUNAS+ LUNAS+ LUNAS+
75 Laili Artykaiya 2020/2021 9 LUNAS LUNAS LUNAS LUNAS LUNAS LUNAS 76 Lu Habibah
Tulhaq 2020/2021
9
50.000
Sedangkan kebutuhan sarana di SMAS-IT Muslimah Sejati menurut Ustadzah Hamidah, S.Pd.I, MM “terdiri dari dua bagian meski menerapkan proses belajar-mengajar tatap muka, namun pada kenyataannya harus mengikuti arahan protokol kesehatan. Pertama adalah kebutuhan sarana proses belajar mengajar seperti biasanya, dan kedua adalah kebutuhan sarana dalam mengikuti arahan protokol kesehatan seperi zad disinfektan, masker, dan face shield”.
Menurut Ustadzah Rowinda Kurniawati, S.Pd kebutuhan lembaga dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tidak bertentangan dengan kebijakan pusat adalah melihat titik temu apakah lingkungan sekolah termasuk bagian dari episentrum penyebaran covid-19 apa tidak. Selanjutnya memfasilitasi berbagai ketentuan arahan protokol kesehatan, berhubung pihak SMAS-IT melakukan pembelajaran luring (tatap muka), fasilitas tersebut antara lain adalah zad disinfektan, face shield, hand santizer, dan jarak antar bangku satu dengan yang lainnya. Adapun media belajar seperti media sehari-hari, seperti papan, laptop, proyektor, lid, bahan ajar, dan lain-lain.
Temuan dalam hasil observasi menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan sarana yang dibutuhkan oleh pihak SMAS-IT Muslimah Sejati agar proses belajar-mengajar tetap disetujui oleh pusat adalah menyediakan tempat cuci tangan, tamu dilarang masuk ke tempat-tempat tertentu, banner sebagai imabuan baik bagi yang di dalam lembaga atau luar lembaga, dan face shield.
Temuan di atas terdapat kebutuhan yang diprioritaskan oleh pihak lembaga SMAS-IT Muslimah Sejati, berhubung kebutuhan sarana belajar mengajar sudah terpenuhi, karena sistem pembelajaran menganut kebijakan sebelumnya, yaitu luring (tatap muka). Adapun yang diprioritaskan adalah sarana pencegahan penularan covid-19 sperti yang telah disebutkan di atas.
Beberapa penjelasan di atas menunjukkan tingkat efektivitas dan efisien dari dua lembaga, baik SMPIT maupun SMAS-IT Muslimah Sejati mempunyai sedikit perbedaan. Adapun efektivitas SMPIT bisa dilihat dari pencapaia siswa dan lembaga dalam menciptakan generasi yang paham ilmu agam dan umum.. Secara efisiensi bisa dilihat dari ketersediaan kebutuhan sarana baik yang berkaitan dengan sistem pembelajaran ataupun kebutuhan protokol kesehatan demi mencegah penularan covid-19, meski ada sebagian sarana yang tidak tersedia, karena tak
teranggarkan. Artinya secara efisiensi bisa dikatan cukup, karena pemaksimalan pemanfaat meida yang sudah ada, dan bisa dikatakan masih kurang, karena keterbatasan sarana dan pembiayaan.
Adapun nilai efektivitas dan efisiensi SMAS-IT Muslimah Sejati bisa dikatan telah tercapai secara keseluruhan, meski secara efisiensi masih kurang masksimal. Secara efektivitas dilihat dari pencapaian siswa mulai dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sosial. Selain pencapaian siswa adalah pencapaian lembaga di mana keberhasilan tersebut tergambar berdasrkan manajemen waktu, alokasi, dan pelaksanaan program. Secara efisiensi adalah tersedianya seluruh saran yang dibutuhkan siswa maupun lembaga dan dimanfaatkan secara maksimal, namun meski demikian terdapat kekurangan dalam segi pembiayaan pihak SMAS-IT, karena terjadi kasus tunggakan dan cicilan, yang sebelumnya setiap wali siswa membayar uang bulanan Rp.1.200.000 penuh, harus dicicil dengan cicilan Rp. 200.000 dan ada pula yang menunggak hingga 4 bulan sebagaimana tercantum dalam tabel 4.25.
Konsep efektivitas dan efisiensi di atas sejalan dengan ungkapan Ari Asri (2018:113) bahwa efektivitas adalah pencapaian keberhasilan sesuai dengan tujuan. Sedangkan efisiensi sebagaimana ungkapan Mahmudi yang dikutip Abdul Halim dalam (Ari Ashari, 2018:113), bahwa efisiensi merupakan sebuah ukuran untuk melihat seberapa baik organisasi memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan sebuah output.
BAB V PENUTUP A. Simpulan
Simpulan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian, dalam penelitian ini terdapat temua-temuan cukup menarik. Temuan tersebut ada yang berbentuk positif dan negatif, baik dari segi perumusan, pelaksanaan, hingga pada pengevaluasian yang nantinya mengkerucut pada bagian efektivitas dan efisiensi. Adapun temuan-temuan yang terdapat dalam lembaga SMPIT dan SMAS-IT Muslimah Sejati berdasarkan narasi dan literasi sebagai berikut.
Secara formulasi pihak SMPIT mempunyai kelemahan dalam menyediakan alternatif kebijakan, karena semua kebijakan ditentukan berdasar himbauan dari ketentuan pusat artinya tidak relevan dengan teori reformulasi kebijakan, karena bisa jadi ketika kebijakan ini tidak sinkron di tengah perjalanan akan bersifat fatal terhadap eksistensi kelembagaan. Pada intinya lembaga akan tetap menjalankan kebijakan dalam keterpurukan. Sedangkan SMAS-IT mempunyai keterbatasan dalam penghimpunan informasi dan penentuan anggaran, karena mereka beranggapan bahwa sistem pembelajaran yang dijalankan saat ini tidak akan menemukan permasalahan.
Selain dari formulasi juga terletak pada implementasi yang mana dalam praktek ini terjadi disintegritas dan lemahnya motivasi sebagian guru, meski proses belajar-mengajar tetap berjalan, sisi lain juga ada ketergantungan pada aliran listrik yang berakibat pada lancarnya proses pembelajaran. Namun kasus tersebut masih ada upaya penanganan bagaimana penyelesaiannya, seperti bentuk asimilasi dan doktrinasi agar tetap satu tujuan, serta merancang suatu cara agar tidak tergantung pada aliran listrik. SMAS-IT Muslimah Sejati juga mengalami egosentris dari sebagian guru dan melemahnya motivasi dari sebaian murid karena iri pada lembaga di luar lembaga SMAS-IT. Adapun cara penanganannya berbentuk monitoring dan pemberian semangat pada segenap siswa.
Sedangkan dalam proses evaluasi terdapat kesamaan model dan pendekatan meskipun mempunyai perbedaan dalam pengambilan kebijakan, yaitu lebih dominan pada model formatif sumatif evaluation model, karena dengan model ini cara pengontrolannya lebih efektif, sedangkan pendekatannya menggunakan pendekat evaluasi semu di mana sang evaluator tidak harus memriksa secara formal. Adapun tingkat efektivitas pembelajara didukung dengan terlaksananya setiap program dan pemenuhan standar KKM oleh para siswa. Namun secara
efisiensi masih terdapat kekurangan, karena ada sarana yang belum terpenuhi dan minimnya pembiayaan.
B. Saran
Saran adalah sebuah masukan agar suatu lembaga bisa mencapai tujuan dengan baik, adapun saran kami terdiri dari:
1. Formulasikan sebuah kebijakan seserius mungkin utamanya dalam menampung sebuah informasi agar menjadi kebijkan yang akurat dan relevan dengan tuntutan zaman.
2. Buatlah setiap satuan civitas akademika mempunyai nilai intergritas untuk meningkatkan motivasi kerja.
3. Analisis yang menjadi pendukung dan penghambat sekaligus sebagai upaya mengembangkan kebijakan yang sudah dijalankan.
Daftar Pustaka
Achadah, A. (2019). Manajemen berbasis sekolah (MBS): Konsep Dasar dan Implementasinya pada Satuan Pendidikan. Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Ilmiah, 4(2), 77–88.
AKIB, H. (2010). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN: Apa, Mengapa, dan Bagaimana. Psychiatria Hungarica : A Magyar Pszichiátriai Társaság Tudományos Folyóirata, 1(1), 1–11.
Aminah, S., Sipahutar, H., Tomo HS, Josep, Apriani, T., Maemunah, S., Hartopo, A., & Ismail, M. (2021). The Barriers of Policy Implementation of Handling Covid-19 Pandemic in Indonesia. European Journal of Molecular and Clinical Medicine, 8(1), 1222–1241. https://ejmcm.com/article_6798.html
Arwildayanto, Dr. Arifin Suking, W. T. S. (2018). Analisis Kebijakan Pemerintah.
Arwildayanto. (2018). Analisis Kebijakan Pendidikan Kajian Teoritis, Eksploratif, dan aplikatif (1st ed.). Cendikia Press.
Aryani, E., H, A. U., & P, H. D. (2021). EFFECT OF HEAD MANAGEMENT COMPETENCE ON TEACHER PERFORMANCE IN SMA NUSANTARA PLUS. 05(02), 105–114.
Ashari, A. (2019). ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANGGARAN PEMELIHARAAN JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM KAB.
KEP. SELAYAR (Vol. 5, Issue 001). Universitas Bosoa.
Azis, A. (2017). Manajemen Perumusan Kebijakan Pendidikan Di Pondok Pesantren Al-. Jurnal Tadris, 12(2), 180–195.
https://core.ac.uk/download/pdf/229881457.pdf
Budiarti, A., Handhika, J., & Kartikawati, S. (2017). Pengaruh Model Discovery Learning Dengan Pendekatan Scientific Berbasis E-Book Pada Materi Rangkaian Induktor Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jupiter (Jurnal Pendidikan Teknik Elektro), 2(2), 21. https://doi.org/10.25273/jupiter.v2i2.1795
DEWANTARA, Y. J. (2020). Evaluasi Kebijakan Program Pendidikan Inklusif Di SDN Betet 1 Kota Kediri [UIN MALANG]. In UIN MALANG (Issues 1–54).
https://doi.org/10.22219/jkpp.v8i1.12066
Dikson Silitonga. (2018). Valuasi Implementasi Kebijakan Publik (Studi Kasus:
Evaluasi Implementasi Kebijakan Un Sd Di Kota Madya Jakarta Pusat).
Esensi, 21(3), 187–201.
Fatmawati, E. (2019). Kebijakan Pendidikan dalam Perspektf Peran Birokrasi dan Partisipasi Masyarakat. JIEMAN: Journal of Islamic Educational Management, 1(1), 58–76. https://doi.org/10.35719/jieman.v1i1.10
Fauzi, A. N., & Dewi Rostyaningsih. (2018). Analisis Peran Aktor Dalam Formulasi Kebijakan Semarang Smart City. Journal of Public Policy and
Management Review, 7(4), 1–18.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jppmr/article/view/22052/20296 Firdaos, R., & Ahmad, A. (2018). the Implementation of National Examination As
the Direction of National Education Policy. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 135. https://doi.org/10.24042/atjpi.v9i1.2788
Ghofur, A. (2019). EFEKTIVITAS dan EFISIENSI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (StudiPembelajaran Bahasa Arab dengan Menggunakan Buku al-Arabiyah Baina Yadaika di Ma’had Abu Bakar Universitas Muhammadiyah Surakarta). JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 20(1), 113. https://doi.org/10.22373/jid.v20i1.4767
Glass, G. V. (1997). Evaluation and Policy Analysis: A Communicative Framework. Education Policy Analysis Archives, 5(15), 1–33.
https://doi.org/10.14507/epaa.v5n15.1997
Goddey Wilson, Ph.D and Prof. Prof. Alafuro Epelle, P. . (2018). Public Policy Formulation And Implementation In Contemporary Nigeria. 8(6), 155–163.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.13256.21763
Haryanti. (2019). Pemikiran Pendidikan Ki Hajara Dewantara:Studi Tentang Sistem Among Dalam Proses Pendidikan (1st ed.). Uwais Inspirasi Indonesia.
Hayati, Z., & kadri, hanif al. (2019). Efektivitas dan Efesiensi Pembiayaan Pendidikan. https://doi.org/10.31227/osf.io/zp5su
Irawan, S. dan A. (2021). Group Investigation (Konsep Dan Implementasi Pembelajaran (1st ed.). Academia Publication.
Johan, R., & Harlan, J. (2014). Education Nowadays. International Jounal of Educational Science and Research (IJESR), 4(5), 51–56.
Johnes, J., Portela, M., & Thanassoulis, E. (2017). Efficiency in education. Journal of the Operational Research Society, 68(4), 331–338.
https://doi.org/10.1057/s41274-016-0109-z
Judge, S. P. R. dan T. A. (2008). perilaku organisasi:organizational Behavior (12th ed.). Selemba Empat.
Kadir, abdul. (2013). Konsep Pembelajaran Kontekstual Di Sekolah. Dinamika
Ilmu, 13(1), 17–38.
http://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/dinamika_ilmu/article/view/20
Kamars, M. D. (2017). Kebijakan Pendidikan Dan Peningkatan Mutu Pendidikan.
Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman, 4(1), 61.
https://doi.org/10.24014/af.v4i1.3753
Majid, A. (n.d.). analisis kebijakan pendidikan (A. Cahyanti (ed.); 1st ed.). Samudra
biru.
Majid, A. (2018). Analisis Kebijakan Pendidikan (1st ed.). Samudra biru.
Mayne, J., & Rist, R. (2006). Studies are not enough: The necessary transformation of evaluation. The Canadian Journal of Program Evaluation, 21(3), 93.
Misna, A., Misna, A. A., Kebijakan, F., Dana Desa, A., Kandolo, D., Teluk, K., &
Kabupaten, P. (2015). Formulasi Kebijakan Alokasi Dana Desa Di Desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur. 3(2), 521–533.
Mustakim, M. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika. Al Asma :
Journal of Islamic Education, 2(1), 1–12.
https://doi.org/10.24252/asma.v2i1.13646
Natesan, S. D., & Marathe, R. R. (2015). Literature review of public policy implementation. International Journal of Public Policy, 11(4–5), 219–241.
https://doi.org/10.1504/IJPP.2015.070550
Prameswari, S. J., & Budiyanto, C. (2018). The development of the effective learning environment by creating an effective teaching in the classroom. IJIE (Indonesian Journal of Informatics Education), 1(1), 79.
https://doi.org/10.20961/ijie.v1i1.11960
Prasetiya, B. (2019). Mengungkap Analisis Dan Evaluasi Kebijakan Tentang Pendidikan Agama Dan Keagamaan. Conciencia, 19(2), 99–111.
https://doi.org/10.19109/conciencia.v19i2.4395
Rachmandhani, M. S. (2020). MODEL KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH
DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD
MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO. I, 1(1), 45–58.
Rohmawati, A. (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(1), 15–32.
Rokim. (2019). Analisis Kebijakan Versi Dunn & Implementasinya dalam Pendidikan Islam. PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam, 14(2), 60–69.
Sabdaningtiyas, L. (2018). Model Evaluasi Implementasi Kebijakan Standar Pelayanan Minimal Pada Satuan Pendidikan Jenjang SD. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 22(1), 70–82.
Saroj Mallik, A. (2020). National Education Policy 2020 and Its Comparative Analysis with RTE. 7(1), 1–7.
Sholehuddin. (2020). Pendidikan Islam Di Kota Metropolis (1st ed.). PT. Cinta Intan Selaras.
Sholichah, A. S. (2018). Teori-Teori Pendidikan Dalam Al-Qur’an. Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam, 7(01), 23. https://doi.org/10.30868/ei.v7i01.209
Solichin, M. (2015). Implementasi Kebijakan Pendidikan dan Peran Birokrasi.
Jurnal Studi Islam, 6(2), 148–178.
Steinberg, M. P., & Garrett, R. (2016). Classroom Composition and Measured Teacher Performance: What Do Teacher Observation Scores Really Measure?
Educational Evaluation and Policy Analysis, 20(10), 293–317.
https://doi.org/10.3102/0162373715616249
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (2nd ed.). Remaja Rosda Karya.
Suryadi, R. A. (2018). Ilmu Pendidikan Islam (1st ed.). CV Budi Utama.
Syafaruddin. (2008). Efektivitas Kebijakan Pendidikan (1st ed.). Penerbit Rineka Cipta.
Syahrir., M. (2015). Model Formulasi Kebijak Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Zahruddin, Arifin, Z., & Suhandi, A. (2018). ( Studi Kasus Di Smk Karya Bangsa Nusantara Solear. 1, 1–13.
Zhang, W., Wang, Y., Yang, L., & Wang, C. (2020). Suspending Classes Without Stopping Learning: China’s Education Emergency Management Policy in the COVID-19 Outbreak. Journal of Risk and Financial Management, 13(3), 55.
https://doi.org/10.3390/jrfm13030055
Prijambodo, (2014). Monitoring dan Evaluasi (Ist. ed.). PT.Penerbit IPB Press.
Soejipto Widyono, DKK. (2018) Kinerja Pendamping Program Keluarga Harapan Pasca Diklat Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (1st ed.). Penerbit Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI.
Megawaty Dyah Ayu., Muhammad Bakri., Setiawansyah., Evy Damayanti. (2020).
Sistem Monitoring Kegiatan Akademik Siswa Menggunakan Website, Jurnal Teknokompak.98-101.
Atmodjo, Sunarno Sastro. (2021). Pengembangan SDM (Ist.ed).CV. Media Sain Indonesia.
Daftar Lampiran Lampiran 1. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 2. Surat Keterangan Pemberian Izin Penelitian Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian Lampiran 4. Daftar Ceklis Kegiatan Observasi
Lampiran 5. Daftar Ceklis Dokumentasi
Lampiran 6. Daftar Prestasi Peserta Didik SPIT dan SMAS-IT Muslimah Sejati Lampiran 7. Daftar Prestasi Guru SMPIT dan SMAS-IT Muslimah Sejati Lampiran 9. Hasil Observasi
Lampiran 10. Pedoman Wawancara Lampiran 11. Hasil Wawancara
Lampiran 13. Dokumentasi Wawancara Dan Kegiatan Lampiran 14. Surat Tugas Bimbingan Tesis
Lampiran 15. Kartu Seminar Program Magister MPI
Lampiran 16. Lembar Konsultasi Bimbingan Penulisan Tesis
Lampiran Pengajuan Proposal Tesis
Lampiran Permohonan Izin Penelitian
Lampiran Izin Penelitian SMAS-IT
Lampiran Izin Penelitian SMPIT
LAMPIRAN WAWANCARA Ust Mufid Kepala Sekolah Perumusan Kebijakan
1. Kebijakan Apa yang diambil dan melalui tahap apa saja?
SMPIT Muslimah Sejati dalam rangka membentuk efektivitas dan efisiensi pembelajaran mengambil kebijakan Suplemen Kurikulum Kondisi Khusus yang ditetapkan mulai tahun ajaran 2020/2021, mengingat hal itu bisa menstabilkan kondisi lembaga
2. apakah dalam pengambilan kebijakan ini telah membentuk tim-tim khusus baik dalam perumusannya atau pelaksanaannya.
pihak SMPIT Muslimah Sejati tidak membentuk tim khusus dalam mentukan kebijakan, hanya saja pihak SMPIT Muslimah Sejati memberdayakan struktur yang sudah ada, seperti melibatkan guru, wali kelas, TU, bagian kesiswaan, BK, stakeholder dan lain-lain, karena kebijakan yang diambil mengikuti arahan dari pusat
3. bagaimana proses dan cara untuk menampung informasi sebagai landasan kebijakan?
SMPIT Muslimah sejati hanya menggunakan media seadanya, seperti media online dan cetak, karena pihak lembaga tidak begitu menampung banyak informasi terkait kebijakan pendidikan di lingkungan sekolah, selain dari itu kebijakan pendidikan SMPIT Muslimah Sejati mengikuti kebijakan yang ditentukan oleh pusat. Hanya saja dari pihak SMPIT Muslimah Sejati melihat kekuatan internal dan eksternal dalam pengoperasiannya
4. bagaimana cara mengolah informasi agar mendapat kesimpulan yang yang akurat?
Proses pengambilan kebijakan yang dilakukan pihak muslimah sejati, yaitu melakukan kajian internal maupun eksternal untuk memberlakukan kebijakan pusat sekaligus sebagai antisipasi dan upaya mencegah penularan covid-19, namun proses
belajar-mengajar tetap berjalan dengan baik, seperti mempertimbangkan berbagai tempat kegiatan yang akan dilakukan
5. Alternatif apa saja yang dipersiapkan berdasarkan informasi yang didapat demi eksistensi lembaga?
dalam kebijakan ini tidak ada alternative yang dipersiapkan oleh pihak lembaga, namun pihak lembaga berusaha untuk mengembangkan kebijakan ini agar proses pembelajaran tetap berjalan efektif
6. adakah anggaran tambahan terkait kebijakan yang ditetapkan yang berkaitan dengan operasional lembaga saat masa covid-19.
sampai saat ini masih belum membuat sebuah anggaran, berhubug pihak SMPIT masih menggunakan anggaran sebelumnya, karena sarana di lembaga masih mencukupi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa pada awal tahun pelajaran baru kami melakukan pengembangan baik dari segi anggaran maupun yang lainnya demi tercapainya efektivitas pembelajran
Implementasi kebijakan
1. siapa saja yanng menjadi aktor pelaksana kebijakan dalam kebijakan ini?
Aktor pelaksana kebijakan terbentuk mulai dari bagian waka kurikulum, wali kelas, guru, dan staf yang lain.
2. Bagaiaman proses sosialisasi yang disampaikan kepada warga sekolah, agar mereka paham apa yang harus mereka lakukan berkaitan dengan kebijakan yang diambil.
berbentuk rapat setelah kebijkan itu ditetapkan, dan juga melakukan proses asimilasi kepada setiap pihak utamanya bagi guru dalam rangka mengaplikasikan media yang digunakan. Selain dari itu pihak kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan selalu mencoba menyampaikan dengan lugas terkait arti dan tujuan dari kebijakan tersebut melalui rapat terbuka
3. bagaimana cara mengorganisasikan setiap satuan sekolah agar tidak terjadi ketimpangan?
anatra lain adalah dengan cara memberikan wewenang penuh kepada pemegang tanggung jawab yang bertugas dari berbagai devisi baik guru maupun wali kelas 4. Media apa saja yang digunakan saat proses pengimplementasian kebijakan?
berupa sound system, proyektor, computer, paket data dan wifi. Adapun aplikasinya berupa zoom, karena aplikasi zoom merupakan aplikasi yang sangat mudah dipelajari dan diaplikasikan
5. apa yaang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kebijaka?
dalam pengimpelementasian kebijakan adalah kemapuan dan kreativitas guru serta tersedianya sarana dalam melaksanakan pembelajaran daring. Selain itu juga terbentuknya motivasi bagi sebagian defisi utamanya guru, karena guru yang selalu berhadap-hadapan dengan murid
adapun faktor penghambat terdapat sebagian guru dan staf yang kurang mampu mengoperasionalkan teknologi, optimalisasi persediaan sarana seperti aliran listrik, karena saat aliran listrik error akan berdampak terhadap keseluruhan operasional termasuk proses belajar mengajar
6. bagaimana upaya yang dilakukan pihak lembaga untuk mengembangkan faktor pendukung dan mencegah faktor penghambat, agar kebijakan bisa terlaksana dengan baik?
untuk menjaga dan mempertahankan faktor pendukung adalah upaya memberikan motivasi yang lebih dengan cara memberikan poin nilai yang nantinya menjadi bonus tersendiri, memberikan wewenang penuh dalam mengembangkan diri sendiri, memberikan bimbingan teknologi pada pihak yang kurang paham dan pengembangan sistem. Selain dari itu pihak SMPIT juga menyediakan berbagai sarana teknologi agar tidak hanya terpacu pada aliran listrik
Evaluasi Kebijakan
1. bagaimana tahapan proses evaluasi yang ditetapkan oleh pihak lembaga?
mengumpulkan informasi, mengolah informasi, mengambil kesimpulan.
pengumpulan informasi, bisa kami peroleh dari laporan harian, mingguan, dan triwulan yang nantinya akan diselesaika melalui rapat pripurna
2. model dan pendekatan apa saja yang digunakan dalam proses evaluasi kebijakan?
memberikan penilaian mulai dari proses dan hasil. Karena dengan cara ini mengantarkan pemangku kebijakan mengetahui bagaiman kebijakan itu berjalan apakah sesuai harapan apa tidak.
Adapun pendekatan dalam evaluasi kebijakan ini adalah berupa monitoring dan arahan berbagai kegiatan yang ada dan juga memberikan kesempatan untuk membuat laporan yang rapi dan teratur
3. standar apa saja yang digunakan dalam evaluasi kebijakan?
Standar yang ditetapkan pihak SMPIT dilihat dari pencapaian mewisuda siswi sesuai dengan target dan harapan, baik bagi lembaga takhussus maupun lembaga formal. Langkah selanjutnya berbentuk penilaian kelas dan hasil belajar siswi berdasarkan standar KKM
4. Berdasarkan hasil evaluasi apakah terdapat kesenjangan dalam proses kebijakan yang telah berlalu?
Adapun yang menjadi kesenjangann bagi lembaga adalah proses memonitoring dan asimilasi yang memakan waktu cukup banyak karena ada sebagian guru dan staf yang masih kurang paham terkait tugas yang diberikan
Efektivitas dan Efisiensi Kebijakan
1. apa saja yang dicapai oleh pihak lembaga maupunn siswa?
bisa dilihat dari output yang dikeluarkan pihak lembaga utamanya kemampuan siswa dari berbagai pengetahuan dan keterampilan. Pencapaian yang didapat pihak SMPIT Musimah Sejati terdiri dari berbagai cabang yang di antaranya adalah, mayoritas siswa memperoleh niai di atas KKM seperti yang sudah dijelaskan di atas, mampu berbahasa ingris dan arab, dan mampu menghafal al-Quran sebanyak 30 juz dengan tunjangan saran seadanya.
Adapun pencapaian lembaga sesuai dengan agenda besarnya, yaitu mampu melaksanakan proses belajar-mengajar dengan maksimal dan mewisuda para santri pada masa covid-19, tanpa harus menambah atau memangkas anggaran sebelumnya 2. bagaimann tingkat ketepatan anggaran dan ketepatann penyediaan sarana dalam pelaksanaan kebijakan?
selain dari kebutuhan sebelumnya, demi memenuhi kebutuhan guru dan murid adalah, menyediakan audio visual, laptop, wifi, proyektor, dan protokol kesehatan
Selly Gita, S.Pd (Waka Kurikulum) Perumusan Kebijakan
1. Kebijakan Apa yang diambil dan melalui tahap apa saja?
SMPIT di sini dalam menanggulangi permasalahan proses belajar mengajar, agar tidak terjadi penularan covid-19, sedangkan proses belajar-mengajar tetap berjalan, di sini mengambil kebijkan belajar daring (tatap muka).
2. apakah dalam pengambilan kebijakan ini telah membentuk tim-tim khusus baik dalam perumusannya atau pelaksanaannya.
awal-awal tahun 2020 dirinya mengikuti rapat terkait suplemen kurikulum kondisi khusus dalam rangka merancang sistem pembelajaran saat pandemi agar tetap berjalan sesuai dengan harapan
3. bagaimana proses dan cara untuk menampung informasi sebagai landasan kebijakan?
Adapun proses yang paling banyak dalam pengumpulan informasi adalah informasi yang berbentuk verbal, di antaranya adalah tanggapan saya terkait kebijakan yang akan ditentukan berhubung sarana prasarana masih kurang memadai, sedangkan kebijakan tersebut membutuhkan banyak sarana, seperti paket, hp, dan komputer 4. bagaimana cara mengolah informasi agar mendapat kesimpulan yang yang akurat?
pihak SMPIT muslimah sejati melakukan riset ulang terkait keadaan guru, tenaga kependidikan, kesanggupan santri, dan pemenuhan sarana-prasarana. Hal ini dilakukan agar semua komponen yang ada baik murid maupun guru tidak kaget atau mengalami kemunduran transisi dengan kebijakan tersebu
5. Alternatif apa saja yang dipersiapkan berdasarkan informasi yang didapat demi eksistensi lembaga?
5. Alternatif apa saja yang dipersiapkan berdasarkan informasi yang didapat demi eksistensi lembaga?